You are on page 1of 15

Peran Keluarga dalam Mencegah Perilaku Menyimpang

(Studi Pada Remaja Pengguna Lem Ehabon di Kelurahan Karame Kecamatan Singkil)

Yuly Yanty Horman


Benidicta Mokalu
Antonius Purwanto

RINGKASAN

Keberhasilan remaja ditentukan bagaimana peran keluarga terhadap tumbuh kembang anak tersebut.
Keluarga terutama orangtua merupakan pendidik utama dan yang pertama bagi anak dalam keluarga dan dalam
keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Masa
remaja erat kaitannya dengan kenakalan remaja. Pada masa inilah umumya dikenal sebagai masa penuh energi,
serba ingin tahu, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang, mudah terpengaruh, nekat, berani,
emosi tinggi, selalu ingin mencoba, dan tidak mau ketinggalan. Pada masa-masa inilah remaja merupakan
kelompok yang paling rawan berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA salah satunya yaitu penggunaan lem
aibon (inhalen). Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan mengungkap Peran Keluarga dalam mencegah
perilaku menyimpang pada Remaja pengguna Aibon di Kelurahan Karame Kecamtan Singkil Kota Manado.
Metodologi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik
wawancara secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisa interaksi sosial
remaja, peran keluarga dan peran pemerintah dalam mencegah remaja pengguna lem aibon. Adapun informan
dalam penelitian ini adalah 11 orang yang terdiri dari, Remaja Pengguna 6 orang, Orangtua 3 orang, Lurah dan
dari BNN Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2018 di Kelurahan Karame
Kecamatan Singkil Kota Manado.
Perilaku ngelem adalah perilaku atau tindakan seseorang untuk menghirup aroma dari bahan lem yang
biasanya digunakan untuk merekatkan atau menempel ban. Lem aibon merupakan NAPZA jenis inhalen
(ngelem). Jenis lem ini sering salah digunakan oleh anak remaja untuk membuat mabuk, karena lem ini
termasuk kategori zat adiktif yang berbahaya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi
mengenai perilaku menyimpang yaitu teori asosiasi deferensial.
Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa faktor yang mendorong anak remaja menggunakan
lem aibon yaitu pengaruh teman sebaya, lingkungan, keluarga, dan ketersediaan serta keterjangkauan lem
aibon. Keluarga tidak terlalu memperdulikan ketika anaknya bergaul dengan siapapun teman sepermainannya
bahkan ketidaktahuan dari remaja bahkan orang tua tentang bahaya penggunaan lem aibon. Institusi terkaid
dan Pemerintah setempat sering mengsosialisasi tentang bahaya penggunaan lem aibon tapi belum maksimal
dimengerti dan dipahami oleh masyarakat.
Penelitian ini menyarankan keluarga memberi peran penting bagi kelangsungan hidup anak-anaknya
seperti menanamkan nilai-nilai yang baik, menjalin komunikasi yang baik, memperhatikan setiap
perkembangan dan lebih memperhatikan dengan siapa anaknya bergaul. Remaja pengguna harus menyadari
bahwa penggunaan lem aibon menimbulkan dampak negative baik dari segi fisik maupun dari segi psikis.
Institusi terkait harus terus menerus mengsosialisasi bahaya penggunaan lem aibon dan zat adiktif lainnya bagi
masyarakat.

Kata Kunci : Remaja, Peran Keluarga (Orang Tua), Lem Aibon

SUMMARY
The success of adolescents is determined how the role of the family to the child's growth and
development. Families, especially parents, are the main educators and the first for children in the family
and in this family can be instilled attitudes that can affect the development of the next child. Adolescence is
closely related to juvenile delinquency. It was during this period that it was known as a full of energy,
curious, not fully mature, vulnerable, brave, brave, highly emotive, always wanting to try, and not to be left

1
behind. At this time adolescents are the most vulnerable groups associated with drug abuse one of them is
the use of glue aibon (inhalen). The purpose of this study is to examine and reveal the Family Role in
preventing deviant behavior on Aibon user Tasks in Karame Sub-district of Kecamatan Singkil of Manado.
The methodology used in this study used qualitative research with in-depth interview techniques.
This study aims to explain and analyze the social interactions of adolescents, family roles and the role of
government in preventing adolescent users glue aibon. The informants in this study are 11 people consisting
of, Teen User 6 people, Parents 3 people, Village Head and from BNN North Sulawesi Province. This
research was conducted from January 2018 in Karame Village, Singkil Sub-district, Manado City.
Behavior is a person's behavior or action to inhale the scent of glue material usually used to glue
or stick to a tire. Glue aibon is a drug inhalen (ngelem). This type of glue is often misused by teenagers to
make a hangover because this glue belongs to a dangerous addictive substance category. The theory used
in this research is the theory of sociology of deviant behavior is the theory of deferential association.
From the results of in-depth interviews are known that the factors that encourage adolescents to
use glue aibon the influence of friends of the same age, environment, family, and the availability and
affordability glue aibon. Families do not really care when their kids hang out with anyone their friends,
even the ignorance of teenagers and even parents about the dangers of using glue aibon. Institutions dikaid
and local governments often socialize about the dangers of glue aibon but not yet fully understood and
understood by the community.
This research suggests that families play an important role for the survival of their children such
as inculcating good values, establishing good communication, paying attention to every development and
paying more attention to who their children are. Teenagers should be aware that the use of glue aibon
negative impact both in terms of physical and psychological aspects. The related institutions must constantly
socialize the dangers of using glue aibon and other addictive substances to the community.

Keywords: Youth, Family Role (Parents), Aibon ‘Glue

PENDAHULUAN ceramah keagamaan, dan beribadah.


Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, Perubahan secara sosial remaja ialah
dan anak merupakan unit terkecil dari suatu perubahan lingkungan sosial mereka,
masyarakat, untuk itu peran orang tua perubahan yang terjadi adalah bertambahnya
diharapkan mampu membimbing anak remaja kelompok sosial seperti kelompok bermain
sebagai generasi penerus. Peran Keluarga disekolah dan di lingkungan rumah biasanya
(orang tua) sangat berpengaruh dalam anak memasuki usia remaja mereka akan
perkembangan sikap mental dan perilaku anak memiliki kelompok-kelompok bermain yang
dan anak itu sendiri sangat memerlukan banyak, kelompok bermain ini sangat besar
perhatian yang lebih dari keluarga terutama pengaruhnya bahkan bias lebih besar
orang tua. Anak membutuhkan orang lain pengaruhnya dari lingkungan keluarga.
dalam perkembangannya dan orang lain yang karena sangat dapat membahayakan system
paling utama dan pertama bertanggung jawab sosial.
adalah orang tua. Keluarga terutama orang tua dalam
Perilaku menyimpang merupakan menghadapi persoalan anak-anaknya yang
hasil dari proses sosialisasi yang tidak dalam usia remaja, orang tua perlu pengertian
sempurna. Kelompok yang paling rentang sederhana tentang ciri-ciri remaja atau
dalam proses perilaku menyimpang yaitu para psikologi remaja. Kenakalan remaja
remaja. Hal ini wajar terjadi tidak lain karena merupakan perilaku menyimpang yang akan
remaja memiliki karakteristik tersendiri yang merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di
unik, yaitu dalam masa-masa labil, atau sekitarnya.
sedang pada taraf pencarian identitas, yang Soertjiningsih (2007) mengemukakan
mengalami masa trasisi dari masa remaja masa remaja 11-20 tahun merupakan masa
menuju status dewasa, dan sebagainya. peralihan dari masa kanak-kanak menuju
Perubahan rohani pada remaja disini kedewasaan. Pada masa inilah umumnya
ialah adanya pertumbuhan secara ilmu rohani dikenal sebagai masa, penuh energi, serba
yang didapat oleh anak tersebut, seperti ingin tahu, belum sepenuhnya memiliki

