You are on page 1of 12

KLOROFIL Vol. 1 No.

2, 2018: 93-104 ISSN 2598-6015

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG RISIKO


MEROKOK PADA SANTRI MAHASISWA DI ASRAMA UIN
SUNAN AMPEL SURABAYA

MISBAKHUL MUNIR*
Jurusan Sains, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Ampel, Surabaya
*Corresponding author: humas@uinsby.ac.id

ABSTRAK

Smoking is one habit that commonly encountered in everyday life. Smoking both active and passive bodily
harm, Youth is a stage in human development. Teens have a high curiosity and often mimic behaviors
performed by adults, including smoking and smoking has become a lifestyle among adolescents. This study
was conducted to determine the relationship of knowledge and attitudes about the dangers of smoking in
young men in UIN Sunan Ampel Surabaya. This research is an analytic survey with Cross sectional study
design. Number of sample 90 respondents using proportional stratified random sampling. Data were
collected by using a questionnaire. Data were analyzed by descriptive method. The results showed that 88
young men good knowledgeable and less knowledgeable 2 of young man, as many as 57 young men to be
good attitude and 21 were poor attitude of young man, as many as 12 young men behaved badly about the
dangers of smoking.

Keywords: Attitude, Knowledge, Smoking risk, Teens


__________________________________________________________

PENDAHULUAN seakan sudah membudaya,meskipun banyak


perokok yang sebenarnyamenyadari dan
Merokok merupakan salah satu permasalahan mengakui adanya bahaya bahwa kebiasaan
kesehatan masyarakat di Indonesia dengan merokok akan dapat memicu timbulnya kanker
mengingat bahwa merokok merupakan salah dalam tubuh mereka. Tetapi merekatetap tidak
satu faktor risiko utama dari beberapa penyakit mau berhenti merokok dengan alasan bahwa
kronis yang dapat mengakibatkan kematian. sudah terlambat bagi mereka untuk berhenti.
Merokok juga merupakan faktor resiko dari 4 Sebagian besar masyarakat Indonesia masih
Penyakit Tidak Menular terkemuka disamping menganggap merokok adalah perilaku yang
pola makan yang tidak sehat, kurangnya wajar dalam kehidupan sosial. Generasi muda
aktifitas fisik, dan konsumsi alkohol. Hal ini memiliki tingkat penyebaran yang tinggi
menunjukkan rokok merupakan masalah besar menjadi perokok pemula, bahkan diwilayah
bagi kesehatan masyarakat. Strategi tertentu merokok dimulai di usia balita.
pengendalian dalam mengatasi masalah terkait Terdapat masyarakat yang juga dikenal
rokok sebenarnya telah disusun oleh World kelompok rentan, yaitu kelompok dengan
Health Organization (WHO), akan tetapi, prevalensi tinggi sehingga memiliki
masih banyak masyarakat yang merokok. kemungkinan yang besar melakukan tindakan
Tindakan merokok dapat menyebabkan merokok. Masyarakat rentan berhubungan
timbulnya penyakit yang dapat berujung pada dengan tingkat pendidikan, tingkat
kematian. Hal ini terjadi pada sekitar 7.000.000 pengetahuan dan perilaku, terutama
orang per tahun. Lebih dari 6.000.000 kematian pemahaman bahaya merokok. Selain itu tingkat
terjadi pada perokok aktif dan lebih dari ekonomi keluarga khususnya keluarga miskin
890.000 pada perokok pasif. Ironisnya dan keluarga yang lebih memprioritaskan
kebiasaan merokok ini, khususnya diIndonesia belanja rokok dibanding kebutuhan lainnya.
Pengetahuan masyarakat masih rendah.
93
KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018: 93-104

Meskipun telah terbukti dengan jelas tentang dianggap sebagai kelompok yang “Labil” dan
bahaya rokok, hanya sedikit dari Diperkirakan gampang meniru perilaku tertentu merupakan
lebih dari 50% penduduk Indonesia usia suatu hal yang penting dipikirkan dan
dewasa memiliki kebiasaan merokok. Perokok dipertimbangkan. Mahasiswa tidak semata
muda merupakan masalah kesehatan belajar dalam artian penumpukan pengetahuan
masyarakat yang serius walaupun berbagai dari kegiatan akademis saja. Dalam proses
upaya pencegahan dan penurunan angka belajar, mahasiswa juga menghadapi situasi-
merokok telah dilakukan di beberapa negara, situasi dalam kehidupan pribadinya, dan
termasuk juga di Indonesia. Setiap tahun lebih mereka bergelut pula dengan pergaulan
dari 217.400 orang di Indonesia mati akibat sosialnya. Oleh karena itu, bimbingan dalam
penyakit terkait rokok dimana lebih dari lingkup kampus sangat diperlukan.
2.677.000 anak-anak/remaja dan lebih dari Pengetahuan dan sikap remaja atau mahasiswa
53.767.000 orang dewasa secara terus menerus dalam hal merokok utamanya pada aspek
mengonsumsi rokok setiap hari. Rerata batang pencegahan merupakan salah satu hal yang
rokok yang dihisap perhari penduduk umur dapat menentukan meningkatnya penyakit yang
lebih dari sama dengan 10 tahun di Indonesia disebabkan oleh rokok, dan untuk itu perlu
adalah 12,3 batang (setara satu bungkus). dilakukannya penelitian mengenai pengetahuan
Proporsi penduduk umur lebih dari 15 tahun dan sikap remaja tentang risiko
yang merokok termasuk remaja sebesar 36,3%. merokok.Terdapat penelitian terdahulu yang
Pendapat ini sesuai dengan kondisi yang terjadi mendasari penelitian saat ini.
di sebagian kalangan mahasiswa UIN Sunan Penelitianterdahulu dilakukan oleh Ratri
Ampel Surabaya. Jika kita mengamati di Setianingrum (2009), dengan judul Hubungan
kampus ini maka akan banyak ditemukan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Bahaya
mahasiswa bebas merokok meskipun di area Merokok dengan Perilaku Merokokpada
kampus. Kebiasaan merokok ini tentunya Remaja di Desa Boro Wetan Kecamatan Banyu
bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga Urip Purworejo. Tujuanpenelitian ini untuk
bagi orang di sekitarnya. Asap rokok yang mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
dihirup seorang perokok mengandung berbagai tentang bahayamerokok dengan perilaku
komponen gas dan partikel. Partikel yang merokok pada remaja di Desa Boro. Metode
dibebaskan selama merokok sekitar 5 x 109 pp. penelitianyang digunakan yaitu survei analitik
Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, dengan rancangan penelitian menggunakan
karbon dioksida, hidrogen sianida, pendekatan Cross sectional.
amoniak,oksida dari nitrogen dan senyawa Subyek penelitian ini adalah remaja usia 13-17
hidrokarbon. Adapun komponen partikel tahun. Analisis data menggunakan korelasi
terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan Product Moment. Hasil penelitian diperoleh
kadmium. ada hubungan antara tingkat pengetahuan
Konsumsi rokok di Indonesia antara tahun tentang bahaya merokok dengan perilaku
1992-2000 menurut laporan UNDP (2002) merokok pada remaja. Penelitian lain berjudul
adalah 1.504 batang per orang per tahun. Hal Perbedaan Tingkat Pengetahuan tentang
ini menyebabkan konsumsi rata-rata rokok di Bahaya Merokok pada Remaja SMP di
Indonesia menjadi 189,2 juta batang per tahun. Pedesaan dan Perkotaan di Kabupaten Jember.
Selain itu, jumlah perokok di Indonesia juga Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
memiliki kecenderungan meningkat utamanya menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan
kaum remaja. Survei Kesehatan Rumah Tangga tentang bahaya merokok pada remaja SMP di
tahun 1995 menunjukkan hasil bahwa usia pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Jember.
mulai merokok adalah usiaantara 15-20 tahun. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Sikap sebagian remaja Indonesia telah penelitian survei analitik dengan menggunakan
menganggap bahwa merokok adalah suatu metode pendekatan Cross Sectional. Analisa data
kebutuhan yang tidak bisa dielakkan,kebutuhan yang akan digunakan adalah Uji Mann Whitney.
untuk “Gaul”, kebutuhan untuk santai atau Hasilnya adalah ada perbedaan yang signifikan
berbagi alasan lain yang membuat merokok tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok
adalah hal biasa. pada remaja SMP di pedesaan dan perkotaan di
Oleh karena itu, pemberian informasi kepada Kabupaten Jember. Berdasarkan latar belakang
mahasiswa sebagai kelompok remaja yang biasa di atas dan pengalaman selama mengajar di
94
KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018: 93-104

