You are on page 1of 44

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR

PERENCANAAN LABA PADA


PT. BPR DESA SANUR

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah untuk

mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang –

Undang Dasar 1945, maka pemerintah sangat memperhatikan dan berusahah

meningkatkan laju perkembangan perekonomian nasional. Perkembangan ini akan

memberikan pengaruh yang sangat besar bagi keberhasilan pembangunan

Indonesia. Keberhasilan pembangunan Indonesia selama ini tidak terlepas dari

peran serta lembaga – lembaga khususnya Bank.

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke

masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Dalam hal ini bankmemberikan

jasa kepada nasabahnya yaitu memberikan kredit, menyimpan dana dalam bentuk

tabungan, deposito, giro, dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang

dan jasa – jasa lain yang selalu berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi

dan permintaan konsumen.

Pengertian Bank menurut Undang – Undang RI No. 10 Tahun 1998,

menyatakan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana kepada masyarkat dalam bentuk

1
2

kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak. ( Kasmir, 2005 : 23 ).

Sama halnya dengan perusahaan – perusahaan yang bergerak dibidang

industri ataupun jasa, bank dalam kegiatannya juga diarahkan untuk dapat

mencapai tujuan yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk dapat mewujudkan tujuan

tersebut, peran manajemen sangat penting dalam memberikan pelayanan yang

maksimal, keberhasilan manajemen mengelola modalnya, memperoleh laba yang

optimal dan mempertahankan kelangsungan hidup bank itu sendiri. Dalam

pelaksanaan fungsi perusahaan maka bidang keuangan sebagai salah satu dari

fungsi perusahaan mempergunakan akuntansi dalam mengahsilkan informasi

dalam bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan

perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang

memrupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk

skedul dan informasi tambahan yang berkaita dengan laporan tersebut ( Ikatan

Akuntansi Indonesia, 2005 :2 ). Laporan keuangan sangat berguna dalam hal

menyediakan informasi untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja

perusahaan, agar perusahan dapat secara efektif mengaplikasikan fungsi – fungsi

manajemen yaitu prencanaan ( planning ), pengorganisasian ( organizing ),

pengarahan ( actuating ), dan pengendalian ( controlling ) untuk mencapai tujuan

perusahaan.

2
3

Dari keempat fungsi manajemen tersebut, perencanaan ( planning )

merupakan salah satu langkah awal untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

jangka pendek. Perencanaan sangat penting karena akan sangat berpengaruh

kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan. Perencanaan pada dasarnya adalah

menyediakan pilihan – pilihan yang mungkin dilaksanakan di masa yang akan

datang dengan mempertimbangkan tujuan yang telah di tetapkan, sumber daya

yang ada serta hambatan yang dihadapi. Dengan adanya perenacanaan yang baik

akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. Untuk

mencapai laba maka perusahaan perlu menyusun suatu perencanaan penjualan

karena perencanaan penjualan merupakan dasar untuk melakukan aktivitas dan

pembuat anggaran, keberhasilan perusahaan dalam menyusun rencana penjualan

akan berpengaruh terhadap biaya, titik impas ( Break Event Point ), dan laba

perusahaan di masa yang akan datang.

Salah satu teknik analisis yang dapat dipergunakan oleh manajemen dalam

perencanaan penjualan adalah dengan menggunakan analisis break even. Analisis

Break Even adalah satu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar

suatu perusahaan tidak menderita rugi tetapi juga belum memperoleh laba. Laba

adalah selisih yang tertinggal dari suatu hasil penjualan dan biaya – biaya yang

dikeluarkan dalam suatu kegiatan usaha pada suatu masa tertentu. Jadi laba pada

dasarnya di pengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual dan volume penjualan.

Laba tidak harus mengalami peningkatan, kadang kala terjadi fluktuasi laba yang

menyebabkan perusahaan menemui kesulitan dalam perencanaan laba pada tahun

berikutnya. Salah satu teknik yang menolong manajemen dalam penentuan laba di

3
4

tahung berikutnhya adalah analisis Break Even Point. Analisis dapat mencegah

perusahaan menjalankan usahanya di tahun mendatang tanpa mendapatkan

keuntungan dan tidak juga mengalami kerugian atau Break Even ( Harnanto, 2003:

444 ).

Suatu perusahaan dikatakan berada dalam keadaan Break Even Point

apabila perusahaan dalam menjalankan opersainya tidak mendapatkan laba dan

juga tidak menderita kerugian. Sehingga manajemen dapat merencanakan

penjualan pada tahun berikutnya sesuai dengan tingkat laba yang diinginkan.

Analisis Break Even point mempunyai keterbatasan dan kelemahan tetapi

analisis ini bisa digunakan untuk merencanakan laba dan secara perhitungan

ekonomi Break Even Point sangat membantu dalam manajemen untuk mengetahui

tingkat biaya dan penjualan yang menguntungkan. Dengan demikian setidaknya

Break Even Point dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mempertimbangkan

alternatif untuk mengambil keputusan demi kemajuan suatu usaha. (Arman H.

Nasution, 2006: 195).

Berdasarkan Undang – Undang RI No. 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi

dengan keluarnya Undang – Undang RI No. 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan

terdiri dari :

1. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembyaran.

4
5

2. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR )

Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Demikian halnya dengan PT. BPR Desa Sanur merupakan salah satu dari

sekian BPR yang ada di daerah Denpasar dengan bidang usaha yaitu memberikan

kredit, menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan atau

bentuk lainnya. Dalam menghadapi perkembangan dan persaingan yang sangat

ketat berusaha agar mampu bersaing secara sehat. Hal ini tidak terlepas dari

pembinaan dan pengawasan dari Bank Indonesia.

