Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
kerusakan pada organisme baik saat digunakan atau saat berada dalam
subkronik dan toksisitas kronik. Uji toksisitas subkronis adalah uji ketoksikan
suatu senyawa yang diberikan dengan dosis berulang pada hewan uji tertentu,
selama kurang dari tiga bulan (Priyanto, 2009). Uji toksisitas bertujuan untuk
mengetahui efek toksik dan menentukan batas keamanan suatu senyawa yang
2008).
mengidentifikasi ciri fisik maupun organ yang diberikan senyawa uji secara
berulang dalam waktu tertentu yaitu selama 28 atau 90 hari (Casarett dan Doull,
2008). Prinsip uji toksisitas subkronik yaitu, sediaan uji dalam beberapa tingkat
dosis diberikan setiap hari pada beberapa kelompok hewan uji. Tujuan uji
toksisitas subkronik adalah untuk memperoleh informasi adanya efek toksik zat
obat kimia, membutuhkan biaya yang relatif mahal, disamping itu obat tradisional
dapat diperoleh tanpa resep dokter, dapat diramu sendiri, bahan bakunya tidak
perlu diimpor dan tanaman obat dapat ditanam sendiri oleh pemakainya, serta
1
Universitas Sumatera Utara
resiko efek sampingnya sedikit dibandingkan obat-obatan kimia. Pemakaian obat
tidak dapat dihindarkan dari efek samping yang ditimbulkan. Obat-obatan kimia
biasanya mempunyai kontra indikasi dengan efek samping yang tidak diharapkan
begitu juga dengan obat yang berasal dari alam namun hal itu jarang
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan obat adalah
tanaman selada air (Nasturtium officinale R.Br). Sayuran ini telah diuji aktivitas
antikankernya yakni untuk kanker kolon dengan menggunakan jus selada air
dengan konsentrasi paling efektif 50 μl/ml terhadap kerusakan DNA pada sel
HT29 (Boyd, dkk., 2006). Herba selada air digunakan untuk pengobatan
Selada air adalah salah satu tanaman sayur dari suku Brassicaceae banyak
tropik termasuk Indonesia. Obat tradisional dalam bentuk bahan baku ekstrak agar
dapat menjadi obat herbal terstandar, maka harus dilakukan uji praklinik termasuk
uji keamanan yaitu uji toksisitas akut, subkronik dan kronik (BPOM RI, 2004).
ekstrak etanol herba selada air memiliki nilai dosis aman tertinggi adalah 4000
pemberian ekstrak etanol herba selada air (Nasturtium officinale R.Br) dengan
menggunakan parameter gejala toksik, kematian hewan, Kadar ALT, kadar AST,
penimbangan organ hati dan perubahan berat badan pada mencit putih jantan dan
2
Universitas Sumatera Utara
betina. Selama waktu pemberian sediaan uji, hewan harus diamati setiap hari
adalah apakah ekstrak etanol herba selada air (EEHSA) dapat menimbulkan gejala
1.3 Hipotesis
hari.
mengenai efek toksik yang ditimbulkan dari EEHSA dan memberikan informasi
mengenai batas keamanan dosis dari EEHSA serta sebagai acuan uji klinik untuk
3
Universitas Sumatera Utara
1.5 Kerangka Pikir Penelitian
Adapun kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1
Simplisia herba
1. Salivasi
selada air Gejala 2. Diare
toksik 3. Tremor
4. Lemas
5. Perubahan bulu
Ekstrak Etanol Herba Selada
Air 6. Jalan mundur
7. Jalan dengan
perut
1. ALT normal
Waktu pengamatan 90 Kadar ALT 17-77 IU/L
hari & AST 2. AST normal
54-298 IU/L
1. Degenerasi
Histopatologi hidropik
organ hati 2. Kariopiknotik
3. Karioreksis
4. Kariolisis
5. Nekrosis
4
Universitas Sumatera Utara