You are on page 1of 30

PEMENUHAN KEBUTUHAN

ELIMINASI

Created :
Yuyun S, M.Kep
KEBUTUHAN ELIMINASI URINE
• Eliminasi urine bergantung pada ginjal, ureter, kandung
kemih dan uretra.
• Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan
sebagai hasil filtrasi dari plasma darah di glomerulus
Anatomi fisiologi sistem perkemihan
•Ginjal :
•Terdapat 2 ginjal, ginjal kanan
lebih rendah dibanding dengan
ginjal kiri
•Fungsi :
•Menyaring sisa metabolisme
(glukosa, asam amino, urea
kreatinin dan elektrolit)
•Berperan dalam keseimbangan
cairan dan elektrolit
(1500-1600ml/hr ----30ml/jam
gangguan ginjal)
•Memproduksi eritopoetin
(merangsang dan mematangkan
SDM), renin (enzim yang merubah
angiotensinogen), mempengaruhi
regulasi kalsium dan fosfat (
substansi yg merubah vit D
Lanjut ......
• Ureter
• Ureter merupakan
struktur tubular yang
memiliki panjang 25-30
cm dan berdiameter 1,
25 cm pada orang
dewasa.
Lanjut ...

• Kandung Kemih
Pada pria terletak di depan dinding anterior rektum, pd
wanita di depan anterior uterus dan vagina.

• Uretra
Uretra pada wanita memiliki panjang sekitar 4-6,5 cm.
Sfingter uretra eksterna yang terletak di sekitar
setengah bagian bawah uretra, memungkinkan aliran
volunter urin. Dan pada pri 16 – 20 cm
Aksi miksi
• Struktur otak yg mempengaruhi kandung kemih kortek
serebri, talamus, hipotalamus dan batang otak.
• Kandung kemih menampung 600ml tp seseorang akan
merasakan miksi 150 – 200ml( 300-400ml) pada dewasa dan
50-100ml pd anak
• Jk volume bertambah --- kandung kemih meregang -----
menghantarkan infuls sensorik ke mikturisi dikardia
spinalis bag, sakrum --- ditahan berkemih spinter
ekternal akan berkontriksi dan berelaksasi jikan berkemih
Faktor yang mempengaruhi perkemihan

• Kondisi penyakit (ginjal, DM)


• Sosiokultural (tingkat privasi yang berbeda)
• Faktor psikologis (peningkatan berkemih)
• Obat-obatan (ex : diuretik, antikolinergik
• Pemeriksaan diagnostik (pembatasan cairan)
• Infeksi saluran kemih
Masalah-masalah eliminasi urine
• Retensi urine
Retensi urine merupakan penumpukan urine dalam kandung
kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk
mengosongkan kandung kemih.

• Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine merupakan ketidakmampuan otot
sphincter eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol ekskresi urine
Lanjut ....
• Enuresis
ketidaksanggupan menahan kemih yang diakibatkan tidak
mampu mengontrol sphincter eksterna