UIN Sunan Ampel Surabaya serta dengan Besarnya sampel ditetapkan 15% dari populasi
melihat banyaknya mahasiswa khususnya di mahasiswa di pesantren Mahasiswa UIN Sunan
kalangan santri mahasiswa yang bebas merokok Ampel.
di wilayah kampus, maka penulis tertarik untuk Berdasarkan uraian di atas bahwa besarnya
mengkaji lebih mendalam mengenai sampel penelitian dengan mengacu pendapat
bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
METODE PENELITIAN baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
Jenis penelitian ini penelitian analisis deskriptif jumlah subyeknya besar dapat diambil antara
dengan pendekatan cross sectional study 10-15% atau 20-25% atau lebih bergantung
dimana pengambilan data dilakukan hanya kemampuan peneliti.
Data yang diperoleh dari setiap responden akan
sekali saja pada setiap responden yang
dimasukkan dalam komputer oleh peneliti.
dimaksudkan untuk memperoleh informasi
Penelitian ini menggunakan statistik non
pengetahuan dan sikap santri mahasiswa UIN
parametric karena menganalisa data secara
Sunan Ampel Surabaya. Penelitian ini akan
ordinal, sedangkan jenis data adalah data
dilakukan di Asrama Mahasiswa UIN Sunan
kuantitatif (data yang berwujud angka/scoring).
Ampel Surabaya pada bulan Juni– September
Data hasil skoring yang didapatkan kemudian
2017 untuk mengetahui bagaimana
dianalisis yang digunakan adalah analisis
pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya
univariate (analisis deskriptif) yaitu analisis yang
merokok. Populasi dalam suatu penelitian
bertujuan untuk menjelaskan atau
merupakan hal mutlak sebagai sumber data dan
mendeskripsikan karakteristik setiap variable
informasi penelitian. mengemukakan “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: penelitian dengan menggunakan MS Excel.
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan Analisis ini akan menghasilkan distribusi
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik Analisis data ini dimaksudkan untuk
kesimpulannya”. Hal ini berarti, populasi menganalisis atau menggambarkan data hasil
angket berkaitan dengan pengetahuan dan
penelitian meliputi semua obyek atau subyek
sikap santri mahasiswa di asrama mahasiswa
yang mempunyai karakteristik tertentu yang
UIN Sunan Ampel Surabaya tentang risiko
ingin diteliti guna menjawab permasalahan
penelitian. merokok.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
santri mahasiswa laki-laki di asrama mahasiswa HASIL DAN PEMBAHASAN
UIN Sunan Ampel Surabaya. Sampel adalah
sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki Penelitian tentang pengetahuan dan sikap
sifat yang yang sama dengan populasi. remaja tentang risiko merokok pada mahasiswa
Pertimbangan bahwa jika populasi penelitian dilaksanakan di asrama/pesantren putra UIN
orang mahasiswa dipandang besar, maka Sunan Ampel Surabaya yang merupakan bagian
ditetapkan untuk dilakukan penarikan sampel. dari Pusat Ma’had Al-Jami’ah UIN Sunan
Sampel dalam penelitian ini adalah semua Ampel Surabaya yang mempunyai misi menjadi
mahasiswa laki-laki di asrama mahasiswa UIN pusat pembelajaran mahasiswa/mahasiswi di
Sunan Ampel Surabaya yang terpilih sebagai bidang bahasa Arab dan Inggris, wawasan ke-
sampel dan ditarik secara proporsional yaitu Islaman, pembinaan akhlak dan Tahfiz al-
berdasarkan metode proportional stratified Qur’an. Tingkat pengetahuan remaja tentang
random sampling sehingga setiap mahasiswa risiko merokok di asrama mahasiswa UIN
dalam asrama memiliki kesempatan yang sama Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2017 dapat
menjadi sampel penelitian (responden). dilihat pada tabal 2.1 berikut ini:

