Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah
yang berjudul “Pengertian Masa Nifas, Proses Laktasi Dan Menyusui”. Makalah ini disusun
antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui”.
Adapun dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak pihak yang mendukung, oleh karena
itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Yth Hj. Fudji Astuti, S,ST selaku Direktur Akademi Kebidanan Dewi Sartika Bandung.
2. Yth Tika Lubis, S.ST selaku Dosen Pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui.
3. Kepada kedua orang tua kami serta keluarga kami yang telah memberikan do’a dan
dukungannya.
4. Kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami sebagai penulis dan umumnya bagi
pembaca. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk pembangunan dimasa depan yang lebih baik.
Terimakasih
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Masa Nifas
Pengertian nifas menurut Prof. DR.Rustam,MPH adalah masa setelah seorang ibu melahirkan
bayi, yang digunakan untuk memulihkan kesehatanya (selama 6-8 minggu). nifas menurut
midwife rulus UKCC adalah suatu periode yang berlangsung tidak kurang dari sepuluh hari dan
tidak melebihi 28 hari setelah berakhinya masa persalinan yang masih memerlukan dukungan
dan pendampingan terhadap bayidan ibu. Perawatan yang dibutuhkan ibu dan bayinya selama
puerperium sebaiknya didasari pada prinsip meningkatkan kesejahteraanibu, memebentuk”good
maternal child relationship, mendukung atau memperketat kepercayaan ibu, serta membantu ibu
agar mempu memenuhi tugas atau tanggung jawab sebagai seorang ibu.2
Terdapat beberapa pengertian mengenai masa nifas, di antaranya adalah sebagai berikut:3
1) Menurut JHPEIGO pada tahun 2002 mengatakan bahwa masa nifas dimulai beberapa jam
sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya
2) Menurut Benner dan Brown pada tahun 1999 mengatakan bahwa masa nifas tidak kurang
dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan
sesuai kebutuhan ibu dan bayi.
Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium, yaitu
dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Puerperium berarti masa setelah
melahirkan bayi. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini, yaitu 6-8
minggu. nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu:3
1) Puerperium dini,yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2) Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.
3) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun.
Infeksi nifas (infeksi puerperalis) adalah infeksi luka jalan lahir pasca persalinan, biasanya
dari endometrium bekas insersi plasenta. Demam dalam nifas sebagian besar disebabkan oleh
infeksi nifas maka demam dalam nifas merupakan gejala penting dari penyakit ini. Demam
dalam nifas sering juga disebut morbiditas nifas dan merupakan indeks kejadianinfeksinifas.
Demam dalamnifas selain oleh infeksi nifas dapat juga disebabkan oleh pielitis, infeksi jalan
pernafasan, malaria, dan tifus. Morbiditas nifas ditandai dengan suhu 38˚C atau lebih, yang
terjadi selama 2 hari berturut-turut.kenaikan suhu ini terjaddi sesudah 24 jam pascapersalinan
dalam 10 hari pertama masa nifas.4
Secara Mikroskopis payudara perempuan memiliki 3 unsur, yakni kelenjar susu (alveolus)
yang menghasilkan susu, saluran susu (duktus laktiferus) dan jaringan penunjang yang mengikat
kelenjar-kelenjar susu.5
1) Kopus mamae
Payudara terdiri dari 15-25 lobus. Masing-masing lobus terdiri dari 20-40 lobulus,
selanjutnya masing-masing lobules terdiri dari 10-100 alveoli dan masing-masing dihubungkan
dengan saluran air susu atau sistem duktus sehingga merupakan suatu pohon. Bila diikuti pohon
tersebut dari akarnya pada putting susu, akan didapatkan saluran air susu yang disebut duktus
laktiferus. Di daerah areola mammae duktus laktiferus ini melebar membentuk sinus
laktiferus/gudang susu (ampula) di mana tempat penampungan air susu. Selanjutnya duktus
laktiferus terus bercabang-cabang menjdai duktus dan duktulus.5
Tiap-tiap duktulus pada perjalanan selanjutnya disusun oleh sekelompok alveoli. Di dalam
alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka dan sel-sel accini yang menghasilkan air susu dan
