You are on page 1of 30

1.

Sistem Respirasi
Sistem respirasi berhubungan dengan kegiatan memasukan dan
mengeluarkan udara ke dalam paru-paru. Ketika tubuh kekurangan
oksigen, maka oksigen yang berada di luar tubuh akan dihirup
(inspirasi) melalui organ pernapasan (Kirnantoro). Pada keadaan
tertentu tubuh kelebihan karbon dioksida (CO2), maka tubuh
berusaha untuk mengeluarkan kelebihan tersebut dengan
menghembuskan napas (Ekspirasi) sehingga terjadi suatu
keseimbangan antara O2 dan CO2 di dalam tubuh (Syaifuddin,
2011)
Sistem pernapasan juga memiliki funhsi esensial:
a. Mengeluarkan karbon dioksida CO2, suatu produk sampah
metabolime yang ditransportasikan dari jaringan ke paru
b. Menyari dan melembapkan udara yang masuk ke paru
c. Menangkap partikel dalam mukus jalan napas dan
mengeluarkan melalui mulut untuk dibuang dengan cara
batuk atau ditelan
d. Mencegah masuknya patogen secara inhalasi dengan
mengaktifkan sistem imun (Joice M. Black, 2014)

A. Struktur pernapasan
a. Saluran pernapasan atas
1.Rongga hidung
Hidung (Nasal) merupakan organ tubuh yang berfungsi
sebagai alat pernapasan (respirasi) dan indra penciuman
(pembau). Bentuk dan struktur hidung menyerupai piramid

1
atau kerucut dengan alasnya pada prosesus palatinus osis
palatum. Dalam keadaan normal, udara masuk dalam
sistem pernapasan, melalui rongga hidung. Vestibulum
rongga hidung berisi serabut-serabut halus. Epitel
vestibulum berisi rambut-rambut halus yang mencegah
masuknya benda-benda asing yang mengganggu proses
pernapasan (syaifuddin, 2011)
Bagian-bagian dari hidung adalah:
a) Batang hidung
b) Cuping hidung
c) Septum nasal
d) Dinding lateral rongga hidung (kavum nasal)
Pada dinding hidung terdapat alat-alat kecil yang
berfungsi untuk menggerakkan hidung dan
menghirup udara. Dinding hidung meliputi:
e) Piramida nasal
f) Levator labii superior alaguensi
g) Dilatator nares anterior
h) Kompresor nasal
i) Kompresosr natrium minor
j) M. Kompresor alaris nasal
(Kirnanantoro)

2. Faring
Faring terbagi menjadi 3 yaitu:

2
a) Nasofaring terletak di bawah dasar tengkorak,
belakang dan atas palatum molle. Pada bagian ini
terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran
yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan
tuba auditory. Tuba eustachius bermuara pada
nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan
udara pada kedua sisi membran timpani. Apabila tidak
sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini,
orang harus menelan. Tuba auditory yang
menghubungkan nasifaring dengan telinga bagian
tengah.
b) Orofaring. Merupakan bagian tengah faring antaa
palatum lunak dan tulang hiodi. Pada bagian ini
traktus respiratory dan traktus digestif menyilang
dimana orofaring merupakan bagian dari kedua
saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga
mulut dan permukaan belakang lidah. Refleks
menelan datangnya dari orofaring menimbulkan dua
perubahan makanan terdorong masuk ke saluran cerna
(esofagus).
c) Laringofaring. Terletak di belakang laring.
Laringofaring merupakan posis terendah dari farings.
Pada bagian bawah laringofaring sistem respirasi
menjadi terpisaj dari sistem digestif. Udara melalui
bagian anterior ke dalam laring dan makanan lewat

3
posterior ke dalam esofagus melalui epiglotis yang
fleksibel. (Koes Irianto, 2014)

3. Laring
Laring atau pangkal tengkorak merupakan jalinan tulang
rawan yang dilengkapi dengna otot, membran, jaringan ikat,
dan ligamentum. (Syaifudin, 2011)
Laring adalah suatu katup yang rumit pada
persimpangan antara lintasan makanan dan lintasan udara.
Laring terletak dibawah lidah saat menelan dan karenanya
mencegah makanan masuk ke saluran napas lainnya. Fungsi
utama pada laring adalah untuk melinguni jalan napas atau
jalan udara dari faring ke saluran napas lainnya. (Koes
Irianto, 2014)