2
pertimbangan yang matang, mudah pengguna lem aibon. Kelurahan dengan
terpengaruh, nekat, berani, emosi tinggi, jumlah penduduk 4.472 ini ternyata cukup
selalu ingin mencoba dan tidak mau banyak jumlah pengguna lem aibon yakni
ketinggalan. Pada masa-masa inilah remaja sebanyak 38 orang. Temuan pihak BNN ini
merupakan kelompok yang paling rawan dari informasi masyarakat yang mengaku
berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA resah akibat tindakan pengguna NAPZA (lem
salah satunya yaitu penggunaan lem (inhalen). aibon) sudah mengkuatirkan, karena sebagai
Penyalahgunaan NAPZA menurut pemicu tindakan kriminal.
Joewana (2005) dapat menimbulkan Mengenai penanganan BNN Provinsi
gangguan dalam pekerjaan dan fungsi sosial. Sulawesi Utara telah melakukan berbagai
Undang-undang nomor 5 tahun 1997 upaya seperti rehabilitasi sekaligus Upaya
menyatakan bahwa zat adiktif adalah obat Pencegahan dan Pemberantasan
serta bahan-bahan aktif yang apabila Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba
dikonsumsi oleh organisme hidup dapat (P4GN) dengan maksud menekan permintaan
menyebabkan kerja biologis serta dan mengurangi pasokan narkoba. Tak hanya
menimbulkan ketergantungan atau adiksi itu, sosialisasi informasi P4GN di lingkungan
yang sulit dihentikan dan berefek ingin pelajar dan masyarakat rutin dilaksanakan.
menggunakannya secara terus-menerus yang Para Camat maupun Lurah se-kota Manado
jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar telah diingatkan pula agar menghimbau dan
biasa atau rasa sakit luar biasa (Kasim 2012). mengawasi pemilik toko bangunan,
Sementara dari aneka jenis NAPZA warung/toko yang ada diwilayahnya agar
yang beredar, lem aibon paling digandrungi tidak menjual lem aibon kepada anak-anak
pengguna. Fakta ini didorong dari berbagai dibawah umur.
indikator sehingga bahan perekat tersebut Berdasarkan berbagai hal yang telah
menjadi primadona, diantaranya mudah dikemukakan di atas, maka peneliti terdorong
didapat selain harga beli cukup terjangkau. untuk mengadakan penelitian tentang Peran
Pihak BNN Pronvisi Sulawesi Utara Keluarga dalam Mencegah Perilaku
juga telah melakukan pendataan untuk zat Menyimpang (Studi Pada Remaja Pengguna
yang digunakan yaitu: sebanyak 26 orang Lem Aibon di Kelurahan Karame Kecamatan
menggunakan shabu (methamphetamine), 2 Singkil Kota Manado).
orang menggunakan tembakau gorilla, 4
orang menggunakan ganja, dan paling banyak B. Perumusan Masalah
pengguna lem aibon yakni 156 orang. Selain
Berdasarkan latar belakang diatas,
usia pengguna didominasi para remaja usia maka Perumusan Masalah dalam penelitian
12-17 tahun (remaja awal dan pertengahan). ini sebagai berikut :
Dari rincian pengguna yaitu: usia kurang dari
12 tahun sebanyak 9 orang, dan usia 12-17 1. Bagaimana interaksi sosial remaja
tahun 156 orang. Namun ada juga dari sehingga remaja mengenal,
golongan usia 18-24 tahun tercatat 20 orang, mengkonsumsi, dan menjadi ketagihan
dan di usia lebih dari 25 tahun ada sebanyak dalam mengkonsumsi lem aibon?
64 orang. Termasuk para pengguna ini
2. Bagaimana peran keluarga dalam
umumnya memiliki latarbelakang pendidikan
mencegah perilaku menyimpang
yang beragam, dengan klasifikasi tidak
(pengguna lem aibon) pada remaja?
pernah bersekolah sampai dengan tingkatan
perguruan tinggi. 3. Bagaimana peran pemerintah menyikapi
Sementara Kelurahan Karame banyaknya remaja pengguna lem aibon
merupakan salah satu wilayah di Kecamatan di Kelurahan Karame?
Singkil, Kota Manado bagian dari zona merah

3
C. Tujuan Penelitian beberapa bagian tubuh orang yang
mengkonsumsinya. Manfaat atau resiko yang
Tujuan dari penelitian ini yaitu : timbul oleh penggunaan NAPZA ini
1. Menjelaskan dan menganalisis iteraksi tergantung pada seberapa banyak, seberapa
sosial remaja sehingga remaja mengenal, sering, dalam menggunakannya yang
mengkonsumsi, dan menjadi ketagihan bersamaan dengan obat lain yang
dikonsumsinya (BNN, 2004).
dalam mengkonsumsi lem aibon?
2. Menjelaskan dan menganalisa peran Lem aibon merupakan NAPZA jenis
keluarga dalam mencegah perilaku inhalen yang merupakan senyawa organik
menyimpang (pengguna lem aibon). berupa gas dan pelarut yang mudah menguap.
3. Menjelaskan dan menganalisis peran Inhalen banyak terdapat di produk-produk
pemerintah menyikapi banyaknya remaja seperti bensin, pernis, aseton untuk pembersih
pengguna lem aibon di Kelurahan warna kuku, lem, pengencer cat, tip-ex,
Karame? semprotan, freon dan lem aibon. Lem aibon
adalah lem serbaguna, untuk merekatkan
D. Manfaat Penelitian
berbagai alat atau barang. Jenis lem ini sering
Hasil penelitian ini diharapkan disalahgunakan oleh anak remaja untuk
berguna untuk : membuat mabuk karena lem ini termasuk
kategori zat adiktif yang berbahaya (Kasim,
1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat 2012).
bermanfaat bagi pengembangan ilmu Zat yang ada dalam lem aibon adalah
Kesehatan dan Sosial yang berhubungan zat kimia yang biasa merusak sel-sel otak dan
dengan Perilaku Remaja Pengguna Lem membuat kita menjadi tidak normal, sakit
Aibon. bahkan bias meninggal.Salah satu zat yang
2. Secara Praktis, penelitian ini dapat terdapat di dalam lem ehabon adalah Lysergic
bermanfaat dan masukan bagi Keluarga Acid Diethyilamide (LSD).Lysergic acid
dalam menambah khasanah ilmu diethylamide (LSD) adalah halusinogen yang
Kesehatan Masyarakat dalam kaitannya paling terkenal.Ini adalah narkoba sintetis
dengan remaja pengguna lem aibon. yang disaringkan dari jamur kering (dikenal
sebagai ergot) yang tumbuh pada rumput
TINJAUAN PUSTAKA
gandum.
A. NAPZA (Ngelem)
B. Remaja
Perilaku ngelem adalah perilaku atau
Masa remaja adalah masa
tindakan seseorang untuk menghiruparoma
perkembangan transisi antara masa anak-anak
dari bahan lem yang biasanya digunakan
dan dewasa yang mencakup perubahan
untuk merekatkan atau menempel ban
biologis, kognitif, dan sosial. WHO
(Subagyo, 2008). NAZPA singkatan dari
mendefinisikan remaja lebih bersifat
Narkotika, Psikotropika, dan bahan adiktif
konseptual dan dikemukakan dengan tiga
lainnya yang meliputi zat alami dan sintesis
kriteria yaitu biologis, sosial dan ekonomi.
yang apabila dikonsumsi menimbulkan
Remaja menurut (Sarwoto, 2012:87) adalah
perubahan fungsi fisik dan psikis serta
masa dimana:
mengalami ketergantungan dalam diri si
pengguna (BNN, 2004). 1. Individu berkembang dari saat pertama
Menurut Kementerian Kesehatan RI kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
tahun 2010 mengartikan NAPZA adalah zat sekundernya sampai saat ia mencapai
yang mempengaruhi struktur atau fungsi kematangan seksual.

