Professional Documents
Culture Documents
DAN LASIK
RS XXXXXX SEMARANG
DAFTAR ISI
DAFTARISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................................................................................
B. TUJUAN PEDOMAN................................................................................................
C. RUANG LINGKUP...................................................................................................
D. BATASAN OPERASIONAL.....................................................................................
E. LANDASAN HUKUM..............................................................................................
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. JENIS KETENAGAAN.............................................................................................
B. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.........................................................
C. DISTRIBUSI KETENAGAAN..................................................................................
BAB III STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN.................................................................................................
B. STANDAR RUANGAN............................................................................................
C. STANDAR PERALATAN.........................................................................................
BAB IV TATA LAKSANANA
A. JENIS PELAYANAN................................................................................................
B. PENJADWALAN OPERASI.....................................................................................
C. LAPORAN DAN PENCATATAN............................................................................
BAB V LOGISTIK.................................................................................................................
BABVI KESELAMATAM PASIEN
A. PENGERTIAN...........................................................................................................
B. TUJUAN.....................................................................................................................
C. TATA LAKSANANA................................................................................................
BAB VII KESEHATAN KERJA
BAB VIII SASATAN MUTU................................................................................................
BAB IX PENUTUP................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
TANGGAL:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang Undang RI No 44 th 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan bahwa penyelenggaraan
rumah sakit bertujuan memberi perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit, serta meningkatkan mutu dan
mempertahankan standar pelayanan rumah sakit. Pelayanan kesehatan mata merupakan bagian
dari pelayanan kesehatan yang penting dari seluruh pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit.
Terbatasnya sarana pelayanan kesehatan khususnya mata di Jawa Tengah, mendorong RSI Xxxxxx
untuk melengkapi pelayanan tersebut. Sehingga berdirilah Semarang Eye Center dan LASIK Center
yang telah dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dengan standart PERDAMI dan menjadikan
layanan unggulan di RSI Xxxxxx.
Perkembangan peralatan dan teknologi modern di rumah sakit juga memiliki dampak dalam
meningkatkan resiko terhadap pasien dan petugas di Semarang Eye Center dan Lasik yang
merupakan unit khusus di rumah sakit. Teknologi canggih meningkatkan kebutuhan pasien untuk
mengukur keselamatan sebagai peralatan dan instrumen yang dapat berdampak negatif pada
outcome pasien apabila tidak digunakan secara tepat dan benar. Bahaya yang dapat dihadapi oleh
petugas antara lain
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan umum :
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan mata terhadap pasien, meningkatkan
kepuasan pasien, meningkatkan kepuasan petugas SEC, LASIK dan LOW VISION
2. Tujuan khusus :
a. Untuk memenuhi standar keamanan bagi pasien dan petugas.
b. Untuk mempermudah atau petunjuk bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan SEC , LASIK dan LOW VISION.
a. Observasi K/U pasien oleh perawat ruang pulih berupa Tekanan darah
maximal 5 menit, Nyeri, Suhu, Respirasi, Nadi dan SpO2 secara terus
menerus.
b. Lakukan pelaporan dan serah terima pasien kepada perawat RR dengan
menggunakan lembar serah terima pasien pasca bedah ke RR dan daftar tilik
penghitungan instrument dan Alkes sesuai SPO Penghitungan Instrumen dan
Alkes.
c. Serahkan jaringan atau spesiment yang ada dan beritahukan di PA atau tidak
oleh perawat bedah serta RM pasien yang meliputi , Daftar Tilik
Penghitungan,Laporan Perawat, Daftar Tilik Keselamatan Perioperatif,
Lembar catatan anestesi dan pemantauan Ruang Pulih, Lembar laporan
pemakaian obat dan alat kesehatan yang dipakai.
d. Lakukan pengecekan gelang identitas pasien,kelengkapan formulir, dan
pengecekan lembar daftar tilik keselamatan perioperatif sesudah pembedahan
(Sign Out) oleh perawat ruang pulih.
e. Perawat kamar bedah yang melaporkan dan perawat ruang pulih yang
menerima serah terima pasien melakukan tanda tangan pada kolom yang
tersedia.
f. Lakukan pendokumentasian pada lembar pesanan pasien sesudah
operasi,lembar pemantauan ruang pulih dan asuhan keperawatan sesuai apa
yang dilakukan oleh perawat ruang pulih serta hasil monitoring tekanan
darah,nadi,suhu,SpO2,nyeri setiap 15 menit sekali.
g. Perawat ruang pulih melaporkan hasil observasi mulai dari 15 menit pertama
dan sterusnya kepada dokter anestesi untuk perawatan selanjutnya apakah
pasien boleh pindah keruangan rawat Inap.
h. Lakukan penilaian kelayakan oleh dokter anestesi untuk perawatan pasien
selanjutnya dengan kriteria sesuai dengan kriteria pemulangan pasien dari
kamar bedah
E. LANDASAN HUKUM
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. JENIS KETENAGAAN
1. Kepala Instalasi
c. Tim LASIK:
Dokter Mata
Perawat asisten
Refraksionis
5. Perawat Poliklinik:
a. Pendidikan min. D3 keperawatan
b. Pengetahuan kerja : bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan pelayanan.
c. Minat kerja : menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan ketelitian, serta
pekerjaan yang bersifat rutin, konkrit dan teratur, pekerjaan yang procedural .
d. Kondisi kerja : bisa menyesuaikan diri dalam melaksanakan tugas-tugas yang
mengandung resiko komplain yang berhadapan dengan situasi kritis.
e. Melayani dengan hati dan tenang serta dapat menerapkan nilai- nilai Islami dalam
pelayanan.
f. Kondisi fisik : sehat jasmani dan rohani, terutama yang terkait dengan moral
g. Mempunyai SIP yang berlaku.
6. Perawat Bagian Kamar Bedah SEC:
a. Pendidikan min. D3 keperawatan
b. Pengalaman min. 1 tahun dibidang yang sama
c. Memiliki sertifikat bedah mata/ mampu asisten operasi mata.
d. Bertanggung jawab melaksanakan keperawatan bedah mata , persiapan fasilitas dan
lingkungan, mengkaji kebutuhan pasien, melakukan tindakan darurat (panas tinggi,
kolaps, pendarahan, keracunan, henti nafas dan jantung), menyusun laporan,
bertanggung jawab, jujur, teliti, komunikatif serta mampu menerapkan nilai-nilai
Islami dalam pelayanan.
7. Perawat Sirkulasi
a. Pendidikan min. D3 keperawatan
b. Pengalaman atau dengan bimbingan.
c. Bertanggung jawab atas kelancaran pembedahan dan menjadi penyambung tim
operasi dengan daerah luar operasi, persiapan instrument operasi-pasca operasi,
bertanggung jawab, jujur, teliti, komunikatif serta mampu menerapkan nilai-nilai
Islami dalam pelayanan.
C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Ketenagaan staf dalam melaksanankan tugasnya berdasarkan kebutuhan yang ada adalah
sebagai berikut :
1. Kepala Instalasi
2. Kepala Penanggung Jawab Pelayanan
3. Koordinator sub unit
4. Perawat Anestesi
5. Refraksionis
6. Perawat pelaksana
a. OK SEC/ LASIK/ LOW VISION
b. Poliklinik
7. Adm / Logistik
8. Farmasi
9. Pekarya
10. Sanitasi
D. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jadwal dinas di bagi dalam dua shif pagi dan sore,
Pembagiannya adalah sebagai beukut :
1. DINAS PAGI
Dinas pagi dari pukul 07.00 – 14.00 WIB, terdiri dari :
a. Kepala Instalasi
b. Penanggung Jawab Ruangan
c. Perawat Pelaksana
d. Refraksionis
e. Pendaftaran
f. Kasir
g. Pekarya
h. Farmasi
i. Sanitasi ( CLEANING SERVIS )
2. DINAS SORE
Dinas sore dari pukul 12.00 – 19.00 WIB, terdiri dari :
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. STANDAR RUANGAN
Ruangan yang ada di dalam kamar bedah SEC Rumah Sakit Xxxxxx terdiri dari beberapa
ruang yang mengacu pada buku “Pedoman Teknis Kamar Operasi dan Gedung poliklinik.
1. Ruang Bedah
Ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan pembedahan mata.
a. Ruang bedah operasi mata
1) OK I
2) OK II
3) OK III
4) OK IV
b. Ruang bedah operasi ekstra okuler
Hanya untuk kegiatan operasi ekstra okuler ( OK IV )
Ruang untuk cuci tangan digunakan bagi dokter ahli bedah, assisten dan semua petugas
yang akan mengikuti kegiatan pembedahan di dalam ruangan bedah.
3. Ruang Persiapan
Ruangan yang digunakan untuk persiapan anestesi / pembiusan. Kegiatan yang dilakukan di
ruang ini adalah sebagai berikut :
1) Premedikasi persiapan pre op.
2) Memberikan kesempatan kepada penderita untuk beristirahat/ menenangkan diri.
3) Memberikan penjelasan kepada penderita mengenai tindakan yang akan
dilaksanakan.
4. Ruang Penerimaan Pasien (ruang serah terima)
Ruangan yang digunakan untuk menerima pasien dari poli SEC / ruang serah terima pasien.
Di dalam ruang penerimaan pasien ini dilakukan beberapa kegiatan yaitu :
1) Menerima serah terima pasien dari poliklinik
2) Melepas semua perhiasan maupun protese dan diserahkan kepada keluarga penderita.
3) Mengganti pakain khusus pasien ruang operasi.
5. Ruang untuk ganti pakaian
Kamar untuk ganti pakaian, sebelum petugas masuk ke lingkungan kamar bedah.
Pada kamar ganti disediakan lemari pakaian/ locker dengan kunci dipegang oleh masing-
masing petugas kamar ganti dipisah antara Pria dan Wanita.
6. Ruang Poliklinik SEC
Merupakan ruang untuk konsultasi dan pemerik saan dokter spesialis mata yang di lengkapi
dengan sarana penunjang untuk pemeriksaan.
7. Gudang
Terdapat ruang penyimpanan khusus logistic farmasi dan non farmasi
8. Ruang tunggu
Tempat keluarga atau pengantar pasien menunggu. Tempat ini perlu disediakan tempat
duduk dengan jumlah sesuai dengan aktivitas pelayanan SEC dan LASIK yang di rumah
sakit.
9. Ruang Pemeriksaan :
Ruang untuk peralatan khusus.
10. Kamar mandi/WC/Toilet
Fasilitas diatur sesuai denag kebituhan, dan harus dijaga kebersihannya karena dengan
kamar mandi/WC/Toilet yang bersih maka citra rumah sakit khususnya instalasi kamar
bedah akan baik.
C. STANDAR PERALATAN
1. Peralatan di kamar bedah:
a. Peralatan Khusus Beda mata
1. Mikroscope
2. Meja Operasi
3. Mesin Phaco
b. Instrumen Set:
1. Basic set katarak
2. Basic Set Retina
3. Basic Set Oculoplasty
4. Set instrument Lasik
D. FASILITAS
3 Penerangan 5 Watt / m²
6 Tata Ruang :
a. Ruang Tunggu Polikinik
b. Ruang refraksi
c. Ruang Alat
d. Ruang konsultasi dokter
e. Ruang Administrasi / Arsip
f. Toilet pasien
g. Ruang Ok SEC
h. Ruang Rersiapan
i. Ruang administrasi
j. Ruang pendaftaran
k. Ruang Poli SEC
l. Ruang OK Lasik
m.Ruang Tunggu Lasik
n. Ruang persiapan lasik
o. Ruang Tunggu Low Vision
p. Ruang visus Low vision
q. Ruang Asesmen fungsi Low
Vision
BAB IV
A. JENIS PELAYANAN
Jenis pelayanan yang ada berdasarkan jenis tindakan pembedahan menurut spesialisasinya yaitu
a. Amnion Graf
b. Blefaro Ptosis
c. Blefaro Plasty
d. CLE
e. Capsulotomy
f. Congenitl Fornixplasty
g. Conjungtiva Flap
h. Cyclocryo
i. DCR
j. ECCE
k. EKIK
l. Entropion
m. Enucleasi
n. Enucleasi dan graf lemak
o. Graf Mucosa Bibir
p. Granuloma
q. Heacting Cornea
r. Hordeolum, Chalazion dan abses
s. STTA
t. Iridektomy
u. Irigasi/ Aspirasi
v. Jahit Palpebra
w. Jahit Sklera
x. Papiloma
y. Phaco
z. DCR
aa. Pteregiumplasty
bb. Rekontruksi Palpebra dan eksplorasi bulbi
cc. Simbleparon
dd. Trabeculektomy
ee. Tripleprocedure
ff. Ekterpasi Tumor
gg. Vitrectomy
hh. Xantelasma
C. PENJADWALAN OPERASI
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun penjadwalan operasi adalah sebagai
berikut:
a. Tindakan dapat dijadwalkan dari poliklinik ke OK SEC dan pasien bisa langsung
pulang untuk tindakan dengan lokal anesthesi ( ODC ).
b. Penentuan jadwal operasi tidak berbarengan dengan waktu sholat/ ibadah
c. Untuk tindakan dengan general Anesthesi yang tidak memerlukan mikroskope
dilakukan di IBS
d. Untuk Tindakan yang memerlukan Anesthesi dan memerlukan mikroskope pasien
harus Rawat Inap terlebih dahulu dan dapat dioperasi pada hari berikutnya, kecuali
untuk kasus-kasus tertentu.
Pengaturan penjadwalan dokter operasi dibuat dalam bentuk penyusunan jadwal setiap
harinya yaitu bahwa :
Sesuai dengan urutan daftar program operasi ( dengan catatan pasien sudah masuk ke ruang
persiapan), apabila dokter yang mendaftar terlebih dahulu tidak bersedia memulai. Maka
petugas admin bertugas untuk minta ijin ke dokter yang bersangkutan dan meminta dokter
yang berikutnya untuk mulai operasi.
a. Pre op
1. Di poliklinik SEC:
- Timbang berat badan
- Tensi dan GDS
- Tetes mata sesuai advice
2. Di ruang persiapan OK
Preop dapat dilakukan 1 jam sebelum tindakan dengan persiapan:
- Memakaikan baju tindakan dan mengganti hijab pasien dengan topi tindakan
dan mempersiapkan pasien sesuai gender untuk tetap menjaga hijabnya.
- Dan memasang infus sesuai dengan advice dokter
3. Diruang Lasik
- Memakaikan baju tindakan dan mengganti hijab pasien dengan topi tindakan
dan mempersiapkan pasien sesuai gender untuk tetap menjaga hijabnya.
- Menyapkan pasien di kursi malas untuk rileks dulu sebelum operasi dimulai.
Pengaturan ini dibuat dalam bentuk penyusunan jadwal setiap harinya dibagi menurut
jobnya per individu baik OK maupun Poliklinik SEC, LASIK dan Low Vision
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun block time:
Dalam kaitannya dengan kamar operasi yang diperuntukkan untuk kejadian urgent, hanya kasus
emergensi, prioritas, dan urgent yang diperkenankan menggunakan kamar tersebut. Untuk itu,
petugas penjadwalan kamar operasi perlu dibekali pengetahuan khusus / pelatihan mengenai hal ini.
Ada beberapa cara untuk memaksimalkan jadwal kamar operasi, antara lain:
Segera menghubungi dokter operator bila pasien siap dan asisten siap.
Kerjasama yang baik dalam tim
Gunakan komunikasi efektif.
Memanfaatkan teknologi untuk menangani proses, misalnya tracking infrared, telepon
seluler, whiteboard elektronik, dan lain-lain
On-time dalam memulai operasi
Buat kesepakatan khusus dengan dokter.
2. Laporan Bulanan
Laporan harian yang direkap setiap bulan.
Laporan tersebut adalah data kunjungan pasien baik pasien rawat jalan poliklinik, OK
dan Lasik maupun pasien langsung atau pasien One Day Care (ODC) berdasarkan:
a. Jenis Asuransi
b. Dan kunjungan perdokter
c. Laporan pendapatan dan pengeluaran.
d. Laporan Incident
3. Laporan Tahuan
Laporan harian yang direkap dalam satu tahun dan laporan seluruh kegiatan dalam
satu tahun.
Laporan tersebut adalah data kunjungan pasien operasi baik pasien rawat inap maupun
pasien langsung atau pasien One Day Care (ODC) berdasarkan:
a. Jumlah kunjungan pasien baik operasi maupun rawat jalan per sub unit SEC.
b. Operasi 10 besar terbanyak
c. Evaluasi hasil sasaran mutu
d. Realisasi Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit tahun
e. Realisasi Kejadian Tidak Diharapkan Kamar Bedah Sentral
f. Hasil Evaluasi Rencana Kebutuhan Tenaga
g. Hasil Evaluasi Rencana Pengembangan Staf
h. Hasil Survei Kepuasan dari Unit Lain (QUISIONER)
i. Hasil Survei Kepuasan Pasien terhadap pelayanan.
j. Hasil Pengembangan Fisik Sarana & Prasarana
k. Pengadaan Sarana & Prasarana (Alat Kesehatan)
l. Produksi Saran & Prasarana (Bengkel RS
m. Perbaikan/servis Saran & Prasarana (Bengkel & Sanitasi RS)
n. Analisa hasil kegiatan
o. Permasalahan atau hambatan dan alternative pemecahan masalah.
2. Kesiapan perlengkapan baik sarana penunjang medis dan non medis dalam kondisi siap.
Manajemen Pasien
Beberapa poin penting dalam mengkaji faktor risiko pasien:
o Alergi
o Riwayat kesehatan sebelumnya (misalnya tekanan darah tinggi, asma, masalah jantung
atau pernapasan)
o Penggunaan tembakau (karena rokok meningkatkan risiko infeksi)
o Penggunaan alkohol dan narkotika
o Pengalaman pribadi pasien dengan sedasi dan anestesi sebelumnya
o Berat badan
o Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
o Ada tidaknya risiko untuk anestesi dan sedasi
o Permintaan khusus dari pasien untuk jenis anestesi dan sedasi
o Kecemasan pasien
o Delirium
o Status nutrisi
o Risiko potensial untuk deep vein thrombosis
Obat-obatan yang diberikan pada pasien harus dilabel dengan mencakup informasi seperti di
bawah ini:
Nama
Kekuatan
Jumlah/konsentrasi
Tanggal kadaluwarsa
Pelarut dan volumenya
Tanggal diberikan
2. Perlengkapan petugas OK
a. Perlengkapan petugas yang ikut pembedahan :
1) Penutup kepala
2) Masker
3) Baju kamar operasi
4) Alas kaki
5) Jas perasi steril
6) Sarung tangan steril
BAB V
LOGISTIK
Logistik adalah segala sesuatu yang berhubungan untuk pemenuhan sarana dan prasarana
baik kebutuhan yang bersifat medik maupun non medik yang diperlukan untuk kebutuhan kamar
bedah dalam pemenuhan kebutuhan layanan.
Tujuannya adalah :
1. Tersedianya peralatan sesuai kebutuhan.
2. Memenuhi peralatan di SEC dan LASIK yang memadai untuk mendukung peningkatan mutu
pelayanan pembedahan secara efektif dan efisien.
3. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam menyusun perencanaan alat.
Proses pengelolaan logistik diantaranya adalah proses untuk merencanakan, melaksanakan
dan mengendalikan secara efektif dan efisien.
Pelayanan logistik SEC dan LASIK dalam pelaksanaan kegiatan untuk pengadaan sarana
dan prasarana baik obat, alat kesehatan, alat medis ataupun alat non medis bekerja sama dengan
logistik sentral rumah sakit dan juga bagian gudang farmasi.
Sistemnya atau prosedurnya di atur dalam SPO.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
1. Sasaran Keselamatan Pasien à sebagai syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang
diakreditasi oleh KARS
2. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari
WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission International (JCI)
3. Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien
4. Sasaran ini menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan
menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus para ahli atas permasalahan ini
5. Desain sistem yang baik secara intrinsik adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum, difokuskan pada
solusi-solusi sistem yang menyeluruh.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit RSI Xxxxxx
2. Terwujudnya sistem keselamatan pasien yang kokoh
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sak
C. TATA LAKSANA
Dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, maka RSI Xxxxxx menyusun
kegiatan melalui Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit :
a. Identifikasi pasien
Kesalahan karena keliru pasien terjadi di hampir semua aspek / tahapan diagnosis dan
pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada:
1) Pasien yang dalam keadaan terbius / tersedasi
2) Mengalami disorientasi
3) Tidak sadar
4) Bertukar tempat tidur / kamar / lokasi di rumah sakit
5) Adanya kelainan sensori
6) Akibat situasi lain.
Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan :
1) Identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau
pengobatan
2) Kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut
Setiap petugas kamar bedah wajib memverifikasi mengenai identitas pasien yang akan
dilakukan tindakan melalui upaya :
1) Menayakan secara langsung kepada pasien / keluarga pasien mengenai nama dan
tanggal lahirnya.
2) Mencocokan gelang identitas pasien dengan jawaban verbal pasien / keluarga
mengenai nama dan tangaal lahir.
3) Mencocokan gelang identitas pasien dengan rekam medis pasien.
4) Verifikasi perioperatif dengan pelaksanaan daftar tilik keselamatan perioperatif
(sign iin, time out, dan sign out).
b. Komunikasi efektif
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
antar para pemberi layanan pada saat melakukan hand over/serah terima pasien, yang
meliputi :
1) Serah terima pasien sebelum operasi di ruang persiapan
1.1 Observasi keadaan umum pasien.
1.2 Melakukan identifikasi pasien sesuai dengan SPO Identifikasi Pasien
1.3 Melakukan cek ulang RM pasien dan hasil pemeriksaan penunjang.
1.4 Melakukan anamnese kepada pasien mengenai riwayat alergi,penyakit
penyerta dan penggunaan protese pada pasien.
2) Serah terima pasien pasca operasi diruang pulih
2.1 Observasi keadaan umum pasien
2.2 Melakukan pengukuran monitor pasien (Tekanan darah,Nadi, Respirasi,Suhu
dan SpO2).
2.3 Melakukan identifikasi pasien sesuai dengan SPO Identifikasi Pasien
2.4 Perawat kamar bedah melaporakan kepada perawat RR mengenai
2.4.1 prosedur pembedahan yang telah dilakukan
2.4.2 hasil specimen bedah di PA atau tidak
2.4.3 Alkes yang terpasang (jika pasien dilakukan pemasangan alkes)
2.4.4 kelengakapan format paska bedah ( Catatan anestesi,format
pemakaian alkes, daftar tilik keselamatan perioperatif dan format cek
list penghitungan)
3) Serah terima pasien pasca diruang penjemputan antara perawat ruang pulih
dengan perawat ruangan.
3.1 Observasi keadaan umum pasien.
3.2 Melakukan identifikasi pasien sesuai dengan SPO Identifikasi Pasien
3.3 Perawat RR melaporakan kepada perawat bangsal secara SBAR
mengenai :
3.3.1 prosedur pembedahan yang telah dilakukan
3.3.2 hasil specimen bedah di PA atau tidak
3.3.3 Alkes yang terpasang (jika pasien dilakukan pemasangan alkes)
3.3.4 melaporkan instruksi dokter pasca bedah dan paska anestesi
serta melakukan cek ulang RM pasien dan hasil pemeriksaan
penunjang
3.4 Perawat RR dan perawat ruangan melakukan ceklist serah terima
pasien.
Komunikasi efektif adalah:
1) Tepat waktu
2) Akurat
3) Jelas
4) Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan
(kesalahpahaman).
Prosesnya adalah:
1) Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara
lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima pesan.
2) Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
3) Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan.
c. Peningkatan keamanan obat
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat
yang perlu diwaspadai (high-alert)
1) Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah
2) obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan / kesalahan serius (sentinel
event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip
(Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike /
LASA).
3) Obat-obatan yang sering disebutkan dalam issue keselamatan pasien adalah
pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida
2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari
0.9%, dan magnesium sulfat =50% atau lebih pekat-).
Pelaksanaanya di kamar bedah dengan mengupayakan :
1) Doble cek setiap obat-obatan yang akan diberikan kepada pasien
2) Meletakan obat yang bersifat LASA berjauhan
3) Pemberian label pada obat-obat yang perlu di waspadai.
4) Penyediaan dan penyimpanan obat-obat anestesi baik yang intravena dan inhalasi
ditempatkan diruang tersendiri dan dikelola oleh depo farmasi yang ada dikamar
bedah sentrala gar tidak terjadi kesalahan dalam proses pengambilan.
5) Proses pengambilan obat anestesi intravena dan inhalasi melalui depo farmasi
kamar bedah sentral dan dilakukan independent doble cek oleh petugas depo
farmasi dan dokter anestesi/perawat anestesi yang mengambil.
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan oprasi
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang
mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit.
Kesalahan ini adalah akibat dari
1) komunikasi yang tidak efektif/tidak adekuat antara anggota tim bedah
2) kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking)
3) tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi
4) asesmen pasien yang tidak adekuat
5) penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat
6) budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah
7) Resep yang tidak terbaca (illegible handwriting)
8) pemakaian singkatan
Dalam mengupayakan hal tersebut kamar bedah sentral secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi
masalah yang mengkhawatirkan ini melalui :
1) Pemberian tanda atau marking untuk pasien yang akan menjalani pembedahan
yang bertujuan untuk : memastikan tepat lokasi operasi, memastikan tepat
prosedur,operasi, memastikan tepat pasien operasi.
2) Pelaksanaan prosedur verifikasi operasi dengan menggunakan daftar tiklik
keselamatan perioperatif meliputi :
Sebelum pasien di lakukan anestesi (sign in)
Sebelum pasien di insisi (time out)
Sebelum luka operasi ditutup (sign out)
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan
masyarakat dalam suatu masyarakat pekerja dan lingkungannya, yang tujuannya untuk
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental dan sosial bagi
masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan sekitarnya, melalui usaha preventif, promotif,
terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja, maksud penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja adalah
memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian pekerjaan dan karakteristik fisik,
melindungi tenaga kerja dari setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja, meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga
kerja. Disamping itu perlu diberikan pula pengobatan dan perawatan bagi tenaga kerja yang
menderita sakit, disertai rehabilitasinya. Dengan tujuan mendapatkan pegawai yang sehat dan
produktif
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan kerja adalah dengan melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala. Dalam pelaksaannya pemeriksaan kesehatan dibagi menjadi :
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Adalah pemeriksaan kesehatna yang dilakukan oleh dokter sebelum tenaga kerja
diterima untuk melakukan pekerjaan.
Meliputi : pemeriksaan fisik lengkap, rontgen paru – paru (bila mana mungkin) dan
laboratorium rutin serta pemeriksaan lain yang dioanggap perlu.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu – waktu tertentu terhadap tenaga kerja yang
dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
Meliputi : pemeriksaan fisik lengkap, rontgen paru – paru (bila mana mungkin) dan
laboratorium rutin serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
c. Pemeriksaan kesehatan khusus
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap
tenaga kerja tertentu.
Meliputi pemriksaan yang dianggap perlu.
B. Latar Belakang
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan karyawan memiliki landasan hukum yang
mengatur, yaitu :
- UU No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja.
- UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
- UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Kerja.
- Keputusan Presiden RI nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja.
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
01/Men/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
02/Men/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
01/Men/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Per 715/Men/2003 Tentang Pemeriksaan
Kesehatan Untuk Penjamah Makanan.
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEPTS. 333/MEN/1989 Tentang Diagnosis
dan Pelaporan Penyakit Akibat KErja.
- Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.07/BW/1997 Tentang Pengujian Hepatitis B
D. Tujuan
Tujuan Umum
- Deteksi dini terhadap penyakit akibat kerja
- Menerapkan kecapakan kerja
- Mematuhi peraturan perundangan
- Data dasar pembanding di masa yang akan datang
Tujuan khusus
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
- Mengetahui riwayat kesehatan calon karyawan tersebut sehingga yang memiliki penyakit
menular dapat diobati terlebih dahulu sebelum bekerja agar tidak menularkan pada
karyawan yang lain.
- Karyawan yang diterima cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga keselamatan
dan kesehatan karyawan yang bersangkutan dan karyawan lainnya juga dapat dijamin.
- Menghindari tuntutan karyawan di kemudian hari mengenai penyakit yang didapatkan
setelah tidak bekerja lagi di perusahaan tersebut.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala
- Mengetahui record kesehatan para karyawan per tahun.
- Mempertahankan derajat kesehatan karyawan sesudah berada dalam pekerjaannya.
- Meningkatkan kualitas kerja karyawan sehingga didapatkan kinerja yang lebih maksimal.
- Menemukan penyakit – penyakit akibat kerja agar seawal mungkin dapat direncanakan
usaha – usaha pencegahan dan penngendalian penyakit akibat kerja dalam rangka
melindungi karyawan terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul ndari pekerjaan
tertentu.
- Mendeteksi adanya penyakit akibat kerja.
- Sebagai salah satu usaha untuk menekan anggaran biaya pengobatan karyawan dengan
ditemukannya penyakit lebih dini.
c. Pemeriksaan kesehatan khusus
- Mendeteksi adanya penyakit akibat kerja.
- Melindungi karyawan terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
tertentu.
- Menilai adanya pengaruh – pengaruh dari pekrejaan tertentu terhadap karyawan atau
golongan – golongan karyawan tertentu.
- Menindaklanjuti keluhan – keluhan kesehatan diantara karyawan
E. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Jenis Pemeriksaan Bagian Jumlah Rencana
Pemeriksaan
Pemeriksaan Sesuai dengan Penerimaan Diatur oleh Bagian Personalia
Sebelum Bekerja karyawan Baru
Pemeriksaan Berkala Seluruh Karyawan 1095 April s/d Nov
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Lab darah &
urin rutin
- Pemeriksaan Ro Thorax
Pemeriksaan Hbs Ag & Anti Hbs - Medis 34 Mei s/d Nov
Khusus - Paramedis 359
- Pekarya & Sanitasi
139
Bagian perawatan
- Sanitasi Umum
- Fisioterapis 12
9
Anti Hbs (sebagai 145 Mei
tindak lanjut
program vaksinasi
karyawan tahun
2011)
Rectal Swab - Dapur Sentral 133 April & Okt
- Penyaji Makanan
Bangsal
Blood Film - Radiologi 13 April
- Bedah Sentral 43
Pap Smear Karyawan wanita usia > 312 Mei s/d okt
40 Tahun
EKG Karyawan usia > 50 120 Mei s/d Nov
Tahun
Audiometri Bagian Bengkel Listrik 28 Mei – Juni
G. Sasaran
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Setiap orang yang hendak diterima sebagai karyawan baru
b. Pemeriksaan kesehatan berkala
Semua karayawan RSI XXXXXX
c. Pemeriksaan kesehatan khusus
- Karyawan yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan
yang lebih dari 2 (dua) minggu
- Karyawan yang berusia didatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja cacat, serta
tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu.
- Karyawan yang terdapat dugaan – dugaan tertentu mengenai gangguan – gangguan
kesehtannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan.
H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jenis Pemeriksaan Jadwal Pemeriksaan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Pemeriksaan
Sebelum Bekerja
Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Ro Thorax
Pemeriksaan Khusus
Anti Hbs
Rectal Swab
Blood Film
EKG
Pap smear
Audiometri
Bagian Ketenagaan
Ruangan 83
Laboratorium Analis 25
Pekarya 7
Hemodialisa Medis 1
Paramedis 5
Pekarya 1
Pekarya 4
Paramedis 32
Pekarya 26
Pekarya 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Hepatitis B Medis
Paramedis
Pekarya
Sanitasi
Laboratorium
Petugas Kemoterapi
General ICU
Kebidanan
Demikian Pedoman Pelayanan Unit Semarang Eye Center dan LASIK ini
kami buat. Yang pada dasarnya merupakan pedoman pelaksaan pelayanan Unit
Semarang Eye Center dan LASIK. Sesuai dengan pedoman Pelayanan Rumah
Sakit Isalam Xxxxxx Semarang dalam pelaksanaan pelayanana kesehatan kepada
pasien untuk dapat memberikan pelayanan yang paripurna.
Pedoman Pelayanan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
sangat mengharpkan saran perbaikan untuk pedoman yang akan datang.
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT XXXXXXXXXX
TENTANG:
MENIMBANG :
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
PERTAMA : Pedoman Organisasi Instalasi Xxxxxx Eye Center Rumah Sakit Islam
KEDUA : Pedoman ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan dilakukan evaluasi setiap
Tahunnya
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan, maka
Ditetapkan di : Semarang
………………………
SEMARANG
…………………………………………….
Direktur Utama
TEMBUSAN Yth:
NOMOR : /PER/XXXXXX/IV/2017
TENTANG
Disiapkan Dr. A.M Sita Pritasari , SpM Ka. Instalasi SEC April 2017
Diperiksa Dr. H.Sampurna, M.Kes Direktur Pelayanan April 2017