Gambar: Sistem pernapasan atas

4
b. Saluran pernapasan bawah
1. Trakea
Trakea atau batang tenggorok adalah tabung berbentuk
pipa seperti huruf C yang dibentuk oleh tulang rawan yang
disempurnakan oleh selaput terletak di are avertebratae
servikalis VI sampai tepi bawah kartilago krikoidea
vertebrata torakalis V. Panjangnya sekitar 13 cm dan
diameter 2,5 cm, dilapisi oleh otot polos, mempunyai
dinding fibrioelastis yang tertanam dalam balok-balok hialin
yang mempertahankan trakea tetap terbuka. (Joice M. Black,
2014)
Dinding trakea terdiri dari:
1. Mukosa, bagian terdalam trakea
2. Submukosa, merupakan lapisan jaringan ikat areolar yang
melindungi mukosa
3. Tulang rawan hialin, 16-20 cincin tulang rawan hialin
berbentuk C membungkus submukosa tersebut.
4. Adventitia , lapisan terluar trakea. Lapisan ini tersusun
atas jaringan ikat areolar (longga) (Kirnanantoro)

Hubungan trakea dengan alat di sekitarnya :


1. Sebelah kanan terdapat N.vagus dekstra, A.anonima,
dan V.azigos
2. Sebelah kiri terdapat aorta dan nervus rekuren sinistra
3. Bagian depan menyilang V.anonima sinistra, dan fleksus
kardiakus profundus.

5
4. Bagiaan belakang terdapat esofagus, pada sisi trakea
berjalan cabang-cabang N.vagus dan trunkus simpatikus
ke arah pleksus kardiakus. (Joice, M. Black, 2014)

Fungsi Trakea. Trakea memiliki bagian ang mampu


berubah menjadi elastis ketika terjadi proses menelan,
sehingga akan membuka jalan makanan, sehingga makanana
akan masuk ke dalam lambung. Rangsangan saraf simpatis
akan memperlebar diameter trakea. (Kirnantoro)

2. Bronkus dan bronkiolus


Bronkus merupakan percabangan trakea yakni setiap
percabangan bronkus primer bercabang 9-12 kali untuk
membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter
yang semakin kecil. (Setiadi, 2007)
Di dalam paru-paru, masing-masing bronkus utama
bercabang dengan diameter yang lebih kecil, membentuk
bronkus sekunder, bronkus tersier (segmental) (Joice M.
Black, 2014), bronkiolus terminal (0,5 mm diameter) dan
bronkiolus pernapasan mikroskopis (respiratorik)
(Kirnantoro)

Bronkus terbagi menjadi 2 bagian yaitu:


1) Bronkus prinsipalis dekstra
Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebih luas,
berjalan lebih vertical ke bawah di bandingkan bronkus

6
utama kiri. (Joice M. Black, 2014). Bronkus ini pada
saat masuk ke hilus bercabang menjadi tiga, yaitu
bronkus lobaris medius, bronkus loaris inferior, dan
bronkus lobaris superior
2) Bronkus Prinsipalis sinistra
Bronkus ini lebih kecil, lebih sempit, serta lebih panjang
dari bronkus prinsipalis dekstra. (Kirnantoro)

3. Paru-paru
Paru adalah organ sistem pernapasan yang berada dalam
kantong bentukan pleura parietalis dan pleura viseralis.
Pleura parietalis yakni lapisan yang langsung berhubungan
dengan paru dan memisahkan lobus dengan paru-paru,
sedangkan pleura viseralis yakni pleura yang berhubungan
dengan fasia endotorasika. (Kirnantoro)
Paru-paru terletak di kedua sisi jantung dalam rongga dada
dan dilindungi secara melingkar oleh rongga yang dibentuk
oleh rongga rangka iga. Dasar masing-masing paru terletak
pada diafragma dibawahnya; apeks (ujung atas) terletak
setingkat klavikula,. (Elizabeth, 2009)
Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus, yaitu:
1. Lobus superior
2. Lobus medius
3. Lobus inferios
Paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus, yaitu:
1. Lobus superior

7
2. Lobus Inferior

4. Alveoli
Unit fungsional paru-paru adalah suuatu kantung udara
yang disebut alveoli. Suatu sel pipih alveolar tipe 1 yang
menyusun dinding alveoli adalah selapis epitel gepeng.
Dalam ruang di antara sebaran alveoli terdapat jaringan ikat
elastic, yang penting untuk ekshalasi. Ada juta-juta alveoli
dalam masing-masing alveolus dikeliling oleh suatu janinan
kapiler pulmonal. (Elizabeth, 2009)