4
2. Individu mengalami perkembangan demikian seseorang (secara sadar atau tidak
psikologi dan pola identifikasi dari kanak- sadar) menciptakan konsepsi-konsepsi
kanak menjadi dewasa. mengenai dirinya sebagai mahluk sosial.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan
Sebagai konsekwensinya, dia selanjutnya
sosial ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relative mandiri. akan bertingkah laku menurut konsepsi
tersebut, tingkah laku mana dapat saja
Menurut Santrock (2007): kenakalan dikualifikasikan sebagai kejahatan oleh
remaja merupakan kumpulan dari berbagai pihak-pihak lain.
perilaku remaja yang tidak dapat diterima Dari uraian diatas nyatalah, bahwa
secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal. adanya gejala yang dinamakan kejahatan
Faktor - faktor penyebab kenakalan sebenarnya terjadi di dalam suatu proses
remaja : dimana ada interaksi sosial antara bagian
masyarakat yang mempunyai wewenang
a. Reaksi frustasi diri
untuk mengadakan perumusan tentang
b. Gangguan berpikir dan itelegensi pada
kejahatan, dengan pihak-pihak yang memang
diri remaja
melakukan kejahatan tersebut.
c. Kuranggnya kasih sayang orang
tua/keluarga C. Keluarga
d. Kuranggnya pengawasan dari orang tua Soerjono Soekanto (2005:11)
e. Dampak negatif dari perkembangan mengemukakan pengertian keluarga sebagai
teknologi modern berikut:
f. Dasar-dasar agama yang kurang “Keluarga merupakan kelompok sosial
g. Tidak adanya media penyalur bakat/hobi terkecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu
h. Masalah yang dipendam dan anaknya. Hubungan sosial diantara
i. Broken home keluarga dijiwai oleh suasana kasih sayang
j. Pengaruh kawan sepermainan (teman dan rasa tanggung jawab, hubungan sosial
antara keluarga relatif tetap dan didasarkan
sebaya)
atas ikatan darah, perkawinan dan adopsi
k. Relasi yang salah melindungi anak dalam rangka
l. Lingkungan tempat tinggal sosialisasinya agar mereka mampu
m. Informasi dan tehnologi yang negative mengendalukan diri dan berjiwa sosial”.
n. Pergaulan
Jadi, Keluarga adalah lembaga sosial
Dan masih banyak faktor lain sebagai dasar dari mana lembaga atau pranata sosial
penyebab kenakalan remaja masa kini. lainnya berkembang. Di masyarakat mana
Walaupun didalam masyarakat pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan
terdapat beraneka warna perilaku, akan tetapi manusia yang universal dan menjadi pusat
biasanya bagian-bagian tertentu dari terpenting dari kegiatan dalam kehidupan
masyarakat mempunyai pola perilaku yang individu. Keluarga dapat digolongkan ke
sama Karena itu, maka apa yang dalam kelompok primer, selain karena para
dikategorikan sebagai perilaku yang jahat, anggotanya saling mengadakan kontak
bersifat relatif dan tergantung pada bagian- langsung, juga karena adanya keintiman dari
bagian dari masyarakat yang mempunyai para anggotanya.
kekuasaan dan wewenang untuk Uraian pengertian di atas dapat
merumuskannya. disimpulkan bahwa keluarga dan anggota
Dengan demikian, maka adanya keluarga atau individu-individu merupakan
kejahatan tersebut tergantung, antara lain bagian dari suatu sistem, artinya diantara
faktor-faktor seperti kesempatan-kesempatan, anggota keluarga tersebut terdapat suatu
pegalaman belajar dari pihak lain, imitasi dan keterikatan dan saling berhubungan, saling
identifikasi melalui pengalaman-pengalaman

