You are on page 1of 11

PEDOMAN INTERNAL PROGRAM P2ISPA

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebijakan dalam bidang kesehatan salah satunya adalah meningkatkan
mutu sumber daya manusia yang memberikan prioritas upaya meningkatkan
kesehatan dan pencegahan penyembuhan pemulihan dan rehabilitas sejak
pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut.

Dalam upaya peningkatan cakupan penemuan dan kualitas tatalaksana


penderita pneumonia ,telah ditapkan manajemen terpadu balita sakit (mtbs)
diunit pelayanan kesehatan disamping itupula dikembangkan audit kasus
untuk mengetahui kualitas dampak tata laksana penderita pneumonia.

Dalam paya peningkatan cakupan penemuan kualitas tatalaksana penderita


pneumonia, telah ditetapkan pendekatan manajemen terpadu balita sakit
(mtbs) diunit pelayanan kesehatan .disamping itupula dikembangjan audit
kasus serta utopsi ferbal untuk mengetahui kualitas dan dampak pemberiran
tatalaksana pada penderita pneumonia.

Pelaksanaan program pemberantasan penyakit ISPA adalah bagian dari


pembangunan kesehatan dan merupakan upaya yang mendukung upaya
kualitas sumber daya manusia di Puskesmas Banua Lawas
telahberjaansesuaidenganhaparandan target yang ditentukan. Berdasarkan
hasilpencapaian program ispa pada tahun 2017 jumlahpenduduk 20.139
jumlah balita 2014 (10%) balita dan 111 (5,53%) target dalam setahun
sedangkan pencapin program ispa dalam satu tahun mencapi 100 (90.09%)
masih ada kesenjangan (9,9%),perlu kerjasama antara lintas program dan
pelayan pemeriksaa umum dan mtbs.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Untuk meningkatkan derajat pengetahuan tengtang ispa dan kwalitas
kehidupan masyarakat .
2. Turunnya angka kesakitan dan kematian pneumonia sehingga menjadi
masalah kesehatan masyarakat.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Kegiatan pelayanan ispa di puskesmas pada dasarnya dibagitigakegiatan,
yaitu :
1. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
Infeksi saluran pernafasan akut adalah infeksi akut yang
menyerang slah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai
dari hidung alveoli termasuk jaringan adneksanya ,seperti sinus
rongga telinga telinga dan pleura.
2. Pneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan
paru2 .terjadi pneumonia pada anak sering kali bersamaan
dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkus yang
disebut brongkopneumoni penyakit ISPA semua bentuk
pneumonia (baik pneumonia maupun bronchopneumonia)
disebut pneumonia saja.

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Penemuan kasus ispa.
2. Pengobatan ispa
3. Pencetatan laporan ispa.

E. LANDASAN HUKUM
1. SK MENTERI KESEHATAN RI NO : 296/MENKES/SK/III/2008
tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas.
2. SK tentang Panduan/ Pedoman Layanan Klinis Puskesmas Banua
Lawas
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


1. Mempunyai pendidikan kesehatan
2. Riwayat pendidikan minimal D3 keperawatan .

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Dokter Umum
a) Tugas
Membuat perencanaan, melakukan pelayanan pemeriksaan ispa,
mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi hasil pelayanan di
poli umum dan mtbs.

b) Fungsi
1) Perencanaan kebutuhan alat dan bahan untuk pelayanan di
poli umum dan mtbs.
2) Pengoordinasian pelayanan mtbs.
3) Pelaksanaan tindakan .
4) Penegakan diagnose ispa.
5) Pencatatan diagnose dan tindakan yang dilakukan
6) Pengoordinasian pencatatan dan pelaporan

c) UraianTugas
1) Mencatat registrasi atau data pasien
2) Melakuakan pemeriksaan
3) Melakukan tindakan
4) Memberi resep obat
5) Konseling

d) TanggungJawab
1) Bertanggung jawab atas perencanana kebutuhan alat dan
bahan yang diperlukan untuk pelayanana kesehatan ispa.
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan
kesehatanispa.
3) Bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan
pelaporan kasus ispa.

2. Perawat.
a) Tugas
Membantu kegiatan pelayanan kesehatan ispa.

b) Fungsi
1) Penemuan kasus ispa.
2) Pencataan dan pelaporan
3) Kunjungan
4) Evaluasi
5) Pencapaian target kesehatan ispa.

c) UraianTugas
1) Melaksanakan perintah atasan ( dokte rumum maupun kepala
Puskesmas )
2) Melaksanakan program ISPA.
3) Melaksanakan tugas yang berdasarkan pendelegasian dari
dokter umum.

d) Tanggung Jawab
1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kesehatan ispa.
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pencapaian program
ispa.
3) Bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan
pelaporan

e) Wewenang
Melaksanakan program ispa sesuai dengan standar operasional
prosedur perawat ispa.

C. JADWAL KEGIATAN
Dalam gedung yaitu pemeriksaan dan poengobatan kasus ispa setiap
hari pada hari kerja.
D. STANDAR FASILITAS
1. Ruangan pelayanan pemeriksaan umun yang nyaman terdapat ac
tempat tidur komputer.
2. Kondisi ruangan yang nyaman,dilengkapi sarana penerangan yang
cucup.
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN ISPA

Kegiatan yang termasuk dalam ruang lingkup pelayanan kesehatan ispa


yaitu ,Kegiatan dalam gedung,yaitu kegiatan yang dilaksanakan ruang
pemeriksaan umun dan mtbs untuk melayani pasien yang datang ke
Puskesmas baik untuk konsultasi maupun pelayanan pengobatan (Kuratif).

B. LANGKAH KEGIATAN
1. Pencanaan Kegiatanyang dituangkan dalam rencana kegiatan tahunan
dan bulanan kesehatan ispa di Puskesmas
2. Pelaksanaan didalam gedung untuk pelayanan kesehatan ispa rawat
jalan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur)Puskema
Banua Lawas.
3. Pembuatan laporan bulanan.
4. Rekapan laporan tahunan
5. Evaluasi hasil kegiatan bulanan dan tahunan.
6. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan yang akan datang.
BAB V
LOGISTIK

Adapun sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelayanan ispa


bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong dalam bentuk BOK.,
Dalam hal pengadaan sarana dan prasarana dilakukan melalui kerja sama
dengan pihak lain sesuai dengan MOU yang telah dilakukan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan ispa perlu


memperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi akibat kesalahan diagnosa dan
lainnya. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran dilakukan setiap kegiatan
pelayanan ispa,dengan memperhatikan keadaan umum pasien,umur pasien dan
jenis penyakit yang diderita pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program ispa perlu


diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko harus dilakukan untuk
kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan kesehatan ISPA harus di monitor dan di evaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Pelayanan dilaksanakan sesuai dengan SOP.
2. Kesesuaian petugas yang melaksana kankegiatan (Tupoksi ).
3. Ketepatan penggunaan sarana dan prasarana sesuai dengan
peraturanperundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan Puskesmas diantaranya dokter,


asisten apoteker, bidan dan perawat dan tenaga kesehatan lain dalam
melakukan pelayanan kesehatan terutama pelayanan ispa.

You might also like