dikelilingiotot polos (miopitel) yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli. Alveoli juga
dikelilingi pembuluh darah yang membentuk zat-zat gizi pada sel-sel kelenjar air susu untuk
proses pembentukan atau sintesis air susu ibu.5
Sedangkan stroma, jaringan penyangga pada korpus mammae tersusun atas bagian-bagian di
antaranya:5
(1) Jaringan ikat
(2) Jaringan lemak
(3) Pembuluh darah
(4) Syaraf
(5) Pembuluh limfe
Jaringan lemak disekeliling alveoli dan laktiferus menentukan besar kecilnya ukuran
payudara. Ukuran payudara besar atau kecil memiliki alveoli dan duktus laktiferus yang sama,
sehingga dapat menghasilkan ASI yang sama banyaknya. Disekeliling alveoli juga terdapat otot
polos yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI keadaan hormone oksitoin menyebabkan
otot polos tersebut berkontraksi.5
2) Areola
Putting susu dan areola adalah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan menyusui. Pada putting dan areola terdapat ujung-ujung saraf peraba yang penting
pada proses reflex saat menyusui, dan daerah yang mengalami hiperpigmentasi lebih atau bagian
tengah yang berwarna kehitaman. Warna kegelapan disebabkan oleh penipisan dan penimbunan
pigmen pada kulit, dengan luas 1/3 atau 12 dari payudara. Putting susu mengandung otot polos
yang dapat berkontraksi sewaktu ada rangsangan menyusu.5
Pada umumnya, puting susu menonjol keluar. Meskipun demikian, kadang-kadang dijumpai
puting yang panjang, datar atau masuk kedalam. Namun, bentuk putting tidak selalu berpengaruh
pada proses laktasi. Pada ujung putting susu terdapat 15-20 muara lobus (duktus laktiferus),
sedangkan areola mengandung sejumlah kelenjar seperti kelenjar keringat dan kelenjar lemak.
Kelenjar lemak merupakan kelenjar Montgomery yang berfungsi sebagai kelenjar minyak yang
mengeluarkan cairan agar puting tetap lunak dan lentur. Di bawah areola saluran yang besar
melebar, disebut sinus laktiferus. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran, terdapat
otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI keluar.5
3) Papila mammae (puting susu)
Saluran susu bermuara ke putting susu, putting susu terletak setinggikosta IV, tetapi
berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknyabervariasi pula. Putting
susus memiliki kurang lebih 20 ujung saluran susu yang berhubungan dengan kelenjar yang
berada di payudara. Jaringan penunjang terdiri dari jaringan lemak danjaringan ikat yang berada
diantara kelenjar susu dan saluran susu, agar menjadi kesatuan. Selain ketiga unsure tersebut,
terdapat legamen yang melekat di tulang dada dan otot (musculus pectoralis mayor) yang berada
di dasar payudara. Dengan bertambahnya usia, ligament ini akan kendur sehingga payudara akan
tampak turun. Sementara itu otot berfungsi untuk menggerakkan payudara jika otot digerakkan,
payudara akan ikut bergerak. Hal ini berarti otot berfungsi untuk menggerakan payudara.5
Payudara juga berhubungan dengan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening yang erat
hubungannya dengan payudara adalah kelenjar getah bening yang ada diketiak diatas tulang
clavikula. Kelenjar getah bening ini berfungsi sebagai benteng yang menyaring sel-sel yang
meradang akibat infeksi. Jika terjadi infeksi, sel getah bening akan membesar. Kelainan yang
terjadipada payudara seperti kanker, bisa terlokaliisir pada kelenjar getah bening tersebut. Dalam
keadaan normal, kelenjar getah bening tidak terasa sewaktu diraba. Namun jika kanker menyebar
ke kelenjar getah bening,kelenjar ini akan terasa seperti benjolan kecil.5
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat mengembalikan
alat genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau enam
minggu atau satu bulan tujuh hari. Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Masa nifas, disebut juga
masa postpartum atau puerperium, adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan,
penyembuhan, dan pengembalian alat-alat kandungan/reproduksi, seperti sebelum hamil yang
lamanya 6 minggu atau 40 hari pasca persalinan. Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik
bagi bayi yang harusdiberikan pada bayi sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan
pendamping.
