PITIRIASIS VERSIKOLOR

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/3
UPT PUSKESMAS .dr. EMY RUYANAH
JEKULO NIP 19680208 200904 2 001

Pitiriasis versikolor adalah penyakit infeksi pada permukaan kulit dan

1. PENGERTIAN
berlangsung kronis yang disebabkan oleh infeksi jamur Malassezia furfur.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan pasien
2. TUJUAN
dengan Pitiriasis versikolor

Keputusan Kepala UPT Puskesmas Jekulo no C/VII/SK/12/15/01

3. KEBIJAKAN
tentang Pelayanan klinis puskesmas

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

4. REFERENSI Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. PROSEDUR Langkah-langkah penanganan Pitiriasis Vesikolor :
1. Petugas mempersilahkan pasien duduk
2. Petugas memberi salan dan memperkenalkan diri kepada pasien
3. Petugas melakukan anamnesis tentang keluhan:
a. Bercak berwarna putih pada kulit
b. Rasa gatal yang muncul terutama saat berkeringat
4. Petugas melakukan anamnesis tentang factor resiko terjadinya
Pitiriasis Vesikolor, yaitu
a. Faktor usia, sering dijumpai pada dewasa muda (kelenjar
sebasea lebih aktifbekerja).
b. Cuaca yang panas dan lembab.
c. Tubuh yang berkeringat.
d. Imunodefisiensi
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan abnomalitas
sebagai berikut:
a. Pada Pitiriasis Vesikolor dapat ditemukan adanya tanda
patognomonis atau tanda khas yaitu lesi berupa makula
hipopigmentasi, berbentuk bulat atau tidak beraturan dengan
batas tegas atau tidak tegas. Skuama biasanya tipis seperti sisik
dan kadangkala hanya dapat tampak dengan menggores kulit
(finger nail sign).
b. Predileksi di bagian atas dada, lengan, leher, perut, kaki,
ketiak, lipat paha, muka dan kepala.

Gambar lesi kulit Pitiriasis Vesikolor

 PITIRIASIS VERSIKOLOR
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :2/3
UPT PUSKESMAS .dr. EMY RUYANAH
JEKULO NIP 19680208 200904 2 001

6. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut :

a. Penyinaran kulit dengan lampu Wood, pada lesi Pitiriasis
Vesikolor akan tampak pendaran (fluoresensi) kuning
keemasan.
b. Pemeriksaan mikroskopis sediaan kerokan skuama lesi
dengan KOH. Pada pemeriksaan ini akan tampak campuran
hifa pendek dan spora-spora bulat yang dapat berkelompok
(spaghetti and meatball appearance).
7. Petugas kemudian melakukan penegakan diagnosis berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang adalah
sebagai berikut
a. Diagnosis Klinis : Pitiriasis Vesikolor
b. Diagnosis Banding : Vitiligo, Dermatitis seboroik, Pitiriasis
alba, Morbus hansen, Eritrasma
c. Komplikasi : Jarang Terjadi
8. Petugas melakukan penatalaksanaan secara komprehensif, meliputi
a. Terapi Non Farmakologi
1) Mengedukasi pasien dan keluarga bahwa pengobatan
harus dilakukan secara menyeluruh, tekun dan
konsisten.
2) Menyarankan pasien untuk tidak menggunakan pakaian
yang lembab dan tidak berbagi penggunaan barang
pribadi dengan orang lain.
b. Terapi Farmakologi
1) Pengobatan topikal
Suspensi selenium sulfida 1,8%, dalam bentuk
shampo yang digunakan 2-3 kali seminggu. Obat ini
digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit
sebelum mandi. Derivat azol topikal, antara lain
mikonazol dan klotrimazol.
2) Pengobatan sistemik
Diberikan apabila penyakit ini terdapat pada
daerah yang luas atau jika penggunaan obat topikal tidak
berhasil. Obat tersebut, yaitu:
 Ketokonazol per oral dengan dosis 1x200 mg sehari
selama 10 hari, atau
 Itrakonazol per oral dengan dosis 1 x 200 mg sehari
selama 5-7 hari (pada kasus kambuhan atau tidak
responsif dengan terapi lainnya).
9. Kriteria merujuk pasien
Sebagian besar kasus tidak memerlukan rujukan
10. Petugas memberi kesempatan kepada pasien untuk menanyakan hal
yang kurang pahami
11. Petugas menutup pembicaraan dan mempersilahkan pasien keluar
 PITIRIASIS VERSIKOLOR
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :3/3
UPT PUSKESMAS .dr. EMY RUYANAH
JEKULO NIP 19680208 200904 2 001

6. UNIT TERKAIT 1. Instalasi rawat jalan

2. Instalasi rawat inap
3. Instalasi farmasi