You are on page 1of 13

EFEKTIFITAS PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN


MASYARAKAT DI DESA TATELI WERU
KABUPATEN MINAHASA

Yunita Diliyanti1, Isworo2, Jon Tangka3


1, 2, 3, Poltekkes
Kemenkes Manado Jurusan Keperawatan
email: palaryunita2@gmail.com

ABSTRAK
Masyarakat yang merupakan bagian dari orang awam belum memahami
tentang tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dalam menangani situasi
kegawatdaruratan sehari-hari dengang indikasi korban yang mengalami henti
jantung dan henti nafas guna mencegah kematian biologis. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui efektifitas pelatihan Bantuan Hidup Dasar terhadap
peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat di Desa Tateli Weru.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksperimental dengan menggunakan
rancangan One Group Pretest-Posttest untuk membandingkan pengetahuan BHD
sebelum dan sesudah pelatihan. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 30 orang
masyarakat yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan teknik pengisian kuisioner dan lembar observasi
kemudian di analisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil penelitian, pada responden yaitu terdapat pengaruh yang signifikan
dimana nilai P-value = 0,001 (α<0,05).
Kesimpulan. Secara statistik ada pengaruh yang signifikan pelatihan bantuan
hidup dasar terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat di
Desa Tateli Weru.

Kata Kunci : Pelatihan BHD, Pengetahuan, Keterampilan


Abstrack

The community that is part of a layman did not understand about an act of
help life for basic bhd in handle the situation kegawatdaruratan daily dengang an
indication the victims who suffered from stopping the heart and stopping the
breath to prevent death biological .The purpose of this research to know the
effectiveness of training assistance basic life on increasing the knowledge and
skill the community in the tateli weru .
The kind of research this namely research experimental by using design one
group pretest-posttest to compare knowledge bhd before and after training .The
sample of the used which is 30 people the community obtained using a technique
purposive sampling .Data collection using a technique charging kuisioner and a
observation later in analysis using test wilcoxon signed rank test .
The research, on respondents that is there are significant influence where the
value of P-value = 0,000 (α<0,05).
Conclusion .Statistically significant is influence assistance basic training life
on increasing the knowledge and skill the community in the tateli weru

