Professional Documents
Culture Documents
Buku Sumber :
1. Guyton & Hall, Fisiologi Kedokteran , edisi 9, Jakarta :1997.EGC Hal 1311-1315
2. Varney, Helen, Varney’s Midwifery, FA Davis Company Philadelpia, 1991
3. Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, Buku 2 Asuhan Kebidanan Kehamilan , , Jakarta 2003
4. Seller McCall, Pauline, Midwifery Volume I, Juta Co Ltd, Cape town.
5. Cunningham, Obstetri Williams edisi 18, EGC, Jakarta.
6. Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri Jilid I, EGC, Jakarta, 1998.
7. Walsh, Linda , V. Midwifery Community Based Care During the Childbearing Year, W.B
Saunders Company, Philadelpia. 2001.
8. Wiknjosastro, Hanifa, Ilmu Kebidanan, YBPS, Jakarta, 2002.
9. M. Bobak, Irene et al, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta, 2004.
PENDAHULUAN
Perubahan yang terjadi pada tubuh pada saat hamil, bersalin dan nifas adalah perubahan
yang hebat dan menakjubkan. Sistem-sistem tubuh berubah dengan otomatis menyesuaikan
dengan keadaan hamil, bersalin dan nifas. Berikut ini adalah perubahan-perubahan anatomi dan
adaptasi fisiologis pada sistem tubuh pada masa hamil.
FISIOLOGI KEHAMILAN
Hampir semua kelenjar endokrin nonseksual dari ibu memberi reaksi nyata pada kehamilan.Hal ini
terutama akibat dari peningkatan beban metabolisme pada ibu tetapi juga karena perluasan dari
efek hormon plasenta pada kelenjar hipofisis dan kelenjar kelenjar lainnya. Beberapa efek yang
paling tampak adalah sbb;
Sekresi Hipofisis.Kelenjar hipofisis anterior membesar paling sedikit 50% selama kehamilan
dan meningkatakan produksi kortikotropin,tirortopin dan prolaktin. Sebaliknya hormon
perangsang folikel dan hormon lutein hampir ditekan akibat efek penghambat estrogen dan
progesteron dari plasenta .
Sekresi Kortikosteroid.Kecepatan sekresi Glukokortikoid korteks adrenal meningkat secara
sedang selama lehamilan .Adalah mungkin bahwa glukokortikoid membantu mobilitas asam
asam amino dari jaringan ibu sehinga sama asam amino ini dapat dipakai untuk sintesis
jaringan fetus. Pada wanita hamil ,Sekresi Aldosteron biasanya juga meningkat sekitar dua
kali lipat , Mencapai puncaknya pada masa kehamilan . Keadaan ini ,bersama dengan kerja
estrogen ,meyebabkan kecendrungan wanita hamil normal untuk mereaborbsi kelebihan
natyrium dari tubulus ginjal danoleh karena itu retensi cairan biasanya akan mengarah ke
hipertensi.
Sekresi Kelenjar Tiroid. Kelenjar tiroid biasanya membesar sampai 50% selama kehamilan
dan meningkatkan produksi tiroksin yang sesuai dengan pembesaran tersebut. Peningkatan
pembentukan tiroksin paling paling sedikit disebabkan oleh efek tirotopik human chorionic
gonadotropin dan juga oleh sejumlah kecil hormon perangsang tiroid khusus , human
chorionic tyrotropin yang disekresi oleh plasenta.
Selama kehamilan terdapat pembesaran tiroid yang disebabkan oleh hiperplasia jaringan kelenjar
dan bertambahnya vaskularisasi. Mulai bulan kedua kehamilan, konsentrasi tiroksin (T4)
meningkat tajam didalam plasma sampai akhirnya mendatar, dipertahankan sampai setelah
persalinan. Thyroid Releasing Hormon (TRH) dan Thyroid Stimulating Hormon (TSH) tidak
meningkat.
Sekresi Kelenjar Paratiroid. Kelenjar paratiroid biasanya juga membesar selama
kehamilan : hal ini khusuisnya berlaku bila ibu mengalami defisiensi kalsium dan makanannya.