Untuk lebih jelasnya akan disajikan data jumlah debitur yang dicapai oleh

PT. BPR DESA SANUR pada tahun 2013 secara rinci dapat dilihat pada table

berikut :

5
6

Tabel 1
Jumlah Debitur Pada
PT. BPR DESA SANUR
Tahun 2013

Jumlah Perubahan Pengembalian Perubahan


Bulan Realisasi Kredit
Debitur (%) Pokok Pinjaman (%)
Januari 1625 2,838,095,000.00 - 3,790,266,335.00 -
Februari 1625 4,038,290,000.00 42.3 2,928,860,282.00 -22.7
Maret 1625 1,987,985,000.00 -5.1 2,332,928,555.00 -20.3
April 1625 4,081,870,000.00 105.3 3,633,883,592.00 55.8
Mei 1625 2,879,510,000.00 -29.4 2,948,030,808.00 -18.9
Juni 1625 5,583,636,350.00 93.9 3,756,070,750.00 27.4
Juli 1625 4,571,215,000.00 -18.1 4,498,748,945.00 19.8
Agustus 1625 3,303,360,000.00 -27.7 3,200,885,206.00 -28.9
September 1625 3,892,485,000.00 17.8 3,383,356,730.00 5.7
Oktober 1625 1,797,610,000.00 -53.8 2,759,245,225.00 -18.4
November 1625 1,909,135,000.00 6.2 2,825,229,315.00 2.4
Desember 1625 2,676,275,000.00 40.1 3,131,139,451.00 10.8

Dari uraian tabel di atas terlihat bahwa jumlah debitur PT. BPR DESA

SANUR dari bulan Januari hingga Desember tidak mengalami perubahan yaitu

pada angka 1625 debitur, tetapi jika dilihat dari realisasi kredit maka dapat dilihat

bahwa realisasi kredit dari bulan Januari hingga bulan Desember mengalami

perubahan

6
7

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan permasalahan

dalam penelitian ini adalah :

1. Berapakah tingkat penjualan kredit yang harus dicapai oleh pihak perusahaan

tahun 2013 agar berada dalam posisi Break Even Point. ?

2. Berapakah jumlah penjualan kredit yang harus di capai perusahaan tahun 2013

dengan menggunakan profit margin.?

3. Berapakah besar penurunan penjualan ( margin of safety ) pada tahun 2013 yang

dapat ditolerir oleh perusahaan. ?

4. Berapakah besarnya Degree of Operating Leverage akan mempengaruhi laba

tahun 2013.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusa masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian

adalah :

a. Untuk menghitung besarnya tingkat penjualan kredit keseluruhan dalam

keadaan titik impas atau Break Even di tahun 2013.

b. Untuk menganalisis jumlah penjualan kredit minimal yang harus dicapai

oleh PT. BPR Desa Sanur di tahun 2013.

7
8

c. Untuk menghitung penurunan penjualan ( margin of safety ) yang dapat

ditolerir agar PT. BPR Desa Sanur tidak mengalami kerugian di tahun 2013.

d. Untuk menganalisis besarnya perubahan persentase Degree of Operating

Leverage akan mempengaruhi laba di tahun 2013.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Mahasiswa

1) Untuk mengaplikasikan ilmu yang di peroleh atau di dapat dan sekaligus

menanggapi suatu kejadian, memberikan sumbangan pemikiran serta

pemecahannya.

2) Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana

ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa.

b. Bagi perusahaan

Digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi PT. BPR Desa Sanur dan

memberikan informasi tentang perencanaan laba sebagai pertimbangan

dalam menentukan kebijakan sehubungan dalam perencanaan laba itu

sendiri.

c. Bagi Fakultas atau Universitas

Penelitian ini dapat dipakai untuk menambah refrensi di perpustakaan

Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa sehingga dapat digunakan

sebagai pedoman untuk penelitian lebih lanjut.

B. Tinjauan Pustaka

8
9

1 Landasan Teori

a. Pengertian Perencanaan

Sebelum menuju kepada definisi megenai perencanaan laba, ada

baiknya bila di bahas terlebih dahulu mengenai perencanaan. Dalam era

globalisasi seperti ini dimana persaingan dibidang usaha semakin meningkat,

maka sesungguhnya menjadi tugas perencanaan untuk memperkecil resiko

dalam mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada. Perencanaan (

Planning ) adalah mengidentifikasi alternatif – alternatif yang tersedia,

kemudian memilih salag satu dari berbagai alternatif – alternatif tersebut yang

paling baik dan cocok dari tujuan organisasi ( Krismiaji, 2005: 2).

Perencanaan ( Planning ) adalah memilih dan menghubungkan fakta

dan membuat serta menggunakan asumsi – asusmsi mengenai masa yang akan

datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan – kegiatan

yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan ( G.R Terry, 2005:92 ).

Perencanaan ( Planning ) adalah fungsi dasar ( fundamental )

manajemen karena organizing, staffing, directing dan controlling-pun harus

terlebih dahulu di rencanakan ( Malayu S.P Hasibuan, 2005:91 ).

Perencanaan ( Planning ) adalah memutuskan di depan tentang apa yang

akan dilakukan, bagaimana melaksanakan, kapan dilaksanakan, dan siapa yang

melaksanaknnya ( Arman H.Nasution, 2006: 11 ).

9
10

Perencanaan adalah teknik, cara untuk mencapi tujuan untuk

mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang telah ditentukan sebelum nya

dan telah di rumuskan dengan baik oleh perusahaan atau organisasi ( M.L

Jhingan, 2004: 517 ).

Jadi dari definisi – definisi yang telah di sajikan diatas maka dapat di

tarik kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang ada dalam

perusahaan sebagai kegiatan dengan memilih beberapa alternatif yang ada

dalam rangka pengambilan kebijakan atau keputusan untuk pencapaian tujuan

yang ditetapkan.

b. Pengertian Laba

Tujuan dari pada berdirinya suatu perusahaan baik besar maupun kecil

adalah pasti berorientasi pada Laba atau keuntungan yang sesuai dengan

kemampuan perusahaan tersebut untuk dapat mempertahankan kelangsungan

usahanya.

Perusahaan yang memproduksi serta menjual barang atau jasa

mempunyai harapan bahwa dari hasil penjualan akan memperoleh laba.

Perusahaan dikatakan memperoleh laba jika biaya – biaya lebi kecil dari

penjualan.