3.2 Saran
Dalam memberikan dukungan pemberian ASI dan melakukan kunjungan masa nifas adalah
hal yang penting untuk dilakukan oleh seorang bidan.oleh sebab itu, bidan harus melakukan
kunjungan masa nifas dan pemberian ASI.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suryawati C. Faktor Sosial Budaya dalam Praktik Perawatan Kehamilan, Persalinan, dan
Pasca Persalinan Studi di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia. 2007; Vol. 2 / No. 1.
3. Bahiyatun. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta: EGC; 2009. Available from:
https://books.google.co.id/books?id=ZkPup-
5Ozy8C&pg=PA2&dq=PENGERTIAN+MASA+NIFAS&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=one
page&q=PENGERTIAN%20MASA%20NIFAS&f=true.
4. sastrawinata S. Ilmu kesehatan reproduksi obstetrik patologi. Jakarta: EGC; 2004. Available
from:
https://books.google.co.id/books?id=5SXtVDOPciIC&pg=PA187&dq=masa+nifas&hl=en&
sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=masa%20nifas&f=true.
5. Pitriani R, Andriyani R. Panduan lengkap asuhan kebidanan ibu nifas normal (askeb III).
Yogyakarta: Deepublish; 2014. Available from:
https://books.google.co.id/books?id=Fmz_CAAAQBAJ&pg=PA15&dq=pengertian+masa+n
ifas&hl=en&sa=X&ved=0CCIQ6AEwAWoVChMIpZLl8ZTwxwIVy8WOCh3r6A8w#v=on
epage&q=pengertian%20masa%20nifas&f=true.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) secara tradisional di definisikan sebagai periode 6 minggu segera
setelah lahirnya bayi dan mencerminkan periode saat fisiologi ibu, terutama sistem reproduksi,
kembali mendekati keadaan sebelum hamil. Hal ini mungkin berakar dari tradisi “chuching”, yaitu
upacara keagamaan ketika wanita diterima yaitu pada periode 40hari saat mana mereka dianggap
tidak bersih. Seiring dengan meningkatkan dominasi bidang medis, akhir masa nifas ditandai oleh
pemeriksaan pasca postpartem wanita yang bersangkutan dengan dokter. Hal ini menyebabkan
penjelasan tradisional tentang masa nifas terstruktur sebagai periode pemulihan ibu, didukung oleh
medikalisasi kehamilan menjadi suatu keadaan medis. Bidan bertanggung jawab mempertahankan
pengawasan yang cermat terhadap perubahan fisiologis pada masa nifas dan mengenali tanda-
Selama masa nifas,terjadi penurunan yang mencolok kadar estrogen dan progesteron
dalam sistem ibu. Penurunan konsentrasi hormon steroid mempermudah inisiasi laktasi dan
memungkinkan sistem fisiologis kembali ke pra hamil. Pada kenyataannya masa nifas seyogyanya
digambarkan sebagai transisi. Masa ini dimulai saat lahirnya bayi dan rahimnya saat kembalinya
fertilitas. Namun, wanita tidak kembali ke keadaan fisiologis dan anatomis yang sama. Masa nifas
juga, dalam konteks sosial, mencerminkan banyak transisi bagi orang tua, anak, dan anggota
keluarga yang lain. Banyak perubahan fisiologis dalam masa nifas, misalnya dalam pembentukan
keterampilan menjadi orangtua, laktasi pemberian makan, dimodifikasi oleh interaksi sosial dahulu
dan sekarang individu dalam situasi keluarga yang baru. (Jane Coad,Melvyn Dunstall : 2007).
