You are on page 1of 1

1.

KLASIFIKASI ANALGESIK DAN ANTIPIRETIK

ANALGESIK NONNARKOTIK

Analgesik nonnarkotik tidak bersifat adiktif dan kurang kuat dibandingkan dengan analgesic
narkotik. Obat-obat ini dipakai untuk mengobati nyeri yang ringan sampai sedang dan dapat dibeli
bebas. Obat-obat ini efektif untuk nyeri-nyeri tumpul pada sakit kepala, dismenore (nyeri menstruasi),
nyeri pada inflamasi, abrasi minor, nyeri otot, dan arthritis ringan sampai sedang. Kebanyakan dari
analgesic menurunkan suhu tubuhyang meningkat, sehingga memiliki efek antipiretik. Beberapa
analgesic seperti aspirin, mempunyai efek antiinflamasi dan juga efek antikoagualan (Kee, 1996).

ANALGESIK NARTKOTIK

Analgesik narkotik disebut juga agonis narkotik, diresepkan untuk mengatasi nyeri yang sedang
sampai berat. Analgesic narkotik bekerja terutama pada system saraf pusat, sedangkan analgesic
nonnarkotik bekerja pada sistem saraf tepi pada tempat reseptor rasa nyeri. Narkotik tidak hanya
menekan rangsang nyeri tetapi juga menekan pernapasan dan batuk dengan bekerja pada pusat
pernapasan dan batuk pada medulla di batang otak. Salah satu contoh dari narkotik adalah morfin, yang
merupakan analgesic kuat yang dapat dengan cepat menekan pernapasan. Banyak narkotik mempunyai
efek antitusif dan antidiare, selain dari kemampuannya meredakan rasa nyeri (Kee, 1996).

AGONIS-ANTAGONIS NARKOTIK

Dalam 20 tahun terakhir ini, narkotik campuran agonis-antagonis, yaitu suatu pengobatan di
mana narkotik antagonis, seperti nalokson (narcan) ditambahkan pada narkotik agonis, dikembangkan
dengan harapan dapat mengurangi penyalahgunaan narkotik. Pentazosin (Talwin), analgesic narkotik
campuran yang pertama, dapat diberikan per-oral (tablet) dan injeksi (SK, IM, IV). Pentazosin
diklasifikasikan sebagai obat kategori IV. Butorfanol tartat (Stadol), buprenorfin (Buprenex), dan nalbufin
hidroklorida (Nubain) adalah contoh-contoh dari analgesic narkotik campuran agonis-antagonis (Kee,
1996).

ANTAGONIS NARKOTIK

Antagonis narkotik adalah antidotum untuk takar lajak analgesic narkotik. Antagonis narkotik
mempunyai daya ikat yang lebih kuat pada tempat reseptor opiate daripada narkotik yang dipakai.
Antagonis narkotik menghambat reseptor dan mengambil alih setiap narkotik yang berada pada
reseptor itu, sehingga menghambat kerja narkotik. Nalokson diberikan intramuscular atau intravena,
dan naltrekson hidroklorida diberikan per-oral dalam bentuk tablet atau cairan adalah antagonis
narkotik murni. Obat-obat ini memulihkan depresi pernapasan dan SSP akibat narkotik dan merupakan
contoh yang sempurna dari antagonis farmakologik (Kee, 1996).

Kee, Joyce L dan Evelyn R, Hayes. 1996. Farmakologi Pendekatan Ilmu Keperawatan. Jakarta: EGC.

You might also like