You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari cara kerja obat dalam
tuvuh. Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mencegah,
mengurangi gejala atau menyembuhkan penyait, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok
atau memperindah badan atau bagian badan manusia. Penentuan obat
untuk pasien adalah wewenang dari dokter, tetapi para perawat dituntut
untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan obat tersebut mulai dari
memesanobat sesuai order dokter, menyimpan dan meracik, hingga
memberikan obat kepada pasien, dan memastikan bahwa obat tersebut
aman bagi pasien. Perawat harus mengetahui semua komponen obat dari
perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak
lengkap atau tidak jelas atau dosis yang di berikan diluar batas yang di
rekomendasikan. Cara pemberian obat yang benar akan memberikan efek
dan dampak yang bagus dam efektif kepada proses penyembuhan
penyakit. Pemberian obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah salah
satu tanggung jawab penting bagi seorang perawat yang dilakukan
ditempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.

B. Rumusan Masalah
 Apa saja efek samping yang terdapat dalam obat ?
 Bagaimana cara interaksi obat ?
 Bagaimana cara pemberian dan perhitungan dosis ?

C. Tujuan
 Mahasiswa mampu mengerti dan memahami efek samping yang
terdapat dalam obat
 Mahasiswa mampu mengerti dan memahami cara interaksi obat
 Mahasiswa mampu mengerti dan memahami cara pemberian dan
perhitungan dosis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Efek Samping Obat


