Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
1. Brian Resti Damai Wati 1061822007
2. Dewi Sekar Ayu 1061822010
A. Latar Belakang
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang
secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat
tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sediaan
sarian (galenik), atau campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional secara turun-
temurun telah digunakan untuk kesehatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional
telah digunakan oleh berbagai aspek masyarakat mulai dari tingkat ekonomi atas
sampai tingkat bawah, karena obat tradisional mudah didapat, harganya yang cukup
terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan dan pencegahan penyakit
(Dirjen POM, 1994).
Untuk meningkatkan mutu suatu obat tradisional, maka pembuatan obat tradisional
haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya mengikutkan pengawasan menyeluruh yang
bertujuan untuk menyediakan obat tradisional yang senantiasa memenuhi persyaratan
yang berlaku. Keamanan dan mutu obat tradisional tergantung dari bahan baku,
bangunan, prosedur, dan pelaksanaan pembuatan, peralatan yang digunakan,
pengemasan termasuk bahan serta personalia yang terlibat dalam pembuatan obat
tradisional (Dirjen POM, 1994).
ISI
A. LELAP SOHO
LELAP SOHO termasuk obat herbal terstandar.
Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.
Produk ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian
pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikuti standar kandungan bahan berkhasiat,
standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang
higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis. Kriteria Obat Herbal Terstandar
antara lain: Aman, Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra-linik, Bahan
baku yang digunakan telah mengalami standarisasi, memenuhi persyaratan mutu.
1. KOMPOSISI
Valerianae Radix 250 mg, Myristicae semen 115 mg, Eleuthroginseng Radix 100
mg, polygalae Radix 135 mg.
2. INDIKASI
Membantu meringankan gangguan tidur dan meningkatkan kualitas tidur.
3. DOSIS & ATURAN PAKAI
Penggunaan obat 1-2 kaplet perhari, dikonsumsi setelah makan.
4. EFEK SAMPING
Sakit kepala, kegelisahan, penglihatan kabur, dosis besar menyebabkan
bradikardi, aritmia, dan penurunan motilitas usus.
5. KONTRAINDIKASI
Hipersensitivitas, dan penderita gangguan hati.
6. PERHATIAN
Selama menggunakan obat ini jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin.
Hindari penggunaan bersama dengan alkohol atau bahan sedatif lain. Hindari
penggunaan pada anak-anak dibawah 12 tahun, wanita hamil dan menyusui.
7. PENYIMPANAN
Simpan dibawah suhu 30˚C dan terlindung dari cahaya.
8. KEMASAN
Dus, 25 Strip @4 kaplet salut selaput
9. KANDUNGAN
a. Valerianae Radix
Valerianae Radix adalah akar tanaman Valeriana officinalis L. (Valerian).
Valerian merupakan tumbuhan terkenal, sudah lama digunakan secara
tradisional untuk menghilangkan gejala ringan stres mental dan untuk membantu
tidur. Valerian adalah herbal medisinal untuk menghilangkan ketegangan saraf
ringan dan gangguan tidur. Akar valerian pada dosis sekitar 20 gram (20.000
mg) menyebabkan gejala benigna yaitu fatigue, kram perut, penebalan dada,
yang tampak pada 24 jam. Valerian tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak di
bawah usia 12 tahun, atau yang alergi terhadap Valerian. Selama memakai
Valerian, tidak disarankan mengkonsumsi obat sedatif lain.
Komponen-komponen biokimia aktif yang terdapat dalam ekstrak valerian
adalah:
Alkaloid : Actidine, catinine, isovaleramide, valerianine, dan valtrate
Amino Acid : Gamma-aminobutyric acid (GABA), tyrosine, arginine dan
glutamine Valepotriates, esters non-glicoside, acevaltrate,
isovaltrate dan valtrate
Volatile oil : Seskuiterpen dan monoterpen (asam acetoxivalerenic dan
asam valerenic)
Flavanone : Hesperidin, 6-methylapigenin dan linarin.