5. Alveoulus
Unit fungsional paru adalah alveoli (jamak, alveoli). Ada
lebih dari seribu alveoli pada masing-masing paru. Alveoli
adalah kantong kecil yang berisi udara, tempat oksigen dan
karbon dioksida dan gas-gas lain yang berdifusi. Jumlah
alveoli pada masing-masing paru sangat banyak untuk
menjamintersedia area yang cukup untuk difusi gas.
(elizabeth, 2009)

8
Gambar: Sistem Pernapasan Bawah

B. Mekanisme Pernapasan
1. INSPIRASI
Urutan saluran pernapasan berawal dari rongga hidung >
faring > laring > trakea > bronkus > paru (bronkiolus dan
paru). Proses pernapasan pada manusia diawali dari hidung,
dengan masuknya udara ketika menarik nafas (Inspirasi)
melalui hidung kiri dan kanan selain melalui mulut. Pada sat
udara masuk, udara disaring oleh bulu hidung yang terdapat di
bagian dalam lubang hidung.
Pada saat proses penarikan napas, otot diagfragma akan
berontraksi. Kedudukan awal diagfragma adalah melengkung
keatas, ketika proses ini terjadi akan menjadi lurus, sehingga
rongga dada menjadi mengembang. Hal ini disebut pernapasan
perut. Sedangkan pernapasan dada terjadi saat otot diagfragma

9
dan otot tulang rusuk berkontraksi, sehingga rongga dada
mengembang.
Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke
kerongkongan bagian atas lalumasuk ke laring. Setelah itu
udara masuk ke trakea, lantas diteruskan ke bronkus, yang
akhirnya sampai berhubungan dengan paru-paru.
Dalam paru, udara yang diserap melalui alveoli akan masuk ke
kapiler darah yang terdapat pada setiap alveoli yang
selanjutnya dialirkan ke vena pulmonalis. (Kinantoro)

2. EKSPIRASI
Selanjutnya, udara yang mengandung gas karbon dioksida
akan dikeluarkan melalui hidung. Ekspirasi terjadi ketika otot
diafragma dan interkostal eksternal rileks, dan berkontraksinya
otot perut. Diafragma melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk
turun ke bawah dan bergerak ke arah dalam, akibatnya rongga
dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada naik,
sehingga udara dari dalam paru-paru keluar melalui saluran
pernapasan.

C. Fungsi Pernapasan
1) Ventilasi Paru, merupakan proses pernapasan inspirasi dan
ekspirasi
2) Pernapasan Luar, merupakan proses pertukaran gas antara
paru-paru dengan darah. Oksigen berdifusi ke dalam darah,
sedangkan karbon dioksida berdifusi dari darah ke paru-paru

10
3) Transportasi Gas, ini dilakkan oleh sistem kardiovaskular.
Transportasi gas merupakan proses mendistribusikan oksigen
ke seluruh tubuh dan mengumpulkan karbon dioksida untuk
dikembalikan ke paru-paru. Kemampuan hemoglobin dalam
mengikat 02 diperngaruhi oleh tekanan pasial oksigen.
Semakin besar tekanan parsial oksigen, lebih mudah mengikat
oksigen.
4) Pernapasan dalam, merupakan proses gas antara darah, cairan
interstisial (cairan yang mengelilingi sel, dan sel-sel. Di dalam
sel terjadi tespirasi sel yang menghasilkam energi (ATP) dan
CO2 dengna menggunakan O2 dan glukosa.

2. Sistem Kardiovaskuler
A. Pengertian
Sistem kardiovaskuler atau sistem sirkulasi adalah sstem
organ yang memungkinkan darah beredar ke seluruh tubuh.
Darah beredar sambil membawa nutrisi (seperti asam amino
dan elektrolit), oksigen, karbon dioksida, dan hormon ke sel
tubuh untuk memberikan makanan ke sel, melawan penyakit,
menstabilkan suhu dan pH, dan mempertahankan
homeostasis. (Kirnantoro),
B. Anatomi Jantung
1. Jantung

11
Jantung terletak pada anterior tulang punggung di
belakang dan posterior pada tulang dada di dada. Dlam istilah
ilmiah dapat diakatakan jantung terletak pada sub-sternum,
pusar dada dan superior pada perut.
Berdasarkan fungsinya, jantung merupakan dua pompa
yang bekerja serentak. Atrium kanan dan ventrikel kanan
menghasilkan tekanan untuk mengalirkan darah
(mengandung sedikit oksigen) melalui sirkulasi pulmonal;
atrium kiri dan ventrikel mengalirkan darah (banyak
mengandung oksigen) melalui sirkulasi sistemik. Pada saat
istirahat, jantung memompa 5.000 ml (5 L) darah permenit
(curah jantung). (Joice M. Black, 2014)
Denyut jantung normal adalah 72 kali permenit. Denyut
jantung dikatakan abnormal cepat, yaitu jika lebih dari 100
permenit, kondisi ini dikenal sebagai takikardia. Sebaliknya
denyut jantung abnormal lambat dikelan ebagai bradikardia.