Keywords: training bhd , knowledge , skills


PENDAHULUAN BHD merupakan dasar untuk
Kondisi kegawatdaruratan dapat menyelamatkan penderita dalam
terjadi pada siapa saja dan dimana kondisi yang mengancam nyawa,
saja serta dapat menimpa siapa saja, dengan segera mengenali tanda-tanda
bisa teman dekat, keluarga yang henti jantung dan secepat mungkin
menjadi korbannya. Keadaan mengaktifkan sistem respon
kegawatdaruratan bila tidak kegawatdaruratan Menurut Yayasan
ditangani segera dapat ambulans 118 (2015).
mengakibatkan suatu kondisi henti Berdasarkan survey awal yang
nafas dan henti jantung. Salah satu dilakukan pada tanggal 15 Februari
upaya dalam meningkatkan harapan 2017 melalui observasi dan
hidup korban adalah melakukan wawancara dengan sebagian
pertolongan pertama itu sendiri masyarakat Desa Tateli Weru bahwa
hanya memberikan perawatan yang di Desa Tateli Weru memiliki risiko
diperlukan sementara, sambil terjadinya kecelakaan berupa
menunggu petugas kesehatan terlatih tenggelam, Desa Tateli memiliki
datang atau sebelum korban dibawah lokasi wisata pantai yang bebas bagi
ke rumah sakit (Junaidi, 2011). pengunjung, dimana kejadian
Indonesia merupakan suatu tenggelam di lokasi wisata pantai
negara yang memiliki luas perairan Desa Tateli Weru tersebut dalam dua
5.877.879 km2 atau merupakan tahun terakhir sudah memiliki enam
74,5% dengan garis pantai sepanjang korban tenggelam.
kurang lebih 81.000 km2 dari luas Salah satu faktor penyebab yaitu
wilayah Indonesia yaitu kurang lebih lokasi desa yang jauh dari jangkauan
7.877.879 km2 (Dinhankam RI, instansi kesehatan sehingga apabila
2012). Kondisi geografis wilayah didapati korban tenggelam yang
Indonesia ini yang terdiri dari seharusnya membutuhkan
berbagai pulau dengan garis pantai pertolongan yang segera, dimana
yang cukup panjang yang menjadi masyarakat yang menolong hanya
salah satu faktor terjadinya banyak mampu menolong sesuai
kasus kematian akibat tenggelam. pengetahuan yang mereka miliki,
Terlebih pada lokasi pantai yang ketika mendapati korban tenggelam
bebas pengunjung dimana penanganan yang dilakukan hanya
pengunjung seringkali mengabaikan sekedar membalikan tubuh korban
batas larangan untuk berenang dengan posisi kaki korban diatas dan
sehingga dapat menyebabkan risiko kepala dibawah yang menurut
terjadinya tenggelam. Hingga kini masyarakat tindakan tersebut mampu
belum ada data angka kejadian kasus menyelamatkan korban, didukung
tenggelam yang teridentifikasi pula dengan hasil wawancara dengan
dengan jelas. Penanganan yang hukum tua dan perangkat Desa Tateli
terlambat ataupun tidak tepat pada Weru membenarkan yang
henti jantung akan berakibat fatal disampaikan oleh masyarakat.
yaitu kematian dalam hitungan menit Berdasarkan data dokumentasi
(Vaillancort, Christian, Stiell, & Ian, yang di dapat dari pemerintah desa
2004). Tateli Weru menyebutkan bahwa
dari tahun 2015-2017 korban
tenggelam di lokasi wisata pantai anggota rombongan dan masyarakat
Desa Tateli Weru berjumlah enam sekitar dalam melakukan
korban jiwa. Maka dari itu pertotolongan pertama BHD (Tribun
pendidikan dan pelatihan tentang Manado, 2013).
Bantuan Hidup Dasar penting Hasil penelitian yang dilakukan
diberikan pada masyarakat awam oleh Mulyadi, dkk (2016) yang
sebagai penolong pertama berjudul Pengaruh Penyuluhan Dan
(Suharsono & Ningsih, 2009). Simulasi BHD terhadap Tingkat
Data dari American Heart Pengetahuan Siswa SMAN 9 Kota
Association tahun 2013 terdapat Manado dengan tujuan penelitian
sekitar 359.400 kasus Out-Of- untuk mengetahui pengaruh