Tabel 1 Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Risiko Merokok


Kategori Frekuensi Prosentase (%)
Baik 88 98
KurangBaik 2 2
Total 90 100

95
KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018: 93-104 ISSN 2598-6015

Berdasarkan pengetahuan, sebagian besar memahami akan bahaya resiko merokok.


mahasiswa memahami tentang resiko bahaya Distribusi responden berdasarkan sikap remaja
merokok yaitu sebanyak 98% (88 dari 90) tentang resiko merokok pada Tahun 2017
mahasiswa. Dan hanya 2% yang tidak dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 2. Sikap Remaja Tentang Resiko Merokok


Kategori Frekuensi Prosentase (%)
Baik 57 64
Kurang Baik 21 23
Tidak Baik 12 13
Total 90 100

Berdasarkan distribusi sikap, sebagian besar Asap rokok dibedakan menjadi dua, yaitu
mahasiswa asrama UIN Sunan Ampel Surabaya asap utama dan asap samping. Asap utama
memiliki sikap yang baik tentang resiko rokok adalah asap yang dihirupb langsung oleh
merokok yaitu sebesar 64% (57 dari 90)
perokok sedangkan asap samping merupakan
mahasiswa, sedangkan 23% mahasiswa
memiliki sikap yang kurang baik dan 13% asap rokok yang dihembuskan ke udara bebas
mahasiswa memiliki sikap yang tidak baik dan dapat dihirup oleh orang lain yang berada
tentang bahaya resiko merokok. pada satu ruangan yang sama dan disebut
Rata-rata usia mahasiswa berkisar antara sebagai perokok pasif. Dan jika dibandingkan
18-21 tahun yang tergolong usia remaja. Masa besar bahayanya, asap samping lebih banyak
remaja adalah merupakan masa kritis bagi para mengandung bahan toksik daripada asap utama
remaja untuk mencari identitas diri (Identity
meliputi benzo(a)pyrene, cadmium, nikel, zink,
crisis) yang mana para remaja akan berkembang
untuk melakukan tugas utama dalam karbon monoksida, cairan pembersih lantai,
menemukan kejelasan identitas (sense of identity), dan nitrogen oksida. Bahan-bahan tersebut
namun pada kenyataannya para remaja yang dapat bertahan lama beberapa jam dalam
mengkonsumsi rokok di Indonesia masih ruangan setelah kegiatan merokok dihentikan.
tinggi. Oleh karena itu asap rokok yang berada di
Merokok merupakan kegiatan yang buruk udara mampu meningkatkan resiko terjadinya
dan berbahaya bagi kesehatan tubuh karena penyakit jantung.
lebih dari 4000 zat kimia beracun yang Menurut Riset Kesehatan Dasar terjadi
terkandung dalam rokok. Komponen gas yang peningkatan perilaku merokok menjadi 36,3%
dikeluarkan sebanyak 85% dan sisanya adalah ditahun 2013. Perilaku merokok pada remaja
partikel. Beberapa zat kimia berbahaya yang umumnya semakin meningkat sesuai dengan
ada didalam rokok meliputi nikotin, gas karbon tahap perkembangannya yang ditandai dengan
monoksida, nitrogen oksida, hydrogen sianida, meningkatnya frekuensi dan intensitas
amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, merokok, yang mengakibatkan para perokok
urethane, benzene, metahonl, kumarin, 4- mengalami ketergantungan nikotin. Nikotin
etilkatekol, ortokresol, dan perylene. Racun merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan
utama yang terkandung dalam rokok adalah tar, dapat menyebabkan ketagihan.
nikotin, dan karbon monoksida dimana zat Dari pendapat mahasiswa yang memiliki
tersebut merupakan zat karsinogenik atau perilaku merokok secara umum menyatakan
penyebab kanker jika dikonsumsi dalam jangka bahwa jika tidak merokok akan berakibat
waktu panjang. Selain itu nikotin memiliki efek terjadi ketagihan dan timbulnya efek malas
pada otak yang menyebabkan ketergantungan serta kurang bersemangat dalam beraktivitas.
dan toksisitas pada fungsi kognitif yang Meskipun dampak merokok berakibat tidak
memunculkan gejala kesulitan konsentrasi. baik bagi pengguna maupun orang lain, namun
kebiasaan merokok dianggap dapat

96
KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018: 93-104

memberikan kenikmatan bagi perokok, namun sikap positif terhadap rokok. Teori sosialisasi
disisi lain dapat menimbulkan dapat yang buruk primer menunjukkan bahwa teman sebaya
bagi kesehatan perokok dan bagi orang-orang mempengaruhi remaja untuk merokok. Banyak
disekitarnya yang menjadi perokok pasif. Sesuai remaja berpikir bahwa merokok tidak memiliki
dengan beberapa teori yang ada bahwa perokok dampak atau merokok kurang beresiko bagi
dikalangan remaja dilatar belakangi karena kesehatan, dan kebanyakan dari mereka tidak
untuk mendapatkan pengakuan (anticipatory mengetahui efek jangka pendek dan sifat adiktif
beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan dari perilaku merokok. Perokok remaja
(reliefing beliefs), dan menganggap perilakunya memahami resiko merokok secara umum
tersebut tidak melanggar norma (permission namun sangat meremehkan resiko yang akan
beliefs/positive). Untuk mengurangi dampak ditimbulkan kesehatan tubuhnya.
negatif oleh rokok, perlu adanya kebijakan Remaja yang tidak merokok secara
pengendalian. Dari beberapa penelitian kognitif dalam kategori rentan terhadap
membuktikan bahwa pencegahan tembakau perilaku merokok. Beberapa faktor
terbukti efektif dalam mengurangi perilaku berhubungan dengan kerentanan termasuk
merokok. Sebagai contoh ditetapkannya pengetahuan, sikap, dan persepsi masyarakat
undang-undang yang membatasi merokok tentang merokok. Remaja yang rentan terhadap
ditempat umum dan tempat kerja sehingga merokok mulai membuat persepsi gagasan
perilaku merokok dapat dikurangi. Pendekatan tentang resiko dan manfaat merokok. bagi
berbasis kebijakan terbukti efektif dalam beberapa orang resiko yang dirasakan dan
mengurangi perilaku merokok para remaja. manfaat merokok yang dirasakan akan
Namun kurangnya dukungan masyarakat memotivasi mereka untuk menolak rokok atau
terhadap pembatasan pemasaran produk rokok mulai melakukan percobaan merokok.
menyebabkan perilaku merokok dimasyarakat
khusunya mahasiswa masih sangat banyak Tingkat Pengetahuan Remaja tentang
bahkan disetiap sudut kantin kampus.Perilaku Risiko Merokok
merokok dikalangan remaja dipengaruhi oleh Dari hasil data tingkat pengetahuan remaja
beberapa hal meliputi tingkat depresi, peran tentang resiko merokok mahasiswa asrama
dan dukungan keluarga, lingkungan dan teman putra UIN Sunan Ampel Surabaya,
menjadi penyebab utama atas perilaku merokok menunjukkan hampir semua responden
pada remaja. Pola merokok pada remaja memiliki pengetahuan yang baik yaitu 98% (88
diketahui tertanam dalam konteks budaya dari 90) mahasiswa. Hal ini menunjukkan
terutama pada sebagian besar negara Asia yang bahwa mahasiswa asrama putra memiliki
didalamnya termasuk Indonesia, dimana pengetahuan yang baik tentang resiko merokok
perokok pada umunya adalah laki-laki. dan hanya 2% yang memiliki pengetahuan
Remaja menghabiskan banyak waktunya kurang baik. Sejalan dengan peraturan asrama
dengan teman sebaya dibandingkan dengan yang melarang semua mahasiswa merokok
orangtua, sehingga para remaja cenderung didalam asrama.
meniru perilaku teman sebaya yang memiliki

