Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Keaslian Al-Quran di pertahankan melalui transmisi isnad dari generasi ke generasi
secara terus-menerus, keaslian Al-Quran di pertahankan. Oleh karena itu, ada
komentar tambahan yang di tulis oleh para sahabat atau sahabat Nabi. Namun,
komentar tambahan mereka tidak mengurangi keaslian Al-Quran dengan cara apa
pun, karena teks atau tulisan mengacu pada qira’ah dan tidak bertentangan dengan
Al-Quran. Menurut Ignaz Goldzhihe, ia mengatakan bahwa semua wacana
bermasalah tentang qira’ ah seperti ahruf sab’ ah berdampak pada berbagai cara
membaca atau qira’ah yang berbeda terimplementasi. Dengan demikian menjadi
alasannya untuk mempertanyakan keaslian Al-Quran.
Tahun Usia Keterangan
PEMBAHASAN
A. Biografi Ignaz Goldziher
1) Pendidikan
Tahun Usia Keterangan
2) Karya-karya Ilmiah
Beberapa karya yang dihasilkan oleh Goldziher diantaranya adalah
introduction to islamic thology and law azh-zhahiriyah, namun berujung
pada pengantar kajian fiqih. Selanjutnya karya Goldzhiher yang berkaitan
dengan hadist adalah dirasah ilmiah, juz pertama tertbit tahun 1889: juz
kedua tahun 1980. Karya yang cukup monumental “Muslim Studies,
Muhammedanisce studies” (1896). Pada tahun 1900, ia membuat makalah
dengan judul Islam dan agama Persia yang berbicara tentang pengaruh
agama terhadap kekuasaan. Karya lain Goldzhiher adalah ‘Almuammarain
Abi Hatim As-Sijistani (1899), dan yang paling fonemenal adalah karayanya
yang berjudul Mudharat Fi Al-Islam.1
Karya Ignaz Goldziher banyak di publikasikan dalam bentuk jurnal,
kemudian ada dari beberapa naskahnya yang di sunting hingga di
publikasikan menjadi karya buku yang disumbangkan sebagai koleksi di
akademi Hungaria. Kebanyakan naskah itu ditulis dalam bahasa jerman,
antara lain seperti judul :
a) Beitrage zur Literaturgeschicte der Shi’a (1874)
b) Beitrage Zur Geschicte der sprachgelehrsamkeit bei den Arabern
(Vienna, 1871-1873).
c) Der Mythos bei den Hebyhern und seine geschichtliche
Entwickelung (Leipzig, 1876 Eng. Trans, R Martineau, London,
1877)
d) Muhammednasiche Studien (Halle, 1889-1890, 2 Vols)
e) Abhandlungen zur arabischen philogie (Leiden, 1896-1899, 2 vols)
f) Buch v Wesen d.Seele (ed. 1907)
1
Uin Surabaya Pemikiran Ignaz Goldzhiher tentang Qira’at al-Qur’an hlm 49-50
keniscayaan, tinggal bagaimana menyikapi perbedaan tersebut dan penulis
mengutip apa yang disampaiakn Al-Qur’an “jika kalian berselisih
kenbalikan kepada Allah dan Rasul” dalam arti dikembalikan kepada
subtansi manusia diciptakan yaitu sebagai hamba yang patuh dan disisi lain
sebagai khalifah yang dituntut harus kreatif-inovatif. Dan untuk sempurna
hal tersebut Al-Qur’anlah sebagai petunjuk yang benar. Dalam melihat
fenomena yang terjadi, bahwa tafsir dalam khazanah dunia islam memiliki
kepentingan serta tujuan tertentu. Walaupun kenyataannya ummat islam
percaya akan 1 mushaf yakni mushaf utsmani tetapi pemahaman mereka
terhadap penafsiran Al-Qur’an sangatlah beragam. Begitu pula dengan
Goldziher mengenai tafsir, Goldziher memandang bahwa tafsir memiliki
bias kepentingan teks suci Al-Qur’an bukan lagi sebagai sumber agama
tetspi lebih dari itu, al-qur’an menjadi salah satu aliran keagamaan tertinggi
bagi suatu kelompok ajaran tertentu. Bukan dari beberapa golongan aliran
mazhab islam mengklaim bahwa kebenaran Allah sebagai bukti yang tidak
dapat diganggu gugat. Adapun tafsir memang sangat beragam corak serta
mengalami perkembangan dan bahkan perubahan. Sebab hal itu merupakan
konsekuensi logis dari yang dianut oleh umat islam bahwa al-qur’an
Shalihun li kulli zaman wa makan.