Hospital-Cardiac Arrest (OCHA) pendidikan kesehatan dan simulasi
dan 209.000 kasus In-Hospital BHD terhadap tingkat pengetahuan
Cardiac Arrest (ICHA).Hanya Siswa SMAN 9 Manado
40,1% dari kasus OCHA yang menggunakan metode penelitian one
memperoleh Bantuan Hidup Dasar group pre test-post test design untuk
(BHD) (American Heart Association, membandingkan pengetahuan
2013). Hasil penelitian di negara- sebelum dan sesudah dilakukakan
negara Eropa, kasus henti jantung pendidikan kesehatan dan simulasi
merupakan salah satu penyebab BHD, didapati kesimpulan bahwa
kematian dengan angka ada pengaruh pada pendidikan
kejadiansekitar 700.000 kasus setiap kesehatan dan simulasi BHD
tahunnya dan hampir 330.000 warga terhadap peningkatan pengetahuan
amerika meninggal secara mendadak Siswa SMAN 9 Manado.
karena henti jantung (cardiac arrest) Berdasarkan uraian diatas maka
(Bala et al, 2014). peneliti tertarik untuk melakukan
WHO menyatakan bahwa 0,7% penelitian dengan judul “Efektifitas
penyebab kematian di dunia lebih Pelatihan Bantuan Hidup Dasar
dari 500.000 kematian setiap (BHD) terhadap Peningkatan
tahunnya disebabkanoleh tenggelam. Pengetahuan dan Keterampilan
WHO juga mencatat pada tahun Masyarakat di Desa Tateli Weru
2004 di seluruh dunia terdapat Kabupaten Minahasa”.
388.000 orang meninggal karena
tenggelam dan menempati urutan
ketiga kematian di dunia akibat METODE PENELITIAN
cidera tidak disengaja. Penelitian ini menggunakan
Ketidaktahuan dalam metode penelitian pre-experimental,
penatalaksanaan BHD yang tidak dengan rancangan penelitian one
kompeten dari penolong sering group pre-post test yaitu rancangan
terjadi pada kasus nyata dilapangan. penelitian di mana tidak ada
Kasus meninggalnya 9 remaja kelompok pembanding (control),
peserta ibadah tamasya di pantai tetapi paling tidak sudah dilakukan
Lalumpe desa Toloun, Kecamatan observasi pertama (pretest) yang
Kombi, Kabupaten Minahasa pada memungkinkan menguji perubahan-
25 Mei 2013 lalu akibat tenggelam perubahan yang terjadi setelah
saat berenang dan ketidaksiapan dari adanya eksperimen (Notoatmodjo,
2012). Populasi dalam penelitian ini Gambar 2. Distribusi Responden
adalah 256 masyarakat pesisir pantai, Berdasarkan Jenis Kelamin
masyarakat berusia 20-50 tahun yang Masyarakat Desa Tateli Weru
bisa membaca dan menulis dengan (n=30)
teknik purposive sampling yang
Laki-laki 15 orang (50%)
berjumlah 30 responden dan analisis
data menggunakan SPSS versi 23 Perempuan 15 orang (50%)
dengan uji Wilcoxon Signed Rank
Test.
Alat ukur dalam penelitian ini
50% 50%
menggunakan kuesioner untuk
menilai pengetahuan masyarakat
tentang Bantuan Hidup Dasar dan
lembar observasi untuk menilai
keterampilan masyarakat dalam Gambar 2 Menunjukan bahwa
tindakan Bantuan Hidup dasar jumlah masyarakat desa berdasarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN jenis kelamin adalah laki-laki 15
Hasil orang (50%) dan perempuan
Penyajian data diawali dengan hasil berjumlah 15 orang (50%).
analisis univariat terhadap
karakteristik responden yang Gambar 3. Distribusi responden
meliputi umur, jenis kelamin, berdasarkan pendidikan
pengetahuan , dan keterampilan masyarakat desa Tateli Weru
siswa. (n=30)
Gammbar 1. Karakteristik
Responden Berdasarkan 3% SD 1
23% orang
Kelompok Umur Masyarakat Desa
Tateli Weru (n=30) 3%
SMP 7
orang
74%
23%
Usia 20-
30% 27%
30 Tahun
8 orang
Gambar 3 Menunjukan bahwa
jumlah masyarakat desa
Usia 31-
43% berdasarkan tingkat pendidikan SD
40 Tahun
13 orang
1 orang (3%), SMP 7 orang dan
terbanyak yaitu SMA 22 orang
(74%).

