You are on page 1of 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

T DENGAN DIGANOSA MEDIS DILATASI


GASTER, HIPOTENSI, DYSPEPSI, DAN ANOREKSIA GERIATRI

DI RUANG WIJAYA KUSUMA C RSUD dr. SOETOMO MADIUN

4.1 Pengkajian

1. Identitas pasien

Nama : Tn. T No. Reg : 6763878


Umur : 61 Tahun Tgl. MRS : 13-03-2019 (13.40)
Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosis Medis : Dilatasi Gaster,
Suku/Bangsa : Indonesia Hipotensi, Anoreksia geriatric, & Dyspepsi
Agama : Islam Tgl Pengkajian : 13-03-2019 (14.00)
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Alamat : Magetan

2. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. W

Umur : 60 tahun

Alamat : Magetan

Hubungan dengan pasien : Istri

3. Keluhan Utama : sesak nafas.

4. Riwayat penyakit sekarang : Tanggal 13 maret 2019 Tn. T datang ke poli dalam dengan
keluhan sesak nafas dan nyeri ulu hati sejak satu minggu yang lalu (P: dilatasi gaster Q:
nyeri seperti ditusuk-tusuk R: abdomen bagian atas S: skala nyeri 5 T: nyeri terus
menerus), pasein mengeluh mual kemudian pasien dikirim ke ruangan Wijayakusuma C
untuk dilakukan perawatan lebih lanjut. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 13 maret
2019 pukul 14.00 didapatkan hasil TTV : TD 90/70 N: 88 RR: 26 S: 36,7 kesadaran
komposmentis, keadaan umum lemah GCS 456, terpasang infus di tangan kiri dengan
cairan infus aminofluid, syring pum dopamine 3,7 meq dan terpasang kateter
5. Riwayat penyakit dahulu : Pasien sudah memiliki penyakit gastritis sejak 5 tahun yang
lalu.

6. Riwayat penyakit keluarga : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti Hipertensi,
Diabetes Militus, jantung dan lain-lain

7. Pemeriksaan fisik :

Keadaan umum : Lemah


Kesadaran : composmetis

GCS : 456

a. Tanda – tanda Vital

TD : 90/70mmhg

Suhu : 36,7 oC

Nadi : 88 x/menit

RR : 26 x/menit

b. Pengkajian nyeri
P: dilatasi gaster

Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk

R: abdomen bagian atas

S: skala nyeri 4

T: nyeri terus menerus

8. Pemeriksaan persistem

Sistem Pernafasan
Anamnesa: sesak napas
Hidung
Inspeksi : tidak mengalami nafas cuping hidung, tidak ada sekret, kebersihan cukup,
terpasang oksigen nasal 5 lpm
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering
Leher
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa
Faring
Inspeksi : tidak ada kemerahan, tidak ada odem
Area Dada
Inspeksi : pola nafas cepat 26 x/menit, irama nafas ireguler, bentuk dada normal, tidak
mengalami trauma dada maupun pembengkakan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi: tidak ada ronkhi, wheexing, stridor maupun crackles