Obat adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,
mendiagnosis penyakit / gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi
tertentu
 Penggunaan obat pada kehamilan dan laktasi
Pemberian obat pada ibu hamil harus dipikirkan efek obat terhadap
ibu dan janin, tidak boleh melupakan pengaruh atau efek samping
pada janin. Keberadaan obat pada ibu hamil dapat ditinjau dari 3
kompartemen, yaitu :
- Pada ibu hamil tumbuh unit fetoplasental dalam uterus.
Hormon plasenta mempengaruhi fungsi traktus digerstivus dan
motalitas usus
- Pada awal trimester 2 dan 3 akan terjadi hidraemia, volume
darah meningkat sehingga kadar obat relatif turun, karad
albumin relatif menurun sehingga pengikat obat bebas
berkurang. Maka obat bebas dalam darah ibu meningkat
- Pada unit fetoplasental terjadi pula filtrasi obat
 Konseling dan pemilihan obat pada ibu hamil
- Hindari pemberian obat pada periode pertama pasca konsepsi
- Hindari makanan dan minuman, zat yang tidak diperlukan oleh
janin dalam pertumbuhannya, misalnya merokok, alkohol, obat
sedatif atau jamu tradisionmal yang belum teruji klinis
- Hindari pemberian obat poliofarmaka, terutama bila pemberian
dalam waktu yang lama
- Berikan obat yang telah jelas, aman dan mempertim,bangkan
keperluan pengobatan primernya
- Pergunakan pedoman keamanan penggunaan obat dalam
hekamilan. Misalnya kategori keamanan obat dalam kehamilan
oleh US FDA
 Obat yang harus digunakan secara hati-hati selama laktasi dan efek
sampingnya
Nama obat Efek samping
Amantadine Menyebabkan pelepasan levodopa
pada SSP
Bromocriptine Dapat menekan sekresi susu
Clonidine Dieksresikan ke dalam ASI
Cycolophospamide Dapat menekan sistem imun
Dekstroamphetamine Dapat menyebabkan stimulasi bayi
Diazepam Dapat menyebabkan iritabilitas bayi.
Dapat terakumulasi pada bayi
Ergotamin Menyebabkan muntah,diare dan
kejang, dapat menghambat sekresi
susu
Lodine-125 Risiko terjadinya kanker tiroid,
radioaktivitas berada di ASI selama 12
hari
Lodine-131 radioaktivitas berada di ASI selama 2-
14 hari
Levodopa Memiliki efek menghambat pelepasan
prolaktin
Lithium Kadar dalam susu sekitar 40% dari
konsetrasi serum maternal
Metothrexate Dapat menekan sistem kekebalan
Misoprostol Menyebabkan diare pada bayi
 Obat – obat otoonom
- Obat simpatomimetik atau adregenerik : memiliki efek
samping yang timbul oleh aktivitas susunan saraf simpatis
- Obat parasimpatometik atau kolingerik : memiliki efek
samping yang ditimbulkan oleh aktivitas sususan saraf
parasimpatis
- Obat simpatolitik atau anti ardenegrik : menghambat timbulnys
efek akibat aktivitas saraf simpatis
- Obat parasimpatolitik atau anti kolinergik : menghamba
timbulnya efek akibat aktivitas saraf parasimpatis
- Obat ganglion : merangsang atau menghambat penerusan
impuls di ganglion
 Obat yang digunakan pada saluran cerna
- Antasida : merupakan senyawa yang mempunyai kemampuan
menetralkan atau mengikat asam lambung
Jenis antasida yang digunakan : garam aluminium, garam
magnesium, natrium bikarbonat.
Efek samping : garam aluminium dan kalium karbonat dapat
menyebabkan konstipasi sedangkan garam magnesium dapat
menyebabkan diare
- Anti kembung : penimbunan gas dalam saluran cerna, rasa
penuh atau tertekan pada perut bagian atas
Efek samping : kepadatan tinja berkurang
- Antagonis reseptor H2 : bekerja dengan memblok reseptor
histamin pada sel pariteral sehingga sel pariteral tidak dapat
dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung
Efek samping : disfungsi seksual dan ginekomasti
- Proton pump inhibitor (PPI) : menghambat asam lambung
dengan menghambat kerja enzim (K + H + ATPase) yang akan
memecah K + H + ATP menghasilkan energi yang digunakan
untuk mengeluarkan asam HCI dari kanalikuli sel parietal ke
dalam lambung
Efek samping : urtikaria, mual dan muntah, konstipasi,
kembung, nyeri abdomen, lesu, paraestesia, nyeri otot dan
sendi, pandangan kabur, edema parifer, perubahan
hematologik, perubahan enzim hati dan gangguan fungsi hati,
depresi dan mulut kering.
- Sucralfat : kompleks aluminium hidroksida dan sulfat yang
efeknya sebagai antasida minimal, membentuk lapisan pada
dasar tukak sehingga melindungi tukak dari pengaruh agresif
asam lambung dan pepsin.
Efek samping : konstipasi, mual dan muntah, ganngguan
pencernaan, gangguan lambung, mulut kering, ruam, reaksi
hipersensitifitas, nyeri punggung, pusing, sakit kepala, vertigo
dan mengantuk, pembentukan bezoar
- Analog prostaglandin : mengurangi sekresi asam lambung,
menambah sekresi mukus, bikarbonat dan meningkatklan aliran
darah mukosa serta meningkatnya daya tahan dan perbaikan
mukosa
Efek samping : menyebabkan kontraksi uterus bagi wanita
yang ingin hamil dan sedang hamil
- Anti emetik : pemilihan anti emetik dilakukan berdasarkan
etiologi muntah
Efek samping : mual dan muntah
- Antispasmodik :obat yang bekerja langsung di otot halus usus
untuk merelaksasi usus
Efek samping : konstipasi, penurunan ekskresi bronkus, retensi
urin, takikardi, tanda overdosis : dilatasi pupil, fotopobia,
mukosa kering
- Obat diare
Loperamide efek sampingnya hipersensitif, diare bercampur
darah, demam tinggi, nyeri perut, usia < 2 tahun.
Attapulgite efek sampingnya konstipasi.
Kaolin efek sampingnya konstipasi dan obstruksi usus.
Cairan rehidrasi oralit mencegah kehilangan cairan yang
berlebih .
Zinc sulfate penggunaan jangka waktu lama menyebabkan
absorbsi tembaga, mual dan muntah, rasa pahit dilidah.
- Anti hemoroid : pelebaran dan inflamasi pembuluh darah
didaerah anus yang berasal dari plekus hemoroidalis
Efek samping : gangguan pencernaan ringan, rasa gatan dan
terbakar, timbul kemerahan, mual dan muntah
 Obat yang mempengaruhi komposisi dan aliran empedu
- Asam kenodeoksikolat yang efek sampingnya yaitu diare,
gatal-gatal, gangguan hati,
- Asam ursendeoksikolat yang efek sampingnya yaitu gangguan
pencernaan, kalsifikasi batu empedu, kolestitis
 Pengikat asam empedu
- Kolestiramin yang efek sampingnya yaitu mual dan muntah,
nyeri abdomen, flatulen, diare,
 Pengganti enzim pankreas
- Pankreatin yang efek sampingnya yaitu gangguan pencernaan,
mual dan muntah, rasa tidak nyaman diperut, hiperurisemia.