Gambar 1 Menunjukkan bahwa


jumlah masyarakat desa berdasarkan
usia terbanyak adalah yang berusia
31-40 tahun sebanyak 13 orang
(43%).
Gambar 4. Distribusi responden kurang dan 10% cukup kemudian
berdasarkan pekerjaan pada posttest 100% berpengetahuan
masyarakat desa Tateli Weru baik. Hal ini menunjukan bahwa
(n=30) terjadi peningkatan pengetahuan
responden setelah diberikan
Tani 7 pelatihan Bantuan Hidup Dasar.
17% 23% orang Gambar 6 Distribusi responden
(23%) berdasarkan keterampilan
23% Nelayan sebelum dan setelah diberikan
37% pelatihan BHD (n=30)
11 orang
(37%)

0%
Pretest
Gambar 4. Menunjukan bahwa
jumlah masyarakat desa Terampil
berdasarkan pekerjaan masyarakat
desa yang terbanyak yaitu nelayan Cukup
11 orang (37%).
Kurang
Pengetahuan 100%
Gambar 5 Distribusi responden
berdasarkan pengetahuan sebelum
dan setelah diberikan pelatihan
Posttest
0%
BHD (n=30)
Terampil
Pretest 27%
Cukup
0%
Kurang
10% 73%
Baik
Cukup
Kurang Gambar 6 menunjukkan bahwa
90%
keterampilan responden pretest
100% kurang terampill kemudian
pada posttest 27% cukup terampil
0%
0%
Posttest dan 73% terampil. Hal ini
menunjukan bahwa terjadi
peningkatan keterampilan setelah
Baik diberikan pelatihan Bantuan Hidup
Cukup Dasar.
Kurang
100%