2. Lapisan jantung
a. Perikardium. Lapisan terluar dari dinding jantung dan
disebut juga dengan lapisan vesceral perikardium. Ini
adalah lapisan tipis membran serosa yang membantu
melumasi dan melindungi bagian luar jantung
(Kirnantoro) untuk menjaga agar pergeskan antara
perikardium tersebut tidak menimbulkan gangguan.
(Syaifuddin, 2011)

12
b. Miokardium. Lapisan otot jantung menerima darah dari
arteri koronaria. Susunan miokardium terdiri dari
a) Susunan otot atria: sangat tipis dan kurang
teratur, serabut-serabutnya disusun dalam dua
lapisan. Lapisan luar mencakup kedua atrium.
b) Susunan otot ventrikuler: membentuk bilik
jantung dimulai dari cincin atrioventrikular
sampai ke apeks jantung.
c. Endokardium (permukaan dalam jantung) dinding
dalam atrium diliputi oleh membran yang mengilat,
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir
endokardium, kecuali aurikula dan bagian depan sinus
vena kava. (Syaifuddin, 2011)

3. Ruang jantung
Jantung tersusun atas 4 ruang di bagian atas
(atrium) dan dua ruang sebagai pmpa di bagian bawah
(ventrikel). Dinding muskular (septum) memisahkan
ruang sisi kanan dari ruang di sisi kiri. Atrium kanan
menerima darah terdeoksigenasi (sedikit oksigen) dari
seluruh tubuh. Darah mengalir ke ventrikel kanan, yang
kemudian memompa darah melawan melawan
resistensi rendah ke paru-paru. Atrium kiri menerima
darah yang teroksigenasi (banyak oksigen) dari paru-
paru. Darah mengalir ke ventrikel kiri, yang memompa

13
darah melawan resistensi tinggi ke sirkulasi sistemik.
(Joice M. Black, 2014)

4. Katup jantung
Katup jantung adalah struktur yang halus dan
fleksibel, tersusun atas jaringan fibrosa yang dilapisi
endotelium. (Joice M. Black 2014). Fungsi jantung
memompa darah dengan baik menuju paru-paru dan
sistem tubuh. Untuk mecegah darah mengalir mundur
kembali kejantung, maka jantung memiliki sisem katup.
Katup jantung dibagi menjadi dua jenis katup
atriventrikularis dan seminular.
a) Katup atrioventrikular. Terletka di tengah-tengah
jatung, antara atrium dan ventrikel. Katup ini
memungkinkan darah hanya mengalirdari atrium ke
ventrikel. (Kirnantoro). Katup trikuspid pada sisi
kanan, tersusun atas tiga daun katup. Katup Mitral
(bikuspid), pada sisi kiri tersusun atas dua daun
katup. (Joice M. Black, 2014)
b) Katup seminular. Katup seminula berbentuk mirip
bulan sabit, terletak antara ventrikel dan arteri yang
membawa darah dari jantung. (Kirnantoro) Katup
seminular tersuusn dari tiga katup seperti canngkir
yang terbuka saat kontraksi ventrikel relaksasi
(diastolik). Katup seminularis pulmonal (antara
ventrikel kanan dan arteri pulmonalis) dan katup

14
seminularis aorta (antara ventrikel kiri dan aorta)
tidak memiliki otot papilaris. (Joice M.black, 2014)

5. Peredaran darah jantung

B. Fisiologi jantung
Pada waktu tertentu, bilik jantung berada di salah satu
sari dua keadaan, yaitu:
a. Sistol. Selama sistol, jaringan otot jantung adalah
kontraktor untuk mendorong darah keluar dari ruangan
b. Diastol. Selam diastol, sel-sel otot jantung rileks untuk
memungkinkan ruang untuk diisi dengan darah.
(Kirnantoro)
Fungsi umum otot jantung
1) Metabolisme dan kerja jantung
c. Sistem konduksi jantung
Konduktivitas adalah kemampuan serabut otot jantung
menyebarkan implus listrik ke seluruh membran sel.
Otot jantung harus dapat menyebarkan potensial aski
dari asalnya ke seluruh jantung sehingga atrium dan
venrikel dapat berkontraksi sebagai satu kesatuan.
Konduksi jantung merupakan depolarisais berangkai
dari:
1) Nodus sinoatrial (SA), merupakan pacemaker
terletak pada pertemuan vena cava suoerior dengan
atrium kanan. Nodus SA meginisiasi implus listrik