5
memerlukan dan saling melengkapi. Dalam kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam
suatu keluarga terdapat hubungan timbal balik masyarakat.
antara anggota keluarga sesuai dengan
Hartono dan Hunt menggunakan
penerimaannya masing-masing. Dalam suatu
istilah fungsi keluarga, bukan peran
keluarga dapat tumbuh rasa percaya diri, rasa
keluarga. Menurut Hartono dan Hunt
kasih sayang dan penghargaan terhadap
(1984) dalam J. Dwi Narkowo dan Bagong
sesama.
Suyanto ( 2004:234) terdapat beberapa
1. Peran dan Fungsi Keluarga fungsi keluarga, fungsi tersebut adalah:
Dalam sosiologi terdapat perbedaan
a. Fungsi Pengatur Keturunan
atara peran keluarga dan fungsi (Durkheim, b. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Skidmore). Peran menunjukkan pada apa c. Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi
yang dilakukan oleh individu atau kelompok d. Fungsi Penentuan Status
yang menduduki status tertentu. Fungsi e. Fungsi Pelindung
menunjukkan pada efek aktivitas tertentu f. Fungsi Pemeliharaan
g. Fungsi Afeksi
terhadap sistem secara keseluruhan.
Perbedaan yang jelas adalah bahwa orang D. Kajian Teori
biasanya menyadari peranan yang 1. Teori Sosiologi Mengenai Perilaku
dilakukannya tetapi tidak menyadari apa Menyimpang
fungsi dari apa yang dilakukannya. Namun Teori Sosialisasi menurut E.H. Sutherland
kedua konsep tersebut sering dianggap sama (dalam Atmasasmitha, 1992:13), ia
sehingga kedua konsep tersebut seolah-olah menamakan teorinya dengan Asosiasi
menunjuk pada hal yang sama. Untuk tujuan Deferensial. Menurut Sutherland,
penulisan ini disini peranan dan fungsi penyimpangan adalah konsekuensi dari
dianggap sama. kemahiran dan penguasaan atas suatu
Dalam hubunganya dengan keluarga, sikap atau tindakan yang dipelajari dari
Soerjono Soekanto (2005:12) mengatakan norma-norma yang menyimpang,
bahwa sebagai unit sosial terkecil dalam terutama dari subkultur atau di antara
masyarakat, keluarga mempunyai peranan- teman-teman sebaya yang menyimpang.
peranan tertentu. Peranan-peranan tersebut Teori Asosiasi Deferensial memiliki
adalah sebagai berikut: Sembilan proposisi yaitu:
a. Keluarga memiliki peran sebagai a. Perilaku menyimpang adalah hasil
pelindung bagi pribadi-pribadi yang dari proses belajar atau yang
menjadi anggota, dimana ketentraman dipelajari. Ini berarti bahwa
dan ketertiban diperoleh dalam wadah penyimpangan bukan diwariskan atau
tersebut. diturunkan, buka juga hasil dari
b. Keluarga merupakan unit sosial- intelegensi yang rendah atau karena
ekonomis yang secara materil kerusakan otak.
mempunyai peran memenuhi kebutuhan- b. Perilaku menyimpang dipelajari oleh
kebutuhan anggota-anggotanya. seseorang dalam iteraksinya dengan
c. Keluarga memiliki peran menumbuhkan orang lain dan melibatkan proses
dasar-dasar bagi kaidah-kaidah komunikasi yang intens.
pergaulan hidup. c. Bagian utama dari belajar tentang
d. Keluarga merupakan wadah dimana perilaku menyimpang terjadi didalam
manusia mengalami proses sosialisasi kelompok-kelompok personal yang
awal, yakni suatu proses dimana manusia intim dan akrab.
mempelajari dan mematuhi kaidah- d. Hal-hal yang dipelajari didalam
proses terbentuknya perilaku

6
menyimpang adalah: teknis-teknis masyarakat yang berbeda-
penyimpangan, yang kadang- kadang beda,apalagi perkembangan moral
sangat rumit, tetapi kadang-kadang kemajuan ilmu pengetaahuan dan
rumit. teknologi.
e. Petunjuk-petujuk khusus tentang c. Kelompok bermain, Dhori,dkk.
motif dan dorongan untuk berperilaku (2003:137), lingkungan tempat
menyimpang itu dipelajari dari tinggal dan kelompok bermain
definisi-definisi tentang norma- merupakan dua media sosialisasi
norma yang baik dan tidak baik. yang sangat berkaitan, karena seorang
f. Seseorang menjadi menyimpang individu akan memiliki kelompok
karena ia menganggap lebih bermain atau pergaulan dalam
menguntungkan untuk melanggar lingkungan tempat tinggalnya.
norma daripada tidak.
3. Peran keluarga menanggulangi perilaku
g. Terbentuknya Asosiasi Diferensial itu
menyimpang
bervariasi tergantung dari frekuensi
durasi, prioritas dan intensitas. Peran keluarga belum begitu banyak
h. Proses mempelajari penyimpangan diberikan kepada remaja pengguna lem
perilaku terhadap kelompok yang aibon karena sebagian keluarga belum
memiliki pola-pola menyimpangatau mengetahui tentang permasalahan yang
sebaliknya, melibatkan semua terjadi ataupun sudah ada keluarga yang
mekanisme yang berlaku didalam mengetahuinya.
setiap proses belajar Menurut Daradjat (1968:87): keluarga
i. Meskipun perilaku menyimpang (orang tua) harus memberikan
merupakan salah satu ekspresi dari bimbingan bagi anak-anaknya dalam
kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat kegiatan setiap hari. Baik dalam waktu
yang umum, tetapi penyimpangan senggang, dalam bergaul, maupun dalam
perilaku tersebut tidak dapat kehidupan bermasyarakat sangat perlu
dijelaskan melalui kebutuhan dan sekali. Dengan demikian remaja merasa
nilai. mendapat kepercayaan serta
penghargaan dari masyarakat dan
2. Faktor yang mempengaruhi terjadinya
terhindar dari perilaku-perilaku yang
Perilaku Menyimpang
mengganggu ketentraman dan ketertiban
Remaja menggunakan lem aibon masyarakat.
dikarena faktor keluarga yang kurang
kontrol atau mengawasi remaja dalam E. Penelitian Terdahulu
pergaulan dilingkungannya, sedangkan
Mus Mulyadi 2013. Dengan judul
para ahli mengatakan sebagai berikut:
“Perilaku Ngelem Pada Anak Jalanan (Studi
a. Faktor keluarga Kartono (2003:58)
Anak Jalanan di Jalan D.I. Panjaitan Km. Ix,
Pola kriminal ayah, ibu atau salah
Kota Tanjungpinang). Jenis Penelitian
seorang anggota keluarga dapat
Kualitatif dengan rancangan Penelitian Studi
mencetak pola kriminal hampir
Kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk
semua anggota keluarga lainnya
mengkaji masalah anak jalanan yang terlibat
b. Faktor masyarakat adalah lingkungan
dalam perilaku ngelem sertya menjawab di
yang terluas bagi anggota keluarga
Jalan D.I. Panjaitan Km. IX, Kota
sekaligus paling banyak menawarkan
Tanjungpinang.
pilihan. Pada lingkungan inilah
dihadapkan dengan berbagai bentuk Hasil Penelitian menunjukkan :
kenyataan yang ada dalam kehidupan