Pembesaran kelenjar ini menyebabkan absorbsi kalsium dari tulang ibu, sehingga
mempertahankan konsentrasi ion kalsium normal dalam cairan ekstraseluler ibu ketika janin
mengalami kalsium untuk osifikasi tulang tulangnuya sendiri. Sekresi Hormon para tiroid ini bahkan
lebih intensif selama laktasi seterlah kelahiran bayi,untuk selanjutnya bayi memerlukan kalsium
beberapa kali lebih banyak daripada fetus.
Sekresi “ Relaksin “ Oleh Ovarium dan Plasenta. Suatu zat tambahan di samping
estrogen dan progesteron,yaitu suatu hormon yang disebut relaksin . Disekresikan oleh korpus
luteum ovarium ditingkankan oleh Human chorionic gonadotropin pada yang sama dengan
diseklresikannya sejumlah besar estrogen dan progesteron oleh korpus luteum.
Releksin merupakan polipeptida yang mempunyai berat melekul sekitar 9000. Hormon ini,bila
disuntikan akan menyebabkan relaksasi ligamentum –ligamentum dari simpisis pubis pada
tikus dan marmot yang sedang birahi .Efek ini sangat sedikit atau tidak ada pada wanita
hamil.Sebaliknya peran ini terutama dimainkan oleh estrogen yang juga menyebablan
relaksasi ligamentum-ligamentum pelpikum .
Juga telah ditkemukakan bahwa relaksin merupaka servik wanita hamil pada saat persalinan
Cortisol
Pada awal kehamilan,kadar kortisol turun secara mencolok. Seiring dengan bertambahnya
kehamilan, kadar kortisol meningkat. Fungsi kortisol untuk mempertahankan homeostasis dan
meningkatkan gula darah.
Aldosteron
Setelah minggu ke 15 kehamilan, aldosteron meningkat besar sekali, menyebabkan retensi
natrium dan air.
penurunan konsentrasi prolaktin plasma sekalipun pada wanita hamil. Prolaktin berfungsi
mempersiapkan dan menjaga kelangsungan laktasi.
Pankreas
Janin membutuhkan glukosa dalam jumlah yang signifikan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pertumbuhan, janin tidak saja
menghabiskan simpanan glukosa ibu, tetapi juga menurunkan kemampuan ibu mensintesis
glukosa dengan menyedot habis asam amino ibu. Kadar glukosa darah ibu menurun. Insulin ibu
tidak dapat menembus plasenta untuk sampai kejanin. Akibatnya, pada awal kehamilan pankres
menurunkan produksi insulinnya.
Seiring dengan peningkatan usia kehamilan, plasenta tumbuh dan memproduksi hormon HPL,
estrogen dan progesteron dalam jumlah yang lebih besar. Produksi kortisol oleh kelenjar adrenal
juga meningkat. Estrogen, progesteron, HPL dan kortisol secara kolektif menurunkan kemampuan
ibu untuk menggunakan insulin.
Kortisol secara simultan menstimulasi peningkatan produksi insulin dan meningkatkan resistensi
perifer ibu terhadap insulin (misal ; jaringan tidak dapat mengunakan insulin). Insulinase adalah
enzim yang dibentuk plasenta untuk melemahkan aktifitas insulin ibu. Penurunan kemampuan ibu
untuk menggunakan insulinnya sendiri adalah suatu mekanisme protektif yang menjamin suplai
glukosa untuk mencukupi kebutuhan unit fetoplasental.
Akibatnya, tubuh wanita hamil membutuhkan lebih banyak insulin. Pankreas dapat memnuhi
kebutuhan insulin yang secara kontinu tetap meningkat sampai usia kehamilan aterm.
- Tanda piskacek : pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi
pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak
sama.
- Leher rahim (serviks) : berfungsi sebagai pelindung yang efektif terhadap infeksi dan juga
mempertahankan kehamilan. Di bawah pengaruh progesteron sel-sel leher rahim
mengeluarkan lendir yang menebal dan makin pekat selama kehamilan, lendir yang
menebal membentuk sumbatan leher rahim yang disebut operculum. Ukuran leher rahim
tetap selama kehamilan yaitu 2,5 cm. Estrogen menyebabkan peningkatan vaskularisasi
pada leher rahim sehingga terjadi perlunakan (tanda goodell’s).
