You are on page 1of 5

Nama : Farid Ma'ruf

NIM : 1172020253

Kelas : VI-A

Mata kuliah : Hadits Tarbawi

Dosen pengampu : Dr. Asep Herdi, M.Ag

: Ahmad Nasrullah, M.Ag

Kemuliaan orang yang mendapatkan hikmah dan


mengajarkannya

Hadits riwayat bukhori no. 73

ُ‫غ ْي ِر َما َح َّدثَنَاه‬


َ ‫علَى‬ َ ‫س َما ِعي ُل ْبنُ أ َ ِبى َخا ِل ٍد‬ ْ ‫س ْفيَا ُن قَا َل َح َّدثَنِى ِإ‬
ُ ‫ِى قَا َل َح َّدث َ َنا‬ ُّ ‫َح َّدثَنَا ا ْل ُح َم ْيد‬
‫سعُو ٍد قَا َل قَا َل النَّ ِب ُّى – صلى‬ْ ‫َّللاِ ْب َن َم‬
َّ ‫ع ْب َد‬
َ ُ‫س ِمعْت‬ َ ‫س ْب َن أ َ ِبى َح ِاز ٍم قَا َل‬َ ‫س ِمعْتُ قَ ْي‬ َ ‫ى قَا َل‬ ُّ ‫الز ْه ِر‬
ُّ
،‫ق‬ ِ ‫علَى َه َل َكتِ ِه فِى ا ْل َح‬َ ‫ط‬ َ ‫س ِل‬ُ َ‫َّللاُ َماالً ف‬
َّ ُ‫س َد إِالَّ فِى اثْنَت َ ْي ِن َر ُج ٌل آتَاه‬َ ‫هللا عليه وسلم – « الَ َح‬
‫ فَه َْو يَ ْق ِضى ِب َها َويُعَ ِل ُم َها‬، َ‫َّللاُ ا ْل ِح ْك َمة‬
َّ ُ‫» َو َر ُج ٌل آتَاه‬
Terjemah hadits

“Haddatsanaa Al Humaidiy ia berkata, haddatsanaa Sufyan ia berkata, haddatsanaa Ismail bin


Abi Kholid, Az-Zuhri telah menghadistkan kepada kami dengan selain lafadz ini, ia berkata,
aku mendengar Qois bin Abi Haazim berkata, aku mendengar Abdullah bin Mas’ud berkata,
Nabi bersabda : “Tidak boleh hasad kecuali kepada 2 orang yakni, orang yang Allah berikan
kepadanya harta lalu ia habiskan dijalan kebenaran dan seorang yang Allah berikan hikmah,
lalu ia konsisten dengan hikmah tadi dan mengajarkannya (kepada manusia)”.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1933

Penjelasan biografi perowi hadits :

1, 2, 4, 5 & 6 Al-Humaidy, Sufyan, Az-Zuhri, Qois bin Abi Hazim dan Abu Huroiroh telah
berlalu keterangannya.
3. Nama : Abul Abdillah Ismail bin Abi Kholid

Kelahiran : wafat 164 H

Negeri tinggal : Kufah

Komentar ulama : Ditsiqohkan oleh Imam Sufyan Ats-Tsauri, Imam Ahmad, Imam Ibnu
Ma’in, Imam Abu Hatim, Imam Al’ijli dan Imam Ibnu Hibban.

Hubungan antar : Az-Zuhri adalah salah seorang gurunya, sebagaimana ditulis oleh Imam Al
Mizzi.

(Catatan : Semua biografi rowi dirujuk dari kitab tahdzibul kamal Al Mizzi dan Tahdzibut
Tahdzib Ibnu Hajar)

Kedudukan sanad :

Hadits ini diriwayatkan dengan berbagai lafadz yang saling menjelaskan satu sama lainnya,
misalnya Imam Bukhori dalam Shahihnya no. 5026 :