7
a. Pengaruh Masalah Keluarga memberikan bermakna tentang permasalahan penelitian.Di
kontribusi yang sangat besar yang samping itu peneliti ingin mengetahui tentang
mengakibatkan anak tinggal di jalanan dan sikap remaja pengguna lem aibon dan orang
mudah terpengaruh untuk melakukan tua (keluarga).
perilaku menyimpang seperti ngelem
akibat dari terjadinya agen sosialisasi yang B. Lokasi dan Waktu Penelitian
tidak berjalan dengan semestinya yaitu, Penelitian dilakukan di Kelurahan
permasalahan Keluarga seperti broken Karame Kecamatan Singkil Kota Manado,
home, masalah khusus yang menyangkut dan direncanakan dilakukan bulan Januari
hubungan anak dengan orangutan hingga tahun 2018, sampai kelengkapan data /
permasalahan ekonomi. informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
ini diperoleh.
b. Ada beberapa faktor anak jalanan
melakukan perilaku ngelem, seperti C. Sumber Data
ngelem dapat memberikan rasa tenang, 1 ) Data Primer
terpengaruh teman sebaya dan
Data primer adalah data empirik yang
keingintahuan untuk mencoba, rasa diperoleh secara langsung dari informan
ketergantungan terhadap lem (ketagihan), dan atau informan kunci dengan memakai
serta perilaku ngelem yang dianggap
data lansung dari aslinya atau melakukan
sebagai bentuk kebiasaan yang tanya jawab langsung untuk mendapatkan
menyenangkan di kalangan anak jalanan. data-data yang berkaitan dengan fokus
c. Tahap meniru atau bermain diawali penelitian ini. Peneliti akan terjun secara
dengan anak-anak jalanan tidak ingin langsung melakukan kunjungan dari
dirinya berbeda dengan gaya hidup anak rumah ke rumah dari setiap informan
jalanan lainnya, salah satunya dengan terpilih dengan teknik observasi, dan
melakukan perilaku ngelem. wawancara.
Informan yaitu remaja pengguna lem
METODOLOGI PENELITIAN aibon dan orang tua (keluarga).
A. Metode Penelitian 2 ) Data Sekunder
Data sekunder adalah sebagian data
Jenis yang dipakai oleh peneliti pendukung data primer dan dokumen
adalah penelitian kualitatif. Pendekatan serta data yang didapat dari BNN Propinsi
kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan Sulawesi Utara yang diperoleh melalui
yang menghasilkan data, tulisan dan tingkah penelusuran dan telaah studi dokumen
laku yang didapat dari apa yang diamati. yang terdapat di lokasi penelitian dan ada
Pendekatan kualitatif juga dimaksudkan hubungannya dengan masalah yang
untuk memahami fenomena tentang apa yang diteliti, seperti gambaran umum
dialami oleh subjek penelitian secara holistic lokasipenelitian, keadaan geografi dan
(utuh). Metode ini digunakan untuk kependudukan.
memperkuat dalam penyelesain penelitian ini
(Moleong, 2005:8).Metode kualitatif sebagai D. Informan Penelitian
prosedur penelitian yang menghasilkan data Pada penelitian ini peneliti
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan mengambil 11 orang yang akan dijadikan
dari orang-orang mengenai perilaku yang sebagai informan penelitian yaitu 6 orang
diamati. remaja pengguna, 3 orangtua, 1 Lurah dan 1
Penelitian ini menggunakan kualitatif dari BNN Provinsi Sulawesi Utara. Menurut
karena peneliti ingin mendapatkan data Sugiono (2008) dalam penelitian ini dengan
lengkap, jelas dan sangat mendalam serta pendekatan kualitatif, penentuan besarnya

8
jumlah informan ukuranya tidak mutlak. F. Analisis Data
Alasan dalam penentuan sumber informan Dalam penelitian kualitatif, data
ialah karena penelitian ini bersifat kualitatif, diperoleh dari berbagai sumber dengan
sehingga yang diutamakan bukan banyaknya menggunakan teknik pengumpulan data yang
sumber informan tetapi kualitas informasi bermacam-macam dan dilakukan terus-
sehingga informasi yang diperoleh dapat menerus sampai datanya jenuh.Miles dan
dicek kembali untuk memperoleh keyakinan Huberman (Sugiono 2010:246),
bahwa informasi yang digali secara mendalam mengemukakan bahwa kativitas dalam
sesuai kenyataan. analisis dan kualitatif dilakukan secara
interatif dan berlangsung secara terus-
E. Teknik Pengumpulan Data
menerus sampai tuntas sehingga datanya
Menurut Sugiyono (2008), teknik jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu:
pengumpulan data merupakan langkah yang 1) Reduksi data yaitu merangkum, memilih
paling strategis dalam penelitian, karena hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
tujuan utama dari penelitian adalah hal-hal yang penting, data-data yang
mendapatkan data. Lebih lanjut Sugiyono dianggap tidak penting dibuang atau
mengungkapkan bahwa bila dilihat dari segi disingkirkan.
cara atau teknik pengumpulan data, dapat 2) Penyajian/display data yaitu proses
dilakukan dengan observasi (pengamatan), penyajian data dengan teks yang bersifat
wawancara (interview), dan dokumentasi dan deskriptif yang menjelaskan penemuan
gabungan dari semuanya/triangulasi. penelitian, menyajikan data dalam bentuk
Teknik pengumpulan data yang uraian singkat.
digunakan dalam penelitian ini adalah: 3) Penarikan kesimpulan yaitu upaya
1. Observasi membuat kesimpulan dari keseluruhan
Observasi peneliti mendatangi langsung data terkumpul selama penelitian
pada objek penelitian untuk berlangsung, dengan mencari data baru
mengumpulkan data dengan maksud yang mendukung agar menjamin validasi.
mengadakan pengamatan tentang
aktivitas dari anak remaja pengguna lem
aibon dan peran orang tua.
2. Wawancara mendalam
Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu.Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak yaitu HASIL PENELITIAN DAN
pewawancara, yang mengajukan PEMBAHASAN
pertanyaan dan terwawancara yang A. Deskriptif Lokasi Penelitian
memberikan jawaban atas pertanyaan itu
1. Gambaran Umum Kelurahan Karame
(Moleong, 2007:186).
3. Dokumentasi Kelurahan Karame merupakan salah
Selain melalui wawancara dan observasi, satu kelurahan yang terletak di Kecamatan
informasi juga bisa diperoleh lewat fakta Singkil Kota Manado, dengan Luas Wilayah
yang tersimpan dalam bentuk foto dan 12,3 Ha dan di bagi menjadi 6 lingkungan
data terkait yang akan menjadi data dengan jumlah penduduk sampai dengan
pendukung dan lampiran pada penelitian bulan Maret 2018 berjumlah 4.472 jiwa
ini, seperti foto anak remaja, orang tua menurut data dari Kantor Kelurahan Karame.
dan BNN Provinsi serta Lurah Kelurahan Kelurahan Karame dulunya merupakan
Karame. sebuah desa menjadi Kelurahan berdasarkana
Peraturan daerah Kota manado Nomor 4

