You are on page 1of 3

SIAGA INDONESIA.

COM – Deretan relief Karmawibangga di kaki Candi Borobudur di tingkat Kamadhatu,


sampai kini masih banyak menyimpan rahasia. Sebagian relief Karmawibhangga di panil-panil yang
dibuka, sekarang bisa dilihat di kaki candi sudut tenggara. Kaki candi berelief tersebut ditemukan J.W.
Ijzerman, ketika dia memimpin para ahli purbakala Negeri Belanda menyelidiki struktur bangunan Candi
Borobudur pada tahun 1885.

Ketika itu kondisi susunan batu bangunan Candi Borobudur rusak tak teratur, banyak batu bangunan
candi, relief dan patung yang berserakan disana sini. Dinding dan lantai candi banyak yang melesak,
doyong ataupun berlubang. Batu-batu candi banyak yang rusak berat dimakan jaman, dihempas hujan
dan runtuh digoyang berbagai gempa bumi dan tertimbun material vulkanis gunung Merapi.

Melihat keadaan kaki candi ini Ijzerman kemudian memerintahkan bawahannya untuk membongkar
batu-batu bangunan bagian kaki candi itu. Ternyata, dibalik bagian kaki candi itu ada sederet relief yang
sebelumnya tertutup. Relief-relief itu berupa pahatan indah yang menggambarkan kisah-kisah yang
berkaitan dengan ajaran agama Budha, Maha Karmawibhangga.

Relief Karmawibhangga yang kini sebagian besar telah ditutup kembali di kaki candi Borobudur, jumlah
panilnya ada 160 buah. Hampir semua panilnya melukiskan Hukum Sebab Akibat. Relief disisi kanan
menggambarkan sebab, dan relief di sisi kirinya menggambarkan akibat. Relief 1 – 117 melukiskan satu
macam perbuatan dengan akibatnya, dan relief 118 – 160 mengisahkan berbagai akibat yang timbul
karena satu macam perbuatan. Disamping itu ada 35 panil yang memuat tulisan pendek di atas gambar
relief. Tulisan itu sebagai petunjuk kepada pemahat dalam membuat relief yang harus digambarkan di
setiap panil.

Sedangkan batu-batu bagian kaki candi yang dibuka itu, kini ditata dan disusun kembali di sebelah
selatan sudut tenggara kaki Candi Borobudur. Sehingga, pengunjung dapat melihat, seberapa banyak
batu-batu bagian kaki candi yang disingkirkan dari posisi aslinya. Â Pembongkaran sebagian kaki candi itu
dimaksudkan agar beberapa panil relief Karmawibhangga dapat dilihat keindahannya oleh pengunjung.

Ceritera-ceritera yang dilukiskan dalam relief Karmawibhangga merupakan gambaran ‘hukum sebab
dan akibat’ bagi umat manusia. Ceritera-ceriteranya yang menggambarkan balasan dari perbuatan
manusia, dimaksudkan sebagai pembelajaran bagi umat Budha, agar selalu ingat akan balasan dari
segala perbuatan dalam hidupnya. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebahagiaan, sebaliknya
perbuatan jahat akan mendapat hukuman yang setimpal. Karma adalah perbuatan, dan wibhangga
berarti gelombang atau alur.
Karmawibangga berarti alur atau gelombang kehidupan manusia, baik pada masa hidup maupun setelah
mati. Baik buruknya nasib manusia ditentukan oleh perbuatan atau karma. Sehingga dalam ajaran agama
Budha kehidupan manusia pada masa kini dan masa yang akan datang ditentukan oleh suatu hukum
perbuatan, Hukum Karma atau Hukum Sebab dan Akibat.

Hukum Karma ini berlaku bagi setiap umat manusia, untuk semua orang, baik itu seorang raja,
bangsawan, pendeta maupun masyarakat kebanyakan. Ajaran ini lebih menekankan bahwa sesuatu
perbuatan, baik atau buruk, pasti akan ada akibatnya, akan ada balasannya.

Relief Karmawibhangga dengan adegan-adegan yang dilukiskan dalam panil-panil itu (yang kini sebagian
besar tertutup), juga merupakan gambaran keadaan kehidupan masyarakat Jawa Kuna pada masa
sekitar abad 9 – 10 M. Gambaran kehidupan masyarakat Jawa Kuna, ketika candi itu dibangun
terefleksi disini. Dari sinilah para ahli sejarah dapat memperoleh berbagai keterangan dari berbagai segi
kehidupan masa lalu di pulau Jawa. Pola kehidupan itu seperti perilaku keagamaan, pelapisan sosial,
mata pencaharian, peralatan rumah tangga yang ada dan digunakan oleh masyarakat Jawa Kuna pada
masa itu, serta flora dan fauna abad itu.

Pahatan relief Karmawibhangga itu juga memuat informasi yang amat berharga yang berkaitan dengan
keyakinan dan ibadah agama Budha. Misalnya, ada 30 panil beradegan pemberian sedekah kepada
pendeta dan fakir miskin. Karena dalam ajaran agama Budha Mahayana, memberi sedekah (dana)
termasuk dalam enam paramita yang merupakan mahamarga menuju perolehan mahabodhi. Ada
pula 34 panil yang berisi adegan berguru atau bertukar pikiran tentang isi Kitab Suci dengan pendeta
Budha (bhiksu) dan pertapa (sramana). Adegan lainnya ada yang menggambarkan upacara pemujaan di
muka candi (caitya).

Gambaran kehidupan masyarakat Jawa Kuna dalam relief relief tersebut juga memberikan informasi
tentang kehiduan masyarakat agraris. Misalnya, dalam bercocok tanam masyarakat telah mengenal
petak-petak sawah dan ladang yang ditanami padi jenis gogo (padi ladang). Yang menarik, tikus
sebagai musuh petani juga digambarkan dalam salah satu relief. Mata pencaharian masyarakat seperti
menangkap ikan, berburu, beternak, dan berjualan buah, juga terpahat indah dalam relief
Karmawibhangga.
Dalam beberapa relief juga menggambarkan kebiasaan hidup sehari-hari masyarakat Jawa Kuna.
Misalnya, ada adegan orang sedang menyalakan api tungku dan memasak dengan kuali, merawat orang
sakit, kebiasaan mengurus jenazah. Di salah satu relief digambarkan pula bagaimana sikap orang duduk
santai dengan kedua kaki di atas tempat duduk. Cara pemakaian busana bagi tokoh masyarakat, para
bangsawan, wanita bangsawan, wanita papa dan pria jelata, juga banyak dilukiskan dalam berbagai
adegan di relief Karmawibhangga.

Dari 160 panil relief Karmawibhangga sebagian besar adegan dilukiskan dengan dua sampai tiga gambar.
Bahkan ada panil relief yang belum selesai atau belum sempat dipahat. Beberapa ahli ada yang
menganggap relief itu sengaja dirusak, belum selesai dipahat atau terpaksa ditutupi dengan lantai
tambahan karena pertimbangan teknis.

Relief Karmawibhangga di kaki candi Borobudur yang kini tersembunyi, bukan saja indah, aneh, dan
menakjubkan tetapi lebih dari itu. Di sini masih banyak menyimpan misteri dan teka-teki yang perlu
dikaji. Ingin melihat indahnya relief-relief itu? Kini bisa dilihat foto-fotonya yang tersimpan di Museum
Borobudur di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur.- (as)

You might also like