ٌ ‫س ِم َعهُ َج‬
‫ار‬ َ َ‫آن فَ ُه َو َيتْلُوهُ آنَا َء اللَّ ْي ِل َوآنَا َء النَّ َه ِار ف‬
َ ‫َّللاُ ا ْلقُ ْر‬ َ ‫س َد ِإالَّ فِى اثْنَت َ ْي ِن َر ُج ٌل‬
َّ ُ‫علَّ َمه‬ َ ‫الَ َح‬
ُ‫َّللاُ َماالً فَه َْو يُ ْه ِل ُكه‬
َّ ُ‫ َو َر ُج ٌل آتَاه‬، ‫لَهُ فَقَا َل لَ ْيتَنِى أُوتِيتُ ِمثْ َل َما أُوتِ َى فُالَ ٌن فَعَ ِم ْلتُ ِمثْ َل َما يَ ْع َم ُل‬
‫ق فَقَا َل َر ُج ٌل لَ ْيت َ ِنى أُوتِيتُ ِمثْ َل َما أُوتِ َى فُالَ ٌن فَعَ ِم ْلتُ ِمثْ َل َما يَ ْع َم ُل‬ ِ ‫فِى ا ْل َح‬
“Tidak ada hasad kecuali kepada 2 orang yaitu seorang yang Allah ajarkan Al-Qur’an lalu ia
membacanya siang dan malam, lalu tetangganya mendengarnya dan berkata, seandainya aku
diberikan seperti yang diberikan kepada orang tersebut, pasti aku akan berbuat seperti yang ia
lakukan. Dan seorang yang Allah berikan kepadanya harta lalu ia menghabiskannya dijalan
kebenaran, lalu seseorang berkata, seandainya aku diberikan harta seperti yang diberikan
kepada orang itu, pasti aku akan berbuat seperti yang ia lakukan”.

Imam Muslim dalam Shahihnya no. 1931 dengan lafadz :

ُ‫اب فَقَا َم ِب ِه آنَا َء اللَّ ْي ِل َوآنَا َء النَّ َه ِار َو َر ُج ٌل آتَاه‬


َ َ‫َّللاُ َهذَا ا ْل ِكت‬
َّ ُ‫علَى اثْنَتَ ْي ِن َر ُج ٌل آتَاه‬ َ َّ‫س َد ِإال‬
َ ‫الَ َح‬
‫صدَّقَ ِب ِه آنَا َء اللَّ ْي ِل َوآ َنا َء النَّ َه ِار‬َ َ ‫َّللاُ َماالً فَت‬
َّ
“Tidak ada hasad kecuali kepada 2 orang yaitu seorang yang Allah berikan Al-Kitab ini lalu
ia mengamalkannya siang dan malam dan seorang yang Allah berikan harta lalu ia
bersedekah siang dan malam”.

Syarah hadits

1. Hasad pada asalnya tercela, namun jika hasad untuk memotivasi diri agar bisa meniru
kebaikan orang lain yang diistilahkan dengan Ghibthoh maka ini adalah terpuji. Nabi pernah
bersabda :

ُّ ‫ط ُه ُم األ َ ْن ِبيَا ُء َوال‬


‫ش َهدَا ُء يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة‬ ُ َ‫سا َما ُه ْم ِبأ َ ْن ِبيَا َء َوال‬
ُ ‫ش َهدَا َء َي ْغ ِب‬ ً ‫َّللا ألُنَا‬
ِ َّ ‫إِ َّن ِم ْن ِعبَا ِد‬
‫َّللاِ ت َ َعالَى‬
َّ ‫ِب َمكَانِ ِه ْم ِم َن‬
“Sesungguhnya diantara hamba Allah ada beberapa orang yang mereka itu bukan para Nabi
dan juga para Syuhada, namun para Nabi dan para Syuhada meng-ghibthoh-i mereka pada hari
kiamat, karena kedudukannya disisi Allah” (HR. Abu Dawud dishahihkan oleh Imam Al-
Albani).

2. Hadits ini menunjukkan bahwa harta yang dimiliki seseorang tidak berguna nanti pada hari
kiamat kecuali harta yang diinfakan dijalan Allah. Allah berfirman :

َ ‫اب النَّ ِار ُه ْم فِي َها َخا ِلد‬


‫ُون‬ ْ َ ‫ش ْيئ ًا أُولَئِكَ أ‬
ُ ‫ص َح‬ ِ َّ ‫ع ْن ُه ْم أَ ْم َوالُ ُه ْم َو َال أ َ ْو َال ُد ُه ْم ِم َن‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫لَ ْن ت ُ ْغنِ َي‬
“Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari
azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya” (QS. Al
Mujaadilah (58) : 17).

