Professional Documents
Culture Documents
Contoh soal:
jawab: Kasus tersebut termasuk dalam jenis stressor lingkungan, buktinya dapat kita ketahui
dari penyebab terjadinya kelainan pada janin yang dikandung Ny S, penyebabnya
dikarenakan Kekurangan nutrisi pada janin yang ada dikandungan Ny S, maka itu merupakan
faktor dari lingkungan atau stressor lingkungan.
Nama : Ayu Wulan Sari
NPM : 201621028
Sebuah keluarga yang bahagia sedang menantikan kehadiran anak pertama mereka.
Sang ibu telah mengandung 2 bulan. Namun, suatu saat ibu mengalami perdarahan dan
menurut dokter kehamilan tersebut tidak bisa dipertahankan. Oleh karena itu dilakukan aborsi
untuk menyelamatkan jiwa ibunya Pada kasus di atas, perasaan duka cita dari pasangan
tersebut memiliki karakteristik yang kompleks. Misalnya, sang ibu berduka karena calon
bayinya tidak bisa dipertahankan (kehilangan interpersonal), atau hilangnya harapan terhadap
kehamilan yang telah ditunggu-tunggu(kehilangan intrapersonal), atau barangkali merasa
bersalah kepada anggota keluarga lainnya karena tidak sesuai harapan mereka (kehilangan
ekstrapersonal). Ketika kita akan menentukan tingkat pengaruh kehilangan pada diri
seseorang, kita juga harus mengkaji dampak dari perasaa kehilangan tersebut pada kehidupan
mereka sehari-hari, cara mereka mengatasi mengatasi kesedihannya, atau nilai-nilai dan
kepercayaan yang dianut mengenai kehilangan. Secara umum kita akan mengkaji fungsi dari
masing-masing garis pertahanan fleksibel, garis pertahanan normal, garis perlawanan, dan
struktur dasar. Pengkajian harus meliputi banyak aspek, meliputi : aspek fisiologis, spiritual,
psikologis, perkembangan, dan sosial budaya. Untuk membantu pasangan tersebut mencapai
rekonstitusi, dukungan interpersonal dan ekstrapersonal merupakan 3 hal penting yang perlu
dikaji. Siapakah anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan positif?. Apakah sistem
pendukung secara kultural dapat diterima oleh pasangan trsebut?. Setiap orangtua akan
memberikan reaksi yang berbeda, tergantung pada struktur dasar yang dimilikinya. Sebuah
penelitian telah membuktikan adanya perbedaan respon berdasarkan jender terhadap perasaan
kehilangan pada masa perinatal, maka respon terhadap pengalaman duka cita bagi masing-
masing orang tidak akan sama termasuk rentang waktu pemulihannya pun berbeda.
Perbedaan dalam proses duka cita tentu akan memberikan stres tambahan diantara para
orangtua.Selanjutnya, faktor-taktor ekstrapersonal berpotensi memberikan dampak bagi
mereka. Setelah dilakukan pengkajian secara menyeluruh, selanjutnya tahapan perencanaan,
intervensi, dan evaluasi akan menggunakan proses yang sama. Perangkat penilaian akan
mengukur hal-hal yang akan berdampak secara khusus pada aspek-aspek fisiologis,
psikologis rohani, sosial budaya, dan perkembangan. Misalnya aspek sosial budaya akan
mempengaruhi jenis intervensi yang bisa diterima oleh keluarga. Kehilangan pada masa
perinatal merupakan suatu pengalaman yang sangat pribadi bagi banyak orang. Pemahaman
mengenai arti dari pengalaman pribadi akan sangat membantu petugas kesehatan untuk
menentukan intervensi yang spesifik dan terbaik. Intervensi terhadap gangguan fisiologis
yang dapat menghalangi proses rekonstitusi bisa juga diberikan tergantug kondisi klien,
misalnya perubahan pola tidur, nutrisi, dan sebagainya. Selanjutnya, perawat perlu
mempertimbangkan aspek perkembangan seseorang dari perasaan berduka. Intervensi yang
sesuai untuk ibu muda primigravida tentunya akan sangat berbeda dengan ibu yang telah
memiliki anak sebelumnya.
1. Perencanaan Perencanaan yang dapat dilakukan adalah :
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskuler
b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler melalui
pemeriksaan tekanan darah
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi
yang berisiko
e. Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk
memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila menjadi penyebab stressor
f. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan
2. Pelaksanaan Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya :
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler di
komunitas
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat melaksanakan
peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit kardiovaskuler
d. Sebagai advokat komunitas yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
3. Evaluasi dan penilaian
a. Menilai respons verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
b. Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.