- Desidua : merupakan nama lain dari endometrium selama kehamilan. Progesteron dan
estrogen yang dihasilkan oleh corpus luteum menyebabkan desidua menjadi lebih tebal ,
lebih banyak mengandung darah pada daerah fundus, daerah ini merupakan tempat
implantasi. Desidua menghasilkan lingkungan yang kaya glikogen untuk blastocist sampai
trofoblastik membentuk plasenta. Setelah plasenta terbentuk, maka plasenta dapat
membentuk hormon sendiri dan korpus luteum berubah menjadi corpus albican.
Trimester II
- Pada awal kehamilan trimester II, uterus mulai memasuki rongga peritoneum. Minggu ke-
20 kehamilan bentuk rahim menjadi seperti aslinya atau berbentuk buah pir, bagian fundus
lebih bulat dan tebal.
- Kelenjar-kelenjar serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih
banyak.
- Sejalan dengan bertambahnya ukuran uterus, posisi uterus akan menempel pada dinding
abdomen dan menggeser intestinal ke arah atas dan samping sehingga memungkinkan
uterus terdapat pada posisi longitudinal terhadap garis axis panggul dan dinding abdomen
menyokongnya dari depan.
Trimester III
- Pada akhir kehamilan dinding uterus mulai menipis dan lebih lembut. Pergerakan janin
dapat diobservasi dan badannya dapat diraba untuk mengetahui posisi dan ukurannya,
korpus berkembang menjadi segmen bawah rahim.
- Pada minggu ke-36 kehamilan terjadi penurunan janin ke bagian bawah rahim hal ini
disebabkan melunaknya jaringan-jaringan dasar panggul bersamaan dengan gerakan
yang baik dari otot rahim dan kedudukan bagian bawah rahim.
- Estrogen menyebabkan peregangan miometrium sehingga pada saat ini dapat terjadi
konstraksi brakton hicks yang sifatnya tidak beraturan, datang sewaktu-waktu dan tidak
mempunyai irama tertentu.
Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, dimana desidua
kapsularis dan desidua parietalis telah menjadi satu. Tingginya uterus setengah dari
jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
Pada hamil 20 minggu, fundus uteri terletak 2 jari bawah pusat sedangkan pada umur
kehamilan 24 minggu fundus uteri tepat di tepi atas pusat.
Pada hamil 28 minggu tingginya fundus uteri sekitar 3 jari diatas pusat atau sepertiga
jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.
Pada hamil 32 minggu tingginya fundus uteri setengah jarak prosesus xifoideus dan
pusat.
Pada hamil 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari dibawah prosesus xifoideus,
dalam hal kepala bayi belum masuk pintu atas panggul.
Pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari di bawah prosesus
xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin sudah masuk pintu atas panggul.
Berkaitan dengan tinggi fundus uteri dalam centimeter dapat dikemukakan bahwa umur hamil 20
minggu tinggi fundus sama dengan 20 cm (± 2 cm), umur kehamilan 24 minggu tinggi fundus
sama dengan 24 cm (± 2 cm), umur kehamilan 28 minggu tinggi fundus sama dengan 28 cm (± 2
cm) dan begitu seterusnya. Tinggi fundus yang diukur dengan centimeter adalah sama dengan
usia kehamilan (±2 cm).
2. Vagina
Trimester I
- Terjadi peningkatan vaskularisasi karena pengaruh hormon estrogen, peningkatan
vaskularisasi menimbulkan tanda chadwick (warna merah tua atau kebiruan) pada vagina
sampai minggu ke-8 kehamilan.
- Sekresi vagina menjadi lebih kental, putih dan asam kerena meningkatnya jumlah glikogen
pada lapisan epitel vagina. Estrogen membantu mempertahankan dan meningkatkan
keasaman vagina (pH 3,5-5) yang berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan dan
perkembangan bakteri patogen yang mungkin ada dalam vagina.