97
KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018
018: 93-104 ISSN 2598-6015

Prosentase

2%
Baik
Kurang Baik

98%

Gambar 2. Prosent
entase Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Risiko Merokok
M

Pengetahuan tentang bahaya rokok remaja akan semakin berpe rpengaruh terhadap
dipengaruhi oleh faktor lingk
ngkungan meliputi sikap dan perilaku meroko okok pada remaja.
keluarga, tempat tinggal, ju juga lingkungan Perilaku merokok pada da masa remaja
pergaulan. Menurut peneliti litian sebelumnya menunjukkan hubungan jangk ngka panjang dengan
yang, pengetahuan tidak mem emiliki hubungan perilaku saat dewasa, hal ini berarti jika para
yang signifikan dengan sikapp remaja terhadap remaja sudah memiliki perilak
ilaku merokok maka
merokok. Namun pada penelitian lain perilaku tersebut akan dilakkukan sampai dia
menunjukkan bahwa tingkatt pengetahuan
pe yang tumbuh menjadidewasa.. Sehingga peran
tinngi tentang bahaya rokok ok mempengaruhi orangtua akan sangat pent enting untuk tetap
sikap merokok pada remaja. mengawasi anak-anaknya yang ya sudah mulai
litian sebelumnya
Pada penelitian-penelitia tumbuh menjadi seorang rem remaja, agar perilaku
menunjukkan data yang bervariasi.
b Hasil merokok dapat dicegah dan n ddikendalikan.
penelitian Yang et al., menu
enunjukkan bahwa Pengetahuan tentang resiko
res kesehatan dan
para perokok memiliki tingkat
kat kesadaran yang manfaat merokok sangat pentingp bagi para
sedang terhadap resiko kkesehatan dari remaja agar terhindar dari dampak
da buruk yang
merokok. Mayoritas perokokk mengetahui dan ditimbulkan dari efek mero erokok. Para remaja
percaya bahwa merokok dapa apat menyebabkan yang merokok merasa mend endapatkan manfaat
kanker paru-paru, namun ada da kesadaran yang dari merokok dan tidak memikirkan
m resiko
rendah pada efek kesehatan an lainnya seperti kesehatan, sedangkan rema maja yang berpikir
resiko stroke, gigi bernoda da, menyebabkan negatif tentang rokok akan menganggap
m bahwa
impotensi pada pria, dan kanke
nker paru-paru bagi perilaku merokok merupaka akan perilaku yang
perokok pasif akibat dari keb
kebiasaan perilaku merugikan bagi kesehatan.
merokok ditempat umum.. Perokok yang Terdapat penelitian yang
ang membandingkan
memiliki pengetahuan yang ttinggi cenderung tingkat pengetahuan dan an sikap terhadap
untuk memiliki rencana untuk u berhenti perilaku merokok mahasi asiswa kedokteran
merokok. Namun, di negara-n negara yang yang dengan mahasiswa lain, ddan membuktikan
berpenghasilan rendah dan me
menengah memiliki bahwa remaja yang memiliki iki pengetahuan yang
pengetahuan kesehatan yang ang lebih rendah baik akan memilih untuk uk tidak merokok.
dibandingkan dengan negara yang Prevalensi dan intensitas as merokok pada
berpenghasilan tinggi.Ada kaitan antara mahasiswa kedokteran jauh h lebih rendah dari
pengetahuan tentang dampakk negatif
n merokok pada mahasiswa non-medi edis. Remaja yang
dan sikap positif terhadap pe
perilaku merokok. merokok memiliki pengetah tahuan yang kurang
Sehingga semakin tinggi penge
ngetahuan seorang tentang konsekuensi meroko okok, dan memiliki