Nama : Kadarisna
Setelah lulus SMA Andi pergi ke Jambi untuk kuliah, dan Andi memiliki lingungan yang
baru, setelah 3 bulan Andi tinggal dilikungan tersebut. Andi sangat jarang memperhatikan
kebersihan rumah, dan di bulan ke-4 Andi merasakan sakit dan suhu badan yang meningkat.
Ansi sangat tidak memperhatikan lingkungannya dan ia terganggu kesehatannya. Oleh karena
itu ia harus dirawat di rumah sakit karena kemalasannya membersihkan rumah.
Penyelesaian:
Andi Mengalami Stresor Interpersonal , Informasu yang kurang tentang lingkungan barunya
dan ia pun tidak mencegah dengan tidak pernah membersihkan rumahnya. Pengobatan Andi
pun berlangsung Lumayan lama dari ia harus memeriksakan ke labor sampai harus dirawat
beberapa hari, ia harus lebih bersih dan lebih merawat dirinya dan lingkungannya, dokter pun
merekomendasi bahwa lingkungan Andi harus Rutin dibersihkan sehingga Penyakir Tidak
terulang lagi
Nama : Susilawati
KASUS :
Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita kanker kolon terminal dengan metastase yang
telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi dibawa ke IGD karena jatuh dari
kamar mandi dan menyebabkan robekan di kepala. laki-laki tersebut mengalami nyeri
abdomen dan tulang dan kepala yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan
pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika
istirahat dan nyeri bertambah hebat saat laki-laki itu mengubah posisinya. Walapun klien
tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik. Kondisi klien semakin
melemah dan mengalami sesak yang tersengal-sengal sehingga mutlak membutuhkan
bantuan oksigen dan berdasar diagnosa dokter, klien maksimal hanya dapat bertahan
beberapa hari saja.
Melihat penderitaan pasien yang terlihat kesakitan dan mendengar informasi dari dokter,
keluarga memutuskan untuk mempercepat proses kematian pasien melalui euthanasia pasif
dengan pelepasan alat-alat kedokteran yaitu oksigen dan obat obatan lain dan dengan
keinginan agar dosis analgesik ditambah. Dr spesilalist onkologi yang ditelp pada saat itu
memberikan advist dosis morfin yang rendah dan tidak bersedia menaikan dosis yang ada
karena sudah maksimal dan dapat bertentangan dengan UU yang ada. Apa yang seharusnya
dilakukan oleh anda selaku perawat yang berdinas di IGD saat itu menghadapi desakan
keluarga yang terus dilakukan?.
Kasus di atas merupakan salah satu contoh masalah dilema etik (ethical dilemma).
Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan
atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam
dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang
harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Kerangkan pemecahan
dilema etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan
pemecahan masalah secara ilmiah (Thompson & Thompson, 1985).
Kozier et. al (2004) menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik sebagai berikut :
6. Membuat keputusan
Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi masing-
masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling
menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan lain perlu
dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan perhatian, atau
meditasi) beserta perbaikan terhadap sistem berduka keluarga dan kemudian dievaluasi
efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak
efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien/
keluarganya akan dilaksanakan.
Nama : Silvi Eka Putri
Data Subyektif
1. Biodata/Identifitas
Umur : 15 bulan
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Penghasilan : -
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Rp 3.000.000/bulan
3. Data Obyektif
Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. Tekanan darah : -
4. Nadi : 132 kali/menit
5. Respirasi : 30 kali/menit
6. Suhu : 38,2 ºC
7. BB / TB : 9 kg / 77 cm
8. Status gizi : 2n + 82(1,5) + 8 = 11 kg 9/11 x 100 % = 81,8 % (gizi kurang)
Pemeriksaan Fisik Umum
A. Kepala
1. Tak ada tanda – tanda mikrochepali ataupun makrochepali, lingkar kepala 46
cm, ubun – ubun besar menutup, bentuk kepala normal.
2. Rambut
3. Warna pirang, rambut tidak mudah dicabut, ketebalan rambut cukup, tidak
terdapat kutu.
4. Muka / wajah
5. Tidak ada rhisus sardonicus, simetris, tidak terdapat oedema, wajah tidak
tampak pucat.
B. Mata
C. Hidung
D. Telinga
Simetris kanan dan kiri, pendengaran normal, tak tampak keluar cairan.
E. Mulut
Simetris, tak tampak cyanosis, gigi berjumlah 8 buah, tak ada karies,
lidah bersih, tidak terdapat stomatis, tak ada strismus, bibir tampak
kering dan pecah-pecah
F. Tenggorokan
G. Leher
Tak ada kaku kuduk, tak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak ada
pembesaran vena jugularis, tak ada pembesaran kelenjar getah bening.
H. Dada / Thorax
Lingkar dada 46 cm, bentuk dada normal, tak ada refraksi intercostal,
tidak terdapat ronchi, tak ada wheezing, pernaasan cepat dan iramanya
teratur.
