You are on page 1of 7

Proposal Tugas Akhir

IDENTIFIKASI PERUBAHAN DASAR LAUT MENGGUNAKAN MODEL


DATA BATIMETRI SINGLE BEAM PADA AREA PENAMBANGAN
MINERAL BAWAH LAUT

Abstrak

Penulisan tugas akhir ini berfokus pada pemodelan permukaan dasar laut dan perhitungan
volume hasil pengerukan sedimen pada area penambangan mineral bawah laut. Dua
epoch data batimetri hasil survey menggunakan single beam echosounder pada November
2017 dan Maret 2018 diolah menjadi raster DEM (Digital Elevation Model) kemudian
dilakukan peritungan volume dari perubahan nilai elevasi dasar laut yang
direpresentasikan oleh nilai piksel pada masing-masing data. Pembuatan raster DEM akan
dilakukan menggunakan dua metode interpolasi permukaan yang berbeda pada masing-
masing data batimetri sehingga akan dihasilkan dua nilai volume hasil perhitungan
perubahan elevasi dasar laut pada masing-masing metode interpolasi. Dari hasil
perhitungan volume ini diharapkan diperoleh gambaran terkait pengaruh metode
interpolasi permukaan terhadap estimasi biaya pengerukan sedimen pada area
penambangan mineral bawah laut.

Diserahkan pada :
Program Studi
Teknik Geodesi dan Geomatika

Diusulkan oleh :
M. Ryandri Adhinusa
15114052
2018

1
1. Judul Tugas Akhir
Tugas Akhir yang diajukan oleh penulis berjudul “Identifikasi perubahan dasar laut
menggunakan model data batimetri single beam pada area penambangan mineral
bawah laut”.

2. Output yang diharapkan


1. Model permukaan dasar laut,
2. Jumlah volume pengerukan sedimen.

3. Outcome yang diharapkan


Hasil akhir dari penelitian tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai profil dasar laut dan estimasi biaya pengerukan sedimen pada area
penambangan mineral bawah laut.

4. Pelaksanaan Tugas Akhir


Mulai : September 2018
Selesai : Januari 2018 (5 (lima) bulan)

2
1. Latar Belakang dan Hipotesa Awal
1.1. Latar Belakang

Laut, menurut para peneliti, merupakan awal mula kehidupan di muka Bumi (J.L.Mero,
1965). Tanpa laut, kehidupan yang kita kenal sekarang, tidak akan pernah ada.
Berbagai manfaat laut telah digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari karena
kekayaan laut sebagai sumber makanan, mata pencaharian, hingga sumber daya mineral
yang berperan sebagai pondasi dunia industri. Sebagai sumber kekayaan mineral,
jumlah eksploitasi mineral di laut masih relatif sedikit dibandingkan dengan potensi
yang dimiliki laut itu sendiri. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
terkait apa yang terdapat di dalam laut dan keuntungan dari eksploitasi cadangan
mineral laut, kurangnya teknologi yang dapat mengeksploitasi cadangan mineral secara
ekonomis, serta tidak adanya tekanan, baik secara ekonomi ataupun politik, untuk
mengeksploitasi mineral-mineral tersebut di masa kini.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi eksplorasi dan eksploitasi mineral


bawah laut semakin berkembang. Teknologi rekonaisans kini dapat memperoleh
informasi umum, keberadaan cadangan mineral, dengan cakupan area yang luas hingga
informasi spesifik dengan cakupan area dasar laut yang lebih kecil. Diantara teknologi
rekonaisans tersebut, instrumen echo-sounder dapat menentukan kedalaman perairan
secara akurat dan memberikan gambaran profil (topografi) dasar laut, dan side scan
sonar yang dapat memproduksi citra yang menampilkan fitur-fitur di dasar laut.
Teknologi pengerukan di laut telah digunakan secara luas, sebagai contoh untuk
pengerukan kanal dan pelabuhan di perairan pesisir, dan untuk penambangan dekat
pantai teknologi ini biasa digunakan untuk pengerukan batuan fosfat dan mineral yang
tidak terkonsolidasi.

Teknologi pengerukan untuk keperluan penambangan mineral terdiri dari beberapa


rangkaian proses. Mesin pengeruk mengangkut material dari dasar laut ke permukaan
air dan dilepaskan ke hopper, pipeline, atau barge. Kemudian material diproses di plant
yang terdapat di laut atau dibawa ke plant di dekat pantai. Di lepas pantai, tidak ada
jenis mineral apapun yang dikeruk secara komersil pada kedalaman lebih dari 91.44
meter, dan sangat sedikit mesin pengeruk yang beroperasi pada kedalaman lebih dari
45.72 meter.
3
Kendala yang umum dialami dalam industri pengerukan mineral lepas pantai adalah
teknologi yang harus tahan terhadap kondisi lingkungan laut –badai, gelombang, arus,
dan angin. Masalah lainnya terdapat pada penentuan posisi cadangan mineral dan
teknologi yang cocok untuk mengeksploitasi mineral tersebut. Pemahaman terkait
penentuan posisi dan profil dasar laut dapat membantu untuk menentukan strategi
pengerukan yang akan digunakan dalam mengeksploitasi kandungan mineral di bawah
laut. Biaya pengerukan sedimen memiliki kisaran harga yang bervariasi –dari $5 hingga
$15/yard3, sehingga untuk satu proyek pengerukan dapat mencapai $121.000 untuk
proyek skala kecil (Hudson, H., 1998). Dengan memanfaatkan data survey batimetri
dan memodelkan dasar laut, volume sedimen dapat diestimasi untuk menentukan
tingkat akumulasi sedimen (El-Hattab, A.I., 2014). Maka dari itu, penentuan secara
akurat dan pemodelan dasar laut penting untuk dilakukan untuk menghindari
pengerukan dan biaya lebih yang tidak diperlukan.

Penulisan tugas akhir ini berfokus pada pemodelan permukaan dasar laut dan
perhitungan volume hasil pengerukan sedimen pada area penambangan mineral bawah
laut. Dua epoch data batimetri hasil survey menggunakan single beam echosounder
pada November 2017 dan Maret 2018 diolah menjadi raster DEM (Digital Elevation
Model), dengan melakukan overlay pada model permukaan dasar laut, dapat dilakukan
peritungan volume dari perubahan nilai elevasi dasar laut yang direpresentasikan oleh
nilai piksel pada masing-masing data.

4
1.2. Metodologi
1. Studi literatur,
2. Modelling.
1.3. Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain :
1. Data batimetri hasil akuisisi menggunakan Single Beam Echosounder beserta
orientasi posisi dua dimensinya pada area penambangan mineral bawah laut,
2. Data pasang surut November 2017 dan Maret 2018.

2. Rencana Kerja dan Strategi


2.1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan selama penyusunan tugas akhir ini dan akan berfokus pada
penggunaan metode interpolasi permukaan dalam pembuatan DEM dan perhitungan
volume pengerukan sedimen.
2.2. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan koreksi pasut pada dua epoch data
batimetri single beam, yaitu data November 2017 dan Maret 2018, sehingga diperoleh
nilai charted depth pada kedua data tersebut. Nilai kedalaman yang telah dikoreksi
kemudian dimodelkan dengan DEM (Digital Elevation Model) untuk memperoleh model
permukaan dasar laut pada masing-masing data sehingga dapat diketahui perubahan nilai
elevasi dasar laut dan nilai volume sedimen pada area tersebut dengan menghitung
perubahan nilai elevasi dasar laut yang direpresentasikan setiap pixel pada masing-
masing DEM.
2.3. Lembaga Terkait
Divisi Riset Sains dan Sistem Kerekayasaan Wilayah Pesisir dan Laut, Institut Teknologi
Bandung

5
2.4. Kelompok Keahlian (KK)/Laboratorium Pelaksana

Penelitian tugas akhir ini dibawah bimbingan Kelompok Keahlian/Kelimuan Sains


dan Sistem Kerekayasaan Wilayah Pesisir dan Laut. Usulan dosen pembimbing dari
penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Dr.rer.nat. Wiwin Windupranata, S.T., M.Si.
2.5. Skedul Umum
WAKTU
AKTIVITAS September Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi Literatur
Proposal
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis
Penulisan
Seminar
Sidang dan Revisi

6
2.6. Referensi/Daftar Pustaka

Umbach, M.J. 1976. Hydrographic Manual Fourth Edition. NOAA: United States of
America.
Mero, J.L. 1965. The Mineral Resources of the Sea. Elsevier Publishing Company:
Amsterdam.
International Hydrographic Organization – (IHO). 2005. Manual On Hydrography.
Publication C-13. International Hydrographic Bureau: Monaco.
de Jong,C.D., et al. 2003. Hydrography. Delft University Press: The Netherlands.
U.S. Congress, Office of Technology Assessment. 1987. Marine Minerals: Exploring
Our New Ocean Frontier, OTA-O-342. U.S. Government Printing Office:
Washington, DC.
Wacaster, Susan. 2016. The Mineral Industry of Indonesia. USGS.
Hudson, H. 1998. Lake Notes: Lake Dredging. Illinois Environmental Protection
Agency: Illinois.

Tanda tangan

Pengusul Calon Pembimbing Utama

M. Ryandri Adhinusa Dr.rer.nat. Wiwin Windupranata, S.T., M.Si.


NIM. 15114052 NIP. 19740504 199903 1 001

You might also like