B. Interaksi Obat
Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat (indeks drug) berubah
akibat adanya obat lain (precipitant drug), makanan atau minuman.
Interaksi obat dapat menghasilkan efek yang memang dikehendaki
(Desirable Drug Interaction) atau efek yang tidak dikehendaki
(Undesirable/Adverse Drug Interaction=ADIs) yang lazimnya
menyebabkan efek samping obat dan/atau toksisitas karna meningkatnya
kadar obat didalam plasma, atau sebaliknya menurunnya kadar obat dalam
plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi tidak optimal. Sejumlah
besar obat baru yang dilepas dipasaran setiap tahunnya menyebabkan
munculnya interaksi baru antara obat akan semakin sering terjadi.
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi obat yang bekerja pada
sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga
terjadi efek yang aditif, sinergik, atau antagonistik, tanpa ada perubahan
kadar plasma ataupun profil farmakonetik lainnya. Interkasi
farmakodinamik umumnya dapat di ekstrapolasikan ke obat lain yang
segolongan dengan obat yang berinteraksi karna klasifikasi obat adalah
berdasarkan efek farmakodinamikanya. Selain itu, umumnya kejadian
interaksi farmakodinamik dapat diramalkan sehingga dapat dihindari.

Obat – obat dapat berinteraksi satu sama lain menutur mekanisme berikut :

 Perubahan absorbsi : obat-obat dapat menghambat absorbsi obat


lain melintasi membran biologik (misalnya obat anti ulkus yang
melapisi lambung dapat menurunkan absorbsi gastrointestinal
terhadap obat-obat lain)
 Perubahan metabolisme : induksi atau kompetesi masing-masing
obat memperebutkan enzim-enzim metabolisme
 Kompetisi protein plasma : obat-obatan yang mengikat protein
plasma dapat bersaing dengan obat lain memperebutkan
peningkatan protein
 Perubahan ekskresi : obat-obatan dapat dapat bekerja pada ginjal
untuk mengurangi ekskresi zat tertentu

Jenis interaksi obat Model matematik


Addition (penjumlahan) : respon yang 1+1= 2
ditimbulkan oleh gabungan obat
sama dengan gabungan respon
masing-masing obat
Sinergisme : respon yang ditimbulkan 1+1 = 3
oleh gabungan obat lebih besar dari
pada gabungan respon masing-
masing obat
Potensiasi : obat yang tidak 0+1 = 2
mempunyai efek dapat meningkatkan
efek obat kedua
Antagonisme : obat menghambat efek 1+1 =0
obat lain
Catatan : tabel ini hanya merupakan ilustrasi matematik yang menunjukkan
bahwa interaksi antar obat dapat menimbulkan efek yang berbeda