Khasiat : Sedatif, Hipnotik, Spasmolitik, Karminatif, Hipotensif
Komponen-komponen biokimia aktif lain yang terdapat dalam ekstrak
valerian adalah Bornyl isovalerate sebagai komponen utama. Minyak atsiri
(berkisar 0,2-2,8%) mengandung Bornyl asetat dan Bornyl isovalerate
b. Myristicae Semen
Myristicae Semen adalah biji pala. Pala (Myristica fragan Haitt) merupakan
rempah asli Indonesia, tepatnya berasal dari Banda dan Maluku. Biji pala
memiliki efek rasa ngantuk, kulit dan selaput lindir kering, gemetaran, hilang
ingatan dan rasa berat di kepala. Jika takaran biji pala terlampau tinggi maka
akan menimbulkan efek merangsang (hampir mendekati keracunan), karena biji
pala menimbulkan efek membius dan menimbulkan rangsangan yang kuat pada
urat-saraf disusul oleh depresi dan tanda-tanda keracunan seperti sakit kepala,
kejang, halusinasi, pusing kepala, runtuh, dan sebagainya.
Asam miristat merupakan komponen utama dalam biji pala, yaitu sekitar 76,6
% kandungan asam miristat dalam biji pala. Komponen lain dalam biji pala dan
fuli terdiri dari minyak atsiri, minyak lemak, protein, selulosa, pentosan, pati,
resin dan mineral-mineral. Minyak atsiri dengan komponen utama monoterpen
hidrokarbon (61 - 88% seperti alpha pinene, beta pinene, sabinene), asam
monoterpenes (5 - 15%), aromatik eter (2-18% seperti, elemicin, safrole). Biji
pala juga mengandung minyak menguap (miristin, pinen, kamfen, dipenten,
safrol, eugenol, iso eugenol dan alcohol), gliserida (asam oleat, borneol dan
giraniol), protein, lemak, pati dan gula, vitamin A, B1 dan C.
c. Eleuthroginseng Radix
Akar ginseng (Eleuthroginseng Radix) berasal dari akar Eleutherococcus
senticosus. Beberapa di antara khasiat ginseng adalah meningkatkan stamina,
memperlambat proses penuaan, dan untuk kecantikan. Tak hanya itu ginseng
juga mampu membasmi keluhan-keluhan badan seperti kekurangan tenaga,
cepat lelah, dan rasa ngantuk.
Kandungan kimia Eleutherococcus senticosus teridiri dari susunan utama
senyawa kimia jenis saponin triterpenoid yang terdiri dari eleutheroside A-M,
eleutheroside B (syringin), ciwujianoside A-E serta isofraxidine. Kandungan
kimia ginseng yang lainnya telah diketahui adalah saponin dan glikosida.
Glikosida pada akar ginseng dikenal sebagai ginsenosida. Selain itu, akar
ginseng juga mengandungi 16 jenis ginsenosida seperti minyak asiri, panasena,
resih, musilago, asam panax, fitosterol, hormon, vitamin B, kabohirat, dan
selulosa.
d. Polygalae Radix
Akar Senega (Polygalae Radix) berasal dari akar tanaman Polygala senega L.
Akar senega memiliki aktivitas farmakologi untuk mengobati asma, emfisema,
bronkhitis, inflamasi pada tenggorokan, hidung, dan dada. Akar senega aman
apabila dikonsumsi dalam jangka pendek.
Komponen kimia utama penyusun senyawa akar senega adalah saponin
triterpenoid, senegin, polygalic asam, sapogenin, sengins, asam fenolik, metil
salisilat dan polygalitol.
B. TERMOMETER
1. Pengertian Termometer
Termometer menurut Kanginan (2007) adalah alat yang digunakan untuk
mengukur suhu dengan tepat dan menyatakannya dengan suatu angka. Istilah
termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang
berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang
paling umum digunakan adalah termometer air raksa.
2. Jenis – jenis Termometer
Berdasarkan zat termometriknya, termometer dapat dibedakan menjadi:
a. Termometer zat padat.
Termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan logam
konduktor terhadapap suhu sehingga sering juga disebut sebagai termometer
hambatan. Biasanya termometer ini menggunakan kawat platina halus yang
dililitkan pad mika dan dimasukkan dalam tabung perak tipis tahan panas. Contoh:
Termometer platina
1) Termometer Raksa
Termometer air raksa adalah termometer yang dibuat dari air raksa
yang ditempatkan pada suatu tabung kaca. Tanda yang dikalibrasi pada
tabung membuat temperatur dapat dibaca sesuai panjang air raksa di dalam
gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan ketelitian, biasanya ada
bohlam air raksa pada ujung termometer yang berisi sebagian besar air raksa;
pemuaian dan penyempitan volume air raksa kemudian dilanjutkan ke bagian
tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air raksa dapat diisi atau
dibiarkan kosong. Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai dengan
pekerjaan di laboratorium (-40 derajat celcius sampai dengan 350 derajat
celcius).