Nama : Desi fitriyani
Nyonya gita, umur 30 tahun yang dirawat diruangan perawatan bedah saraf di salah satu
rumah sakit swasta dengan kelemahan tidak bisa menjaga keseimbangan sehingga bisa
terjatuh tanpa sebab dan tidak bisa berjalan karena Spinocerebellar Degeneration atau bisa
disebut Ataxia. Nyonya gita sudah 2 minggu dirawat didampingi oleh suami dan anaknya
yang masih kecil. Selama dirawat nyonya gita tidak pernah dimandikan karena kelemahan
yang diderita oleh nyonya gita dan adanya kepercayaan di kampung tempat dia tinggal bahwa
orang yang sakit tidak boleh dimandikan.
Analisis Kasus
1). Pengkajian
1. Konservasi Energi
Nyonya gita usia 30 tahun, mengalami kelemahan pada tidak bisa menjaga
Karena kelemahan yang dialami yonya gita sehingga hal inilah yang membuat
nyonya gita tidak mampu melakukan perawatan diri, badan pasien tampak
nyonya gita tidak mau dimandikan karena takut penyakitnya bertambah berat
Diagnosa Keperawatan
1. Terapeutik
2. Bina hubungan saling percaya:
3. Salam terapeutik
4. Memperkenalkan diri perawat
5. Menanyakan nama panggilan yang disukai
6. Menanyakan keadaan pasien saat ini
7. Supportif
8. Memberikan motivasi, semangat, dan support kepada pasien.
9. Intervensi
10. Konservasi energi
11. Membantu pasien dalam pemenuhan nutrisi yang kuat
12. Konservasi Integritas Structural
13. Membantu pasien dalam latihan ROM
14. Membantu pasien dalam personal hygiene
15. Konservasi Integritas Sosial
16. Menjaga privasi pasien
17. Menyapa pasien dengan sopan
18. Meminta izin sebelum melakukan tindakan
19. Melakukan terminasi setelah melakukan tindakan
20. Melindungi kebutuhan akan jarak
21. Konservasi Integritas Sosial
3). Evaluasi
Ada Seorang pasien yang berinisial Ny.S yang sedang mengandung bayinya yang
berusia 5 bulan, Ny.S dan suami datang ke spesialis kandungan untuk memeriksakan keadaan
janin nya. Ny.S mengatakan beberapa hari ini sering merasakan tidak ada pergerakan pada
janin ,biasanya Ny.S merasakan pergerakan si janin dan merasakan detak jantung si janin
,Ny.S juga mengalami pendarahan hebat beberapa hari yang lalu ,tapi pada saat itu Ny.S tidak
langsung memeriksakannya ke speasialis kandungan dan membiarkannya. Dan saat sudah di
periksa Dokter ternyata Janin yang di kandung Ny.S sudah meninggal . Dokter menyarankan
kepada Ny.S untuk melakukan operasi sesar agar menyelamatkan jiwa si ibu.
Nama : Nofelia Cyntia Riski
Npm : 2016-21-025
Ny.Y, berusia 37 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri
pelvic dan pengeluaran cairan pervagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear didapatkan
menderita Ca Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan bilateral
salpingo-oophorectomy.
Riwayat kesehatan masa lalu : jarang melakukan pemeriksaan fisik secara teratur. Ny Y
mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Tinggi badan 5
kaki 4 inci dan BB 89 pound. Biasanya dia memiliki BB 110 pound. Dia seorang perokok dan
menghabiskan kurang lebih 2 pak sehari dan berlangsung selama 16 tahun. Dia sudah
memiliki 2 orang anak. Kehamilan pertama ketika dia berusia 16 tahun dan kehamilan yang
kedua saat berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia menggunakan kontrasepsi oral secara teratur.
Dia menikah dan tinggal dengan suaminya bersama 2 orang anaknya dirumah ibunya, dengan
sanitasi lingkungan yang kurang baik. Suaminya seorang pengangguran. Dia menggambarkan
suaminya seorang yang emosional dan kasar.
Ny Y telah mengikuti pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu
mengosongkan kandung kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post operasi. Hal itu
mengharuskan dia untuk menggunakan kateter intermitten di rumah. Obat yang digunakan
adalah antibiotic, analgetik untuk nyeri dan antiemetic untuk mualnya. Sebagai tambahan, dia
akan mendapatkan terapi radiasi sebagai pengobatan rawat jalan.
Ny Y sangat sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap masa depannya
dan kedua anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah sebuah hukuman akibat masa
lalunya.
Nama : Enis Saerani
Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri pelvic
dan pengeluaran cairan pervagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear didapatkan menderita Ca
Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan bilateral salpingo-
oophorectomy.