15
60-100x/menit. Tiga internodus dan satu traktus
interatrium menghantarkan implus dari atrium
kanan ke atrium kiri.
2) Nodus atriventrikularis (AV), terletka dibawah
septum atrium. Nodus AV dapat menjadi
pacemaker ke dua, akan tetapi secara normal
bertugas menerima implus dari nodus SA dan
menjalarkan implus tersebut dari atrium ke
ventrikel. Dengan kecepatan 40-60x/mnt.
3) Berkas His, terletak di dalam septum interventrikel
dan relatif pendek, yang bercabang menjadi cabang
segmen kanan dan kiri
4) cabang berkas (bundel branch), merupakan
kelanjutan cabang berkas his, cabang berkeas kiri
untuk ventrikel kiri dan cebang berkas kanan untuk
ventrikel kanan.
5) Serabut purkinje merupakan jaringan konduksi
terakhir yang berdifusi dan membentang dibawah
endokardium ventrikel, yang berhubungan erat
dengan sel-sel otot jantung. serabut purkinje juga
dapat mengeluarkan kecepatan 20-40x/mnt jika
sumber implus diatas tidak dapat mengeluarkan
implus untuk mencegah henti jantung.
(Joice M. Black, 2014)

d. Sirkulasi sistem jantung

16
a) Sirkulasi paru
Darah di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan
melalui katup trikuspid. Darah dipompakan
ventrikel ke arteri pulmonal melewati katup
pulmonalis. Arteri pulmonalis bercabang bercabang
menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang
masing-masing mengalirkan darah ke paru-paru
kanan dan kiri. Di paru-paru, arteri pulmonalis
bercabang berkali-kali menjadi arteriol dan
kemudian kapiler. Masing-masing kapiler
memperfusi alveolus yang merupakan unit
pernapasan. Semua kapuler menyatu kembali unruk
menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-
vena menttatu untuk membentuk vena pulmonalis
besar. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis
kembali ke atrium kiri untuk menyerleasikan siklus
aliran darah sistemik.
b) Sirkulasi sistemik
Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonalis.
Darah di atrium kiri mengalirkan darah ke dalam
ventrikel kiri melalui katup mitral.
e. Siklus jantung
Siklus jantung mencakup semua peristiwa yang
berlangsung selama satu detak jantung. ada 3 fase
siklus jantung yaiut sistol atrium, sistol ventrikel, dan
relaksasi

17
a) Sistol atrium, selama fase sistol atrium dari siklus
jantung, atrium berkontraksi dan mendorong darah
ke dalam ventrikel. Untuk memfasilitasi pengisian
ini, katup atrioventrikular tetap terbuka dan katup
seminular tetap tertutup untuk menjaga darah arteri
masuk kembali ke jantung. atrium jauh lebih kecil
daripada ventrikel, sehingga hanya mengisi sekitar
25% dari ventrikel selama vase ini. Ventrikel tetap
diastole selama fase ini
b) Sistol ventrikel
Selama sistol ventrikel, kontraksi ventrikel untuk
mendorong darah ke aorta dan batang paru.
Tekanan dari ventrikel memaksa katup semilunar
untuk membuka dan katup atriventrikular untuk
aliran darah dari ventrikel ke dalam arteri. Otot-
otot jantung dari atrium repolarize dan masukan
keadaan diastole selama fase ini,
c) Fase relaksasi
Selama fase relaksasi, semua 4 bilik jantung dalam
diastol saat darah mengalir ke jantung dari
pembuluh darah. Ventrikel mengisi kapasitas
sekitar 75% selama fase ini dan akan terisi penuh
hanya setelah atrium masuk sistol. sel-sel otot
jantung dari ventrikel repolariza selama satu fase
ini untuk memperisapkan putaran berikutnya
depolarisasi dan kontraksi. Selama fase ini, katup

18
atrioventrikular terbuka untuk memungkinkan
darah mengalir bebas ke dalam ventrikel,
sedangkan katup semilunar tertutup untuk
mencegah regurgitasi darah dari arteri besar ke
dalam ventrikel. (Kirnantoro)
f. Bunyi jantung

5. Pembuluh Darah

3. Sistem Hematologi
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah
diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Darah
adalah organ khusus yang berada dengan organ lain karena
berbentuk cairan. (Koes Irianto, 2014)
Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut.