َ َ ‫َّللاِ َوتَثْ ِبيتًا ِم ْن أ َ ْنفُس ِِه ْم َك َمث َ ِل َجنَّ ٍة ِب َر ْب َو ٍة أ‬


‫صا َب َها‬ َّ ‫ضا ِة‬ َ ‫ون أَ ْم َوا َل ُه ُم ا ْبتِغَا َء َم ْر‬ َ ‫َو َمث َ ُل الَّذ‬
َ ُ‫ِين يُ ْن ِفق‬
‫ير‬
ٌ ‫ون َب ِص‬ َ ُ‫َّللاُ ِب َما ت َ ْع َمل‬
َّ ‫ط ٌّل َو‬ َ َ‫َوا ِب ٌل فَآَتَتْ أ ُ ُكلَ َها ِض ْع َف ْي ِن فَ ِإ ْن لَ ْم يُ ِص ْب َها َوا ِب ٌل ف‬

“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan


Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi
yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan
lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu perbuat.” (QS. Al Baqoroh (2) : 265).

3. Hadits ini menunjukkan keutamaan niat yang baik, karena sekalipun seseorang tidak
memiliki ilmu dan harta, namun ia berkeinginan seandainya Allah memberikan karunia ilmu
dan harta kepadanya, niscaya ia akan melakukan kebajikan seperti orang yang diberikan ilmu
dan harta, maka ia akan mendapatkan ganjaran seperti orang yang dighibthohinya. Nabi pernah
bersabda :
،ُ‫ َويَ ِص ُل فِي ِه َر ِح َمه‬، ُ‫ فَ ُه َو يَت َّ ِقي فِي ِه َربَّه‬، ً ‫ع ْب ٍد َر َزقَهُ هللاُ َماالً َو ِعلما‬ َ : ‫ألربَعَ ِة نَفَ ٍر‬ْ ‫إنَّ َما ال ُّد ْنيَا‬
‫ فَ ُه َو‬، ً‫ َولَ ْم يَ ْر ُز ْقهُ َماال‬،ً‫ع ْب ٍد َر َزقهُ هللاُ ِع ْلما‬ َ ‫ َو‬. ‫ض ِل ال َمنَ ِاز ِل‬َ ‫ فَهذا بأف‬، ً ‫َويَ ْعلَ ُم هللِ فِي ِه َحقَّا‬
‫ع ْب ٍد‬َ ‫ َو‬. ‫س َوا ٌء‬ َ ‫ فأجْ ُر ُه َما‬، ‫ فَ ُه َو بنيَّ ِت ِه‬، ‫الن‬ ٍ ُ‫أن ِلي َماالً لَ َع ِملتُ بِعَ َم ِل ف‬ َّ ‫ لَ ْو‬: ‫ يَقُو ُل‬، ‫ق النِيَّ ِة‬ ُ ‫صا ِد‬
َ
َ‫ َوال‬، ُ‫ الَ يَت َّ ِقي فِي ِه َربَّه‬، ‫ير ِع ْل ٍم‬ ِ َ‫ط في َما ِل ِه بغ‬ ُ ‫ فَ ُه َو يَخب‬، ً ‫ َولَ َم يَ ْر ُز ْقهُ ِع ْلما‬، ً‫َر َزقَهُ هللا َماال‬
َ‫ع ْب ٍد لَ ْم َي ْر ُز ْقهُ هللاُ َماالً َوال‬َ ‫ َو‬. ‫ث ال َمنَ ِاز ِل‬ ِ ‫ فَهذَا بأ َ ْخ َب‬، ً ‫ َوالَ َي ْع َل ُم هللِ ِفي ِه َحقا‬، ُ‫َي ِص ُل ِفي ِه َر ِح َمه‬
‫س َوا ٌء‬ َ ‫ فَ ِو ْز ُر ُه َما‬، ‫ فَ ُه َو بنِيَّتِ ِه‬، ‫أن ِلي َماالً لَعَ ِم ْلتُ فِي ِه ب َع َم ِل فُالَ ٍن‬ َّ ‫ لَ ْو‬: ‫ فَ ُه َو يَقُو ُل‬، ً ‫ِع ْلما‬
“Sesungguhnya di dunia Cuma ada 4 orang yaitu : seorang hamba yang diberikan rizki oleh
Allah berupa harta dan ilmu, maka dengannya ia bertakwa kepada Allah, menyampaikan
rahmat-Nya dan mengetahui hak-hak Allah, maka ini adalah kedudukan yang paling tinggi.
Lalu seseorang yang diberikan ilmu namun tidak diberikan rizki oleh Allah berupa harta,
namun ia memiliki niat yang baik, ia berkata : ‘seandainya saya memiliki harta, pasti aku akan
beramal seperti fulan (yang pertama), maka karena niatnya ini ia mendapatkan pahala sama
seperti kelompok yang pertama. Lalu hamba yang diberikan rizki oleh Allah berupa harta,
namun tidak diberikan ilmu, maka ia menghabiskan hartanya tanpa ilmu, tidak bertakwa
kepada Rabb-Nya, tidak membagi rahmat-Nya dan tidak mengetahui hak-hak Allah, maka ini
adalah kedudukan yang sangat jelek. Kemudian seorang yang Allah  tidak memberikan
rizkinya berupa harta dan ilmu, lalu ia berkata : ‘seandainya aku memiliki harta, pasti aku akan
berbuat seperti yang dilakukan oleh fulan (yang ketiga), maka karena niatnya ini ia
mendapatkan dosa yang sama seperti kelompok yang ketiga” (HR. Tirmidzi dan beliau berkata
hadits Hasan Shahih).