C. Cara Pemberian Dan Perhitungan Dosis


Dosis obat
Dosis obat adalah jumlah yang diberikan kepada penderita dalam
satuan berat (gram, milligram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mili
liter) atau unit-unit lainnya.
a. Diperlukan beberapa pengetahuan untuk dapat mengihtung dosis
secara benar dengan:
 Memahami perhitungan dosis individual bagi bayi, anak-anak,
lansia, orang dengan berat badan berlebih (obesitas), atau pada
pasien dengan fungsi ginjal/hati yang terganggu
 Memahami satuan-satuan dosis yang digunakan dalam bidang
farmasi dan cara konversinya
 Memahami perhitungan dosis yang harus diberikan
berdasarkan sediaan obat yang ada (tersedia)
 Memahami cara menghitung luas permukaan tubuh
 Menghitung sediaan obat
b. Dosis obat harus diberikan pada pasien untuk menghasilkan efek yang
diharapkan tergantung dari banyak faktor, antara lain usia, bobo badan,
kelamin, luas permukaan tubuh, nerat penyakit dan keadaan daya tahan
tubuh. Hampir semua obat pada dosis yang cukup besar
menimbulkanefek toksik dan pada akhirnya dapat mengakibatkan
kematian.
Dosis takaran obat dikelompokkan menjadi :
 Dosis permulaan (initial dose), dimana obat-obat tertentu
memerlukan dosis permulaan atau dosis awal (loading dose)
yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose).
Dengan memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi dari
dosis pemeliharaan misalnya dua kali, kadar obat yang
dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini
dilakukan antara lain pada pemberian oral preparal sulfa
(sulfisoxazole, trisulfa pyrimidines), diberikan pada dosis
permulaan 2 gram dan diikuti dengan dosis pemeliharaan 1
gram tiap 6 jam.
 Dosis pencegahan, yaitu jumlah yang dibutuhkan untuk
melindungi agar pasien tidak terkena penyakit.
 Dosis terapi (therapeutical dose), yaitu dosis obat yang dapat
digunakan untuk terapi atau pengobatan suatu penyakit. Dosis
terapeutik dipengaruhi oleh umur, berat badan, jenis kelamin,
waktu pemberian obat, cara pemberian obat, kecepatan
pengeluaran obat, kombinasi obat, jenis bangsa, spesies dan
temperamen
 Dosis minimal adalah dosis paling kecil yang masih
mempunyai efek terapeutik
 Dosis maksimun yaitu dosis maksimal obat atau batas jumlah
obat maksimun yang masih dapat digunakan untuk
penyembuhan yang mempunyai efek terapeutik, tanpa gejala
atau efek toksik.
 Dosis toxica adalah dosis yang menimbulkan keracunan
 Dosis lethalis yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat
mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang
yang mengkonsumsi akan over dosis (OD)
 Dosis khusus, yaitu dosis penderita yang obesitas dimana harus
diperhitungkan lemak dan persentase BB tanpa lemak (BBTL).
BBTL = BB x (100-%lemak)
 Dosis penderita geriatrik (>65 tahun), dosis diturunkan (±
75%DD), perubahan fisiologis dan patologis diperhatikan
(cardivaskuler, ginjal, diabetes militus). Pertimbangan
pengaturan dosis khusus untuk pasien geriatrik dan pediatrik.
Geriatrik berhubungi dengan dengan penurunan fungsi
fisiologis terkait usia. Pediatrik memiliki bobot lebih kecil dari
pasien dewasa dan sistem tubuh tertentu belum berkembang
sepenuhnya.
 Dosis penderita ginjal dimana eksresi obat terganggu, dimna
obat lebih lamadiperedaran darah. Dosis dan interval obat harus
diatur.
c. Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengarui oleh beberapa
faktor :
 Faktor obat :
a. Sifat fisika : daya larut obat dalam air/lemak, kristal/amorf,
dsb.
b. Sifat kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam kompleks,
pH, pKa.
c. Toksisitas : dosis obat berbanding terbalik dengan
toksisitasnya.
 Faktor cara pemberian obat kepada penderita :
a. Oral : dimakan atau diminum
b. Parenteral : subkutan, intramuskular, intravena, dsb
c. Rektal , vaginal, uretal
d. Lokal dan topikal
e. Lain – lain :implantasi, sublingual, intrabukal, dsb
 Faktor penderita
a. Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatrik
b. Berat badan : biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat
berbeda besar
c. Jenis kelamin : terutama untuk obat golangan hormon
d. Ras : slow & fast acetylators
e. Toleransi
f. Obesitas : untuk obat-obatan tertentu faktor ini harus
diperhitungkan
g. Keadaan patofisiologi : kelainan pada saluran cerna
mempengaruhi absorbsi obat, penyakit hati mempengaruhi
metabolisme obat kelainan pada ginjal mempengaruhi
eksresi obat.

Cara Pemberian Obat


1. Satuan Obat
 1 kg : 1000 gram
 1g : 1000 miligram
 1 mg : 1000 mcg mikrogram
2. Satuan Isi
 1 Liter : 1000 mililiter
3. Satuan unit : UI

Alat Penakar Dosis


 Dalam bentuk sendok
 Sendok makam : 15 cc
 Sendok teh : 5 cc
Karna ada variasi volume dalam bentuk sendok yang
digunakan, maka idealnya :
 Tiap wadah obat minum dilengkapi dengan sendok yang
sesuai ada batas ukurannya
 Tiap penderita memiliki gelas obat yang diberi tanda dengan
garis untuk sendok makan dan untuk sendok teh
 Berupa obat tetes
 Penetes yang digunakan adalah penetes baku
 Penetes baku = penetes internasional yang sudah memenuhi
syarat-syarat khusus
 Aturan pemberian obat yang tertulis dalam resep
Ac Ante coenam Sebelum makan
Ad Auris dextra Telingan kanan
Bdd Dis de die Sehari dua kali
Bddc Bis de die cochlear Sehari dua kali satu
sendojk
C Cochlear Sendok makan 15
ml
Cth Cochlear these Sendok teh 5 ml
Dc Durante coenam Selagi makan
Dtd Da tales dosis Berikanlah dengan
takaran

Perhitungan Dosis Dewasa


a. Menghitung dosis obat tablet atau pil atau kaplet
Obat tablet adalah obat bubuk yang terdiri dari satu atau lebih
macam obat yang dipadatkan dalam bentuk lonjong atau
lempengan yang hanya dapat diberikan melalui orang atau mulut
dan sublingual (bawah lidah). Adapun rumus yang dapat
digunakan untuk menghitung dosis obat tablet atau pil atau kaplet
yaitu :
𝑜𝑟𝑑𝑒𝑟 𝑜𝑏𝑎𝑡
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 = × 1 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡

Menghitung dosis obat sirup

𝑜𝑟𝑑𝑒𝑟 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑠𝑖𝑟𝑢𝑝 = × 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡

Menghitung dosis obat serbuk

𝑜𝑟𝑑𝑒𝑟 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 = × 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡

Menghitung dosis obat menggunakan alat

𝑜𝑟𝑑𝑒𝑟 𝑑𝑜𝑘𝑡𝑒𝑟 60 𝑚𝑔𝑡𝑡 𝑘𝑔


× ×( ⁄ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑗𝑎𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑐𝑐 𝑏𝑏) ×
𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡

Perhitungan dosis anak


- Rumus young (anak 8 tahun)

𝑈𝑠𝑖𝑎(𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
Rumus young = 𝑢𝑠𝑖𝑎+12
× 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎

- Rumus dilling (anak>8 tahun)

𝑢𝑠𝑖𝑎 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑙𝑙𝑖𝑛𝑔 = × 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
20

- Rumus cowling
𝑢𝑠𝑖𝑎 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)+1
Rumus cowling= 24
× 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎

- Rumus fried (khusus bayi)


𝑢𝑠𝑖𝑎 (𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)
Rum𝑢𝑠 𝑓𝑟𝑖𝑒𝑑 = 150
× 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎

- Rumus gabius
0-1 tahun : ½ dosis dewasa
1-2 tahun : 1/8 dosis dewasa
2-3 tahun :1/6 dosis dewasa
3-4 tahun : ¼ dosis dewasa
4-7 tahun : 1/3 dosis dewasa
7-14 tahun : ½ dosis dewasa
14-21 tahun : 2/3 dosis dewasa
21-60 tahun : dosis dewasa

Perhitungan dosis berdasarkan bobot anak


- Rumus clark
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡(𝑝𝑜𝑛)
𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑐𝑙𝑎𝑟𝑘 = × 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
150

- Rumus Theremick – Fier

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝐾𝑔)
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑇ℎ𝑒𝑟𝑒𝑚𝑖𝑐𝑘 − 𝑓𝑖𝑒𝑟 = × 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
70

- Rumus black

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝐾𝑔)
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑏𝑙𝑎𝑐𝑘 = × 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
62

Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh


Perhitungan yang akurat karna mempertimbangkan tinggi dan bobot
pasien dengan menggunakan rumus Du Bois, model ini terutama
digunakan untuk pasien kanker yang sedang kemoterapi, pasien
pediatrik pada semua usia anak-anak kecuali pada bayi prematur dan
normal

Rumus :
√𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑐𝑚)×𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡(𝑘𝑔)
Luas permukaan tubuh dalam m3 =
3600
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari cara kerja obat dalam
tuvuh. Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mencegah,
mengurangi gejala atau menyembuhkan penyait, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok
atau memperindah badan atau bagian badan manusia.
Obat adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,
mendiagnosis penyakit / gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi
tertentu.
Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat (indeks drug) berubah
akibat adanya obat lain (precipitant drug), makanan atau minuman.

B. Kritik dan Saran


Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dsan saran bagi pembaca
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiadi. 2018 Dasar – Dasar Farmakologi Untuk


Keperawatan Edisi VII . Jakarta : Indomedika Pustaka
2. Team Medical Mini Notes. 2017 Basic Pharmacology &
Drug Notes. Makassar : MMN Publishing

You might also like