Laba adalah kenaikan unsur netto berasal dari peristiwa unsur total dan

bukan dari penyerahan jasa kepada pelanggan ( Selamet Sugiri dan Agus

Riyanto, 2008: 34 ).

10
11

Laba adalah selisih lebih yang di dapat antara pendapatan dan biaya

yang dikeluarkan ( Mardiasmo, 2008: 22 ).

Laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya – biaya

dalam jangka waktu ( periode ) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu

dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta

pengambilan keputusan dan unsur prediksi ( Harnanto, 2003: 444 ).

Laba adalah jumlah yang dapat di berikan kepada investor ( sebagai

hasil investasi ) dan kondisi perusahaan masi sama baiknya dengan di awal

periode ( E Kay Stice, James D.Stice, K.Fred Skousen, 2004: 226 ).

Berdasarkan pengertian – perngertian di atas dapat di tarik kesimpulan

bahwa laba adalah selisih antara pendapatan suatu perusahaan dengan biaya

yang di keluarkan untuk kelangsungan usaha tersebut.

2 Pengertian penjualan

Secara umum penjualan merupakan suatu proses kegiatan perusahaan

dalam mengidentidikasi dan memasarkan hasil – hasil produksinya baik berupa

barang maupun jasa sehingga tujuan dapat tercapai yaitu untuk memperoleh

laba atau keuntungan.

Penjualan adalah pendapatan yang diterima dari pertukaran barang atau

jasa dan di catat untuk suatu periode akuntansi tertentu baik berdasarkan kas (

11
12

sebagaimana diterima ) atau berdasarkan akrual ( sebagaimana diperoleh ). ( M.

Afdi Nizar, 2006: 716 ).

Pada umumnya di setiap perusahaan terdapat suatu bagian atau

departemen yang khusus bertugas di bagian penjualan atau untuk mendapatkan

pendapatan. Kinerja bagian ini di ukur berdasarkan realisasi penjualan

dibandingkan dengan budget penjualan. Di dalam menyususn budget penjualan

banyak informasi yang sangat di butuhkan, salah satunya adalah informasi

Break Even Point.

Dari definisi tersebut dapat diartikan penjualan kamar adalah kegiatan

yang dilakukan oleh pihak hotel untuk menjual seluruh kamarnya yang tersedia

yang merupakan sasaran akhir dari kegiatan lainnya, sehingga apa yang

menjadi tujuan hotel dapat tercapai yaitu memperoleh laba atau keuntungan.

3 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya

a Pengertian Biaya

Biaya merupakan salah satu komponen dalam usaha dalam rangka

pengorbanan ekonomis yang secara langsung atau tidak langsung telah di

manfaatkan dalam usaha untuk menghasilkan pendapatan dalam suatu

periode.

12
13

Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan

dalam rangka memperoleh pengasilan atau revenue yang akan di pakai

sebagai pengurang penghasilan ( Supriyono, 2000: 16 ).

Biaya adalah kas atau nilai serta kas yang di korbankan untuk barang

atau jasa yang di harapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa

mendatang bagi suatu organisasi ( Henry Simamora, 2002: 36 ).

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang di ukur dalam

satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan kemungkinan akan

terjadi untuk tujuan tertentu ( Mulyadi, 2005: 8 ).

Biaya merupakan harga pokok atau bagiannya yang telah

dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan ( Sunarto,

2003: 4 ).

Biaya adalah kas atau ekuivalen yang di korbankan untuk membeli

barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

perusahaan saat sekarang atau periode yang akan datang ( Krismiaji, 2005:

18 ).

Dari pengertian – pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa

biaya adalah pengorbanan – pengorbanan yang harus di keluarkan oleh

perusahaan atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah di

tentukan.

13
14

b Klasifikasi Biaya

Pengklasifikasian atau penggolongan merupakan suatu proses

pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada kedalam

golongan – golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan

informasi yang penting. Jadi tujuan dari klasifikasi biaya ini adalah untuk

menyajikan informasi biaya yang digunakan untuk berbagai tujuan. Dalam

pengklasifikasian, biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi

biaya yang akan di sajikan. Biaya dalam terminology keuangan didefinisikan

sebagai pengorbanan sumber – sumber daya yang diadakan untuk

mendapatkan keuntungan atau untuk mencapai keuntungan yang akan

datang. Secara umum terminology biaya dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

1. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan atau

aktivitas perusahaan.

Atas dasar fungsi tersebut dapat dikelompokan menjadi :

a) Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan

fungsi produksi atau kegiatan pemgolahan bahan baku menjadi

produk jadi.

b) Biaya pemasaran adalah dalam rangka penjualan produk selesai

sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.

c) Biaya administrasi dan umum adalah semua biaya yang berhubungan

dengan semua fungsi administrasi umum.

14
15

d) Biaya keuangan adalah semua biaya yang telah terjadi atau yang telah

di keluarkan dalam melaksanakan fungsi keuangan.

2. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan

dibebabnkan.

Untuk menggolongkan biaya dengan periode akuntansi dimana biaya akan

dibebankan terlebih dahulu perlu dibahas penggolongan pengeluaran (

expenditures ) dimana penggolongan pengeluaran akan berhubungan

dengan kapan pengeluaran tersebut akan menjadi biaya.

Penggolongan pengeluaran adalah sebagai berikut :

a Pengeluaran Modal

Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang dapat memberikan

manfaat ( Benefit ) pada beberapa periode akuntansi atau pengeluaran

yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang

akan datang.

b Pengeluaran Penghasilan

Pengeluaran penghasilan adalah pengeluaran yang akan memberikan

manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran terjadi.

3. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahan terhadap aktivitas

atau kegiatan atau volume.

Tendensi perubahan biaya terhadap kegiatan dapat dikelompokan menjadi

a Biaya Tetap

Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :

15
16

1) Biaya yang jumlah totalnya konstan tidak dipengaruhi oleh

perubahan volume kegiatan sampai dengan tingkat tertentu.