Gambar 4.5 menunjukkan


bahwa pengetahuan responden
prestest 90% berpengetahuan
Hasil Analisis Bivariat Tabel 4.2 Hasil Analisis
Tabel 1 Distribusi peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
pengetahuan dan keterampilan Masyarakat Desa Tateli Weru
masyarakat desa setelah diberikan sebelum dan setelah diberikan
pelatihan BHD (n=30) pelatihan BHD
Variabel n % Asymp.sig Variabel Mean SD Median p-
(minimum- value
(2-tailed) maksimum)
Pengetahuan Pengetahuan
setelah
setelah pelatihan
pelatihan BHD
Pretest 9.20 1.730 9 (6-13) 0.001
BHD Posttest 17.87 0.571 18 (16-19)
Negative 0 0 0.001 Keterampilan
Ranks setelah
pelatihan
Positive 30 100 BHD
Ranks Pretest 1.30 0.837 2 (0-4) 0.001
Posttest 8.70 0.535 8 (7-9)
Ties 0 0
Tabel 2 Menunjukkan bahwa nilai
Keterampilan
setelah rata-rata pengetahuan masyarakat
pelatihan desa sebelum pelatihan BHD yaitu
BHD 9.20 dengan SD 1.730 dan setelah
Negative 0 0 0.001 pelatihan BHD rata-rata
Ranks pengetahuan masyarakat desa
Positive 30 100
Ranks yaitu1.30 dengan SD 8.70. Hasil uji
Ties 0 0 lebih lanjut, terdapat pengaruh
Tabel 1 Menunjukkan bahwa pelatihan BHD terhadap
mayoritas sampel berada pada pengetahuan masyarakat (p-
ranking positif yaitu 100%.Dari hasil value=0.001 ; α=0.05).
uji Wilcoxon Signed Ranks Test Nilai rata-rata keterampilan
menggunakan statistik dengan masyarakat desa sebelum pelatihan
tingkat kesalahan 0,05 dengan BHD yaitu 1.30 dengan SD 0.837
tingkat kepercayaan 95% maka nilai dan setelah pelatihan BHD rata-rata
p-value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar keterampilan masyarakat desa yaitu
0,001, yang berarti Ha diterima. Hasil 8.70 dengan SD 0.535. hasil uji
ini menunjukkan bahwa secara lebih lanjut, terdapat pengaruh
statistik ada pengaruh yang pelatihan BHD terhadap
signifikan dalam pemberian keterampilan masyarakat desa (p-
pelatihan bantuan hidup dasar value=0.000; α=0.05).
terhadap pengetahuan dan
keterampilan masyarakat desa Tateli Pembahasan
Weru 1. Pengetahuan Masyarakat Desa
Sebelum dan Setelah diberikan
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar
Pada penelitian ini pengetahuan
masyarakat desa sebelum
dilakukan pelatihan BHD
dengan presentase paling tinggi
ada pada kategori kurang yaitu
90% nilai rata-rata 9.20, hal ini
berarti sebagian besar reponden tentang pengaruh pendidikan
sebelum diberikan pelatihan kesehatan tentang penanganan
memiliki pengetahuan yang pertama korban tenggelam air
kurang. laut terhadap peningkatan
Hasil penelitian ini sesuai pengetahuan masyarakat nelayan
dengan penelitian yang yang menunjukan bahwa
dilakukan oleh Sarfia dkk (2017) pengetahuan masyarakat
bahwa ada peningkatan sebelum diberikan pelatihan 45
pengetahuan setelah dilakukan responden (95.7%) yang
intervensi mengalami memiliki pengetahuan kurang
peningkatan dari 16 responden 9 setelah diberikan pelatihan
memiliki pengetahuan dengan masyarakat yang memiliki
kategori baik 56.3% dan setelah pengetahuan baik menjadi 44
diberikan intervensi dari 16 responden (93.6%). Berdasarkan
responden 13 mengalami hasil penelitian,diketahui bahwa
peningkatan pengetahuan penelitian BHD yang diberikan
dengan kategori baik yaitu pada Masyarakat hasil yang
81.3%. positif. Pelatihan BHD efektif
Pengetahuan merupakan terhadap peningkatan
hasil dari tahu, dan ini terjadi pengetahuan masyarakat.
setelah seseorang melakukan 2. Keterampilan Masyarakat Desa
pengindraan terhadap suatu Sebelum dan Setelah diberikan
objek tertentu. Pengetahuan atau Pelatihan Bantuan Hidup Dasar
kognitif merupakan domain Pengembangan suatu
yang sangat penting untuk pengetahuan terlihat dari
terbentuknya tindakan kemampuan seseorang mampu
seseorang. Seseorang akan mengaplikasikannya salah
berhasil bila telah banyak satunya dalam bentuk
memperoleh pengetahuan yang keterampilan.
sedang dipelajari (Notoadmojo, Menurut Ninggrum (2007)
2007b). Pada penelitian ini proses pengembangan
umumnya responden memiliki keterampilan dapat dilakukan
pengetahuan kurang sebelum di setelah kegiatan pembelajaran
berikan pelatihan yaitu 30 tindak lanjut dari kegiatan
responden (100%) dan pembelajaran. Pengembangan
pengetahuan baik setelah keterampilan harus dimulai dari
pelatihan BHD dengan apa yang di kuasai masyarakat
presentase paling tinggi pada ke keterampilan yang belum
kategori baik 100% dan nilai dikuasai. Hal ini penting
rata-rata naik dari 9.20 menjadi terutama bagi masyarakat awam