Sistem Kardiovaskuler dan Limfe


Anamnesa: tidak ada keluhan
Wajah
Inspeksi : pucat, konjungtiva anemis
Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada
Inspeksi : bentuk dada normal
Perkusi : batas jantung dengan adanya bunyi redup
Auskultasi: bunyi jantung normal (BJ 1dan BJ 2), tidak ada kelainan bunyi murmur
Ekstermitas Atas
Inspeksi : tidak mengalami sianosis maupun clubbing finger
Palpasi : CRT <2 detik, suhu akral dingin
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : tidak mengalami sianosis, clubbing finger maupun odem
Palpasi : CRT <2 detik dan suhu akral dingin
Sistem Persyarafan
Anamnesa: tidak ada keluhan
a. Uji nervus I olfaktorius (pembau): pasien dapat membedakan bau-bauan
b. Uji nervus II opticus (penglihatan): tidak ada katarak, infeksi konjungtiva atau infeksi
lainnya
c. Uji nervus III oculomotorius: bola mata tidak menonjol (exoptalmus)
d. Uji nervus IV toklearis: ukuran pupil normal
e. Nervus V trigeminus (sensasi kulit wajah): pasien dapat membuka dan menutup mulut
f. Nervus VI abdusen: tidak ada strabismus (juling), gerakan mata normal
g. Nervus VII facialis: pasien dapat menggembungkan pipi, menaikkan dan menurunkan
alis mata
h. Nervus VIII auditorius/akustikus: pasien dapat mendengar kata-kata dengan baik
i. Nervus IX glosoparingeal: terdapat reflek muntah
j. Nervus X vagus: dapat menggerakkan lidah
k. Nervus XI aksesorius: dapat menggeleng dan menoleh ke kanan dan kiri, dan
mengangkat bahu
l. Nervus XII hypoglosal/hipoglosum: dapat menjulurkan lidah
m. Pemeriksaan reflek patologis: normal, tidak ada gangguan
GCS (Glasgow Coma Scale)
Eye/membuka mata (E): 4
Motorik (M): 6
Verbal (V): 5

Perkemihan-Eliminasi Uri
Anamnesa: tidak ada keluhan
Genetalia Eksterna
Inspeksi : tidak ada odem, tidak ada tanda-tanda infeksi, terpasang kateter
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Kandung Kemih
Inspeksi : tidak ada massa, tidak ada pembesaran kandung kemih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Ginjal
Inspeksi : tidak ada pembesaran daerah pinggang
Palpasi : tidak ada nyeri tekan abdomen kuadran I dan II diatas umbilikus
Perkusi : tidak ada nyeri ketok

Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi


Anamnesa: nyeri abdomen, mual, tidak bisa BAB ± 1 minggu
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir pucat, gigi tidak karies atau plak, kebersihan cukup, kondisi gusi
baik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut
Lidah
Inspeksi : kebersihan baik, mengalami tremor, dan tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Abdomen (dibagi menjadi 4 kuadran)
Inspeksi : tidak ada pembesaran yang abnormal
Auskultasi : peristaltik usus normal 12x/menit
Perkusi : timpani
Palpasi : ada nyeri tekan pada region 2
Sistem Muskuloskeletal dan Integumen
Anamnesa: lemas
Terpasang infus di tangan sebelah kiri
Kekuatan otot: 3 3
3 3

Keterangan:
0: tidak ada kontraksi
1: kontraksi (gerakan minimal)
2: gerakan aktif namun tidak dapat melawan gravitasi
3: gerakan aktif, dapat melawan gravitasi
4:gerakan aktif, dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan ringan
5: gerakan aktif, dapat melawan gravitasi serta mampu menhana tahanan penuh

Sistem Endokrin dan Eksokrin


Anamnesa: tidak ada keluhan
Kepala
Inspeksi : distribusi rambut baik, ketebalan normal
Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Genetalia
Inspeksi : kebersihan baik
Palpasi : tidak ada benjolan

Ekstremitas Bawah
Palpasi : tidak ada odem

Sistem Reproduksi
Anamnesa: tidak ada keluhan
Axilla
Inspeksi :tidak ada benjolan
Palpasi : tidak ada benjolan
Abdomen
Inspeksi : bersih, tidak ada pembesaran abdomen
Palpasi : ada nyeri tekan pada region II
Perkusi : ada nyeri ketok
Genetalia :
Inspeksi : Rambut pubis, kebersihan, tidak ada varices, tidak ada benjolan, ada
pengeluaran darah
Palpasi : tidak ada benjolan/ massa dan nyeri tekan.
Sistem Persepsi Sensori
Anamnesa: tidak ada keluhan
Mata
Inspeksi
Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis
Kornea: normal berkilau, transparan
Iris dan pupil: warna iris dan ukuran normal
Lensa: normal jernih dan transparan
Sklera: warna putih
Palpasi : tidak ada nyeri dan pembengkakan pada kelopak mata
Penciuman
Palpasi : tidak ada sinus, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan penunjang
CT Scan abdomen: dilatasi gaster hebat, tidak ada kausannya