2) Pada biaya tetap biaya satuan ( Unit Cost ) akan berubah

berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin

tinggi volume kegiatan makan semakin rendah biaya satuannyan

dan begitu juga sebaliknya.

b Biaya Variabel

Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sebanding (

Proposional ) dengan perubahan volume kegiatan. Semakin

besar volume kegiatan maka semakin tinggi jumlah total biaya

variable dan begitu juga sebaliknya.

2) Pada biaya variable biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume

kegiatan jadi biaya satuannya konstan.

c Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan

perubahan volume kegiatan akan tetapi sifat tidak sebanding,

semakin tinggi volume kegiatan makan semakin besar jumlah

biaya total. Semakin rendah volume kegiatan semakin rendah

biaya total tetapi perubahannya tidak sebanding.

16
17

2) Pada biaya semi variabel biaya satuan akan berubah terbalik

dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya

tidak sebanding.

4. Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat yang dibiayai.

Penggolongan biaya atas dasar obyek di bagi menjadi :

1) Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat

diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.

2) Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya

tidak dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya

tertentu.

5. Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya.

Untuk pengendalian biaya informasi biaya yang ditunjukan kepada

menejemen dikelompokan didalam :

1) Biaya Terkendali

Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dipengaruhi

oleh seorang pemimpin tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2) Biaya Tidak Terkendali

Biaya terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh

seorang pemimpin tertentu dalam jangka waktu tertentu.

17
18

6. Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan – tujuan pengambilan

keputusan.

Untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manejemen data biaya

dikelompokan didalam :

1) Biaya Relevan

Biaya relevan adalah biaya – biaya yang akan mempengaruhi

pengambilan keputusan oleh karena itu biaya tersebut

diperhitungkan didalam pengambilan keputusan.

2) Biaya Tidak Relevan

Biaya relevan adalah biaya – biaya yang tidak akan

mempengaruhi pengambilan keputusan oleh karena itu biaya

tersebut tidak perlu diperhitungkan didalam pengambilan

keputusan ( Mulyadi, 2005: 13 dan Arman H. Nasution, 2006:

172).

4 Pengertian Perencanaan Laba

Perencanaan laba merupakan perencanaan mengenai laba yang akan

diinginkan oleh perusaahaan untuk masa yang akan datang. Oleh sebab itu

untuk mencapai laba perlu disusun perencanaan laba agar manajemen keuangan

perusahaan dapat dikelola sebaik mungkin sehingga tercapai efisiensi dalam

penggunaan anggaran yang ada.

18
19

Perencanaan laba merupakan salah satu tujuan dari manajemen

perusahaan untuk mendapat laba yang paling baik atau menguntungkan dimana

usaha itu dilakukan ( Mardiasmo, 2008: 56 ).

Dengan adanya perencanaan laba yang baik dan cermat dapat dipakai

sebagai dasar bertindak untuk melaksanakan sesuatu di masa yang akan datang.

Perencanaan laba juga bermanfaat karena :

1) Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahan permasalahan.

2) Memaksa pihak manejemen untuk secara dini mengadakan penelahan

terhadap masalah yang di hadapi dan menanamkan kebiasaan pada

organisasi untuk mengadaan telaah yang seksama sebelum mengambil

keputusan.

3) Menciptakan organisasi yang mengarah pada pencapaian laba dan

mendorong timbulnya yang sadar akan penghematan biaya dan

pemanfaatan sumber daya yang maksimal.

4) Merangsang peran serta dan mengkoordinasikan rencana operasi berbagai

segmen dari keseluruhan organisasi manejemen sehingga keputusan akhir

dan rencana yang sangat terkait dalam menggambarkan keseluruhan

organisasi dalam bentuk rencana yang terpadu dan menyeluruh (

komprehensif ).

19
20

5) Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau

aspek organisasi maupun untuk memeriksa serta memperbarui kebijakan

dan pedoman dasar secara berkala.

6) Mengkoordinasiakan serta mempertemukan semua upaya perusahaan

kedalam suatu prosedur perencanaan anggaran yang terarah karena inilah

satu – satu nya cara yang paling tepat mengungkapkan kelemahan

manajemen.

7) Mengarahkan penggunaan modal dan upaya pada kegiatan yang paling

menguntungkan.

8) Mendorong standar prestasi yang tinggi dengan merangsang kegairahan

unutk bersaing menanamkan hasrat untuk mencapai tujuan dan

menumbuhkan minat untuk melaksanakan secara efektif.

9) Berperan sebagai tolak ukur atau standar untuk mengukur hasil kegiatan

dan menilai kebijakan manaejemen dan tingkat kemampuan dari setiap

pelaksanaan.

Jadi perencanaan laba dapat dikatan sebagai rencana yang telah disusun

dengan cermat dimana implikasi keuntungan dinyatakan dalam bentuk

proyeksi – proyeksi yang dibuat agar dapat memperoleh laba sesuai

dengan yang diinginkan.

5 Analisis Break Even

a. Pengertian Break even

Saat perusahaan menjalankan usahanya perusahaan ini akan

memperoleh penghasilan tetapi untuk mendapatkannya perlu dikeluarkan

20
21

biaya. Perbandingan dari penghasilan yang di raih dan anggaran biaya yang

akan dikeluarkan akan dapat diketahaui apakah perusahaan mengalami

kerugian atau mendapat keuntungan. Akan tetapi pendapatan yang diperoleh

hanya unutk menutupi biaya – biaya yang dikeluarkan. Hal ini yang disebut

dengan istilah perusahaan dalam keadaan Break Even.

Konsep Break Even yang dikenal juga dengan istilah pulang pokok

merupakan salah satu analisis dalam proses perencanaan jangka pendek atau

dalam jangkan waktu tertentu. Konsep jangka pendek Break Even ini

berdasarkan pada analisis antara biaya, volume penjualan dan laba.

Break Even adalah suatu analisis unutk menentukan dan mencari jumlah

barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu

untuk menutupi biaya – biaya yang muncul serta mendapatkan keuntungan

atau profit ( Harry Poernomo, 2006. harrys.blogspot.com ).