Trimester II
Sekresi vagina meningkat, hal ini normal jika tidak disertai gatal, iritasi atau berbau busuk.
Trimester III
Estrogen menyebabkan perubahan pada lapisan otot dan epitelium. Lapisan otot mambesar,
vagina lebih elastis yang memungkinkan turunnya bagian bawah janin.
3. Ovarium
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematangan folikel ditunda. Biasanya hanya satu
corpus luteum kehamilan dapat ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya
berfungsi maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya fungsinya
menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan fungsinya digantikan oleh
plasenta untuk menghasilkan estrogen dan progesteron.
4. Tuba palopii
Selama kehamilan otot-otot yang meliputi tuba mengalami hipertropi dan epitelium mukosa
tuba menjadi gepeng.
progesterone, tekanan rahim yang membesar dan terjadi perputaran ke kanan dan dan
terdapat kolon dan sigmoid di sebelah kiri yang menyebabkan perputaran ke kanan.
Tekanan rahim pada ureter kanan dapat menyebabkan infeksi pielonefritis ginjal kanan.
Kandung kemih atau blass pada masa kehamilan tertekan oleh uterus karena posisi blass
berada di depan uterus sehingga akan meningkatkan frekuensi buang air kecil. Terutama
pada trimester I, Trimester II tekanan uterus terhadap blass berkurang. Karena uterus
sudah mulai keluar dari rongga panggul dan pada trimester III sering terjadi rangsangan
kembali karena bagian terendah janin turun ke rongga panggul . Selain itu vaskularisasi
pada blass menyebabkan tonus otot turun. Terjadinya hemodilusi juga menyebabkan
metabolisme air meningkat sehingga pembentukan urine bertambah dan kapasitas blass
sampai 1500 ml.
kehamilan. Keadaan ini sangat jelas terlihat pada kelompok wanita dengan warna kulit
gelap atau hitam dan dapat dikenali pada payudara, abdomen, vulva dan wajah. Ketika
terjadi pada kulit muka dikenal sebagai chloasma atau topeng kehamilan. Bila terjadi
pada muka biasanya pada daerah pipi dan dahi dan dapat merubah penampilan wanita
tersebut.
Linea Alba, garis putih tipis yang membentang dari simphisis pubis sampai bagian atas
fundus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut linea nigra. peningkatan pigmentasi ini
akan berkurang sedikit demi sedikit setelah masa kehamilan.
Tingginya kadar hormon yang tersirkulasi dalam darah dan peningkatan regangan pada
kulit abdomen, paha dan payudara menimbulkan garis-garis yang berwarna merah muda
atau kecoklatan pada daerah tersebut. Tanda tersebut biasa dikenal dengan nama striae
gravidarum dan bisa menjadi lebih gelap warnanya pada multigravida dengan warna kulit
gelap atau hitam. Striae gravidarum ini akan berkurang setelah masa kehamilan dan
biasanya nampak seperi garis-garis yang berwarna keperakan pada wanita kulit putih atau
warna gelap/hitam yang mengkilap.
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. pigmentasi ini
disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat.
MSH ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis.
Kadang-kadang terdapat terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung yang disebut
chloasma garavidarum. Estrogen dan progesteron telah dilaporkan menimbulkan efek
perangsangan melanosit (Diczfalusy dan Troen, 1961)
STRIAE GRAVIDARUM
Terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, garis-garis sedikit cekung kemerahan
umumnya timbul pada kulit abdomen kadang kala pada kulit paha dan payudara. Terjadi
pada separuh wanita hamil. Pada wanita multipara seringkali ditemukan bersamaan
dengan sikatriks striae kehamilan sebelumnya.
Palmar erythema, bintik-bintik merah pada bagian telapak tangan, juga sering ditemukan
pada kehamilan namun tidak ada arti klinis yang akan segera menghilang setelah
kehamilan berakhir.
Perubahan Sistem Integumen Yang Dirasakan Ibu Hamil :
Trimester I
- Palmar erythema (kemerahan di telapak tangan) dan spider nevi
- Linea alba/nigra