Munasabah hadits dengan ayat al-quran

ِ‫سبِي ِل َّللا‬ َ ُ‫س ُه ْم َوأ َ ْم َوالَ ُهم ِبأ َ َّن لَ ُه ُم ال َجنَّةَ يُقَاتِل‬
َ ‫ون فِي‬ َ ُ‫ين أَنف‬
َ ِ‫شت َ َرى ِم َن ا ْل ُم ْؤ ِمن‬
ْ ‫إِ َّن َّللاَ ا‬

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah. (At Taubah: 111)

Tafsir jalalayn

(Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka)
lantaran mereka menginfakkannya di jalan ketaatan kepada-Nya, seperti untuk berjuang di
jalan-Nya (dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah lalu
mereka membunuh atau dibunuh) ayat ini merupakan kalimat baru yang menjadi penafsir
bagi makna yang terkandung di dalam lafal fa yuqtaluuna wa yaqtuluuna, artinya sebagian
dari mereka ada yang gugur dan sebagian yang lain meneruskan pertempurannya (sebagai
janji yang benar) lafal wa`dan dan haqqan keduanya berbentuk mashdar yang dinashabkan
fi`ilnya masing-masing yang tidak disebutkan (di dalam Taurat, Injil dan Alquran?) artinya
tiada seorang pun yang lebih menepati janjinya selain dari Allah. (Maka bergembiralah)
dalam ayat ini terkandung pengertian iltifat/perpindahan pembicaraan dari gaib kepada
mukhathab/dari orang ketiga kepada orang kedua (dengan jual-beli yang telah kalian lakukan
itu dan yang demikian itu) yaitu jual-beli itu (adalah kemenangan yang besar) yang dapat
mengantarkan kepada tujuan yang paling didambakan.

Tafsir qurays sihab

Allah menegaskan janji-Nya kepada orang-orang Mukmin yang mengorbankan jiwa dan
harta mereka di jalan-Nya, dengan cara menukar jiwa dan harta mereka itu dengan surga
sebagai harga dari apa yang mereka korbankan itu. Mereka berjihad di jalan Allah, sehingga
dapat membunuh musuh-musuh Allah atau mati syahid di jalan-Nya. Allah telah menegaskan
kebenaran janji ini dalam Tawrât dan Injil, sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur'ân. Tidak
ada seorang pun yang ketulusan dan ketepatan janjinya melebihi Allah. Maka bergembiralah,
wahai orang-orang Mukmin yang berjihad, dengan janji ini, karena kalian telah
mengorbankan jiwa dan harta kalian yang fana dan menggantinya dengan surga yang kekal
untuk itu. Jual beli seperti ini adalah suatu keuntungan yang besar bagi kalian.

You might also like