4.2 Diagnosa
Ns. Diagnosis Ketidakefektifan pola nafas

(NANDA-I)

DEFINITION Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak


memberikan ventilasi yang adekuat

BATASAN KARAKTERISTIK  Dyspnea


 Nafas pendek
 Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
 Penurunan pertukaran udara per menit
 Menggunakan otot pernafasan tambahan
 Ortopnea
 Pernafasan pursed-lip
 Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama
 Penurunan kapasitas vital
 Respirasi : 11 – 24x/mnt
RELATED  Hiperventilasi
 Penurunan energy dan kelelahan
 Perusakan atau penurunan muskuloskletal
 Kelelahan otot pernafasan
 Hiperventilasi syndrome
 Injury tulang belakang
 Kecemasan
 Disfungsi neuromuskuler
 Obesitas

ASSESSMENT Subjektive data Objektive data Entry


entry
 Keadaan umum : lemah
Pasien mengatakan  Pasien nampak sulit bernafas
sesak napas  Terpasang oksigen nasal 5 lpm
lpm
 TD : 90/70 Mmhg
 N : 88 x/m
 S : 36,7 C
 RR : 26 x/menit

DIAGNOSIS Client Ns. Diagnosis (specify)

Diagnostic Ketidakefektifitas pola nafas

Statement : Related to :

Penurunan energi dan kelelahan


Ns. Diagnosis Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan
(NANDA-I)

DEFINITION Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi


kebutuhan metabolic

BATASAN KARAKTERISTIK  Nyeri abdomen


 Muntah
 Kejang perut
 Rontok rambut yang berlebihan
 Kurang nafsu makan
 Bising usus berlebihan
 Konjungtiva pucat
 Denyut nadi lemah
RELATED  Ketidakmampuan untuk memasukan atau
mencerna nutrisi oleh karena factor
biologis, psikologis atau ekonomi

ASSESSMENT Subjektive data Objektive data Entry


entry
 Keadaan umum : lemah
Pasien mengatakan  Konjungtiva pucat
nyeri abdomen,  Lemas
mual  Nafsu makan menurun
 TD : 90/70 Mmhg
 N : 88 x/m
 S : 36,7 C
 RR : 26 x/menit
DIAGNOSIS Client Ns. Diagnosis (specify)

Diagnostic Nutrisi kurang dari kebutuhan

Statement : Related to :
Ketidakmampuan untuk memasukan
atau mencerna nutrisi oleh karena
factor biologis

4.3 Intervensi
NIC NOC
INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDKATOR
Airway 1. Buka jalan nafas, Respiratory 1. Mendemonstrasikan batuk
Management guanakan teknik chin lift status : efektif dan suara nafas
atau jaw thrust bila perlu Ventilation yang bersih, tidak ada
2. Posisikan pasien untuk sianosis dan dyspneu
memaksimalkan ventilasi (mampu mengeluarkan
3. Identifikasi pasien sputum, mampu bernafas
perlunya pemasangan alat dengan mudah, tidak ada
jalan nafas buatan pursed lips) (4)
4. Pasang mayo bila perlu 2. Menunjukkan jalan nafas
5. Lakukan fisioterapi dada yang paten (klien tidak
jika perlu merasa tercekik, irama
6. Keluarkan sekret dengan nafas, frekuensi
batuk atau suction pernafasan dalam rentang
7. Auskultasi suara nafas, normal, tidak ada suara
catat adanya suara nafas abnormal) (4)
tambahan 3. Tanda Tanda vital dalam
8. Lakukan suction pada rentang normal (tekanan
mayo darah, nadi, pernafasan)
9. Berikan bronkodilator (4)
bila perlu
10. Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl
Lembab
11. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan
status O2
NIC NOC
INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDKATOR

Nutrition 1. BB pasien dalam batas Nutritional 1. Adanya peningkatan


Monitoring normal Status : berat badan sesuai
2. Monitor adanya food and dengan tujuan (3)
penurunan berat badan Fluid 2. Berat badan ideal sesuai
3. Monitor tipe dan jumlah Intake dengan tinggi badan (3)
aktivitas yang biasa 3. Mampu mengidentifikasi
dilakukan kebutuhan nutrisi (3)
4. Monitor tipe dan jumlah 4. Tidak ada tanda-tanda
aktivitas yang biasa malnutri (4)
dilakukan 5. Menunjukkan
5. Monitor tipe dan jumlah peningkatan fungsi
aktivitas yang biasa pengecapan dan menelan
dilakukan (4)
6. Monitor turgor kulit 6. Tidak terjadi penurunan
7. Monitor kekeringan, berat badan yang berarti
rambut kusam, dan (3)
mudah patah
8. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
9. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
10. Monitor kalori dan
intake nutrisi
11. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
12. Kolaborasi dengan tim
medis dan gizi
4.3 Implementasi

No. Diagnosa Tgl Jam Tindakan Hasil Paraf

1 Ketidakef 13 13.40 1. Memonitor tanda-  Tensi = 90/70 mmhg


ektifan Maret tanda vital Nadi = 96 x/menit
13.42
pola nafas 2019 2. Mengauskultasi RR = 26 x/menit
13.42 suara tambahan Suhu = 37. 0 C
13.45 (tidak ada suara  Tidak ada suara nafas
nafas tambahan) tambahan
13.50
3. Memonitor pola  Pola nafas pasien
nafas teratur
4. Memposisikan  Pasien posisi
pasien untuk semifowler
14.00
meringankan  Cairan infus di tangan
sesak nafas kanan aminofluid
5. Memberikan
asupan cairan
untuk
mengoptimalkan
keseimbangan
cairan
6. Melakukan
kolaborasi dengn
tim medis
14.30 1. Memonitor tanda-  Tensi = 90/70 mmhg
tanda vital Nadi = 96 x/menit
14.32
2. Mengauskultasi RR = 24 x/menit
14.35 suara tambahan Suhu = 37. 0 C
14.37 (tidak ada suara  Tidak ada suara nafas
nafas tambahan) tambahan
14.40
3. Memonitor pola  Pola nafas pasien
nafas teratur
15.00
4. Memposisikan  Pasien posisi
pasien untuk semifowler
meringankan  Cairan infus di tangan
sesak nafas kanan aminofluid , dan
5. Memberikan dopamine 5micro =
asupan cairan 3,7mEq
untuk  Injeksi pantoprazole
mengoptimalkan 40mg iv, ondansentron
keseimbangan 4mg iv, furosemide
cairan 2ml iv
6. Melakukan
kolaborasi dengn
tim medis
1. Memonitor tanda-  Tensi = 110/70 mmhg
tanda vital Nadi = 96 x/menit
2. Mengauskultasi RR = 21 x/menit
suara tambahan Suhu = 37. 0 C
(tidak ada suara  Tidak ada suara nafas
nafas tambahan) tambahan
3. Memonitor pola  Pola nafas pasien
nafas teratur
4. Memposisikan  Pasien posisi
pasien untuk semifowler
meringankan  Cairan infus di tangan
sesak nafas kanan aminofluid lanjut
5. Memberikan dan dopamine 5micro =
asupan cairan 3,7mEq (stop)
untuk
mengoptimalkan
keseimbangan  Injeksi pantoprazole
cairan 40mg iv, ondansentron
6. Melakukan 4mg iv, furosemide
kolaborasi dengn 2ml iv
tim medis
2 Nutrisi 13 1. Berikan motivasi  Pasien mengerti dan
kurang Maret untuk makanan melakukan sesuai
dari 2019 sedikit dan anjuran
kebutuhan makanan  Personal hygiene baik
tambahan yang  intake : Diit lunak
tepat TETK (tinggi energy
2. Pertahankan tinggi kalori), cairan
hygiene oral yang infus 1500cc/24jam,
sebelum dan output : Belum BAB ±
sesudah makan 1minggu, urin pekat
3. Observasi intake ±700cc/7jam
dan output  Memberikan dan
4. Kolaborasi memotivasi pasien
dengan ahli gizi untuk makan sesuai diit
dan dokter yang diberikan ahli gizi
dan pasien mengerti