1. Plasma darah, yang terdiri 55% di komponen darah. bagian


cairan darah yang sebagian besar terdiri 97% atas air, dan 7%
protein darah,dan kurang dari 1% gas terlarut, sampah
metabolisme, nutrient, enzim, hormon, garam inorganik
(Joice M. Black, 2014)
2. Butir-butir darah (blood corpuscles), sekitar 45%, yang terdiri
atas komponen-komponen berikut ini. (Koes Irianto, 2014)
 Eritrosit : sel darah merah (SDM- red blood cell)
Sel darah merah bekerja mengangkut hemoglobin.
hemoglobin sendiri berperan sebagai (Kirnantoro) membawa
oksigen menuju sel dan membantu transportasi karnbon

19
dioksida kembali ke paru-paru (Joice M. Black, 2014).
Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipa dan
tulang pipih. (Kirnantoro).

 Leukosit : sel darah putih (SDM- white blood cell)


Sel darah putih juga di kenal dengan nama leukosit.; sebagian
besar sel darah putih tidak terdapat di dalam pembuluh darah,
tetapi berfungsi dalam cairan jaringan. (Valerie C. Scanion,
2007) Sel darah putih dbientuk di sumsum tulang dari sel-sel
progenitor. (Elizabeth, 2009) fungsi sel darah putih adalah
sebagai sistem pertahanan dan kekebalan tubuh. Leukosit
mempertahankan kekebalan tubuh dengan cara membunuh dan
memeakan mikroorganisme serta zat asing yangmasuk kedalam
ubuh. (Kirnantoro)
Jenis Sel Darah Putih:
- Limfosit B, yang menghaasilkan antibodi
- Limfosit T, setelah dirangsang oleh antigen, sel ini
menghasilkan zat kimia yang menghancurkan
mikroorganisme dan memberi informasi ke sel informasih
sel-sel darah putih lainnya bahwa telah terjadi infeksi
- Monosit, monosit akan meninggalkan darah diarea cedera
dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag
setelah masuk ke jaringan
- Makrofag, digunakan dalam reaksi peradangan segera
setelah sel ini matang

20
- Neutrofil, basofil, dan eosinofil adalah sel darah putih
bergranular yang membantu respons peradangan dan
berfungsi sebagai fagosit yang menghancurkan
mikroorganisme. (Elizabeth, 2009)

 Trombosit : Butir pembeku darah – platelet


Trombosit atau keping darah berfungsi untuk memberkukan
darah ketika terjadi luka yang menyebabkan perndarahan.
Trombosit dibentuk pada sumsum tulang belakang dan
membentuk bulat atau lonjong tanpa berhenti. (Kirnantoro)
Trombosit dibutuhkan untuk memelihara hemostasis,
yang berarti mencegah kehilangan darah. Ada tiga mekanisme
yang terjadi, dan trombositterkait dalam setiap mekanismenya.

1) Spasme vaskuler
2) Sumbat trombosit
3) Pembekuan kimiawi

Karakteristik Darah
Darah memiliki karakter fisik khusus:
 Jumlah seseoarang memiliki empat sampai enam liter
darah dalam tubuhnya, yang bergantung pada ukuran
tubunya. sekitar 38% sampai 48% total volume darah
dalam tubuh manusia tersusun berbagai sel darah, yang
juga disebut “elemen penyusun”. sisanya, yaitu sekitar
52% sampai 62%, merupakan plasma, bagian cair darah
(Gbr.11-1).

21
 Warna---Anda mungkin berkata pada diri anda, “tentu,
warnanya merah!” warna merah disinggung di sini
meskipun sebenarnya warna merahnya bervariasi. Darah
arteri tampak merah terang karena mengandung kadar
oksigen tinggi. Darah vena telah memindahkan
kandungan oksigennya ke jaringan sehingga memili
warna yang lebih gelap. hal ini bisa sangat penting dalam
pengkajian sumber perdarahan. jika warna darah merah
terang, kemungkinan darah berasal dari arteri yang
terobek, dan jika warna darah merah gelap, kemungkinan
darah tersebut merupakan darah vena.
 pH---kisaran pH normal darah adalah 7,35 sampai 7,45,
yang cenderung agak basa. (Valerie C. Scanion, 2007)