Break Even adalah titik pada saat mendapatkan penjualan cukup untuk

menutup semua biaya produksi dan pejualan tetap tidak ada laba yang

diperolehm ( Abdullah Halim, 2007: 406 ).

Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa Break Even itu ialah

suatu titik pada saat pendapatan penjualan cukup untuk menutupi semua

biaya produksi dan biaya penjualan, tetapi tidak ada laba yang diperoleh (

Komarudin Ahmad, 2007: 129 ).

Jadi dari pendapat di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa Break Even

adalah suatu analisis untuk menetukan dan mencari jumlah barang atau jasa

yang harus di jual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi

21
22

biaya – biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan atau Profit yang

sama besarnya dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang

atau jasa tersebut.

b. Konsep dasar Analisis Break Even

Penerapan konsep analisis Break Even tergantung pada konsep atau

anggapan yang merupakan dasar pemikiran yang harus diterapkan walaupun

anggapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Adapun anggapan dasar

yang digunakan dalam analisis Break Even adalah sebagai berikut :

a. Bahwa biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua

yaitu biaya tetap dan biaya variabel dan prinsip variabilitas biaya dapat

diterapkan dengan tepat. Pada biaya prakteknya untuk memisahkan

biaya tetap dan biaya variabel dengan tepat bukanlah pekerjaan yang

mudah karena ada beberapa biaya yang sifat nya “samar” atau biaya yang

mempunyai sifat tetap dan variabel. ( merupakan biaya tetap dan semi

variabel tetap dan variaebl tetap ). Terhadap biaya semi variabel ini harus

dilakukan pemisahan menjadi unsur tetap dan unsur variabel secara teliti

baik menggunakan pendekatan analitis maupun pendekatan historis.

Pendekatan analitis dilakukan dengan meneliti setiap jenis atau unsur

biaya satu per satu dan ditentukan sifat nya dengan mengingat perlu tidak

nya biaya yang bersangkutan dalam cara kerja yang efisien. Sedangkan

pendekatan historis memisahkan unsur tetap dan unsur variabel

berdasarkan angka – angka atau data – data biaya pada waktu yang

22
23

lampau, kemudian dari data tersebut dengan menggunakan metode –

metode tertentu diterapkan pada waktu yang akan datang.

b. Bahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan pada sampai tingkat

kapasitas penuh. Biaya tetap adalah biaya yang akan selalu terjadi

walaupun perusahaan berhenti beroperasi. Pada umunya perusahaan

yang dapat berproduksi dengan jumlah yang besar ( tanpa melampaui

kapasitas penuh ) akan dapat bekerja dengan efisien dan akan dapat

menekan biaya yang terjadi termasuk biaya tetapnya. Dengan demikian

pada batas – batas tertentu atau pada tingkat – tingkat produksi atau

kegiatan tertentu biaya tetap akan mengalami perubahan. Oleh karena itu

biaya tetap hanya akan konstan pada suatu tingkat kapasitas tertentu.

c. Bahwa biaya variabel akan berubah secara proposional ( sebanding )

dengan perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara

produksi dan penjualan. Keadaan yang demikian dalam praktek jarang

terjadi misalnya biaya variabel yang berupa bahan mentah semakin besar

volume produksi berarti akan diperoleh potongan – potongan atau dapat

di beli dengan harga yang lebih murah.

d. Harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah

satuan barang yang di jual atau tidak ada perubahan harga secara umum.

Hal yang demikian pun sulit ditemukan dalam kenyataan atau praktenya

sehari – hari.

23
24

e. Bahwa hanya ada satu barang yang di produksi atau dijual jika lebih dari

satu macam kombinasi atau komposisi penjualan ( Sales Mix ) akan tetap

konstan ( S. Munawir, 2002: 197 ).

c. Pemisahan Biaya Semi Variabel

Dalam analisis Break Even biaya semi variabel harus dipisahkan menjadi

biaya tetap dan biaya variabel. Untuk memisahkan biaya semi variabel ini

terdapat beberapa teori yang digunakan. Metode yang digunanakan dalam

pemisahan biaya semi variabel adalah :

a. Metode titik tertinggi dan titik terendah ( high and low point method )

Metode ini menganalisis biaya masa lalu pada volume kegiatan

tertinggi dan volume kegiatan terendah.

b. Metode biaya cadangan ( stand by cost method )

Dalam metode ini terlebih dahulu menentukan unsur biaya tetap dari

biaya yang bersangkutan.

c. Metode kuadrat terkecil ( least square method )

Metode ini menentukan total biaya tetap dan biaya variabel per unit

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑛. ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑦
𝑏= 2
𝑛. ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

∑𝑦 − 𝑏∑𝑥
𝑎=
𝑛

Keterangan :

24
25

a = Biaya tetap

b = Biaya variabel

x = Volume penjualan

y = Total biaya variabel

n = Jumlah pengamatan ( Krista, 2004 : 61 )

Dari metode – metode di atas maka yang akan digunakan untuk

memisahkan biaya semi variabel pada Goodway Hotel and Resort

adalah metode kuadrat terkecil.

d. Penentuan Tingkat Break Even Point

Menurut Bambang Riyanto ( 2001, 364 ) dalam bukunya dasar – dasar

pembelanjaan, perhitungan Break Even adalah sebagai berikut :

1. Formulasi perhitungan Break Even Point dengan menggunakan rumus

aljabar yang dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :

a) Perhitungan Break Even atas dasar unit dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus :

𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 ( 𝑄 ) =
𝑃 − 𝑉𝐶

25
26

Keterangan :

P = Harga jual per unit

VC = Biaya variabel

FC = Biaya tetap

Q = Jumlah unit atau kuantitas produk yang dihasilkan dan

dijual.

b) Perhitungan Break Even atas dasar sales dalam rupiah dapat dilakukan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 (𝑅𝑝) =
𝑉𝐶
1− 𝑆

Keterengan :

FC = Biaya tetap

VC = Biaya variabel

S = Volume penjualan

2. Perhitungan Break Even dengan menggunakan Profit Margin untuk

mencapai penjualan minimal yang harus dicapai sehingga tercapai target

keuntungan perusahaan dapat dipergunakan rumus sebagai berikut :

𝐹𝐶
Penjualan minimal = 𝑉𝐶
1−( +𝑃𝑀)
𝑆

26
27

Keterangan :

FC = Biaya tetap

VC = Biaya variabel

S = Penjualan

PM = Profit margin

6. Kegunaan Analisis Break Even

Analisis Break Even dapat digunakan untuk membantu untuk

menetapkan sasaran dan tujuan perusahaan, sebab dengan analisis Break Even

dapat diketahui hubungan penjualan, produksi, harga jual, biaya,rugi dan laba.