98
K
KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018: 93-104

sikap yang positif tentang rrokok, sehingga tembakau akan memicu parapar perokok mulai
menyebabkan mereka mulai me merokok. berniat untuk menjauhi dan
n berhenti
b merokok.
Remaja perokok adalah lah remaja yang
menganggap bahwa merokok
me tidak Sikap Remaja Tentang Res esiko Merokok
membahayakan kesehatan mereka, baik Dari hasil data sikap remaja
rem tentang resiko
manfaat positif atau negatiff (r(resiko) merokok merokok mahasiswa asramaa putra UIN Sunan
dalam model perilaku keseh sehatan, termasuk Ampel Surabaya, menunjuk jukkan bahwa 64%
dalam model kepercayaan kkesehatan, teori mahasiswa memiliki sikap yyang baik tentang
keseimbangan keputusan, teori perilaku risiko merokok. Sikap meru erupakan reaksi atau
terencana, dan teori kognitifitif sosial. Remaja respon yang masih tertutu tup dari seseorang
kurang memperhatikan konsek sekuensi kesehatan terhadap suatu stimulus atautau objek. Sikap juga
karena mereka percaya bahw hwa mereka dapat merupakan kesiapan atauu kesediaan untuk
berhenti merokok dengan mu mudah dan kapan bertindak dan juga merupa upakan pelaksanaan
saja. Sehingga perokok remaja aja yang memiliki motif tertentu.
pengetahuan tentang resiko o m merokok jangka Sikap merupakan pendapatpe maupun
panjang tidak dapat dikatakankan akan memiliki pandangan seseorang tentang ang suatu objek yang
sikap yang baik terhadap resikore yang akan mendahului tindakannya. SikapSik tidak mungkin
merugikan diri dan kesehatnnynnya. Remaja yang terbentuk sebelum mendap dapatkan informasi,
rentan terhadap rokok diang anggap akan lebih melihat atau mengalami sen sendiri suatu objek.
sedikit memiliki sikap negatif
if te
terhadap perilaku Sikap dibedakan menjadi dua ua yaitu sikap positif
merokok dan sikap positif yan ang lebih dominan yang berarti sikap yang yan menunjukkan
sehingga keinginan untuk merokok
me semakin menerima terhadap norm rma yang berlaku
tinggi. dimana individu itu berada, a, maka dari itu jika
Pengetahuan perokok tentang resiko sikap suatu individu itu baik otomatis
kesehatan akibat merokok adalah a prediktor pengetahuannya pastilah baik aik. Sedangkan yang
untuk berhenti merokok. Selain
Sel itu persepsi kedua adalah sikap negatif tif yaitu sikap yang
perokok mengenai resiko iko terganggunya menunjukkan penolakan atu tidak menyetujui
kesehatan mereka dimasa depanpan dan kecanduan terhadap norma yang berlaku laku dimana individu
itu berada.

Prosentase

13%
Baik
23% Kurang Baik
64% Tidak Baik

Gambar 3. Prosentase Sikap Remaja tentang Risiko Merokok

Sikap terhadap suatu priprilaku didasarkan Sikap positif terhadap perilaku


p merokok
pada keyakinan dan tingginy ginya pengetahuan didasarkan pada keyakinan nan-keyakinan yang
tentang akibat positif dan nega
egatif dari perilaku. positif terhadap akibat-akibat
bat yang akan terjadi

99
KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018: 93-104

bila merokok seperti mempermudah dalam tidak berbahaya jika tidak dikonsumsi terlalu
pergaulan, mengurangi stres, menimbulkan banyak, sementara orang dewasa lebih
perasaan dewasa dan jantan, juga dapat cenderung setuju dengan pernyataan bahwa
menimbulkan kenikmatan dan kepuasan merokok dapat membuat seseorang merasa
sendiri, sehingga secara tidak langsung rileks, bahwa perokok tetap memiliki tubuh
intensitas berhenti merokok sangat rendah. langsing daripada orang non-perokok, bahwa
Sikap memiliki tiga unsur diantaranya merokok memberi kepercayaan tersendiri, dan
adalah kognitif (pengetahuan), afektif (emosi, bahwa merokok dapat mengatasi hal-hal yang
perasaan) dan konaktif (tindakan). Dari unsur membuat diri merasa tertekan. Hal ini mungkin
emosi atau perasaan, remaja dapat terpicu disebabkan karena meningkatnya pengalaman
untuk bersikap negative terhadap rokok pribadi para perokok yang menyatakan lebih
dikarenakan adanya iklan dimedia massa dan setuju dengan pernyataan positif terhadap
elektronik yang menampilkan gambaran bahwa rokok.
perokok merupakan lambang kejantanan, Lader melaporkan bahwa remaja yang
meskipun dia memiliki pengetahuan yang baik, berusia 16 – 24 tahun menganggap bahwa
sehingga pengetahuan yang tinggi ataupun merokok adalah penyebab utama kematian
rendah tidak mempengaruhi seseorang dalam sebelum usia 65 tahun. Pada umumnya para
kebiasaan merokok. Karena sikap menjadi remaja mengetahui bahwa merokok dapat
cerminan tingkah laku atau kebiasaan pada menyebabkan peningkatan resiko kesehatan
umumnya dan perilaku merokok pada bagi para remaja (90%) dan orang dewasa
khususnya. lainnya (91%). Survei yang dilakukan Lader
Para remaja yang memiliki sikap negatif juga mengenai pendapat tentang perubahan
terhadap rokok dan bukan perokok secara kebijakan yang sudah ada dan yang akan
otomatis akan berdampak pada pengendalian direncanakan. Pada tahun 2007 antara 70% dan
perilaku merokok saat dewasa. Artinya perilaku 96% remaja yang berusia 16-24 tahun setuju
merokok dan sikap remaja memiliki korelasi, dengan dukungan pembatasan merokok di
sebagai contoh remaja yang memiliki sikap tempat umum, dengan pembatasan merokok
positif terhadap perilaku merokok akan terbesar di pusat olahraga dan pusat hiburan.
tumbuh menjadi perokok sampai dewasa. Perilaku merokok dikalangan remaja
Kemungkinan lain yaitu para remaja yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana dan
merokok atau memiliki sikap prosmoking dengan siapa mereka tinggal. Sekitar 46%
cenderung tidak peduli terhadap resiko-resiko remaja perokok yang berusia 11 – 15 tahun
akibat merokok. berperilaku merokok secara terbuka jika
mereka tinggal dirumah bebas rokok
Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap dibandingkan dengan remaja yang 76% tinggal
Risiko Merokok dengan tiga atau lebih perokok. Hal ini
Menurut suatu penelitian penelitian bahwa dikorelasikan dengan persepsi sikap yang lebih
ada beberapa perbedaan gender dalam mendukung perilaku merokok didalam
pengetahuan dan sikap. Remaja laki-laki lebih keluarganya. Ketika diberi pertanyaan
cenderung setuju dengan pernyataan positif bagaimana sikap orang tua terhadap perilaku
tentang merokok, bahwa merokok merokok mereka, 7% dari mereka yang tinggal
dapatmemberikan rasa rileks jika mereka stres, dengan 3 atau lebih perokok dikeluarganya,
bahwa merokok tidak berbahaya jika tidak orangtua mereka tidak melakukan larangan
dikonsumsi terlalu banyak dan bahwa merokok terhadap perilaku merokok, dibandingkan
membantu seseorang mengatasi kehidupan. dengan 1% dari mereka yang tinggal dikeluarga
Sedangkan perbedaan menurut usia, para yang tidak merokok.
remaja cenderung berpikir bahwa merokok

100
KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018: 93-104

Merokok dianggap bertanggung jawab sampai mengalami transisi dari merokok


atas lebih dari 25 penyakit pada manusia, bulanan menjadi harian (merokok menjadi hal
beberapa di antaranya termasuk bronkitis wajib dilakukan setiap hari).
kronis, penyakit jantung iskemik dan kanker Tidak ada korelasi antara pengetahuan dan
paru-paru, rongga mulut, kandung kemih, perilaku merokok meskipun 95% dari para
pankreas, dan laring. Merokok juga telah remaja mengetahui dampak dari bahaya
dikaitkan baik sebagai faktor penyebab atau merokok. Sekitar 72% remaja mencoba rokok
penyebab penyakit seperti osteoporosis, pertama kali sebelum usia 18 tahun. Mereka
kebutaan, impotensi, kehilangan gigi, diabetes, memperoleh rokok dari keluarga, teman, dan
berkurangnya kesuburan, katarak, asma, membeli. Sehingga para remaja dapat dengan
berkurangnya jumlah sperma, infeksi mata mudah dalam memperoleh rokok. Para remaja
jamur, menopause dini, sakit maag, penyakit perokok kebanyakan tidak setuju mengenai
jantung kardiovaskular, berkurangnya fungsi kebijakan yang membatasi dan melarang
paru-paru, berkurangnya pertumbuhan paru- perokok merokok ditempat umum seperti
paru, dan aterosklerosis. Perokok juga memiliki sekolah, restoran dan tempat-tempat lainnya.
risiko kematian dini yang jauh lebih besar Dan hampir 100% para responden (remaja
daripada non-perokok. Namun selain dapat perokok) mengatakan mereka setuju atau
mengganggu kesehatan perokok aktif, implikasi sangat setuju bahwa merokok dapat
kesehatan ini juga akan berdampak pada menyebabkan kanker tetapi mereka tetap
perokok pasif. Berdasarkan penelitian bahwa merokok. Hal ini dimungkinkan terjadi karena
merokok cenderung menyebabkan penurunan sifat zatadiktif yang terkandung didalam rokok.
kognitif. Pada akhir abad ke-20, kematian Beberapa perokok juga mengaku bahwa
akibat penyakit terkait merokok telah berbagai macam cara telah dilakukan untuk
meningkat menjadi 4 juta per tahun di seluruh berhenti merokok namun gagal dan menjadi
dunia dan proyeksi menunjukkan bahwa ini ketergntungan terhadap rokok. Dari penelitian
bisa meningkat menjadi 10 juta per tahun pada Ganley dan Dianne, 46% remaja perokok telah
tahun 2030. mencoba untuk berhenti merokok namun
Meningkatnya risiko merokok dikatakan gagal, 45% setuju bahwa mereka merasa lebih
berkorelasi positif dengan jumlah rokok yang baik saat merokok, 43% mengatakan bahwa
dihisap dan kandungan tar dan nikotinnya. mereka merasa lebih tenang dan seperti
Meskipun ada bukti yang meyakinkan tentang terbang, dan 71% mengatakan bahwa nikotin
efek negatif dari yang ditimbulkan dari perilaku merupakan zat yang dapat menyebabkan
merokok, pengetahuan tentang bahaya kecanduan (zat adiktif), namun dari ke 71%,
kesehatan merokok tidak berpengaruh terhadap 49% remaja mengaku tidak kecanduan.
perilaku merokok. Perokok yang memiliki
persepsi rendah terhadap efek negatif dari KESIMPULAN
perilaku merokok mengakibatkan para perokok
yang tidak mau berhenti merokok. Sehingga Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuantentang resiko merokok
perokok tidak sepenuhnya menyadari bahaya pada mahasiswa di asrama putra UIN Sunan
yang disebabkan oleh rokok,sehingga Ampel Surabaya, menunjukkan bahwa hampir
meremehkan efek buruk dari merokok. semua responden memiliki pengetahuan yang
Perilaku merokok didalam keluarga sangat baik yaitu 98% (88 dari 90) mahasiswa dan
mempengaruhi perilaku sebagian besar para hanya 2% yang memiliki pengetahuan kurang
remaja dalam memulai atau mencoba merokok baik. Sikap mahasiswa tentang risiko merokok
untuk pertama kalinya, kemudian mencoba terbilang cukup baik, karena 64% mahasiswa
merokok dalam beberapa waktu perbulan, bersikap baik, 23% bersikap kurang baik, dan