9
tanggal 27 September 2000 rentang tempat tinggalnya sebagian besar berharap
perubahana status desa menjadi kelurahan. dari pihak kelurahan ataupun kecamatan yang
membersihkan lingkungannnya tanpa ada
Adapun Kelurahan Karame kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Apalagi
Kecamatan Singkil memiliki batas-batas sampah rumahtangga hanya dibuang di
wilayah sebagai berikut: sembarang tempat, seperti dibuang dialiran
sungai, dan diselokan-selokan yang
a. Sebelah Utara : Wawonasa
mengakibatkan banyak tumpukan sampah
b. Sebelah Selatan : Sungai/Kelurahan botol plastik bekas minuman.
Ketang Baru
Kondisi pemukiman di Kelurahan
c. Sebelah Timur : Kelurahan Karame masuk kategori padat penduduk,
Wawonasa/Kelurahan Ketang Baru termasuk lingkungan yang ada tidak
terpelihara dengan baik. Akibatnya ketika
d. Sebelah Barat : Sungai/Kelurahan hujan turun wilayah ini sering langganan
Pinaesaan bencana banjir. Minimnya sanitasi salah
satunya jamban yang sehat dan kondisi rumah
Masyarakat di Kelurahan Karame
yang saling berhimpitan membuat
adalah masyarakat heterogen, yang terdiri
pemukiman tersebut terbilang sebagai
berbagai etnis, agama dan golongan,
pemukiman kumuh. Sedangkan lingkungan
menjadikan banyak orang memilih untuk
yang kumuh akan mempengaruhi perilaku
tingal maupun hanya berdomisili sementara
seseorang yang ditandai dengan banyaknya
waktu.
perilaku kriminalitas dan menyimpang,
2. Kelurahan Karame secara Sosiologis seperti minum-minuman keras (miras), anak
yang masih dibawah umur merokok,
Secara sosial, Kelurahan Karame dari menghirup lem dan obat-obatan, mencuri dan
tahun ke tahun selalu mengalami bahkan berjudi.
pertumbuhan. Letak Kelurahan Karame yang
sangat strategis dan bersifat heterogen yang Sementara ekonomi masyarakat di
terdiri dari berbagai etnis, agama dan Kelurahan Karame masuk dalam kategori
golongan, menjadikan banyak orang memilih tingkat menegah. Hal ini berdasarkan
untuk tinggal menetap maupun hanya kemampuan masyarakat yang sudah bisa
berdomisili sementara waktu. Jumlah memenuhi kebutuhan hidupnya setiap hari.
penduduk per lingkungan sampai dengan Untuk mata pencaharian buruh, pedagang,
bulan Maret 2018 menurut data dari Kantor tukang, karyawan swasta, sopir, ada sebagian
Kelurahan Karame Kecamatan Singkil juga PNS/pensiunan, TNI/POLRI dan
berjumlah 4.472 jiwa. Letak rumah yang ada lainnya. Sebagian masyarakat juga masih
di Kelurahan sangat berderkatan dan mendapat bantuan dari Pemerintah seperti
kebanyakan rumah di Kelurahan Karame PKH, KIS, KIP dan RASRAH.
tidak memiliki tempat pembuangan kotoran.
Kelurahan Karame sendiri dihuni dari
Umumnya kotoran dari WC di tiap rumah
berbagai suku, ras, budaya dan agama yang
yang ada langsung dibuang ke saluran air
beragam, meski dengan keberagaman kondisi
yang mengarah ke sungai.
wilayah sangat harmonis. Kerukunan,
Kesadaran masyarakat untuk toleransi dan kebersamaan terjalin dengan
berpartisipasi dalam menjaga kesehatan baik, yang itu tergambar dari setiap acara
lingkungannya masih kurang semisal kegiatan keagamaan dan kebudayaan masyarakat
gotong royong membersihkan lingkungan saling membantu, bahu membahu
mensukseskan acara tersebut.

10
B. Hasil Wawancara setiap harinyanya tidak lepas dengan
iteraksi dengan teman sepermainannya.
Pada bab ini menyajikan temuan data Pergaulan yang begitu akrab antar teman
lapangan dalam bentuk deskripsi mengenai yang terjalin diantara anak remaja ini
Peran Keluarga Dalam Mencegah Perilaku bukan saja dalam lingkungan
Menyimpang (Studi Pada RemajaPengguna masyarakatnya tapi juga dalam lingkungan
Lem Aibon di Kelurahan Karame Kecamatan sekolah juga interaksinya sangat baik.
Singkil Kota Manado). Pemaparan dibawah
ini akan memberikan pemahaman secara Keadaan anak-anak di Kelurahan
mendalam tentang bagaimana peran keluarga Karame walaupun sudah malam masih
pada remaja pengguna lem aibon berkeliaranbahkan lalu-lalang di jalan
tanpa dicari oleh orang tuannya. Orang tua
di Kelurahan Karame sebagaimana metode terkesan tidak terlalu memperdulikan apa
penelitian kualitatif yang menjadi acuan yang dilakukan oleh anak-anak tersebut.
dalam pelaksanaan penelitian di lapangan. Di Soekamto mengatakan bahwa interaksi
bawah ini disajikan pula hasil wawancara sosial merupakan proses sosial yang
yang dilakukan peneliti kepada 11 orang ditandai dengan adanya kontak sosial dan
informan, dengan penelitian yang meliputi komunikasi antar individu dengan
anak remaja, orang tua, pimpinan Kelurahan kelompok, atau antar kelompok. Proses ini
dan BNN Provinsi Sulawesi Utara. terjadi hampir pada setiap kelompok sosial
(Soekanto 2010:52). Remaja tanpa sadar
D. Pembahasan
telah melakukan interaksi sosial, terutama
Dalam penelitian ini terdapat 6 dalam penggunaan lem aibon. Penelitian
informan yang menggunakan lem aibon menemukan bahawa remaja menggunakan
dengan klasifikasi umur tertinggi 17 tahun lem aibon secara bersama-sama dengan
dan terendah 12 tahun, dengan tingkat cara mengumpulkan uang kemudian lem
pendidikan 3 putus sekolah dan 3 masih aibon yang dibeli dikonsumsi bersama-
sekolah. Adapan pembahasan dari penelitian sama.
ini sebagai berikut:
Peneliti menemukan bahwa yang
1. Interaksi sosial yang yang membuat remaja menyebabkan remaja menggunakan lem
mengenal, mengkonsumsi, dan menjadi aibon adalah adanya pengaruh dari
ketagihan dalam mengkonsumsi lem aibon lingkungan tempat tinggal. Hal ini sesuai
yang di katakan Kurt Lewin bahwa
Interaksi sosial merupakan suatu perilaku merupakan interaksi antar persen
fondasi dari hubungan yang merupakan (orang) dengan environment (lingkungan).
tindakan yang berdasarkan norma dan nilai Individu akan berusaha menyamakan
sosial yang berlaku dan diterapkan didalam perilakunya sesuai yang dianggap pantas
masyarakat. Didalam kehidupan sehari- oleh kelompoknya. Kondisi Lingkungan
hari tentunya manusia tidak bisa lepas dari dan teman sepermainan memaksa anak
hubungan antara satu dengan yang lainnya, remaja untuk tetap menghisap lem aibon
ia akan selalu perlu untuk mencari individu untuk menghilangakn masalah yang
ataupun kelompok lain untuk dapat mereka hadapi.
berinteraksi ataupun bertukar pikiran.
Demikian pula kehidupan sosial Lingkungan sekitar tidak selalu
masyarakat di Kelurahan Karame, berpengaruh baik dan menguntungkan
fenomena anak remaja yang beriteraksi bagi perkembangan anak. Lingkungan
satu dengan yang lainnya dalam pergaulan dihuni oleh orang dewasa dan anak-anak,
serta banyak anak-anak muda kriminal dan