8.Evaluasi

No. Tgl/ jam Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf


Keperawatan
1 13 Maret Ketidakefektifan S: Pasien mengatakan sesak berkurang
2019 pola nafas
O: Keadaan umum : lemah
14.00
Terpasang Oksigen nasal 5 lpm
TTV :
TD : 90/70 mmHg
Nadi: 84 x/menit,
RR : 24 x/menit,
Suhu: 37,50C
A: Ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
P: observasi ttvdan status respirasi
Posisiskan pasien semifowler
Kolaborasi dengan tim medis

20.00 S: Pasien mengatakan sesak berkurang

O: Keadaan umum : lemah


Terpasang Oksigen nasal 5 lpm
TTV :
TD :110/70 mmHg
Nadi:80 x/menit,
RR : 21 x/menit,
Suhu: 36,70C
A: Ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
P: Observasi TTV dan status respirasi
Pertahankan posisi semifowler
Kolaborasi dengan tim medis

2 14 Maret S: Pasien mengatakan sesak berkurang


2019
O: Keadaan umum : lemah
06.00
Terpasang Oksigen nasal 3 lpm
TTV :
TD :80/p mmHg
Nadi:82 x/menit,
RR : 21 x/menit,
Suhu: 37,50C
A: Ketidakefektifan pola nafas sudah
teratasi
P: Observasi TTV dan status respirasi
Pertahankan posisi semifowler
Kolaborasi dengan tim medis
Bila ada tempat di HCU maka
dipindah

13.00 Nutrisi kurang S : Pasien mengeluh nyeri ulu hati


dari kebutuhan O : A = BB : 45 kg, TB : 165cm

TD :80/p mmHg
Nadi:82 x/menit,
RR : 21 x/menit,
Suhu: 36,80C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake : Diit lunak TETK (tinggi
energy tinggi kalori), cairan infus
1500cc/24jam
E: output : Belum BAB ± 1minggu,
urin pekat ±700cc/7jam

P : Tidak bisa BAB ±1 minggu


Q: seperti ditusuk-tusuk
R: Perut (region 2)
S: Skala 3
T: Hilang timbul
A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum
teratasi
P: observasi intake dan output
Anjurkan makan sedikit tapi sering
Motivasi pasien untuk makan
Kolaborasi denga tim medis dan gizi
Syring pump Dopamin 3.7mEq

20.00 S : Pasien mengeluh nyeri ulu hati

O : A = TD :80/p mmHg
Nadi:82 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,40C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake : Diit lunak TETK (tinggi
energy tinggi kalori), cairan infus
1500cc/24jam
E: output : belum BAB ± 1minggu,
urin pekat ±200cc/7 jam

P : Tidak bisa BAB ±1 minggu


Q: seperti ditusuk-tusuk
R: Perut (region 2)
S: Skala 3
T: Hilang timbul
A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum
teratasi
P: observasi intake dan output
Anjurkan makan sedikit tapi sering
Motivasi pasien untuk makan
Kolaborasi denga tim medis dan gizi
3 15 Maret Nutrisi kurang S : Pasien mengeluh nyeri berkurang
2019 dari kebutuhan
O : A = TD :80/p mmHg
06.00
Nadi:82 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,40C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake : infus 1500cc/24jam,
pasien puasa
E: output : belum BAB, urin pekat ±
500cc/7 jam