101
KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018: 93-104

13% bersikap tidak baik. Kesimpulan yang Nana & Ibrahim. 2004. Penelitian dan
dapat diambil bahwa tingkat pengetahuan dan PenilaianPendidikan. Anggota IKAPI, Bandung.
85
sikap mahasiswa di Asrama UIN Sunan Ampel Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Surabaya cukup baik, sejalan dengan aturan Praktek.Jakarta. Rineka Cipta. 2004: 112.
yang telah berlaku pelarangan merokok di Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.
kawasan asrama. Rineka Cipta, Jakarta.
Http://pesma.uinsby.ac.id/index.php/profil/vismis
diakses 15 Oktober 2017
UCAPAN TERIMA KASIH Erikson, E. H. 1968. Identity: Youth and Crisis.
Norton & Company, New York.
WHO. 2008. Report On The Global Tobacco
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Epidemic, 2008: The MPOWER package.
LPPM UINSA yang telah memberi dukungan Geneva: World Health Organization.
terhadap penelitian ini. Jaya M. 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama
Rokok. Yogyakarta, Riz’ma.
Haustein, K. O., & Groneberg, D. 2010. Tobacco
DAFTAR PUSTAKA or Health. 2nd Edition. Springer, Berlin.
Mulyono, Djoko., 1995. Merokok dan Penyakit
Sirait et al. Perilaku Merokok di Indonesia. Majalah Kardiovaskuler, Jurnal Kedokteran dan Farmasi.
Cemin Dunia Kedokteran. 30 (3). 2002. No.9.
Eriksen M, Mackay J, Ross H. 2015. The Tobacco Mukuan, S. E. (2012). Hubungan antara
Atlas. http://www.tobaccoatlas.org. diakses pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok
diakses tanggal 10 Oktober 2017. bagi kesehatan dengan tindakan merokok pelajar
World Health Organization. 2017. Tobacco Fact Sheet. SMK Kristen Kawangkoan. Diakses pada 10
Http://www.who.int/mediacentre/factsheets/f September 2017. <http: //fkm. Unsrat.ac
s339/ en/index.html. diakses tanggal 10 .id/wp_content/journal_eugiana.doc>.
Oktober 2017. Joemana. 2004. Merokok??? Ngapain??? Dalam
Notoadmojo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku http://www.english.Merokok???ngapain???.com
Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. 2003 . diakses pada tanggal 31 Oktober 2010.
Kementrian Kesehatan. 2012. Aliansi Bupati/ Bauer , J. E. , Hyland , A. , Li , Q. , Steger , C. , &
Walikota dalam Pengendalian Masalah Cummings , M. K. 2005. A Longitudinal
Kesehatan Akibat Tembakau dan Penyakit Assessment Of The Impact Of Smoke-Free
Tidak Menular http://www.depkes.go.id/ Worksite Policies On Tobacco Use . American
downloads/ BULETIN%20PTM.pdf diakses Journal of Public Health. 95: 1024 – 1029.
tanggal 1 Oktober 2017. Forster , J. L. , Widome , R. , & Bernat , D. H.
Kementrian Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan 2007. Policy Interventions And Surveillance As
Dasar (Riskesdas 2013). http://www.litbang. Strategies To Prevent Tobacco Use In
depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lap Adolescents And Young Adults . American
nas_riskesdas2013/Laporan_riskesdas_2013.pdf Journal of Preventive Medicine. 33: S335 – S33.
. diakses tanggal 10 Oktober 2017. Epstein J, Botvin G, Diaz T. 1998. Ethnic and
Widodo E. Pajanan Asap Rokok Kretek Pada Tikus Gender Differences in Smoking Prevalence
Putih Sebagai Model Untuk Manusia: Perhatian Among A Longitudinal Sample of Inner-City
Khusus Pada Perubahan Histopatologi Dan Adolescents. Journal of Adolescent Health. 23:
Ultrastruktur Napas. Bogor. Institut Pertanian 160–166.
Bogor. 2006 Bethel JW, Schenker MB. 2005. Acculturation And
UNDP. MDGs Report 2012. http://www.undp.org Smoking Patterns Among Hispanics: A Review.
/content/dam/undp/library/MDG/english/M American Journal ff Preventive Medicine. 29:
DG%20 Country%20Reports/Indonesia/2004 143–148.
%20MDG-IDN_English_Complete.pdf) Kobus, Kimberly. 2003. Peers And Adolescent
diakses tanggal 10 Oktober 2017. Smoking. Addiction. 98(1): 37–55.
Musdalipa. 2003. Pengetahuan dan Sikap Siswa Slovic P. 2000. What Does It Mean To Know A
SMU tentang Risiko Merokok pada Siswa SMU Cumulative Risk? Adolescents’ Perceptions Of
Negeri Bungoro Kabupaten Pangkep. FKM Short Term And Long Term Consequences
UNHAS, Makassar. Of Smoking. J Behav Decis Making. 13(2) :
Sugiyono.2007. Metode Penelitian pedidikan 259–266.
pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Weinstein ND. 1998. Accuracy Of Smokers’ Risk
Bandung: ALFABETA Perceptions. Ann Behav Med. 20(2):135–140.

102
KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018: 93-104

Prokhorov AV, de Moor CA, Hudmon KS, Hu S, Cosci F, Zagà V, Bertoli G, Campiotti A. 2012.
Kelder SH, Gritz ER. 2002. Predicting Initiation Significant Others, Knowledge, And Belief On
Of Smoking In Adolescents: Evidence For Smoking As Factors Associated With Tobacco
Integrating The Stages Of Change And Use In Italian Adolescents. ISRN Addict.
Susceptibility To Smoking Constructs. Addict Halpern-Felsher BL, Ramos ME, Cornel JL. 2007.
Behav. 27(5): 697–712. Adolescents’ and Young Adults’ Perceptions of
Unger JB, Rohrbach LA, Howard-Pitney B, Ritt- Tobacco Use: A Review and Critique of the
Olson A, Mouttapa M. 2001. Peer Influences Current Literature. In: Bonnie RJ, Stratton K,
And Susceptibility To Smoking Among Wallace RB (Eds.) Ending the Tobacco
California Adolescents. Subst Use Misuse. Problem: A Blueprint for the Nation.
36(5):551–571. Committee on Reducing Tobacco Use. 2007.
Santi, 2013. Hubungan Pengetahuan Tentang Strategies, Barriers, and Consequences Board on
Rokok dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok Population Health and Public Health Practice.
pada Siswa SMK Batik 1 Surakarta. Skripsi. The National Academies Press, Washington.
Fakultas Kedokteran, Universitas Wilkinson A, Waters A, Vasudevan V, Bondy M,
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Prokhorov A, Spitz M. 2008. Correlates of
Hidayah, R. R., Ari, N. P., &Muthmainah. 2012. susceptibility to smoking among Mexican origin
Asosiasi Pengetahuan Mengenai Rokok dengan youth residing in Houston, Texas: A cross-
Sikap dan Perilaku Merokok pada Remaja. sectional analysis. BMC Public Health. 8(1): 337.
Diakses pada 12 September 2017) Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi penelitian
<http://jurnal.fk.uns.ac.id/index.php/Nexus- kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Kedokteran-Komunitas/article/view/118>. Gerungan, A. 2002. Psikologi Sosial. Refika
Lim, K. H., Sumarni, M. G., Amal, N. M., Hanjeet, aditama, Bandung.
K., Wan Rosita, W. M and Norhamimah, A., Ahmadi. 2003. Tentang Sikap yang Tercermin dari
2009. Tobacco Use, Knowledge and Attitude Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
Among Malaysians age 18 and above. Tropical Aditama, T. Y., 1997, Rokok dan Kesehatan. UI
Biomedicine. 26 : 92-99. Press, Jakarta.
Yang J, Hammond D, Driezen P, Fong GT, Jiang Sandek, R., Kamsih Astuti. 2007. Hubungan antara
Y. 2010. Health knowledge and perception of Sikap dan Perilaku Merokok dan Kontrol Diri
risks among Chinese smokers and non-smokers: terhadap Intensi Berhenti Merokok. Diakses
findings from the Wave 1 ITC China pada 15 September 2017.
Survey. Tob Control. 19 : 18–23. <http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp>.
Dawood, O. T. Mohammed Abd Ahmed Rashan, Suwarman U. 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan
Mohamed Azmi Hassali, and Fahad Saleem Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia
Slovic P. 2016. What Does It Mean To Know A Indonesia, Jakarta .
Cumulative Risk? Adolescents’ Perceptions of Mu'tadin Z, 2002. Remaja dan Rokok. Jakarta :
Short Term And Long Term Consequences diakses pada 13 September 2017.
Of Smoking. J Behav Decis Making. 2000;13(2): <http://www.e-psikologi.com/epsi/
259–266. individual_detail.asp?id=379>.
Blake , K. D. , Viswanath , K. , Blendon , R. J. , & Ajzen , I. , & Fishbein , M. 1970). The Predictions
Vallone , D. 2010. The Role Of Tobacco-Specifi Of Behavior From Attitudinal And Normative
C Media Exposure, Knowledge, And Smoking Variables . Journal of Experimental Social
Status On Selected Attitudes Toward Tobacco Psychology. 6: 466 – 487 .
Control . Nicotine & Tobacco Research. 12 : Rise , J. , Kovac , V. , Kraft , P. , & Moan , I. 2008.
117 – 126 . Predicting The Intention To Quit Smoking And
Schulenberg , J. E. , & Maggs , J. L. ( 2008 ). Quitting Behavior: Extending The Theory Of
Destiny Matters: Distal Developmental Planned Behavior. British Journal of Health
Influences On Adult Alcohol Use And Abuse . Psychology.13: 291 – 310 .
Addiction. 1 – 6. Elkins , I. J. , McGue , M. , & Iacono , W. G. ( 2007
Aryal UR, Lohani S. 2011. Perceived Risk of ). Prospective Effects Of Attention-Defi
Cigarette Smoking Among College Cit/Hyperactivity Disorder, Conduct Disorder,
Students. JNHRC, 9:176–80. And Sex On Adolescent Substance Use And
Seigers DK, Terry CP. 2011. Perceptions of Risk Abuse . Archives of General Psychiatry.64 :
Among College Smokers: Relationships To 1145 – 1152.
Smoking Status. Addic Res Theory. 19:504–9. Forrester , K. , Biglan , A. , Severson , H. H. , &
Aryal U.S. & B.N. Dharma .2015.Perceived benefits Smolkowski , K. 2007. Predictors Of Smoking
and health risks of cigarette smoking among Onset Over Two Years. Nicotine and Tobacco
young adults: insights from a cross-sectional Research. 9 : 299 – 310 .
study. Tob Induc Dis. 2015; 13(1): 22.

103
KLOROFIL Vol. 1 No. 2, 2018: 93-104

Fuller, E. 2007. Smoking, Drinking and Drug Use <http://drugabuse.gov/PDF/TobaccoRRS_v16.pd


Among Young People in England in 2006. f Referred 25.09.2011>.
Information Centre for Health and Social Care. Hussain, N., T. Akande, and O. Adebayo. 2009.
Lader, D. 2008. Smoking-related Behaviour and Prevalence of cigarette smoking and the
Attitudes 2007. Office for National Statistics, knowledge of its health implications among
London. Nigerian soldiers. East African Journal of Public
Desalu, O., A. Olokoba, A. Danburam, F. Salawu, Health. 6(2) : 168-170.
and B. Issa. 2008. Epidemiology of tobacco Fawibe, A. and A. Shittu. 2011. Prevalence and
smoking among adults population in North- characteristics of cigarette smokers among
East Nigeria. The Internet Journal of undergraduates of the University of Ilorin,
Epidemiology. 6(1). Nigeria. Nigerian Journal of Clinical Practice,
Fakoya, O. 2010. Nigeria: The Health, Economic 14(2) : 201-205.
and Social Menace of Smoking - Time for World Health Organization. 2012. Health Effects
Concerted Actions. Diakses pada 14 September Of Smoking On Young People.
2017. <http://www.who.int/tobacco/research/youth
<http://www.nigeriavillagesquare.com/articles/ /health_effects/en/>.Diakses pada 14
guest-articles/>. September 2017.
National Center for Chronic Disease Prevention Bricker JB, Peterson AV, Leroux BG, Andersen
and Health Promotion (US) Office on Smoking MR, Rajan KB, Sarason IG. 2005. Prospective
and Health. 2012. Preventing Tobacco Use Prediction of Children’s Smoking Transitions:
Among Youth and Young Adults: A Report of Role Of Parents’ and Older Siblings’ Smoking.
the Surgeon General Society for the Study of Addiction. 101: 128-
Hammond, E. C. and D. Horn. 1988. Smoking and 136.
Death Rates Report on Forty Four Months of Rosendahl KI, Galanti MR, Gilljam H, Ahlbom A.
Follow-Up of 187,783 Men. A Cancer Journal 2003. Knowledge About Tobacco And
for Clinicians. 38 : 28-58. Subsequent Use Of Cigarettes And Smokeless
Almeida, O. P., G. J. Garrido, H. Alfonso, G. Tobacco Among Swedish Adolescents. Journal
Hulse, N. T. Lautenschlager, G. J. Hankey. of Adolescent health. 37: 224-228.
2011. 24-Month Effect of Smoking Cessation Ganley B. J., Dianne I. Rosario. 2013. The Smoking
on Cognitive Function and Brain Structure In Attitudes, Knowledge, Intent, And Behaviors
Later Life. Neuroimage. 55(4) : 1480-1489. Of Adolescents And Young Adults:
National Institute on Drug Abuse. 2009. Research Implications For Nursing Practice. Journal of
Report Series : Tobacco Addiction. Di akses Nursing Education and Practice.3(1) 40-50.
pada 22 September 2017.

104

You might also like