Adapun kegunaan lain dari Break Even ( Abdulah Halim, 2007 : 408 ) sebagai

berikut :

a) Sebagai dasar atau landasan untuk menetapkan kegiatan operasional dalam

usaha mencapai laba tertentu.

b) Sebagai dasar untuk mempertahankan penjualan minimal yang harus di

pertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

c) Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan kegiatan operasional

yang sedang berjalan.

d) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan harga jual.

e) Sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan yang harus

dilakukan oleh seorang manajemen.

7. Pengertian dan Perhitungan Margin of Safety

27
28

a. Pengertian Margin of Safety

Apabila hasil penjualan pada tingkat Break Even Point dihubungkang

dengan tingkat penjualan tertentu, maka akan diperoleh informasi tentang

seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan tidak

mengalami kerugian. Hubungan atau selisih antara penjualan yang

dibudgetkan atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan pada tingkat

Break Even Point merupakan tingkat keamanan ( Margin of Safety ) bagi

perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan.

Margin of Safety merupakan angka yang menunjukan jarak antara

penjualan yang direncanakan atau dibudgetkan dengan penjualan pada Break

Even. Dengan demikian makan Margin of Safety adalah juga menggambarkan

batas jarak dimana jika menurunnya penjualan melampaui batas jarak tersebut

perusahaan akan menderita kerugian ( Bambang Riyanto, 2001 : 366 ).

Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa Margin of Safety adalah jarak antara penjualan yang

direncanakan dengan penjualan Break Even yang merupakan batas keamanan

perusahaanbila terjadi penurunan penjualan yang dinyatakan dengan

presentase.

Margin of Safety adalah selisih antara volume penjualan yang

dianggarkan dengan volume penjualan impas. Angka Margin of Safety ini

memberikan informasi berapa maksimun volume penjualan yang direncanakan

boleh turun agar perusahaan tidak menderita rugi. Dengan kata lain Margin of

28
29

Safety adalah selisih antara pendapatan dengan jumlah yang tidak

menimbulkan kerugian atau masih diatas angka impas.

b. Perhitungan Margin of Safety

Besarnya Margin of Safety dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut

𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛−


𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘 𝑒𝑣𝑒𝑛
Margin of Safety = × 100%
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛

( Bambang Riyanto, 2001 : 366 )

Semakin besar Margin of Safety yang ditunjukan maka semakin kecil

kemungkinan perusahaan mengalami kerugian. Apabila terjadi penurunan

penjualan, selama belum melampui Margin of Safety yang ditunjukan maka

perusahaan tetap memperoleh laba walaupun tidak sesuai dengan yang

diharapkan.

8. Pengertian Degree of Operating Leverage

Degree of Operating Leverage adalah sebagai kemampuan perusahaan

dalam menggunakan biaya opersai tetap untuk memperbesar pengaruh dari

perubahan volume penjualan atas EBIT ( Komarudin Ahmad, 2007 : 77 ).

29
30

Degree of Operating Leverage adalah seberapa jauh perubahan tertentu

dari volume penjualan berpengaruh pada laba operasi bersih ( Mulyadi, 2005 :

258 ).

𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
Degree of Operating Leverage =
𝐿𝑎𝑏𝑎

Karena laba kontribusi berubah sebanding dengan perubahan pendapatan

dengan demikian setiap perubahan pendapatan penjualan dapat diketahui

dengan cepat dampak perubahannya terhadap laba bersih dengan menggunakan

angka Degree of Operating Leverage.

9. Pengertian dan Kegiatan Usaha Perbankan

a. Pengertian BPR

Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Bank Perkreditan Rakyat ( BPR

) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran.

Menurut Susilo, Triandaru, dan Santoso ( 2000 : 59 ), “BPR hanya

dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, berdasarkan

hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia,

pemerintah daerah atau dapat dimiliki bersama diatas ketiganya”.

30
31

b. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat

Kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan

Rakyat secara lengkap adalah :

a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito, berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu,

b) Memberikan kredit,

c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip

syariat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,

d) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), deposito berjangka dan atau tabungan pada bank lain.

Disamping kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh Bank

Perkreditan Rakyat diatas, terdapat juga kegiatan-kegiatan yang

merupakan larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat sebagai berikut :

a) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas

pembayaran,

b) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing,

c) Melakukan penyertaan modal,

d) Melakukan perasuransian,

e) Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud

diatas.

31
32

C. Publikasi Sebelumnya

Penelitian tentang perencanaan laba sebelumnya pernah dilakukan oleh Ni

Md. Oktarini Astini dengan judul “Analisis Biaya – volume – laba Untuk mencapai

tingkat laba pada RSU Dharma Yadnya di Denpasar”. Adapun hasil penelitian

tersebut semua perencanaan yang telah dilakukan oleh pihak manajemen berjalan

sesuai dengan apa yang telah direncanakan atau cenderung naik.

Persamaan dan perbedaan penelitian terdahului dengan penelitian sekarang

adalah :

1. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama –

sama ingin mengetahui tingkat Break Even Point pada perusahaan.

2. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah dilihat dari

tahun dan lokasi yang berbeda.

Dan penelitian yang kedua dilakukan oleh Ni Made Ayu Parwathi dengan judul

“Analisis Break Even Point dalam Perencanaan Penjualan Untuk Mencapai

Target Laba Pada Percetakan Gema Denpasar”. Adapun hasil dari penelitian

tersebut adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan lebih banyak mengandung

unsur biaya variabel di bandingkan unsur biaya tetap.

1. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama –

sama ingin mengetahui tingkat Break Even Point pada perusahaan.

2. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah dilihat dari

tahun dan lokasi penelitian yang berbeda. Dan teknik analisis yang berbeda

di penelitian sekarang menggunakan metode kwadrat terkecil, penentuan titik

32
33

impas ( Break Even ), analisis Margin of Safety, penjualan minimal Profit

Margin yang diinginkan dan analisis Operating Leverage.

D. Kerangka Pemikiran

Untuk menentukan perancanaan laba suatu perusahaan tidak boleh

sembarangan makan penulis melakukan analisis yang benar – benar tepat untuk

mengetahui perencanaan laba yang harus dicapai dan titik Break Even Point suatu

perusahaan

Berdasarkan pada pemikiran tersebut makan penulis melakukan penelitian

terhadap analisis Break Even Point, Analisis Margin of Safety, Analisis penjualan

minimal pada Profit Margin, Analisis Degree of Operation. Untuk pengambilan

keputusan oleh manajemen yang mengarah kepada kebijakan – kebijakan

perbaikan perusahaan.

Sebagai gambaran maka akan disajikan kerangka pemikiran dalam

penelitian ini pada gambar 1 pada halaman berikut.

Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian

Laporan
Laba - Rugi

Penjualan Biaya – biaya


1. Biaya tetap
2. Biaya variabel
3. Biaya Semi
Variabel
33
34

Analisis Analisis Analisis Analisis


Break Penjualan Margin of Degree of
Even Point Minimal Safety Operating
( BEP ) pada Profit ( MOS ) ( DOL )
Margin

Pengaruh
Penjualan Minimal Persentase perubahan
Penjualan
Untuk Mencapai batas aman persentase
dalam BEP
Target Laba penjualan DOL terhadap
target laba

E. Metode Penelitian

A. Tempat dan Objek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. BPR DESA SANUR jalan Danau Buyan III/2.

Sanur, Denpasar Selatan. Denpasar 80228 Bali. Telpon : (0361) 288246.

2. Objek Penelitian

34
35

Yang menjadi objek penelitian disini adalah Analisis Break Even Point sebagai

dasar perencanaan laba penjualan pada PT. BPR DESA SANUR.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel – variabel yang diteliti dapat dibagi manjadi :

1. Volume penjualan

2. Biaya

3. Laba

C. Definisi Opersional variabel

Agar tidak terjadi perubahan penafsiran mengenai variabel – variabel yang

diteliti makan akan dikemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut :

1. Volume penjualan adalah besarnya jumlah kredit yang yang diberikan pada

PT. BPR DESA SANUR selama tahun 2013.

2. Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang

yang dikeluarkan oleh PT. BPR DESA SANUR untuk memperoleh barang dan

jasa seperti biaya gaji, biaya perlengkapan dan lain – lain selama 2013. Adapun

biaya – biaya yang dikeluarkan oleh PT. BPR DESA SANUR sebagai berikut

a. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan PT. BPR DESA SANUR dimana

jumlah total nya tetap dalam satu periode tertentu, misalnya biaya pajak dan

bumi bangunan, biaya penyusutan aktiva tetap dan lain – lain.

35
36

b. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan PT. BPR DESA SANUR

dimana jumlah totalnya sebanding dengan perubahan jumlah kegiatan.

Misalnya biaya komisi, biaya linen dan biaya lain – lain.

c. Biaya semi variabel adalah biaya yang dikeluarkan PT. BPR DESA

SANUR dimana jumlah totalnya selalu berubah tetapi perubahannya tidak

proposional dengan perubahan volume kegiatan perusahaan.

3. Laba adalah hasil penjualan setelah dikurangi biaya – biaya yang dikeluarkan

PT. BPR DESA SANUR selama tahun 2013.

D. Jenis Data

1. Menurut Sifatnya :

a. Data Kuantitatif

Yaitu data – data yang merupakan angka – angka yang dapat dihitung seperti

: data jumlah nasabah, biaya tetap dan biaya variabel.

b. Data Kualitatif

Yaitu data yang tidak berupa data angka – angka tetapi merupakan

keterangan – keterangan yang diperoleh berhubungan dengan masalah yang

diteliti seperti : sejarah perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas

karyawan.

2. Menurut Sumbernya :

Data sekunder adalah data yang berupa jumlah penjualan kamar, struktur

organisasi dan laporan keuangan.

36
37

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data sehubungan dengan

penelitian ini adalah :

a. Wawancara atau interview

Yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan

wawancara langsung dengan pimpinan dan karyawan perusahaan.

b. Observasi

Yaitu cara pengumpulan data yang diperlukan dengan mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti seperti data yang

sesuai dengan masalah yang di teliti.

c. Dokumentasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara meneliti, mempelajari dan

malakukan pencatatan atas catatan dan dokumen yang ada di perusahaan

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

F. Teknik Analisis Data

Beberapa teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Kuantitatif

Dalam analisis data yang digunakan beberapa alat analisis untuk

memecahkan permasalahan yang dirumuskan :

a) Metode Kwadrat Terkecil

37
38

Penggunaan metode ini adalah untuk memisahkan atau

mengklasifikasikan biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan biaya

variabel. Metode ini didasarkan kepada persamaan garis lurus yaitu :

Y = a + b.x

𝑛. ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑦
𝑏= 2
𝑛. ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

∑𝑦 −𝑏∑𝑥
𝑎=
𝑛

a = Biaya tetap

b = Biaya variabel

x = Volume penjualan

y = Total biaya

n = Periode Waktu

b) Analisis Break Even

Merupakan suatu teknik analisis untuk menilai hubungan antara biaya

tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Perhitungannya

yaitu :

1. Perhitungan Break Even atas dasar unti dapat dilakukan dengan

menggunkan rumus :

38
39

𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 ( 𝑄 ) =
𝑃 − 𝑉𝐶

Keterangan :

P = Harga jual per unit

VC = Biaya variabel

FC = Biaya tetap

Q = Jumlah unit atau kuantitas produk yang dihasilkan dan

dijual.

2. Perhitungan Break Even atas dasar sales dalam rupiah dapat

dilakukan dengan menggunakan sebagai berikut :

𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 (𝑅𝑝) =
𝑉𝐶
1− 𝑆

Keterengan :

FC = Biaya tetap

VC = Biaya variabel

S = Volume penjualan.

c) Analisis penjualan minimal pada Profit Margin yang diharapkan setelah

menetapkan Profit Margin 20% atau besarnya keuntungan Profit Margin

yang diinginkan makan perlulah ditentukan besarnya penjualan minimal

yang harus dicapai untuk memungkinkan diperolehnya keuntungan yang

diinginkan perusahaan makan formulasinya adalah :

39
40

𝐹𝐶
Penjualan minimal = 𝑉𝐶
1−( +𝑃𝑀)
𝑆

Keterangan :

FC = Biaya tetap

VC = Biaya variabel

S = Penjualan

PM = Profit margin

d) Analisis Margin of Safety

Margin of Safety merupakan batas jarak ( selisih ) antara penjualan yang

direncanakan atau dibudgetkan dengan penjualan pada Break Even.

Dengan demikian makan Margin of Safety adalah juga menggambarkan

batas jarak dimana jika menurunnya penjualan melampaui batas jarak

tersebut perusahaan akan menderita kerugian. Rumusnya adalah :

𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛−


𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑟𝑒𝑎𝑘 𝑒𝑣𝑒𝑛
Margin of Safety = × 100%
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛

e) Analisis Degree of Operating Leverage

Merupakan persentase perubahan laba operasi perusahaan ( EBIT ),

akibat dari perubahan satu persen penjualan. Untuk menghitung Degree

of Operating Leverage menggunakan rumus sebagai berikut :

40
41

𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
Degree of Operating Leverage =
𝐿𝑎𝑏𝑎

2. Analisis Kualitatif

Yaitu analisis yang dipergunakan untuk menganalisis data yang tidak

berbentuk angka dan dilakukan dengan menguraikan hal – hal yang dapat

menunjang atau mendukung dan mempertegas pembahasan sehingga dapat

di buat sesuai kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan, maka penyaji akan dibagi menjadi

beberapa bab dan tiap bab akan terdiri dari sub – sub bab. Secara terperinci uraian

tiap – tiap bab adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Di dalam bab ini menguraikan secara umum dari keseluruhan isi

penulisan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam bab ini menjelaskan landasan teori dari masalah yang hendak

dibahas, yang meliputi pengertian perencanaan, pengertian laba,

pengertian biaya, klasifikasi biaya, pemisah biaya, pengertian

penjualan, pengertian break even point, pengertian margin of safety,

publikasi penelitian sebelumnya dan kerangka pemikiran.

41
42

BAB III METODE PENELITIAN

Di dalam bab ini menjelaskan antara lain tempat dan objek penelitian,

identifikasi variabel, definisi operasional, jenis data, yang diperlukan

dan, metode pengumpulan data dan teknik anilisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Di dalam bab ini akan diuraikan secara singkat mengenai keadaan

perusahaan tempat dimana penelitian yang terdiri dari sejarah berdirinya

perusahaan, struktur organisasi, proses pencatatan dan akuntansi, proses

pencatatan piutang dan pemasarannya.

BAB V DATA DAN PEMBAHASAN

Di dalam bab ini merupakan bab yang isinya mengenal deskripsi data,

analisis data yang meliputi pengelompokan biaya, penjualan,

perhitungan break even point, perhitungan break even point dengan

menggunakan margin of safety.

BAB VI PENUTUP

Di dalam bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari simpulan yang

diperoleh dari hasil pembahasan, serta sasran – saran yang merupakan

pokok – pokok pikiran yang diharapkan berguna untuk menentukan

break even point.

42
43

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Parwathi Ni Made ( 2001 ), Analisis Break Even Point dalam Perencanaan
Penjualan Untuk Mencapai Target Laba Pada Percetakan Gema Denpasar,
Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Warmadewa.

Arman H. Nasution ( 2006 ), Manajemen Industri, Edisi satu, Penerbit Andi


Yogyakarta.

43
44

Bambang Riyanto ( 2001 ), Dasar – Dasar Pembelanjaan, Edisi Keempat Cetakan


Pertama, Penerbit PPFE Yogyakarta.

E Kay Stice,James D. Stice,K. Fred Skousen ( 2004 ), Akuntansi Itermadiate, Edisi


Kelima Belas buku satu, Penerbit Salemba Empat.

G.R Terry ( 2005 ), Dalam buku Krismiaji ( 2005 ), Dasar – dasar Akuntansi
Manajemen, Cetakan pertama, Penerbit Unit Penerbit.

Harry Poernomo, ( 2006 ), www.google.com,harrys.blogspot.com


Krismiaji ( 2005 ), Dasar – Dasar Manajemen Akuntansi, Cetakan pertama,
Penerbit Unit Penerbit.

Komarudin Ahmad ( 2007 ), Akuntansi Manajemen, Edisi revisi lima, Penerbit


Grafindo Persada.

M. L. Jhingun ( 2004 ), Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerbit Raja


Grafindo.

Malayu S.P. Hasibuan ( 2005 ), Manajemen dasar – dasar pengertian dan masalah, edisi
Revisi cetakan keempat, Penerbit Sinar Grafika Offset.

Mulyadi ( 2005 ), Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi, Penerbit Graha Ilmu.

Mardiasmo ( 2008 ), Manajemen Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit Gravindo Persada.

Ni Md. Oktarini Astini ( 2008 ), Analisis Biaya – volume – laba Untuk mencapai
tingkat laba pada RSU Dharma Yadnya di Denpasar, Skripsi Sarjana Jurusan
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa.

Slamet Sugiri dan Agus Riyanto ( 2008 ), Dasar – Dasar Akuntansi Manajemen, Edisi
Ketujuh Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu.

Susilo, Y.Sri, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso ( 2000 ), Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, Cetakan Pertama, Penerbit-Salemba Empat, Jakarta.

44

You might also like