17.87, hal ini menyatakan bahwa sebagai penolong pertama.
pelatihan menjadi lebih efektif Dengan adanya penelitian yang
bagi untuk meningkatkan telah dilakukan pada masyarakat
pengetahuan. Penelitian ini didapati responden memiliki
sejalan dengan dengan penelitian keterampilan kurang sebelum
Anggun (2014) yang meneliti diberikan pelatihan yaitu 30
responden memiliki kategori masyarakat tak terkecuali
tidak terampil (100%) dan masyarakat desa Tateli Weru.
setelah diberikan pelatihan Keterpaparan kegiatan pelatihan
sebagian besar keterampilan memberikan suatu pengetahuan
responden meningkat menjadi yang baru. Hasil uji statistic
terampil (73%) pada kategori Wilcoxon Signed Rank Test
terampil dan sebagian pada untuk pengetahuan pada
kategori cukup terampil (27%) masyarakat terdapat pengaruh
dikarenakan faktor usia dimana yang signifikan di mana p-value
semakin bertambahnya usia = 0.001 yang berarti terbukti
semakin sulit pula seseorang pelatihan BHD efektif
untuk mengingat sesuatu hal, meningkatkan pengetahuan
dan nilai rata-rata dari 1.30 perangkat desa Tateli Weru. Hal
menjadi 8.70. hal ini ini sejalan dengan penelitian
menyatakan bahwa pelatihan Mulyadi (2014) dan Dewi
menjadi lebih efektif bagi untuk (2014) bahwa ada pengaruh
meningkatkan keterampilan. yang signifikan pelatihan teori
Penelitian ini sejalan dengan BHD terhadap pengetahuan
penelitian Dewi (2014). Hasil siswa yang juga adalah orang
ini sesuai dengan teori awam.
keterampilan dapat berubah Penelitian ini menunjukkan
seiring dengan palatihan atau dengan diberikannya pelatihan
pengalaman (Ivancevich, 2007). BHD meningkatkan
Dalam penelitian ini responden pengetahuan individu tentang
terampil dalam melakukan pertolongan pertama henti nafas
bantuan hidup dasar khususnya dan henti jantung dengan
resusitasi jantung paru. Hal ini tindakan BHD. Peranan orang
sesuai dengan kompetensi awam maupun tenaga kesehatan
masyarakat awam yang terlatih dalam melakukan pertolongan
menurut Kemenkes yaitu pertama kecelakaan atau cedera
mampu melakukan RJP (Karim pada korban henti nafas dan
et al, 2006). henti jantung dengan tindakan
3. Efektifitas Pelatihan Bantuan BHD sangat berpengaruh.
Hidup Dasar terhadap Kecelakaan pada
Peningkatan Pengetahuan musculoskeletal harus ditangani
Masyarakat di Desa Tateli Weru dengan cepat dan tepat. Di
Kabupaten Minahasa dukung pula dengan pemberian
Adanya peningkatan materi dan di tunjang dengan
pengetahuan ini sesungguhnya ketersediaan sarana dan
tidak lepas dari pemberian prasarana (manikin, audiovisual)
pelatihan. Kegiatan pendidikan serta antusias masyarakat desa
dan pelatihan BHD pada maka akan dapat meninggkatkan
masyarakat awam di media masa kualitas pengetahuan.
banyak dipublikasikan tapi 4. Efektifitas Pelatihan Bantuan
secara kuantitas belum Hidup Dasar terhadap
terlaksana sampai pada Peningkatan Keterampilan
Masyarakat di Desa Tateli Weru Tateli sebagai masyarakat dapat
Kabupaten Minahasa melakukan BHD . Peranan orang
Dalam melaksanakan awam sebagai penemu pertama
keterampilan seseorang harus korban sangat berpengaruh.
mempunyai dasar yang telah di Meskipun hanya beberapa menit
dapat baik berupa informasi jantung seseorang berhenti,
pendidikan kesehatan ataupun dapat memberi perbedaan antara
pelatihan. Pada penelitian ini hidup dan mati, dan memberi
terbukti terjadi peningkatan bantuan sementara sampai
keterampilan siswa. Hasil uji mendapatkan perawatan medis
statistik pada keterampilan yang kompeten, jika perlu atau
menggunakan uji Wilcoxon sampai kesempatan pulih tanpa
Signed Rank Test pada perawatan medis terpenuhi
masyarakat terdapat pengaruh (Thygerson, 2009).
yang signifikan di mana p-value Untuk meningkatkan
= 0.001, yang berarti ada pengetahuan masyarakat
efektifitas pelatihan bantuan diperlukan pelatihan yang
hidup dasar terhadap berkesinambungan terutama
keterampilan masyarakat. tentang penanganan pertama
Penelitian ini sejalan dengan pada korban tenggelam dimana
Dewi (2014) bahwa ada khusus untuk masyarakat yang
efektifitas yang signifikan yakni berprofesi sebagai nelayan
sebelum diberikan pelatihan ataupunkeseharian berada di tepi
keterampilan 20 siswa (100%) pantai. Hal ini tidak luput juga
memiliki keterampilan yang dari perhatian pemerintah
kurang tetapi setelah diberikan setempat bahwa pentingnya
pelatihan BHD keterampilan memperhatikan pengetahuan