11
anti sosial yang dapat menimbulkan reaksi kenikmatan sehingga mengalami
emosional buruk pada anak yang masih ketergantungan.
labil jiwanya, sehingga anak mudah
Anak Remaja melakukan aktivitas
terpengaruh oleh pola tindakan kriminal,
ngelem setiap hari menggunakan lem
asusila dan anti sosial. Lingkungan
aibon dengan menghabiskan 1 sampai 3
merupakan tempat yang sangat
kaleng dengan cara menghirup langsung,
berpengaruh perkembangan jiwa anak,
baik dilakukan siang sampai malam hari.
adakalanya lingkungan dapat memberikan
Lem aibon digunakan oleh remaja karena
dampak negative dan positif (Kartini
lem ini sangat mudah didapatkan. Mereka
Kartono, 1998:126-127). Agar anak
mudah mendapatkan dengan membeli di
jangan sampai terpengaruh pada hal yang
warung dan dari segi harga lebih murah
buruk dari lingkungan yang tidak baik
dan terjangkau dan mudah
maka anak remaja harus diberikan kasih
mendapatkannya, sehingga mereka dengan
sayang dan perhatian yang cukup serta
mudah menggunakan lem tersebut.
diberikan pemahaman agama atau spiritual
yang baik sehingga kemuningkinan remaja 2. Peran Keluarga dalam mencegah perilaku
terpengaruh hal yang buruk semakin kecil. menyimpang (penggunaan lem aibon)
Dampak yang dirasakan dapat pada remaja
membuat kenikmatan yang secara terus Dari hasil penelitian ditemukan
menerus membuat anak remaja bahwa upaya orang tua dalam mencegah
melakukannya. Pengguna mendapatkan penggunaa lem aibon untuk remaja
sensasi memabukkan jika melakukan
dengan memberikan kasih sayang,
aktivitas ngelem, yang mereka rasakan perhatian, suasana yang harmonis dan
seperti, berhalusinasi, melayang-layang, penuh rasa kekeluargaan untuk
dari sensasi yang memabukan ini membuat menciptakan komunikasi yang baik
pengguna tidak mengurungkan niat untuk
dengan komunikasi yang baik dengan anak
berhenti ngelem, mereka tetap melakukan sehingga anak merasa terlindungi,
aktivitas ngelem sehingga mengalami memiliki panutan atau teladan serta merasa
ketergantungan. Hal ini sesuai dengan
memiliki arti penting dalam keluarga. Hal
hasil penelitian oleh Ratta (2008) yaitu ini belunm sepenuhnya dilakukan oleh
yang dirasakan pengguna pada saat ngelem orang tua. Sebaliknya anak remaja yang
yaitu perasaan berani, keadaan seperti kurang memiliki kasih sayang, perhatian,
mimpi, sampai dengan halusinasi baik
suasana harmonis merasa terkucilkan,
penglihatan maupun pendengaran. Adapun merasa tidak berarti dalam hidup bahkan
yang dirasakan pengguna jika mengalami cenderung memberontak dan tidak
gejala-gejala putus asa seperti, pusing, dan mendegarkan apapun yang ditegur dan
gelisah yang membuat mereka untuk terus
dinasehati oleh keluarga (orang tua).
mencari lem agar dapat melakukan
aktivitas ngelem yang membuat mereka Dari hasil penelitian didapati bahwa
mengalami ketergantungan. Uraian anak remaja terpengaruh melakukan
tersebut disimpulkan bahwa perilaku menyimpang (menggunakan lem
penyalahgunaan narkotika atau bahan aibon) pada dasarnya ditentukan oleh
kimian yang berbahaya seperti faktor keluarga (orang tua) dan faktor
penyalahgunaan lem yang tidak digunakan lingkungan atau teman sepermainanya.
untuk sesuatu yang bermanfaat, tetapi lem Faktor orang tua merupakan faktor yang
tersebut digunakan untuk mendapatkan sangat besar pengaruhnya terhadap
tumbuh kembang anak. Maka diharapkan

12
agar orang tua dapat lebih menciptakan penggunaan lem aibon ini. Fungsi
suasana harmonis, perhatian, dan penuh ekonomi atau unit produksi, keluarga
rasa kekeluargaan. Menanamkan nilai- (orang tua) harus bertanggung jawab
nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan memenuhi kebutuhan anak remaja ini.
ketaatan beribadah. Mengembangkan Fungsi afeksi juga belum sepenuhnya
komunikasi dan hubungan yang akrab dilakukan karena orang tua sibuk dengan
dengan anak. Selalu meluangkan waktu kegiatannya sendiri tanpa memperdulikan
untuk mendengar dan menghargai keadaan anaknya yang menggunakan lem
pendapat anak, sekaligus mampu aibon.
memberikan bimbingan atau solusi jika
Faktor lingkungan sangat besar
anak mendapat kesulitan. Memberikan
pengaruhnya bagi anak remaja yang
punnish and reward, artinya bersedia
menggunakan lem aibon. Hasil penelitian
memberikan teguran atau bahkan hukuman
mengungkapkan ketika anak berada di
jika anak bersalah dan bersedia
lingkungan masyarakat yang
memberikan pujian atau bahkan hadiah
menngunakan lem aibon anak tersebut
jika anak berbuat baik atau memperoleh
akan sangat besar penggaruhnya untuk
prestasi. Memberikan tanggung jawab
menghirup lem aibon, tapi ketika dia
kepada anak sesuai tingkat umur dan
berada di lingkungan yang tidak ngelem
pendidikannya. Langkah-langkah tersebut
maka anak tersebut tidak akan ngelem.
merupakan upaya yang dapat dilakukan
orang tua agar tercipta suatu komunikasi Faktor kerohanian juga harus
yang baik dengan anak, sehingga anak ditanamakan orang tua kepada anaknya
merasa terlindungi, memiliki panutan atau sejak dini, sebab merupakan hal yang baik
teladan, serta merasa memiliki arti penting bagi anak juga sebagai pembentukan
sebagai bagian dari keluarganya. karakter yang baik bagi anak kedepan.
Berdasarkan hasil penelitian keluarga
3. Peran Pemerintah menyikapi banyaknya
harus berperan sangat penting bagi tumbuh remaja pengguna lem aibon
kembang jiwa anak remaja, pembentukan
watak dan menjadi unit sosial terkecil yang Peran Pemerintah untuk mengatasi
merupakan fondasi utama bagi banyaknya remaja pengguna lem aibon
perkembangan anak. Keluarga merupakan Permerintah Kelurahan Karame
salah satu penyebab yang dapat berkerjasama dengan BNN propinsi
mempengaruhi perilaku menyimpang Sulawesi Utara selalu mengsosialisasikan
remaja. Hasil penelitian tentang kondisi cara penggunaan serta bahaya penggunaan
keluarga yang dimaksud yaitu orang tua Narkoba dan Zat Adiktif lainya dalam
yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, berbagai kegiatan keagamaaan dan
perselisihan atau konflik orang tua maupun kemasyarakatan. Selain itu program dari
antar anggota keluarga dan perceraian. Kecamatan Singkil mengaktifkan
Fungsi keluarga sebagai sosialisasi Prokamling setiap malam seluruh Kepala
dan pendidika, keluarga (orang tua) Lingkungan, Babinsa, Babinkamtibmas
keluarga harus memberikan pengetahuan dan Polsek Singkil bekerjasama
dan nasehat tentang bahaya penggunaan melakukan patroli disetiap tempat-tempat
lem aibon bagi anak-anakya, di jaman yang menjadi tempat anak-anak ngelem.
modern ini semua pengetahuan ataupun Bebagai hal yang telah dilakukan
berbagai hal bisa diakses lewat internet, BNN Provinsi Sulawesi Utara untuk
namun masih banyak orang tua masih ada mencegah peningkatan penggunakaan lem
yang belum mengetahui bahaya