22
4. Sistem Imun
Sistem imun adalah sebuah sistem yang terdiri dari banyak
struktur dan proses biologis dalam organisme yang bertugas
melindungi tubuh terhadap penyakit. Kirnantoro) Sistem imun
bekerja untuk melindungi tubuh dari infeksi oleh
mikroorganisme, membantu proses penyembuhan dalam tubuh,
dan membuang atau memeperbaiki sel yang rusak apabila terjadi
infeksi atau cedera (Elizabeth, 2009) .
A. Pertahanan Non Spesifik
a. Kulit, menjadi penghalang fisik yang ditutupi oleh minyak
dan derajat keasaman (pH 3-5) yang disekresi dari kelenjar
sebaceous dan kelenjar keringat
b. Protein antimikroba (Lizozim pada air mata dan air liur)
(Joice M. Black, 2014)
c. Silia, yang melapisi tabung pernapasan dan berfungsi
membersihkan bebda asing dari paru-paru
d. Cairan lambung
e. Bakteri simbiotik, pada saluran pencernaan
f. Respon peradangan (inflamasi) proses ini dipengaruhi oleh
histamis dan prostaglandin. Inflamasi sangat berguna
sebagai pertahan tubuh engan reaksi mencegah penyebaran
infeksi ke jaringan
g. Fagositosis, suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan
oleh sel-sel fagosit dengan jalan mencerna makanan
mikroorganisme yang masuk, (Kirnantoro)

23
B. Pertahanan Spesifik
Pertahanan spesifik bekerja apabila sistem pertahanan
tubuh non spesifik gagal menahan masuknya paatogen. Sistem
pertahanan spesifik melibatkan peran limfosit dan patogen.
Pertahan spesifik dilakukan oleh sel T yang terdiri dari 3 jenis
yaitu pembunuh, pembantu, dan supresor. Antibodi dihasilkan
oleh limfosit B dan teraktivasi bila mengenali antifen yang
terdapat pada permukaan sel patogen dengan bantun limfosit
T. (Elizabeth, 2009)
Ada tiga jenis sel limfosi B, yaiut sel B plasma,
pengingat dan pembelah. Ketika suatu patogen masuk dalam
tubuh dan mempu melewati pelindung lapis pertam dan kedua
pada sistem pertahanan alami, sel limfosi B dan sel limfosit T
yangakan memiliki reseptor anifen A akan membelah dan
berdiferensiasi. Hasil pembelahan dan diferensiasi tersebut
akan membentuk dua klon yakni klon pertama menghasilkan
sel efektor sedangkan klon kedua menghasilkan sel memori.
(Kirnantoro)
Apabila kemudian antibodi menang melawan antifen,
maka tubuh akan sehat dan memiliki sel memori untuk
melawan antigen yang sama di waktu yang akan datang. Oleh
karena itu, jika suatu saat orang tersbut dimasuki oleh antigen
berjenis sama, tubuh akan mengaktifkan sel memori yang telah
terbentuk sebelumnya.

24
Selain itu ada beberapa antibodi lain dalam tubuh yaitu IgM,
IgG, IgD, dan IgE. Berikut ini adalah tipe antibodi besera
karakterisiknya.
 IgM : antibodi yang dilepaskan ke aliran darah pada saat
terjadi infeksi yang pertam kali (respon kekebalan
primer)
 IgG : antibodi yang banyak terdapat di dalam darah dan
diproduksi saat terjadi infekis kedua (respon kekebalan
sekunder) (Kirnantoro)
 IgA : antibodi ini dapat ditemukan dalam air mata, air
ludah, keringat, dan membran mukosa, yang berfungsi
untuk mencegah infeksi pada permukaan epitelium.
 IgD : IgD terdapat dalam jumlah yang banyak pada
permukaan sel limfosit B pdan hanya berperan dalam
pengnalana antigen (Joice M. Black, 2014)
 IgE : Antibodi ini diemuka terikat pada basophil di dalam
sirkulasi darah dan mastosit di dala m jaringan yang
berfungsi memengaruhi sel untuk melepaskan histamin
yang terlibat dalam reaksi alergi. (Kirnantoro)
C. Organ Imun
1) Nodus limfa
Nodus limfe merupakan organ terkecil yang tersebar di
seluruh tubuh dan saling berhubungan melalui
pembuluh limfe. Struktur nofus limfa relatif kompleks
dan berperan pada sistem imun. (Joice M. Black, 2014).
Kelenjar limfe mengandung banyak limfosit, monosit