siswa (100%) mengalami masyarakat tentang Bantuan
peningkatan dalam kategori Hidup Dasar karena penanganan
baik. Bahwa terdapat efektifitas ini adalah penanganan yang
pelatihan BHD terhadap bersifat darurat yang bisa
keterampilan masyarakat. dimana saja dilakukan dan
Berdasarkan uraian di atas, siapapun bisa melakukan jika
hasil penelitian ini menunjukkan memiliki tingkat pengetahuan
terbukti bahwa dengan yang baik tentang Bantuan
melakukan intervensi Hidup Dasar.
pendidikan kesehatan berupa Hasil penelitian ini
pelatihan BHD dengan menunjukkan bahwa dengan
menggunakan metode ceramah dilakukan pelatihan dengan
dan Tanya jawab serta menggunakan manikin CPR,
demonstrasi dengan powerpoint, dan leafllet disertai
menggunakan manikin, leaflet, antusiasme dari responden
disertai respon masyarakat yang ternyata meningkatkan
baik ternyata mampu pengetahuandan keterampilan
meningkatkan pengetahuan dan masyarakat di desa Tateli weru
keterampilan masyarakat Desa Kabupaten Minahasa dan sangat
berguna sehingga sebagai pelatihan dan sesudah diberikan
seorang awam dapat melakukan pelatihan.
pertolongan pertama pada
siapapun dalam keadaan gawat Saran
darurat terutama pada korban Berdasarkan kesimpulan di atas
yang terancam jiwanya. Asumsi maka penulis memberikan saran
atau pendapat peneliti, bahwa sebagai berikut:
pengetahuan akan penanganan Kepada Pemerintah desa Tateli
korban henti nafas dan henti Weru untuk dapat menindak lanjuti
jantung dapat mempengaruhi penerapan pelatihan BHD tidak
seseorang dalam pemberian hanya bagi masyarakat pesisir pantai
pertolongan pada korban yang tetapi menyeluruh bagi masyarakat
perlu diberikan pertolongan desa dengan berkoordinasi
segera. Namun walaupun melakukan kerjasama dengan tenaga
penelitian ini mendapatkan hasil kesehatan maupun tenaga terlatih
yang signifikan tapi penelitian ini agar masyarakat dapat terpapar
juga tidak lepas dari adanya dengan pelatihan BHD sehingga
kelemahan dalam penelitian yaitu ketika terjadi situasi gawat darurat
pada jumlah proses pemberian masyarakat mampu melakukan
materi, dimana materi hanya tindakan BHD untuk pertolongan
diberikan oleh rekan-rekan pertama.
Satuan Tugas Penanggulangan
Bencana dan Kegawatdaruratan
Poltekkes Manado, yang akan DAFTAR PUSTAKA
lebih efektif apabila materi
diberikan oleh tenaga yang lebih American Heart Association.
ahli yang bersertifikat Training (2013).Guidelines for the Early
of Trainer. Management of
Patient With Acute Ischemic
Kesimpulan Stroke A Guideline for
Dari hasil penelitian mengenai: Healthcare Profesionals
“Efektifitas Pelatihan Bantuan Hidup Stroke.http://stroke.ahajournals.o
Terhadap Peningkatan Pengetahuan rg/content/early/2013/01/31/ST
dan Keterampilan Masyarakat di R.0b013e31828056a.diakses
Desa Tateli Weu Kabupaten tanggal 22 febuary 2017
Minahasa”, data di analisa dapat
disimpulkan bahwa:
American Heart Association.(2015).
Pengetahuan dan Keterampilan
Fokus Utama Pembaruan
Masyarakat di Desa Tateli Weru
Pedoman AHA 2015 untuk CPR
tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD)
dan ECC.AHA. Amerika.
setelah diberikan pelatihan diketahui
bahwa efektif dalam peningkatan
pengetahuan dan keterampilan. Buomona, S. dkk. (2017). Pengaruh
Dimana terdapat perbedaan yang Pendidikan Kesehatan
signifikan antara pengetahuan dan TerhadapTingkat Pengetahuan
keterampilan sebelum diberi Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Pada Kecelakaan Lalu Lintas Perpustakaan.depkes.go.id/bitstre
Pada Siswa SMA 1 Sanasa am. Accessed 31 Januari 2017
Kabupaten Kepulauan Sula
Maluku Utara. E-Journal
Koster et al. (2010). European
Keperawatan (E-Kp) Volume 5
Resuscitation Council Guidelines
No 1
for Resuscitation 2010: Section
2. Adult basic life support and
Dinhankam. 2012. Jurnal Dinas use of automated external
Pertahanan dan Keamanan defibrillators.Resuscication 81:
Republik Indonesia, 1277-1292
(http//www.lemhannas.go.id,
diakses tanggal 27 Juli 2017)
Lumbantoruan & Nazmudin.(2015).
BTCLS & Disaster Management.
Gobel, M, A. (2014). Pengaruh Medhatama Restyan. Jakarta.
Pendidikan Kesehatan Tentang
Penanganan Pertama Korban
Malik, Wan Muhammad. (2015).
Tenggelam Air Laut Terhadap
Tingkat Pengetahuan Pengawas
Peningkatan Pengetahuan
Kolam Renang Tentang
Masyarakat Nelayan Di Desa
Bantuan Hidup Dasar Pada Korban
Bolang Itang II Kabupaten
Hampir Tenggelam di Kolam
Bolaang Mongondow Utara.
Renang di Kota Medan.