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Anjurkan makan sedikit tapi sering
Motivasi pasien untuk makan
Kolaborasi denga tim medis dan gizi

13.00 S : Pasien mengeluh nyeri ulu hati


O : A = BB : 45 kg, TB : 165cm
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake : infus 1500cc/24jam,
pasien puasa
E: output :belum BAB ± 1minggu
urin ± 200cc/7 jam

P : Tidak bisa BAB ±1 minggu


Q: seperti ditusuk-tusuk
R: Perut (region 2)
S: Skala 3
T: Hilang timbul
A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum
teratasi
P: Anjurkan makan sedikit tapi sering
Motivasi pasien untuk makan
Kolaborasi denga tim medis dan gizi

20.00 S : Pasien mengeluh nyeri ulu hati


berkurang
O : A = BB : 45 kg, TB : 165cm
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake : pasien puasa, cairan infus
1500cc/24jam, terpasang NGT
dialirkan
E: output: belum bisa BAB , urin
pekat ± 300cc/ 7jam, cairan NGT
keruh ±200cc/24jam

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Pasien dipuasakan
Observasi TTV
NGT dialirkan/dibuka, observasi
cairan NGT
Kolaborasi denga tim medis dan gizi

4 16 Maret Nutrisi kurang S : Pasien mengeluh nyeri berkurang


2019 dari kebutuhan
O : A = TD :80/60 mmHg
06.00 Nadi:80 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,60C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake : infus 1500cc/24jam,
pasien puasa, terpasang NGT
terbuka
E: output : belum bisa BAB , urin
pekat ± 500cc/ 8jam, cairan NGT
kecoklatan

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Pasien dipuasakan
Observasi TTV
NGT dialirkan/dibuka
Observasi caitran dari NGT
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi

13.00 S : Pasien mengeluh mual

O : A = TD :80/p mmHg
Nadi:82 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,40C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake : infus 1500cc/24jam,
syring pum dopamine 2,25
cc.jam, pasien puasa, terpasang
NGT dialirkan
E: output: belum BAB , urin pekat ±
500cc/ 8jam, cairan NGT keruh ±
100cc/7jam

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Pasien dipuasakan
Observasi TTV
NGT dialirkan/dibuka dan observasi
cairan NGT
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi

20.00 S : Pasien mengeluh mual berkurang

O : A = TD :60/p mmHg
Nadi:82 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,40C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake : pasien puasa, terpasang
NGT dialirkan, cairan infus
1500cc/24jam
E: output : belum BAB , urin pekat ±
500cc/ 8jam, cairan NGT keruh
±150cc/7jam
A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum
teratasi
P: Pasien dipuasakan
Observasi TTV
Bila Sistolik <100 mmHg maka
dopamine stop
NGT dialirkan/dibuka dan observasi
cairan dari NGT
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi

17 Maret Nutrisi kurang S : pasien mengatakan bisa BAB sedikit


2019 dari kebutuhan
O : A = TD :80/p mmHg
06.00
Nadi:78 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,50C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake: pasien puasa, terpasang
NGT dialirkan, cairan infus
1500/24jam
E: output: BAB sedikit warna hitam
, urin pekat ± 500cc/ 8jam, cairan
NGT 200 cc

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Pasien dipuasakan
Observasi TTV
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi
13.00 S : pasien mengatakan nyeri ulu hati

O : A = TD :90/60 mmHg
Nadi:86 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,30C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake: pasien puasa, terpasang
NGT dialirkan, cairan infus
1500/24jam, dopamine
4,5ml/jam
E: output: belum BAB , urin pekat ±
350cc/ 8jam, cairan NGT 100 cc

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Pasien dipuasakan
Observasi TTV
Lanjut dopamine 4,5ml/jam
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi

20.00 S : pasien mengatakan masih nyeri perut

O : A = TD : 90/60 mmHg
Nadi:80 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,70C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake : pasien puasa, terpasang
NGT dialirkan, cairan infus
1500/24jam, Lanjut dopamine
4,5ml/jam
E: output: belum BAB , urin pekat ±
450cc/ 8jam, cairan NGT 150 cc

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Pasien dipuasakan
Observasi TTV
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi

18 Maret S : pasien mengatakan masih nyeri perut


2019
O : A = TD :120/80 mmHg
06.00
Nadi:76 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,20C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake :pasien puasa, terpasang
NGT dialirkan, infus 1500/24jam
E: output : belum BAB , urin pekat ±
400cc/ 8jam, cairan NGT 300 cc

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Pasien dipuasakan
Observasi TTV
NGT dialirkan/dibuka, observasi
cairan keluar
Dopamine stop
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi

13.00 S : pasien mengatakan masih nyeri perut

O : A = TD : 60/50 mmHg
Nadi:86 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,20C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake :pasien puasa, terpasang
NGT dialirkan, cairan infus
1500cc/24 jam
E: output :belum BAB , urin pekat ±
300cc/ 8jam, cairan NGT 150 cc

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Pasien dipuasakan
Observasi TTV
NGT dialirkan/dibuka, observasi
cairan
Tunggu hasil scan
Dopamine lanjut karena sistolik<100
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi
20.00 S : pasien mengatakan nyeri perut
berkurang

O : A = TD :70/p mmHg
Nadi:79 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,60C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake: pasien puasa, terpasang
NGT dialirkan, cairan infus
1500cc/24 jam
E: output : belum BAB , urin pekat ±
300cc/ 8jam, cairan coklat NGT
100 cc

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Pasien dipuasakan
Observasi TTV
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi

19 Maret S : pasien mengatakan nyeri perut


2019 berkurang
06.00
O : A = TD :80/60 mmHg
Nadi:76 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,20C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: pasien terpasang NGT buka tutup
setiap 6 jam intake: (minum
sedikit - sedikit), cairan infus
1500cc/24jam
E: output: bab normal , urin pekat ±
400cc/ 8jam, cairan NGT 150 cc,
saat aspirasi cairan 50 cc, warna
coklat

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Pasien dipuasakan NGT dialirkan
atau dibuka
Observasi intake dan output
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi

13.00 S : nyeri perut berkurang

O : A = TD :80/60 mmHg
Nadi:85 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,40C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: pasien terpasang NGT buka tutup
setiap 6 jam : (minum sedikit -
sedikit), cairan infus 1500cc/24
jam, dopamine 4,5 mEq
E: output: BAB lancar , urin pekat ±
500cc/ 8jam, cairan NGT 200 cc,
saat aspirasi 50 cc

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: observasi TTV
Dopamine lanjut 4,5 mEq
Observasi intake dan output
NGT dialirkan/dibuka
Motivasi pasien untuk minum sedikit-
sedikit
Kolaborasi dengan tim medis dan gizi

20.00 S : pasien mengatakan nyeri perut


berkurang

O : A = TD :100/70 mmHg
Nadi:85 x/menit,
RR : 18x/menit,
Suhu: 36,40C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake: pasien terpasang NGT
buka tutup setiap 6 jam (minum
sedikit - sedikit), saat aspirasi 50
cc, syring pum dopamine 4,5
mEq
E: intake: BAB normal , urin pekat ±
500cc/ 8jam, cairan coklat NGT
100 cc
A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum
teratasi
P: Observasi intake dan output
Pasien puasa
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim medis gizi

20 Maret S : pasien mengatakan nyeri berkurang


2019
O : A = TD : 100/70 mmHg
06.00
Nadi:81 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,70C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: intake: pasien terpasang NGT
tertutup, aspirasi . Pasien diit cair
susu 200 x 6, syring pum
dopamine 1,5 dan vascon 4,5
E: output: BAB sedikit hitam , urin
pekat ± 200cc/ 8jam.