2) Termometer Alkohol
c. Termometer gas
Termomter gas menggunakan prinsip pengaruh suhu terhadap tekanan. Bagan
alat ini sama seperti nanometer. Pipa U yang berisi raksa mula-mula permukaannya
sama tinggi. Jika salah satu ujungnya dihubungkan dengan ruangan yang bersisi
gas bertekanan, maka akan terjadi selisih tinggi. Contoh: termometer gas pada
volume gas tetap.
b. Termometer Ruang
Termometer ruang ini digunakan untuk mengukur suhu suatu ruangan. Untuk
mengukur suhu suatu ruangan, biasanya termometer ini di gabungkan dengan
berbagai alat lain misalnya: alat penunjuk waktu, hiasan dinding, dan lain
sebagainya. Skala suhunya berkisar dari -50 sampai dengan 50. Termometer ini
merupakan termometer maksimum. Ukuran tandon dibuat besar agar menjadi
lebih peka terhadap perubahan suhu.
c. Termometer Klinis
3. Skala Termometer
Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit dinamakan sesuai dengan nama ilmuan yang menemukannya,
yaitu Gabriel Fahrenheit (1686-1736), seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman. Titik
beku normal air (titik es) dipilih 320F dan temperatur titik didih normal air (titik uap)
dipilih 2120F. diantara titik es dan titik uap terdapat selang 1800.
Skala Kelvin
Kelvin diambil dari nama penemunya Lord Kelvin (1824-1907), seorang fisikawan
Inggris. Pada skala ini, suhu dinyatakan dalam Kelvin (K). Selang antara derajat sama
seperti pada skala celcius, tetapi harga nol digeser hingga 0 K. Jadi 0 K = -273,15 oC
dan 273,15 K = 0 oC. Pada tahun 1948 konfrensi umum kesembilan tentang berat dan
ukuran (The Ninth General Conference On Weights and Measures ) menetapkan skala
suhu internasional yaitu skala kelvin. Skala kelvin meliputi metode magnetis, gas
ultrasonik dan optik. Sedangkan sistem skala lain berdasarkan suhu yang berkaitan
dengan sifat-sifat fisik seperti pemuaian panas dan variasi termolistrik seperti skala
Celcius.
4. Kalibrasi Termometer
Kalibrasi termometer adalah kegiatan menetapkan skala sebuah termometer yang
belum memiliki skala atau sering juga disebut dengan proses Verifikasi, yaitu suatu
akurasi alat ukur yang sesuai dengan rancangannya.
Kita dapat menetapkan skala termometer (kalibrasi termometer) dengan cara-cara
sebagai berikut:
Masukkan es batu dan air kedalam sebuah wadah (usahakan air dan es batunya
sama banyak).
Masukkan termometer tersebut kedalam wadah yang berisi air dan es batu yang
telah kita siapkan tadi. Karena pada mulanya termometer lebih panas dari air es,
maka setelah dimasukkan ke dalam wadah, panjang kolom air raksa akan
berkurang.
Biarkan sampai panjang kolom air raksa tidak berubah (air raksa dalam
termometer tidak jalan-jalan lagi). Dengan panjang kolom air raksa tidak
berubah, artinya campuran es batu dan air telah berada dalam keseimbangan
termal.
Kemudian tandai posisi kolom air raksa tersebut (tandai bagian ujung kolom air
raksa). Posisi kolom air raksa tersebut adalah suhu titik es alias titik beku
normal air.
Jalan selanjutnya, panaskan air dan masukkan termometer tersebut ke air yang
telah mendidih tadi.
Terakhir perhatikan posisi kolom air raksa yang berada dalam termometer
tersebut, jika air raksa tidak bergerak lagi, maka kita tandai. Posisi tersebut
adalah temperatur titik didih uap atau titik didih air normal.
A. LELAP SOHO
Diketahui standarisasi dari simplisia pada produk obat herbal terstandar (OHT)
Lelap SOHO ini sudah terstandarisasi yang telah melewati uji aktivitas
praklinis, uji toksisitas akut, kadar senyawa aktif, uji pemurnian dengan
berada di dalam produk obat herbal terstandar (OHT) Lelap SOHO pada
Kegunaan dari produk obat herbal terstandar (OHT) Lelap SOHO adalah
B. TERMOMETER
Dirjen POM, 1994, Petunjuk Pelaksanaan Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
Dirjen POM, 1999, Pengujian Bahan Kimia Sintetik Dalam Obat Tradisional, Jakarta: