You are on page 1of 5

MODEL PEMBELAJARAN

PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN

1. Konsep model pembelajaran menurut Trianto (2010), menyebutkan bahwa


model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
2. Joyce & Weil (dalam Rusman, 2012) berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau
yang lain.
3. Untuk model pembelajaran, menunjuk suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran

CIRI CIRI MODEL PEMBELAJARAN

Rusman (2012) mengemukakan bahwa model pembelajaran memiliki ciri-ciri


sebagai berikut :

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen
dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih
partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
2. Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di
kelas, misalnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas
dalam pembelajaran mengarang.
4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan:
(1) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax);
(2) adanya prinsip-prinsip reaksi;
(3) sistem sosial;
(4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman
praktis bila guru akan melaksanakan suatu mkodel pembelajaran
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi:
(1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur;
(2) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

Rofa’ah (2016) menjelaskan ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara


khusus daintaranya adalah:

1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa mengajar.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.

Ciri-ciri model pembelajaran yang baik yaitu adanya keterlibatan intelektual dan
emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan
pembentukan sikap, adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif.
Selama pelaksanaan model pembelajaran guru bertindak sebagai fasilitator,
koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik.

JENIS JENIS MODEL PEMBELAJARAN

Menurut Komalasari (2010) jenis-jenis model pembelajaran yang dapat digunakan


dalam pembelajaran, antara lain:

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning).


2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).
3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning).
4. Model Pembelajaran Pelayanan (Service Learning).
5. Model Pembelajaran Berbasis Kerja.
6. Model Pembelajaran Konsep (Concept Learning).
7. Model Pembelajaran Nilai (Value Learning).

Menurut Nurdyansyah (2016) , model pembelajaran dibedakan menjadi :


1. Model pembelajaran berdasarkan teori
 Metode interaksi social
Model interaksi sosial menitikberatkan hubungan yang harmonis
antara individu dengan masyarakat (learning to life together).
 Model pemrosesan informasi
Model ini berdasarkan teori belajar kognitif dan berorientasi pada
kemampuan siswa memproses informasi. Pemrosesan informasi
merujuk pada cara menerima stimuli dari lingkungan dengan
mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep
dan menggunakan simbol verbal dan visual.
 Model personal
Model ini bertitik dari teori Humanistik dan juga berorientasi pada
individu dan perkembangan keakuan.
 Model modifikasi tingkah laku
Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah
meningkatkan ketelitian pada anak, guru selalu perhatian terhadap
tingkah laku siswa, modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan
belajarnya rendah dengan memberi reward, sebagai reinforcement
pendukung dan penerapan prinsip pembelajaran individual
(individual learning) terhadap penbelajaran klasikal.

1. Model Pembelajaran Langsung


a. Pengertian Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran di
mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung
kepada peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan
oleh guru. Model Pembelajaran Langsung dirancang untuk menciptakan
lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik.
Guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya guru
dapat menggunakan berbagai media. Informasi yang disampaikan dengan
strategi direktif dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan
tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif (yaitu
pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi).
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Istilah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) diadopsi dari istilah Inggris
Problem Based Instruction (PBI). Model pengajaran berdasarkan masalah ini
telah dikenal sejak zaman John Dewey. Dewasa ini, model pembelajaran ini
mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berdasarkan
masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik
dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk
melakukan penyelidikan dan inquiri
3. Model Pembelaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI)
a. Definisi Pendekatan PMRI
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia adalah suatu pendekatan
pembelajaran matematika yang mengungkapkan pengalaman dan kejadian
yang dekat dengan siswa sebagai sarana untuk memahamkan persoalan
matematika
4. Model Pembelajaran Kontekstual
a. Pengertian Pemebelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau CTL
merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara
materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga
siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi dalam kehidupan
sehari-hari
5. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Istilah pembelajaran kooperatif dalam pengertian bahasa asing adalah
cooperative learning. Menurut Saputra dan Rudyanto (2005) Pada
hakekatnya, metode pembelajaran kooperatif merupakan metode atau strategi
pembelajaran gotong-royong yang konsepnya hampir tidak jauh berbeda
dengan metode pembelajaran kelompok. Pembelajaran kooperatif berbeda
dengan metode pembelajaran kelompok

CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Penggunaan Pembelajaran Langsung


Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran
langsung menurut Depdiknas (2010):
1. Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan
memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep
kunci dan menunjukan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
2. Ketika guru ingin mengajari peserta didik suatu keterampilan atau
prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
3. Ketika guru ingin memastikan bahwa peserta didik telah menguasai
keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan
yang berpusat pada peserta didik misalnya penyelesaian masalah (problem
solving).
4. Ketiak guru ingin menunjukan sikap dan pendekatanpendekatan
intelektual (misalnya menunjukan bahwa suatu argumen harus didukung
oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-
bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada
jawaban yang logis)
5. Ketika subyek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk
dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan
penerapan.
6. Ketika guru ingin menumbuhkan keterkaitan peserta didik akan suatu
topik.
7. Ketika guru harus menunjukan teknik atau prosedur-prosedur tertentu
sebelum peserta didik melakukan suatu kegiatan praktik.
8. Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter parameter untuk
memandu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran
kelompok atau independen.
9. Ketika para peserta didik menghadapi kesulitan yang sama yang dapat
diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur.
10. Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat
pada peserta didik atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan
pendekatan yang berpusat pada peserta didik.

You might also like