You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GASTRITIS

Disusun oleh :

FEBRIANA SAFITRI

PROGRAM STUDY PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS UMITRA INDONESIA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTRITIS

Materi : Penyakit Gastritis


Pokok Bahasan : penyakit Gastritis
Hari/Tanggal : minggu, 21 April 2019
Waktu : ± 30 Menit
Sasaran : Keluaraga Tn. S
Tempat :Dirumah Tn.S Dan Ny.S Didusun Sidoarjo 1

1. Tujuan Umum

setelah dilakukan penyuluhan, penderita mampu memahami tentang penyakit gastritis

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan penyuluhan selama kurang lebih 30 menit :

a. Keluarga dapat memahami pengertian Gastritis


b. Keluargadapat mengenal tanda – tanda dan gejala Gastritis
c. Keluarga dapat tmengetahuipenyebab Gastritis
d. Keluargamemahami pencegahan pada Gastritis
e. keluarga mengetahui cara perawatan pada penderita Gastritis
f. pengobatan alternatif

3. Metode

a, Ceramah
b. TanyaJawab

4. Materi (Terlampir )

a. Pengertian Gastritis
b. Tanda – tanda dan gejala Gastritis
c. Penyabab Gastritis
d. Pencegahan Gastritis
e. Perawatan Gastritis
f. Pengobatan alternatif

5. Media

a. Leaflet
b. Lembar Balik

6. Rencana Kegiatan

Tahap Uraian kegiatan


No
Kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan Sasaran Media
1. Pendahuluan Pembukaan : a. Menjawab salam
(±2 menit) a. Mengucapkan salam b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri dan
c. Menjelaskan tujuan yang memperhatikan
telah disepakati pada saat
pengkajian
d. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. Penyajian a. pelaksanaan a. Menanggapi dan Ceramah
(20 menit) g. Pengertian Gastritis menjelaskan
h. Tanda – tanda dan gejala b. Memperhatikan
Gastritis
i. Penyabab Gastritis dan mendengarkan
j. Pencegahan Gastritis c. Mendengarkan
k. Perawatan Gastritis dengan seksama
b.
d. Mendengarkan
dengan seksama

3. penutup Evaluasi : 1. Mendengar


a. Memberikan pertanyaan
(±5 menit) 2. Menjawab
berkaitan dengan materi yang
sudah dijelaskan 3. Bertanya
b. Memberikan kesempatan
kepada ibu untuk bertanya

7. EVALUASI

1. Jelaskan pengertian Gastritis

2. sebutkan tanda – tanda dan gejala Gastritis


3. sebutkan penyebab Gastritis

4. bagaimana pencegahan pada Gastritis

5. jelaskan cara merawat penderita Gastritis


MATERI
A. Defenisi

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang
berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah inflamasi
dari mukosa lambung.
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung. Gastritis merupakan suatu keadaan
peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau
local.
Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan sebagai suatu
proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat
dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat
dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di
lambung yaitu Helicobacter pylori. Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke
dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.

B. Klasifikasi
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu: (David Ovedorf, 2002)
1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa
menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu :
a. Gastritis eksogen akut, biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan
kimia. Misalnya lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid, mekanis iritasi bakterial, obat
analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat
menyebabkan erosi mukosa lambung).
b. Gastritis endogen akut, adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan.

2. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama, dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2
tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun
sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.
Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa
berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan
infeksi Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

C. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
a. Gastritis Akut Penyebabnya adalah stres psikologi, obat analgetik, anti inflamasi terutama
aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung),
makanan, bahan kimia misalnya lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
b. Gastritis Kronik Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui, biasanya
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung Helicobacter pylori. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.

D. Manifestasi Klinis
1. Gastritis Akut
a. Anoreksia
b. Mual
c. Muntah
d. Nyeri epigastrum
e. Perdarahan saluran cerna pada hematemasis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.

2. Gastritis Kronik
Pada tipe A, biasanya asimtomatik, klien tidak mempunyai keluhan. Namun pada gastritis
tipe B, pasien biasanya mengeluh :
a. Nyeri ulu hati
b. Anorexia
c. Nausea
d. Anemia

E Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang gastritis menurut Hudak dan Gallo, 1996, seperti di
bawah ini :
1. Nilai haemoglobin dan hematokrit untuk menentukan adanya anemia akibat perdarahan.
2. Kadar serum gastrin rendah atau normal, atau meninggi pada gastritis kronik yang berat.
3. Pemeriksaan rontgen dengan sinar X barium untuk melihat kelainan mukosa lambung.
4. Endoskopi dengan menggunakan gastrocopy untuk melihat kelainan mukosa lambung.
5. Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan asam lambung
6. Pemeriksaan darah untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes
yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu
dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah
dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung
karena gastritis.
7. Pemeriksaan feses tes ini untuk memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses
atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan
dalam lambung.
8. Analisa lambung tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting
untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke
dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal
mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk
menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison (suatu tumor pankreas yang menyekresi
gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).

F. Komplikasi
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematimesis dan melena yang dapat berakhir
sebagai syok hemoragie.
2. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12

G. Penatalaksanaan
Pengobatan gastritis meliputi :
1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
3. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain (Soeparman,1999)
Pada gastritis, penatalaksanaanya dapat dilakukan dengan (medis dan non medis), yaitu
sebagai berikut:
1. Gastritis Akut
a. Intruksikan pasien untuk menghindari alkohol.
b. Bila pasien mampu makan melalui mulut, anjurkan diet mengandung gizi.
c. Bila gejala menetap, cairan perlu diberi secara parenteral.
d. Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran gastrofestinal.
e. Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.
f. Untuk menetralisir alkhali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.
g. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau perforasi.
h. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau
cuka yang di encerkan.
i. Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi polirus.

2. Gastritis Kronik
a. Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak diberikan sedikit tapi
lebih sering.
b. Mengurangi stress
c. H.pylori diatasi dengan antibiotik (seperti tetraciklin ¼, amoxillin) dan gram bismuth
(pepto-bismol).

H. Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya
komplikasi, dan pengobatannya. Umumnya prognosis gastritis adalah baik,
namun dapat terjadi berulang bila pola hidup tidak berubah.

I. Pencegahan Gastritis
a. Makan yang teratur
b. Hindari alkohol.
c. Makan dalam porsi kecil dan sering.
d. Menghindari stress.
e. Mengunyah 32 kali.
f. Menghindari rokok.

. JikaCara Perawatan
a. Istirahat selama 7-8 jam / hari
b. Minum air putih 7-8 gelas/hari
c. Makan makanan yang lunak
d. Makan dengan porsi sedikit tetapi sering
j. PengobatanTradisional

KUNYIT

a. siapkan 2 – 3 ruasjarikunyit
b. cuci hingga bersih
c. kupas kulit bagian luarnya
d. parut kunyit tersebut dantambahkan sedikit air hangat
e. kemudian peras dan ambil airnya untuk diminum
f. lakukan cara ini dua kali sehari

k. fasilitas pelayanan kesehatan


a. RumahSakitbukasetiaphari, dan IGD buka 24 jam.
b. Untukpengguna BPJS harusmelaluipemeriksaan di PUSKESMAS/faskes 1 dulu,
PUSKESMAS, bukaharisenin s/d sabtudari jam 07.30- 13.00 WIB.
Kalauharusdilakukanpemeriksaanlanjutygtdkada di PUSKESMAS/faskes 1,
makaakan di rujukke RS daerah

c. PraktekDokter, bukasetiapharikerjakecualiharilibur, 17.00- 21.00 WIB.


DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih. (2013). Penatalaksanaan diet padapasien.(Edisi1).Yogyakarta:Grahailmu

Sjaifoelahdkk, (1996).Buku ajar ilmupenyakitdalam.(Edisi3). Jakarta:Gayabaru

Suratundkk,(2012).Seri asuhankeperawatanKliengangguan system musculoskeletal.


Jakarta:EGC

Kurniawati, Kaawoan dan Onibala, (2015) Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap


Pengetahuan dan Sikap Klien Gout atritis dipuskesmas Tahunan

You might also like