• Perubahan Pola Eliminasi Urine


keadaan seseorang yang mengalami gangguan pada
eliminasi urine karena obstruksi anatomis, kerusakan
motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih.
Perubahan pola berkemih
• Frekuensi : merupakan banyaknya jumlah berkemih dalam
sehari..
• Urgensi : perasaan seseorang yang takut mengalami
inkontinensia jika tidak berkemih.
• Disuria : rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih.
Lanjut .....
• Poliuria : merupakan • Urinaria Supresi :
produksi urine berhentinya produksi
abnormal dalam jumlah urine secara mendadak.
besar oleh ginjal, Secara normal, urine
tanpa adanya diproduksi oleh ginjal
peningkatan asupan pada kecepatan 60 –
cairan. 120 ml/jam secara
terus – menerus.
Proses keperawatan dan perubahan
fungsi berkemih
Pengkajian
• Anamnesa : • Pemeriksaan fisik
• Pola berkemih • Kulit dan membran
• Gejala perubahan mukosa
perkemihan • Ginjal
• Faktor yang • Kandung kemih
mempengaruhi • Meatus uretra
perkemihan
Lanjut ......
• Pemeriksaan urine
• Asupan dan keluaran
• Karakteristik urin (warna, kejernihan, bau)
KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL
Definisi
• Defekasi adalah proses  atau
pengeluaran sisa metabolisme berupa
feses dan flatus yang berasal dari
saluran pencernaan melalui anus.
Anatomi sistem pencernaan
Defikasi
• Refleks Defekasi Intrinsik
Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rektum
sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian
menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan
terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tiba di anus,
secara sistematis spinter interna relaksasi maka
terjadilah defekasi.
Lanjut .....
• Relfeks Defekasi Parasimpatis
Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf
rektum Feses yang masuk ke rektum akan merangsang
saraf rektum yang kemudian dikembalikan ke kolon
desenden, sigmoid dan rektum yang menyebabkan
intensifnya peristaltik, relaksasi spinter internal, maka
terjadilah defekasi.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Proses Defekasi
• Usia • Intake Cairan
Pada usia bayi kontrol Intake cairan yang kurang
defekasi belum akan menyebabkan feses
berkembang, sedangkan menjadi lebih keras,
pada usia lanjut kontrol disebabkan karena absorpsi
defekasi menurun. cairan yang meningkat.
• Diet • Aktivitas
Makanan berserat akan Tonus otot abdomen, pelvis,
mempercepat produksi dan diafragma akan sangat
feses, banyaknya membantu proses defekasi.
makanan yang masuk ke Gerakan peristaltik akan
memudahkan bahan feses 
dalam tubuh juga bergerak sepanjang kolon.
memengaruhi proses
defekasi.
Lanjut ....
• Fisiologis • Gaya hidup
Keadaan cemas, takut Kebiasaan untuk melatih
dan marah akan pola buang air besar sejak
kecil secara teratur,
meningkatkan peristaltik, fasilitas buang air besar dan
sehingga menyebabkan kebiasaan menahan buang
diare. air besar.

• Prosedur diagnostik
• Pengobatan
Klien yang akan dilakukan
Beberapa jenis obat prosedur diagnostik
dapat mengakibatkan biasanya dipuasakan atau
diare dan konstipasi. dilakukan klisma dahulu agar
tidak dapat buang air besar
kecuali setelah makan.
Lanjut ...
• Penyakit • Nyeri
Beberapa penyakit Pengalaman nyeri waktu
pencernaan dapat buang air besar seperti
menimbulkan diare dan adanya hemoroid, fraktur
konstipasi. ospubis, episiotomi akan
• Anastesi dan pembedahan mengurangi keinginan
Anestesi umum dapat untuk buang air besar.
menghalangi impuls • Kerusakan sensorik dan
parasimpatis, sehingga motorik  
kadang-kadang dapat Kerusakan spinal cord dan
menyebabkan ileus usus. injuri kepala akan
Kondisi ini dapat
berlangsung selama 24-48 menimbulkan penurunan
jam. stimulus sensorik untuk
defekasi.
Kelainan atau Gangguan
• Konstipasi
• Diare
• inkontinensia Usus
• Kembung
• Hemorroid
• Fecal Impaction
Asuhan Keperawatan pada
gangguan eliminasi fekal
Pengkajian
• Riwayat kesehatan • Perubahan napsu
• Tentukan pola makan
eliminasi klien • Deskripsikan asupan
• Deskripsikan klien cairan
terhadap karakteristik • Riwayat medikasi
fekal yang biasanya • Riwayat pembedahan
• Identifikasi rutinitas dan penyakit yang
yang dilakukan untuk mempengaruhi sistem
mendukung pola pencernaan
eliminasi normal • Riwayat diit
Lanjut ......
• Pemeriksaan fisik
• Mulut
• Abdomen
• Rektum

• Pemeriksaan laboratorium
• Spesimen feses
• Karakteristik feses

• Pemeriksaan diagnostik

You might also like