BAB II
ISI
1. Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya
(JHPEIGO, 2002).
2. Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan
pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (Bennet dan Brown, 1999).
Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerpenthy, yaitu dari kata
puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pun kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat
kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini, yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam tiga
periode, yaitu:
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu tclah diperbolehkan berdiri dan bcrjalan.
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin
Semua kcgiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan maupun di bidang lain selalu
mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan diadakan cvaluasi dan penilaian. Tujuan dari
b. Mengatasi anemia
darah
5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selcsai dan
memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang normal
C. Perubahan sistem reproduksi masa nifas
1. Involusi Uterus
Involusi uterus adalah kembalinya uterus kepada keadaan sebelum hamil, baik dalam bentuk
maupun posisi. Selain uterus, vagina, ligamen uterus, dan otot dasar panggul juga kembali ke
keadaan sebelum hamil. Bila ligamen uterus dan otot dasar panggul tidak kembali ke keadaan
sebelum hamil, kemungkinan terjadinva prolaps uteri makin besar. Selama proses involusi, uterus
menipis dan mengeluarkan lokia yang diganti dengan endometrium baru. Setelah kelahiran bayi
dan plasenta terlepas, otot uterus berkontraksi sehingga sirkulasi darah yang menuju uterus
berhenti dan ini disebut dengan iskemia. Otot redandant librons, dan jaringan elastis bekerja.
Fagosit dalam pembuluh darah dipecah menjadi dua fagositosis. Enzim proteolitik diserap oleh
serat otot yang disebut autolisis. Lisozim dalam sel ikut berperan dalam proses ini. Produk dibawa
Lapisan desidua yang dilepaskan dari dinding uterus disebut lokia. Endometrium baru tumbuh dan
terbentuk selama 10 hari postpartum dan menjadi sempurna sekitar 6 minggu. Proses involusi
berlangsung sekitar 6 minggu. Selama proses involusi uterus berlangsung, berat uterus mengalami
penurunan dart 1000 gram menjadi 60 gram, dan ukuran uterus berubah dari 15 x 11 x 7,5 cm
menjadi 7,5 x 5 x 2,5 cm. Setiap minggu, berat uterus turun sekitar 500 gram dan serviks menutup
Proses involusi uterus disertai dengan penurunan tinggi fundus uteri (TFU). Pada hari pertama, TFU di
atas simfisis pubis atau sekitar 12 cm. Proses ini terus berlangsung dengan penurunan TFU 1 cm
setiap harinya, sehingga pada hari ke-7 TFU berkisar 5 cm dan pada hari ke-10 tidak teraba di
simfisis pubis.
2. Lokia
Lokia keluar dari uterus setelah bayi lahir sampai dengan 3 atau 4 minggu postpartum.
Perubahan lokia terjadi dalam tiga tahap, yaitu lokia rubra, serosa, dan alba. Lokia rubra merupakan
darah pertama yang keluar dan berasal dari tempat lepasnya plasenta. Setelah beberapa hari, lokia
berubah warna menjadi kecoklatan yang terdiri dari darah dan serum yang berisi leukosit dan
jaringan yang disebut lokia serosa. Pada minggu ke-2, lokia berwarna putih kekuningan yang terdiri
menimbulkan mekanisme timbal-balik dari sirkulasi rnenstruasi. Pada saat inilah dimulai kembali
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan
ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang
aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
1. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun
bayinya.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang
post
I Pemberian ASI awal.
partu
m Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir
6 hari post Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik,
II
partu tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
m Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan
menyusui.
2 minggu
post Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6
III
partu hari post partum.
post
IV
partu Memberikan konseling KB secara dini.
m
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal Oleh Bahiyatun, S.Pd, S.Si.T
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
20.00 WIB.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
No comments:
Post a Comment
About Me
Blog Archive
▼ 2011 (3)
o ▼ March (3)
KDPK "KARDIOTOKOGRAFI"
FISIOLOGI "TERMOREGULASI"
ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS
Keceriiaann Akbid
Followers
Powered by Blogger.