Hasdianda et al .(2014). Basic Life


Mulyadi. (2016). Pengaruh
Support Buku Panduan Edisi
Penyuluhan dan Simulasi Bantuan
13.EGC. Jakarta
Hidup Dasar
Terhadap Tingkat Pengetahuan
Ivancevich, J.M, Konopaske, R. & Siswa SMA Negeri 9 Manado.
Matteson, M. (2007).Prilaku dan
Manajemen Organisasi Jilid 1. Ningrum, E. 2007. Buku Ajar:
Penerbit Erlangga. Jakarta. Kompetensi Profesional Guru
BAB VI.
(http://file.upi.edu/Direktori.Fpi
Junaidi, I. (2011). Pedoman
ps/JUR-PEND-GEOGRAFI,
pertolongan pertama yang harus
diakses tanggal Juli 2017)
dilakukan saat
gawat darurat medis. C.V Andi
Nursalam. (2011). Konsep Dan
Offset. Yogyakarta
Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Karim et al (2006). Kurikulum Edisi2. Salemba Medika. Jakarta
Pelatihan Penolong Pertama
Kedaruratan. Kemenkes. Jakarta
Notoatmodjo S. (2007). Promosi
Kementrian Kesehatan RI. (2009). Kesehatan Teori dan Aplikasi.
Standar Sumber Daya Pelatihan. Rineka Cipta.
_____________. (2010). Metodologi (BHD) terhadap peningkatan
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. pengetahuan dan keterampilan
Jakarta. siswa SMA Negeri 1 Poigar.
KTI tidak di publikasikan.
Perpustakaan Poltekkes
_____________. (2012). Promosi
Kemenkes Manado
Kesehatan Dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta. World Health Organization.
Drowing. Fact sheet No 347;
Okt 2012 (diakses Juni 2017);
Poltekkes Kemenkes Manado.
Diunduh dari
Panduan Skripsi. Program Studi D-
http://www.who.int/mediacentre
IV
/factsheets/fs347en/
Poltekkes Kemenkes Manado.
Manado
Yayasan ambulans gawat darurat
Szpilman D, Bierens JJLM, Handley 118. (2015). Basic trauma life
AJ, Orlow JP. Review article: support and basic cardiac life
Drowning. New England Journal support. Edisi enam. Jakarta:
of Medicine Yayasan ambulans gawat darurat
118
Suharsono, T dan Ningsih, DK.
2009. Penatalaksanaan Henti Yayasan Pelatihan ilmu
Jantung Diluar Rumah Sakit. Keperawatan.(2015). BTCLS dan
Malang: UMM Press Disaster Management.
Edisi 1. Tangerang: Medhatama
Thygerson, Alton. 2009. Frist Aid; Restyan
Pertolongan PertamaEdisi
Kelima. Jakarta; Jakarta

Tribunnews. (2013). Liputan


Lengkap Tewasnya Sembilan
Remaja Tondano di Pantai
Kawis 25 mei
2013,(http//manado.tribunnews.c
om, diakses tanggal 23 Januari
2017-05-25

Vaillancourt, Christian, & Stiell, Ian,


G. 2004. Cadiac Arrest Care and
Emergency Medical Services in
Canada. The Canadian Journal
of Cardiology, 20(11):181-197

Winanti Dewi. (2014). Efektifitas


pelatihan bantuan hidup dasar

You might also like