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Observasi intake dan output
Pasien puasa
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim

13.00 S : Pasien mengeluh kaku pada kedeua


kaki

O : A = TD :90/p mmHg
Nadi:81 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,70C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot ,kekuatan
otot 3 3
3 3
D: pasien terpasang NGT 6jam tutup
buka,. Pasien diit cair susu 200 x
6, infus aminofluid 20tpm syring
pum dopamine 5 dan vascon 1.5
E: belum BAB , urin pekat ± 150cc/
8jam.

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Observasi intake dan output
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim

20.00 S : Pasien mengeluh kaku pada kedua


kaki

O : A = TD :90/p mmHg
Nadi:81 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,70C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: pasien terpasang NGT 6jam tutup
buka,. Pasien diit cair susu 200 x
6, infus aminofluid 20tpm syring
pum dopamine 5 dan vascon 1.5
E: belum BAB , urin pekat ± 500cc/
8jam.

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Observasi intake dan output
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim

21 Maret S : nyeri perut berkurang


2019
O : A = TD :60/p mmHg
06.00
Nadi:81 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,70C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: pasien terpasang NGT tertutup,
sonde 60 cc susu 40 cc air, syring
pum dopamine 5 dan vascon 1,5
E: belum BAB , urin pekat ± 500cc/
8jam. Cairan NGT hitam = 130 cc

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Observasi intake dan output
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim
13.00 S : nyeri perut berkurang

O : A = TD :90/p mmHg
Nadi:81 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,70C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: pasien terpasang NGT terbuka.
Infus aminofluid 1500cc, Pasien
diit cair susu 80cc, syring pum
dopamine 5, vascon 1,5
E: belum BAB , urin pekat ± 500cc/
8jam, cairan NGT susu = 20cc

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Observasi intake dan output
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim

20.00 S : pasien mengatakan nyeri perut


berkurang

O : A = TD :60/p mmHg
Nadi:81 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,70C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: pasien terpasang NGT tertutup.
Infus aminofluid 1500cc, Pasien
diit cair susu 80cc, syring pum
dopamine 5 dan vascon 3
E: belum BAB , urin pekat ± 500cc/
8jam, cairan NGT warna susu
bening,aspirasi = 5cc

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Observasi intake dan output
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim

22 Maret Nutrisi kurang S : pasien mengatakan nyeriperut


2019 dari kebutuhan berkurang
06.00
O : A = TD :70/p mmHg
Nadi:81 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,70C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: pasien terpasang NGT terbuka.
Infus aminofluid 1500cc, Pasien
diit cair susu 30cc, syring pum
dopamine 3.5 dan vascon 5
E: belum BAB , urin pekat ± 200cc/
8jam, cairan NGT = 100 cc warna
hitam seperti kopi
A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum
teratasi
P: Observasi intake dan output
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim

13.00 S : pasien mengatkan tidak ada keluhan

O : A = TD :60/p mmHg
Nadi:88 x/menit,
RR : 20 x/menit,
Suhu: 36,70C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot
D: pasien terpasang NGT. Pasien diit
cair susu 200 x 6
E: belum BAB , urin pekat ± 500cc/
8jam. Cairan NGT = 100cc warna
hitam seperti ampas kopi

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Observasi intake dan output
NGT dialirkan/dibuka
Kolaborasi dengan tim

17.15 S:-

O : A = TD :- mmHg
Nadi: - x/menit,
RR : - x/menit,
Suhu: 370C
B = Hb 13,2, hematocrit 40,0
C = Keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering, turgor menurun,
penurunan masa otot, penurunan
kesadaran, GCS 111
D: pasien terpasang NGT terbuka.
Pasien diit cair susu 200 x 6
E: belum BAB , urin pekat ± 200cc/
8jam. Cairan NGT hitam = 250cc

A: Nutrisi kurang dari kebutuhan belum


teratasi
P: Pasien Meninggal pukul 17.15

You might also like