Riwayat kesehatan masa lalu : jarang melakukan pemeriksaan fisik secara teratur. Ny D
mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Tinggi badan 5
kaki 4 inci dan BB 89 pound. Biasanya dia memiliki BB 110 pound. Dia seorang perokok dan
menghabiskan kurang lebih 2 pak sehari dan berlangsung selama 16 tahun. Dia sudah
memiliki 2 orang anak. Kehamilan pertama ketika dia berusia 16 tahun dan kehamilan yang
kedua saat berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia menggunakan kontrasepsi oral secara teratur.
Dia menikah dan tinggal dengan suaminya bersama 2 orang anaknya dirumah ibunya, dengan
sanitasi lingkungan yang kurang baik. Suaminya seorang pengangguran. Dia menggambarkan
suaminya seorang yang emosional dan kasar.
Ny D telah mengikuti pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu
mengosongkan kandung kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post operasi. Hal itu
mengharuskan dia untuk menggunakan kateter intermitten di rumah. Obat yang digunakan
adalah antibiotic, analgetik untuk nyeri dan antiemetic untuk mualnya. Sebagai tambahan, dia
akan mendapatkan terapi radiasi sebagai pengobatan rawat jalan.
Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap masa depannya
dan kedua anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah sebuah hukuman akibat masa
lalunya.
Penyelesaian :
Ø Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negatif yang mengatakan bahwa dosa di
masa lalu mempengaruhi keadaan sakitnya dan mendapatkan pertolongan dari hasil
berkonsultasi kepada " dukun" yang memindahkan beberapa kutukan kepadanya.
Ø Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga pasien dan teman-temannya
yang juga berperan untuk kesembuhan pasien.
Ø Perawat merencanakan kordinasi dengan tata kota untuk memperbaiki lingkungan yang
tidak sehat dan selokan yang meluap di halaman tetangga pasien.
Ø Perawat lain (yang merawat Pasien) akan mengidentifikasi dan menetapkan obat-obatan
untuk menentukan apakah sesuai dengan metode yang digunakan pada pasien.
Ø Kepedulian akan aspek social budaya perlu untuk dipertimbangkan, seorang ahli diet akan
dikirim untuk menyusun menu pasien dan mengatasi anemia yang dialami.
Ø Perawat juga akan membantu pasien dalam menghentikan kebiasaan merokok, penyuluhan
tentang pengaruh rokok terhadap, dan anjurkan para perokok untuk merokok di luar ruangan.
NAMA : Fadhil Ammar Adrian
NPM : 2016 21 021
PENYELESAIAN
Dengan diberikan pendidikan, konselor , advokasi, di harapkan pasien menjalani oprasi serta
dapat membuat keputusan yang tepat terhadap m asalah yg di alaminya. Dengan tujuan agar
kanker dapat diangkat dan tiak menyebar ke anggota tubuh lainnya .
CONTOH SOAL 2
Perawat pada unit nifas merawat pasien yg baru saja melahirkan dengan riwayat plasenta
privia mana kah resiko yg muncul terkait plasenta privia yg perlu di perhatikan perawat
ketika ,meninjau rencana keperawatan dan mempersiapkan melakukan pengawasan kepada
klien ?
a. Inpeksi
b. Pendarahan
c. Gagal ginjal aktif
d. Haipertensi kronis
e. kelainan pembuluh darah
Apa sajak tindakan yang dilakukan pihak rumah sakit Ny. P pada contoh kasus di atas?
Jawab :
Dokter menyarankan Ny. P segera menggugurkan kandungannya, karena janin yang
dikandung Ny. P sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
Nama : Erwin Ade Leksmana
Npm : 2016 21 026
Seorang keluarga bahagia sedang menentikan kehadiran anak pertama mereka. Sang ibu
telah mengandung 2 bulan menurut dokter kehamilan tersebut tidak bisa diperhatikan oleh
karena itu ditawarkan untuk melakukan aborsi untuk mneyelamatkan nyawa ibu tersebut
Pada kasus ini perasaan duka cita dari pasangan tersebut memiliki karakteristik yang
kompleks
NAMA : M. NASAI
NPM : 2016 21 30
Tuan ardi berusia 26 tahun . nyonya yeni berusia 20 tahun. Mereka baru menikah sekitar 6
bulan yg lalu , dan kini sedang mengandung 2 bulan . dan ia mengalami mual_mual, dan
muntah dan ia mengatakan ia binggung bagaimana mangasuh karna ia masih belum siap dan
masih terlalu meda untuk menjadi seorang ibu.
PENYELESAIN
Dari hasil pengkajian tuan ardi bahaggia atas kehamilan istrinya. Dan mengganggap apa
yg di alami istrinya itu wajar terjadi pada orang yg sedang hamil . tuan ardi tidak menyuruh
istrinya mengecek kesehatan karna ia mengatakan orang tua nya pun tidak pernah memeriksa
kan diri ke pelayanan kesehatan tetapi semunya berjalan baik.