25
dan makrofag, sel-sel ini kemudian akan akan
menangkap dan memfagositosis mikroorganismes yang
dibawa aliran limfe sehingga limfe dibersihkan sebelum
kembali ke sirkulasi. (Elizabeth, 2009). Nodus limfe
banyak ditemukan pada daerah toraks dan abdomen.
Nodus limfe yang beradaka dekat dengan permukaan
tubuh disebut dengan nodus superfisial. Nodus servikal
berada disepanjang leher, nodus aksilaris berada
diketiak, dan nodus inguinal berasa dilipatan paha.
(Joice M. Black, 2014)
2) Limpa
Limpa adalah organ kecil yang terletak di rongga
abdomen kiri atas. Organ ini di anggap sebagai organ
limfoid sekunder, berlawanan dengan sumsum tulang
dan timus sebagai organ limfoid primer. Seperti semua
organ limfoid, limpa terlibat dalam pembentukan atau
penyimpanan darah. (Elizabeth, 2009). Fungsi lain dari
limpa membantu dalam mendaur ulang zat besi dengan
cara menangkap hemoglobin yang dilepaskan pada
proses penghancur sel darah merah dan melakukan
proses penghilangan partikel asing dari sel darah merah
tanpa menghancurkan sel darah merah tersebut.
3) Timus
Timus merupakan organ endokrin yang menyekresi
hormon yang berkontribusi pada pemeliharaan dan
fungsi populasi sel T parifer.

26
4) Sumsung tulang
Sumsung tulang termasuk salah satu organ terbesar
dalam tubuh. Berdasarkan penampakan visual sumsusng
tulang terdiri dari sumsum merah dan sumsum kunging.
Sumsung merah merupakan organ yang berisi sel-sel
penyokong yang melingkupi sgregasi sel hematopoesis
dan bersebalahan dengan kapiler sinosoid, sumsum
kuning berisi sedikit sel hematopoesis dengan warna
jernis yang berasal dari sel lemak.
Fungsi sumsung tulang
 Pemeliharan sel induk pluripotej yang nantinya akn
menjadi sel darah
 Tempat untuk diferensisasi dan maturasi sel darah
 Tempat penyimpanan neutrofil dan eritrosit
 Transformasi limfosit yang belum terdiferensiasi
menjadi sel B matur
 Tempat produksi antibodi pada respons imun
sekunder terhadap antigen bergantung pada timus
yang masuk melalui intravena. (Joice M. Black
2014)

D. Respon Kekebalan Tubuh


Respons kekebalan tubuh terhadap antigen dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kekebalan humoral
(anibodi-mediated immunity) dan kekebalan seluler (cell-
mediated immunity)

27
1. Kekebalan Humoral, melibatkan akivitas sel B dan
antibodi yang beredar dalam cairan darah limfa.
Serangkaian respon terhadap patogen ini disebut respon
kekebalan primer. Apabila antigen yang sama masuk
kembali ke dalam tubuh dengan cepat, tubuh memberikan
respons kekebalan sekunder (Kirnantoro)
2. Kekebalan seluler, merupakan respon imun yang tidak
melibatkan antibodi pada saat bekerja. Imuntas seluler
penting untuk perlindungan terhadap virus, bakteri, yang
lambat pertumbuhannya, dan infeksi jamur. (Joice M.
Black, 2014) Kekebalan seluler melibatkan sel T yang
bertugas menyerang sel- sel asing asing atau jaringan
tubuh yang terinfeksi secara langsung. Berdasarkan cara
memperolehnya, kekebalan tubuh digolongkan menjadi
dua kelompok, yaitu kekebalan aktif yang dihasilkan oleh
tubuh itu sendiri dan kekebalan pasif yang diperoleh
setelah menerima antibodi dari luar. (Kirnantoro)
E.

28
Daftar Pustaka

Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 2.


Singapura: Elseiver

Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 3.


Singapura: Elseiver

Syaifuddin. 2010. Anatomi Fisiologii Untuk Keperawatan dan


Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth, J. 2008. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi.


Jakarta: EGC

Irianto, Koes. 2014. Anatomi dan Fisiologi (edisi revisi). Bandung:


Alfabeta

Scanion & Sanders. 2007. Buku Ajar Anatomi & Fisiologi, Ed. 3.
Jakarta: EGC

Laurale, Sherwood.2001. Edisi 2 fisiologi Manusia Dari Sel ke


system. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

http://fraxawant.wordpress.com/2008/07/16/anatomi-fisiolgi-sistem-
cardivasculer/

https://www.scribd.com/doc/53490282/Makalah-Anatomi-Sistem-
Kardiovaskuler

https://www.scribd.com/doc/268812015/Anatomi-Dan-Fisiologi-
Sistem-Hematologi

29
30

You might also like