13
aibon dikalangan remaja. Setiap minggung 1. Interaksi sosial remaja mengenal,
petugas-petugas ini melakukan skrining mengkonsumsi dan menjadi ketagihan
dan intervensi lapangan dengan cara mengkonsumsi lem aibon di sebabkan
mengumpulkan anak-anak ini untuk karena pengaruh teman sepermainan dan
diperiksa kesehatannya. Berbagai upaya faktor lingkungan, serta lem aibon
dilakukan petugas BNN Provinsi Sulawesi mudah didapat dan murah harganya.
Utara untuk menekan peningkatan
penggunaan lem aibon di Kelurahan 2. Peran keluarga (orang tua) atau fungsi
Karame. Mereka juga melakukan berbagai keluarga belum sepenuhnya berjalan
kegiatan lomba olahraga dengan berbagai maksimal karena keluarga (orang tua)
hadiah, melaksanakan pascarehabilitasi di sibuk dengan kehidupannya sendiri
KTT BNNP SULUT, dengan peserta anak- 3. BNN, Kepolisian dan Pemerintah
anak remaja pengguna dengan fasilitator setempat, beberapa kali melakukan
dari Lapas Manado dengan materi sosialisasi, penyuluhan bersama tapi
pengembangan diri serta usaha merangkai
belum maksimal di mengerti dan
bunga dari kertas Koran dan sabun mandi, dipahami oleh masyarakat. Karena
juga ada kegiatan penjangkauan dan melihat kondisi keluarga dan anak
pendampingan di lokasi bantaran sungai
pengguna lem aibon kurang memahami
yang sering digunakan anak-anak remaja dampak negative pada tubuh baik secara
ngelem serta kegiatan konseling individu fisik maupun secara psikologis lem aibon
dengan anak-anak remaja pengguna yang berbahaya dan merusak kesehatan
dirumah anak-anak remaja tersebut.
yang bisa merubah sebuah kepribadian
Anak-anak Remaja pengguna lem seseorang menjadi buruk, bahkan
aibon merespon baik semua kegiatan yang melakukan tindakan yang menyimpang.
dilakukan oleh BNN Provinsi Sulawesi
B. Saran
Utara dengan setiap kegiatan tersebut
mereka selalu datang. Dari hasil Berdasarkan kesimpulan yang
pengamanan peneliti anak-anak ini merasa diambil berkaitan dengan penelitian ini, maka
senang karena mereka merasa penulis menyampaikan saran yang kiranya
diperhatiakan dan bisa berekspresi dapat dilakukan dan bermanfaat bagi orang
mengeluarkan bakat yang ada pada diri lain.
mereka.
1. Bagi Remaja Pengguna Lem untuk
menyadari bahwa penggunaan lem aibon
menimbulkan dampak negative baik dari
segi fisik maupun dari segi psikis dan
KESIMPULAN DAN SARAN lebih memperhatikan dengan siapa dia
beragaul, apakah teman sepermaiannya
A. Kesimpulan membawa hal yang positif dan tidak
kearah yang menyimpang.
Berdasarkan pembahasan hasil
penelitian maka peneliti dapat merumuskan 2. Keluarga (orang tua) kiranya lebih
beberapa kesimpulan bahwa faktor yang memberikan peran penting bagi
mendorong mulainya perilaku menghisap lem kelangsungan hidup anak-anaknya
aibon di Kelurahan Karame disebabkan seperti menanamkan nilai-nilai yang
karena: baik, menjalin komunikasi yang baik
dengan anak-anaknya, memperhatikan

14
setiap perkembangan anak-anaknya dan Mulyadi, Mus. 2013. Perilaku Ngelem Pada
lebih memperhatikan dengan siapa anak- Anak Jalanan (Studi Anak Jalanan di
anaknya bergaul. Jalan D.I. Pandjaitan Km. 1 X, Kota
Tanjungpinang. Universitas Maritim
3. Bagi Institusi yang terkait (BNN, Raja Ali Haji Tanjungpinang.
Kepolisian dan Pemerintah setempat)
diharapkan untuk terus menerus Ratna, G. 2008. Dampak Psikologis Ngelem
mengsosialisasi bahaya penggunaan lem Pada Anak Jalanan. Universitas Katolik
aibon dan zat adiktif lainnya bagi Soegijapranata, Semarang.
masyarakat. Subagyo Partodiharjo. 2008. Kenali Narkoba
dan Musuh Penyalagunaannya, Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga.
BNN Provinsi Sulawesi Utara. LKIP Wilayah Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kualitatif
BNN Provinsi Sulawesi Utara, 2017 dan Kuantitatif .Alfabeta Bandung.
Hartono P.B.&C. L.Hunt 1984. Sosiologi. Mc Sojono, AR, Bony Daniel; 2011.Komentar
Graw Hill, inc;New York. dan Pembahasan UU no. 35 Tahun
Kasim, Muhammad Fauzan 2012. Tinjauan 2009 Tentang Narkotika. Jakarta.
Kriminologis Terhadap Penerbit Sinar Grafika.
Penyalahgunaan Lem Aibon Oleh Suyanto, Bagong. 2010. Masalah Sosial
Anak Jalanan (Studi Kasus di Kota Anak. Jakarta: KencanaS. Willis,
Makasar Tahun 2012).
UU No. 5 Th. 1977 tentang Psikotropika,
Kartini Kartono 1998. Patologi Sosial Undang – undang Narkotika Dan
Kenakalan Remaja. Jakarta: Pt. Raja Psikotropika Sinar Grafik.
Grafindo Persada.
Santrock, J. W. ( 2007 ). Psikologi
Kartono.Kartini. 2009. Patologi Sosiologi 2. Perkembangan, Edisi 11 Jilid 1,
Kenakalan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Kartono.Kartini. 2010. Kenakalan Remaja. Soerjono Soekanto. 2005. Sosiologi
Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Keluarga. Jakarta: Grafindo
Rajawali Pers.
Soerjono, Soekanto. 1988. Sosiologi
Moleong, Lexy J, 2005. Metode Penelitian Penyimpangan. Penerbit CV Rajawali
Kualitatif. Bandung: Remaja Jakarta.
Rusdakarya.

15

You might also like