Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Y.M.E. Atas berkat dan rahmatnya
makalah tentang decompensasi cordis ini dapat terselesaikan dengan baik dan
lancar.Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pembaca yang budiman dan harapan
kami atas selesainya makalah ini tak lain adalah agar para pembaca mendapatkan
pengetahuan yang baru dan informasi yang lebih luas khususnya tentang
DECOMPENSASI CORDIS.
kami menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang kami miliki
dalam menyusun makalah ini, masih banyak kekurangan, kelemahan, dan ketidak
sempurnaannya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi
tercapainya kesempurnaan dalam makalah ini.
Kelompok 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang
terletak dalam mediastinum di antara kedua paru-paru. Jantung memiliki fungsi
utama sebagai pemompa darah. Jantung merupakan salah satu organ yang tidak
pernah beristirahat Dalam keadaan fisiologis, pembentukan rangsang irama
denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial (nodus SA) dan menyebar ke serat
otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung. Jika rangsang irama ini
mengalami gangguan dalam pembentukannya dan penghantarannya, maka dapat
terjadi gangguan pada kinerja jantung.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh yaitu dapat menambah pengetahuan seputar asuhan
keperawatan klien dengan Gagal jantung.
BAB II
KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Gagal jantung atau biasa disebut decompensasi cordis adalah suatu keadaan
pathologis adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Noer. 1996).
B. ETIOLOGI
Kelas 2 : Penderita dengan kelainan jantung yang mempunyai akti vitas fisik
terbatas. Tidak ada keluhan sewaktu istirahat, tetapi aktivitas sehari - hari akan
menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.
Kelas 3 : Penderita dengan aktivitas fisik yang sangat terbatas. Pada keadaan
istirahat tidak terdapat keluhan, tetapi ak tivitas fisik ringan saja akan
menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.
Kelas 4 : Penderita yang tidak mampu lagi mengadakan aktivitas fisik tanpa rasa
terganggu. Tanda-tanda dekompensasi atau angina malahan telah terdapat pada
keadaan istirahat.
D. PATOFISIOLOGI
E. MANIFESTASI KLINIS
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak mampu
memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
Dispnu
Batuk
Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme. Juga terjadi karena meningkatnya energi yang digunakan untuk
bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk.
3. Hepatomegali. Dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena di hepar…
4. Anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen.
5. Nokturia
6. Kelemahan.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Dongoes (2000) pemeriksaan penunjang yang dapat d ilakukan untuk
menegakkan diagnosa CHF yaitu:
2. Skan jantun
4. Kateterisasi jantung
5. Rongent dada
6. Enzim hepar
7. Elektrolit
8. Oksimetri nadi
Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut
menjadi kronis.
9. Analisa gas darah (AGD)
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau
hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
G. PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologis :
1. Glikosida jantung.
2. Terapi diuretik.
Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan
harus hati – hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
3. Terapi vasodilator.
4. Diet
H. KOMPLIKASI
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat
menyebabkan gagal ginjal jika tidak di tangani. Kerusakan ginjal dari gagal
jantung dapat membutuhkan dialysis untuk pengobatan.
3. Kerusakan hati
Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada
di jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan Anda akan
mengembangkan pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena
serangan jantung atau stroke
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istrahat
Gejala
- Insomnia.
Tanda
2. Sirkulasi
Gejala
Tanda
3. Integritas ego
Gejala
- Ansietas.
Tanda
4. Eleminasi
Gejala
- Penurunan berkemih.
- Diare.
Gejala
- Mual/muntah.
Tanda
6. Pernapasan
Gejala
Tanda
- Pernapasan : takipnea.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tujuan :
- Menununjukan tanda vital dalam batas normal, dan bebas gejala gagal
jantung.
Intervensi
- Pantau TD
Tujuan
Intervensi
- Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien
menggunakan vasodilator, dan diuretic.
Rasional : hipotensi ortostatik dapa terjadi karena akibat dari obat vasodilator
dan diuretic.
Tujuan
Intervensi
Tujuan
Intervensi
kecil.
Tujuan
Intervensi
- Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas krekels, mengi.
Tujuan
Intervensi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah ini kami dapat menarik kesimpulan bahwa penyakit gagal
jantung merupakan penyakit yang tergolong sangat berbahaya, karena
menyerang organ vital dari tubuh manusia.Oleh karena itu harus segera
ditangani, apabila tidaksegera ditangani maka akan dapat menyebabkan
kematian bagi sipenderita.
B. SARAN
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997,
EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta