You are on page 1of 10

ASUHAN KEPERAWATAN SECTIO CAESARIA

definisi :

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding
depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500
gram (Sarwono, 2009).

etiologi :

Indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban
pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram.

- CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion ) Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar
panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak
dapat melahirkan secara alami.
- PEB (Pre-Eklamsi Berat) Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas
- KPD (Ketuban Pecah Dini) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini
adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu.
- Bayi Kembar Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran
kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain
itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk
dilahirkan secara normal.
- Faktor Hambatan Jalan Lahir:
Kelainan Letak Janin
1. Kelainan pada letak kepala Letak kepala tengadah, Bagian terbawah adalah puncak kepala,
pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan panggul, kepala
bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar panggul. Presentasi muka, Letak
kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak paling rendah ialah muka. Hal
ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %. Presentasi dahi, Posisi kepala antara fleksi dan defleksi,
dahi berada pada posisi terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya
dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang kepala
2. Letak Sungsang Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal
beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki, sempurna,
presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Saifuddin, 2002).

klasifikasi section cesaria

1. section cesarean transperitonealis profunda


Sectio cesaria transperitonealis propunda denganinsisi di segmen bawah uterus. insisi pada
bawahrahim, bisa dengan teknik melintang atau memanjang.Keunggulan pembedahan ini
adalah:
Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak.Bahaya peritonitis tidak besar.Perut uterus
umumnya kuat sehingga bahayaruptur uteri dikemudian hari tidak besar karenapada nifas
segmen bawah uterus tidak seberapabanyak mengalami kontraksi seperti korpus uterisehingga
luka dapat sembuh lebih sempurna.
2. Sectio cacaria klasik atau section cecaria korporal

Pada cectio cacaria klasik ini di buat kepada korpusuteri, pembedahan ini yang agak
mudahdilakukan,hanya di selenggarakan apabila adahalangan untuk melakukan section
cacariatransperitonealis profunda. Insisi memanjang padasegmen atas uterus.

3. Sectio cacaria ekstra peritoneal

Section cacaria eksrta peritoneal dahulu di lakukanuntuk mengurangi bahaya injeksi perporal
akan tetapidengan kemajuan pengobatan terhadap injeksipembedahan ini sekarang tidak
banyak lagi dilakukan. Rongga peritoneum tak dibuka, dilakukanpada pasien infeksi uterin berat.

4. Section cesaria Hysteroctomi

Setelah sectio cesaria, dilakukan hysteroktomy dengan indikasi:

Atonia uteri Plasenta accrete Myoma uteri Infeksi intra uteri berat

PATOFISIOLOGI SECTIO CAESARIA

SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayidengan berat di atas 500 gr dengan sayatan padadinding
uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukantindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsiuterus,
distorsia jaringan lunak, placenta previa dll,untuk ibu.Sedangkan untuk janin adalah gawat janin.
Janinbesar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akanmengalami adaptasi post partum baik dari
aspekkognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kuranginformasi dan dari aspek fisiologis yaitu
produkoxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASIyang keluar hanya sedikit, luka dari insisi
akanmenjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena ituperlu diberikan antibiotik dan perawatan luka
denganprinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisiyang mengakibatkan gangguan rasa
nyaman.Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukananestesi bisa bersifat regional dan umum.
Namunanestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga
kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidakdapat diatasi dengan mudah.Akibatnya janin
bisa mati, sedangkan pengaruhnyaanestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteriberupa atonia
uteri sehingga darah banyak yangkeluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalannafas yang tidak
efektif akibat sekret yan berlebihankarena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesiini juga
mempengaruhi saluran pencernaan denganmenurunkan mobilitas usus.Seperti yang telah diketahui
setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses penghancuran denganbantuan peristaltik usus.
Kemudian diserap untukmetabolisme sehingga tubuh memperoleh energi.Akibat dari mortilitas yang
menurun maka peristaltik juga menurun.Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dankarena
reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasiensangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perludipasang
pipa endotracheal. Selain itu motilitas yangmenurun juga berakibat pada perubahan polaeliminasi yaitu
konstipasi (Saifuddin, Mansjoer &Prawirohardjo, 2002).

KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi pada ibu SC adalah :

Infeksi puerperial

: kenaikan suhu selama beberapahari dalam masa nifas dibagi menjadi:Ringan, dengan suhu meningkat
dalam beberapa hariSedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengandehidrasi dan perut sedikit
kembungBerat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik

Perdarahan

: perdarahan banyak bisa terjadi jika padasaat pembedahan cabang-cabang arteri uterine ikutterbuka
atau karena atonia uteri.

Komplikasi-komplikasi lainnya

antara lain lukakandung kencing, embolisme paru yang sangat jarangterjadi.

Kurang kuatnya parut pada dinding uterus

, sehinggapada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptur uteri.Yang sering terjadi pada ibu bayi :
Kematian perinatal

PEEMERIKSAAN PENUNJANG SECTIO CAESARIA

Berikut adalah beberapa pemeriksaan penunjang untuk pasien section caesaria.

Elektroensefalogram ( EEG ), Untuk membantumenetapkan jenis dan fokus dari kejang.Pemindaian CT,
Untuk mendeteksi perbedaankerapatan jaringan.Magneti resonance imaging (MRI),
Menghasilkanbayangan dengan menggunakan lapanganmagnetik dan gelombang radio, berguna untuk
memperlihatkan daerah – daerah otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian
CT.Pemindaian positron emission tomography ( PET), Untuk mengevaluasi kejang yang membandeldan
membantu menetapkan lokasi lesi, perubahanmetabolik atau alirann darah dalam otak.Uji laboratorium,
Fungsi lumbal: menganalisiscairan serebrovaskuler, Hitung darah lengkap:mengevaluasi trombosit dan
hematocrit, Panelelektrolit, Skrining toksik dari serum dan urin, AGD,Kadar kalsium darah, Kadar
natrium darah, Kadarmagnesium darah.

PENATALAKSANAAN SECTIO CAESARIA

Perawatan awal
Letakan pasien dalam posisi pemulihanPeriksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15menit selama 1 jam
pertama, kemudian tiap 30menit jam berikutnya. Periksa tingkat kesadarantiap 15 menit sampai
sadarYakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasiTransfusi jika diperlukanJika tanda vital dan
hematokrit turun walaudiberikan transfusi, segera kembalikan ke kamarbedah kemungkinan terjadi
perdarahan pascabedah

Diet

Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikansetelah penderita flatus lalu dimulailah


pemberianminuman dan makanan peroral. Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah
boleh dilakukanpada 6 - 10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air the

Mobilisasi

Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam
setelah operasiLatihan pernafasan dapat dilakukan penderitasambil tidur telentang sedini mungkin
setelahsadarHari kedua post operasi, penderita dapatdidudukkan selama 5 menit dan diminta
untukbernafas dalam lalu menghembuskannya.Kemudian posisi tidur telentang dapat diubahmenjadi
posisi setengah duduk (semifowler)Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari,pasien dianjurkan
belajar duduk selama sehari,belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiripada hari ke-3 sampai hari
ke5 pasca operasi

Fungsi gastrointestinal

Jika tindakan tidak berat beri pasien diit cairJika ada tanda infeksi , tunggu bising usus timbulJika pasien
bisa flatus mulai berikan makananpadatPemberian infus diteruskan sampai pasien bisaminum dengan
baik

Perawatan fungsi kandung kemih

Jika urin jernih, kateter dilepas 8 jam setelahpembedahan atau sesudah semalamJika urin tidak jernih
biarkan kateter terpasangsampai urin jernihJika terjadi perlukaan pada kandung kemihbiarkan kateter
terpasang sampai minimum 7 hariatau urin jernih.Jika sudah tidak memakai antibiotika

berikannirofurantoin 100 mg per oral per harisampai kateter dilepas

Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasanyeri dan tidak enak pada penderita, menghalangiinvolusi
uterus dan menyebabkan perdarahan.Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebihama lagi tergantung
jenis operasi dan keadaanpenderita.

Pembalutan dan perawatan luka

Jika pada pembalut luka terjadi perdarahan ataukeluar cairan tidak terlalu banyak janganmengganti
pembalutJika pembalut agak kendor , jangan gantipembalut, tapi beri plester untuk
mengencangkanGanti pembalut dengan cara sterilLuka harus dijaga agar tetap kering dan bersihJahitan
fasia adalah utama dalam bedahabdomen, angkat jahitan kulit dilakukan pada harikelima pasca SC
Jika masih terdapat perdarahan

Lakukan masase uterusBeri oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan I.V.(garam fisiologik atau RL) 60
tetes/menit,ergometrin 0,2 mg I.M. dan prostaglandin

Jika terdapat tanda infeksi

, berikan antibiotikakombinasi sampai pasien bebas demam selama 48 jam :

Ampisilin 2 g I.V. setiap 6 jamDitambah gentamisin 5 mg/kg berat badan I.V.setiap 8 jamDitambah
metronidazol 500 mg I.V. setiap 8 jam

Analgesik dan obat untuk memperlancar kerjasaluran pencernaan

Pemberian analgesia sesudah bedah sangat penting Supositoria

= ketopropen sup 2x/ 24 jam

Oral

= tramadol tiap 6 jam atauparacetamol

Injeksi

= penitidine 90-75 mgdiberikan setiap 6 jam bila perlu

Obat-obatan lain

Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umumpenderita dapat diberikan caboransia


sepertineurobian I vit. C

Hal – Hal lain yang perlu diperhatikan

Paska bedah penderita dirawat dan diobservasikemungkinan komplikasi berupa perdarahan


danhematoma pada daerah operasiPasca operasi perlu dilakukan drainase untukmencegah terjadinya
hematoma.Pasien dibaringkan dengan posisi semi fowler(berbaring dengan lutut ditekuk) agar
didingabdomen tidak tegang.Diusahakan agar penderita tidak batuk ataumenangis.Lakukan perawatan
luka untuk mencegah terjadinyinfeksiDalam waktu 1 bulan jangan mengangkut barangyang
berat.Selama waktu 3 bulan tidak boleh melakukankegiatan yang dapat menaikkan tekanan
intraabdomenPengkajian difokuskan pada kelancaran salurannafas, karena bila terjadi obstruksi
kemungkinanterjadi gangguan ventilasi yang mungkin disebab-kan karena pengaruh obat-obatan,
anestetik,narkotik dan karena tekanan diafragma.

Selainitu juga penting untuk mempertahankansirkulasi dengan mewaspadai terjadinyahipotensi dan


aritmia kardiak. Oleh karenaitu perlu memantau TTV setiap 10-15 menit dan kesadaran selama 2 jam
dan 4 jamsekali.
Keseimbangan cairan dan elektrolit, kenyamananfisik berupa nyeri dan kenya-manan psikologis juga
perlu dikaji sehingga perlu adanya orientasidan bimbingan kegi-atan post op seperti ambulasidan nafas
dalam untuk mempercepat hilangnyapengaruh anestesi.Perawatan pasca operasi, Jadwal
pemeriksaanulang tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas.

Jadwal pengukuran jumlah produksi urin Berikaninfus dengan jelas, singkat dan terinci biladijumpai
adanya penyimpanganPenatalaksanaan medis, Cairan IV sesuai indikasi.Anestesia; regional atau general
Perjanjian dariorang terdekat untuk tujuan sectio caesaria. Teslaboratorium/diagnostik sesuai
indikasi.Pemberian oksitosin sesuai indikasi. Tanda vitalper protokol ruangan pemulihan, Persiapan
kulitpembedahan abdomen, Persetujuanditandatangani. Pemasangan kateter fole

DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN SECTIO CAESARIA

1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik

3. Risiko infeksi

DX.1.Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Setelah diberikan perawatan klien akan menunjukkan: Ansietas
berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan selau menunjukkan
pengendalian diri terhadap ansietas, diri, koping. Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas;

yang dibuktikan oleh indicator sibagai berikut:

1 tidak pernah, 2 jarang , 3 kadang-kadang, 4 sering , 5 selalu

Intervensi Keperawatan NIC

Pengkajian

kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik setiap……..

kaji untuk factor budaya yang menjadi penyebab ansietas

gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas dimasa lalu

reduksi ansietas (NIC); menentukan kemampuan pengambilan keputusan pasien

Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

buat rencana penyuluhan dengan tujuan ang realistis, termasuk kebutuhan untuk pengulangan,
dukungan dan pujian terhadap tugas-tugas yang telah dipelajari

berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman, tetangga, kelompok
swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi
informasikan tentang gejala ansietas

ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic dan gejala penyakit fisik

penurunan ansietas (NIC);

sediakan informasi factual menyangkut diagnosis, terapi dan prognosis

instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi

jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dialami selama prosedu

Aktivitas kolaboratif penurunan ansietas (NIC);

berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu

DX.2.Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan:Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikanoleh


indicator sebagai berikut:

1. tidak pernah
2. jarang
3. kadang-kadang
4. sering
5. selalu

INDIKATOR 1 2 3 4 5
MENGENALI AWITAN NYERI
MENGGUNAKAN TINDAKAN KEPERAWATAN
MELAPORKAN NYERI DAPAT DIKENDALIKAN
Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan olehindicator sebagai berikut:

1. sangat berat
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada

INDIKATOR 1 2 3 4 5
EKSPRESI NYERI PADA WAJAH
GELISAH ATAU KETEGANGAN OTOT
DURASI EPISODE NYERI
MERINTIH DAN MENANGIS
GELISAH
memperlihatkan teknik relaksasi secara individualyang efektif untuk mencapai kenyamanan
mempertahankan nyeri pada ….atau kurang(dengan skala 0-10)

melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis

mengenali factor penyebab dan menggunakantindakan untuk

memodifikasi factor tersebutmelaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan

melaporkan pola tidur yang baik

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian

Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10.

Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan kemungkinan efek
sampingnya

Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri dan respon pasien

Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat perkembangan pasien

Manajemen nyeri:

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensifmeliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi,frekuensi,
kualitas, intensitas atau keparahan nyeridan factor presipitasinyaObservasi isyarat nonverbal
ketidaknyamanan,khususnya pada mereka yang tidak mampuberkomunikasi efektif

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obatkhusus yang harus diminum, frekuensi,
frekuensipemberian, kemungkinan efek samping,kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusussaat
mengkonsumsi obat tersebut dan namaorang yang harus dihubungi bila mengalami
nyerimembandel.Instruksikan pasien untuk menginformasikan padaperawat jika peredaan nyeri tidak
dapat dicapaiInformasikan kepada pasien tentang proseduryang dapat meningkatkan nyeri dan
tawarkanstrategi koping yang ditawarkanPerbaiki kesalahan persepsi tentang analgesicnarkotik atau
oploid (resiko ketergantungan atauoverdosis)

Manajemen nyeri:

Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebabnyeri, berapa lama akan berlangsung, danantisipasi
ketidaknyamanan akibat prosedurAjarkan penggunaan teknik nonfarmakologi(relaksasi, distraksi, terapi)
Aktivitas kolaboratif

Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberianopiate yang terjadwal (missal, setiap 4 jam selama36
jam) atau PCA

Manajemen nyeri:

Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelumnyeri menjadi lebih beratLaporkan kepada dokter jika
tindakan tidakberhasil atau jika keluhan saat ini merupakanperubahan yang bermakna dari pengalaman
nyeripasien dimasa lalu

DX.3.Risiko infeksi

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akanmenunjukkan:

Factor resiko infeksi akan hilang yang dibuktikandengan pengendalian resiko komunitas,
penyakitmenular, status imun, keparahan infeksi,keparahan infeksi bai baru lahir, pengendalianresiko
PMS, dan penyembuhan luka primer dansekunder.Pasien akan memperlihatkan pengendalian
resikoPMS yang dibuktikan oleh indicator sebagaiberikut:

1. tidak pernah
2. jarang
3. kadang-kadang
4. sering
5. selalu

INDIKATOR 1 2 3 4 5
MEMANTAU PERILAKU SEKSUAL TERHADAP RESIKO PAJANAN PMS
MENGIKUTI STRATEGI PENGENDALIAN PAJANAN
MENGGUNAKAN METODE PENGENDALIAN PENULARAN PMS

Contoh lain: pasien dan keluarga akan:

Terbatas dari tanda dan gejala infeksiMemperlihatkan hygiene personal yang adekuatMengindikasikan
status gi, pernapasan,genitourinaria dan imun dalam batas normalMenggambarkan factor yang
menunjangpenularan infeksiMelaporkan tanda atau gejala infeksi sertamengikuti prosedur skrining dan
pemantauan

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu, denut jantung, drainase, penampilan luka, sekresi,penampilan
urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan danmalaise)Kaji factor yang dapat meningkatkan
kerentananterhadap infeksiPantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap,hitung granulosit, absolute,
hitung jenis, proteinserum, albumin)Amati penampilan praktek hygiene personal untukperlindungan
terhadap infeksi

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

Jelaskan pada pasien dan keluarga mengapasakit atau terapi meningkatkan resiko terhadap infeksi
Instruksikan untuk menjaga personal hygiene, Jelaskan manfaat dan rasional serta efek
sampingimunisasi

Berikan pasien dan keluarga metode untuk mencatat imunisasi

Pengendalian infeksi (NIC):

Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benarAjarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan
sewaktu masuk dan meninggalkan ruang pasien

Aktivitas kolaboratif

Ikuti protocol institusi untuk melaporkan suspekinfeksi atau kultur positif Pengendalian infeksi (NIC):
berikan terapiantibiotic, bila diperlukan

Aktivitas lain

Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat yang sama untuk pasien
lain yang mengalami infeksi dan memisahkan ruang perawatan pasien dengan pasien yang terinfeksi

Pengendalian infeksi (NIC):

Bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan masing-masing pasien,Pertahankan tehnik


isolasi, bila diperlukanTerapkan kewaspadaan universal, Batasi jumlah pengunjung, bila diperlukan

Sumber:

Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R.Ahern.

Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATANDiagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOCEdisi 9

. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep danNs. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.

You might also like