Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3A
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan system kekebalan
tubuh nmengenai Anemia Aplastik.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................2
3
5. Informasi Tambahan........................................................................20
6. Klarifikasi Informasi.........................................................................20
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN...................................................................................24
B. SARAN..............................................................................................24
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia aplastik merupakan gangguan hematopoesis yang ditandai
oleh penurunan produksi eritroid, mieloid dan megakariosit dalam sumsum
tulang dengan akibat adanya pansitopenia pada darah tepi, serta tidak
dijumpai adanya sistem keganasan hematopoitik ataupun kanker
metastatik yang menekan sumsum tulang. Aplasia ini dapat terjadi hanya
pada satu, dua atau ketiga system hematopoisis. Aplasia yang hanya
mengenai system eritropoitik disebut anemia hipoplastik (ertroblastopenia),
yang hanya mengenai system granulopoitik disebut agranulositosis
sedangkan yang hanya mengenai sistem megakariositik disebut Purpura
Trombositopenik Amegakariositik (PTA). Bila mengenai ketiga sistem
disebut Panmieloptisis atau lazimya disebut anemia aplastik. Menurut The
International and Aplastic Anemia Study (IAAS) disebut anemia aplastik
bila : Kadar Hemoglobin ? 10 gr/dl atau Hematokrit ? 30; hitung trombosit ?
50.000/mm3; hitung leukosit ? 3500/mm3 atau granulosit ? 1.5 x 109/I.(1)
Anemia aplastik dapat pula diturunkan : anemia Fanconi genetik dan
dyskeratosis congenital, dan sering berkaitan dengan anomali fisik khas
dan perkembangan pansitopenia terjadi pada umur yang lebih muda,
dapat pula berupa kegagalan sumsum pada orang dewasa yang terlihat
normal. Anemia aplastik didapat seringkali bermanifestasi yang khas,
dengan onset hitung darah yang rendah secara mendadak pada dewasa
muda yang terlihat normal; hepatitis seronegatif atau pemberian obat yang
salah dapat pula mendahului onset ini. Diagnosis pada keadaan seperti ini
tidak sulit. Biasanya penurunan hitung darah moderat atau tidak lengkap,
akan menyebabkan anemia, leucopenia, dan thrombositopenia atau dalam
beberapa kombinasi tertentu.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Anemia Aplastik ?
2. Apa saja hal – hal yang menjadi penyebab Anemia Aplastik ?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit Anemia Aplastik ?
4. Bagaimana manifestasi klinis penyakit Anemia Aplastik ?
5. Apasajakah komplikasi dari penyakit Anemia Aplastik ?
6. Penatalaksanaan apakah yang dilakukan pada pasien Anemia
Aplastik ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk penyakit Anemia Aplastik ?
8. Apakah pencegahan yang dilakukan pada pasien Anemia Aplastik ?
9. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia
Aplastik ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Anemia Aplastik.
2. Untuk mengetahui penyebab Anemia Aplastik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi Anemia
Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel darah merah
sehat, volume sel darah merah, dan atau jumlah hemoglobin. Hipoksia terjadi
karena tubuh kekurangan oksigen. Terlepas dari penyakit itu tersendiri, anemia
mencerminkan beberapa kondisi patogenik yang mengarah pada abnormalitas
jumlah, struktur, dan fungsi sel darah merah. Ketika diketahui terdapat anemia,
pemeriksaan lanjutan perlu dilaksanakan untuk mengetahui penyebabnya.
2. Etiologi
Anemia disebabkan dari tiga jalur yaitu :
3. Patofisiologi
Transpor oksigen akan terganggu oleh anemia. Kurangnya hemoglobin
atau rendahnya jumlah sel darah merah, menyebabkan kurangnya pasokan
oksigen ke jaringan dan menyebabkan hipoksia. Tubuh berusaha
mengompensasi hipoksia jaringan dengan meningkatkan kecepatan produksi
sel darah merah. Meningkatkan curah jantung dengan meningkatkan volume
sekuncup atau frekuensi denyut jantung. Distribusi ulang darah dari jaringan
yang membutuhkan sedikit oksigen ke daerah yang membutuhkan banyak
oksigen. Serta menggeser kurva disosiasi hemoglobin-oksigen ke arah kanan
3
untuk mempermudah pelepasan oksigen ke jaringan pada tekanan parsial
oksigen yang sama.
4. Manifestasi klinis
a. Pusing
b. Mata bertkunang – kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja fisik / pikiran menurun
5. Komplikasi
a. Stroke iskemik “karena kekurangan oksigen keotak”
b. Ulcer (borok) “karena buruknya aliran darah ke kulit
c. Batu empedu “karena terlalu banyak sel darah merah yang hancur
maka bilirubin aliran darah menjadi banyak sehingga menggumpal
menjadi batu empedu
d. Hipertensi arteri paru-paru “karena peningkatan tekanan dalam paru”
e. Mual dan sakit perut “karena serangan kandungan empedu dan batu
empedu”
f. Kematian “disebabkan kehilangan banyak darah hal ini biasanya
disebabkan anemia sel sabit”
g. Abortus pada ibu hamil dan bayi akan lahir premature karena adanya
pendarahan pada saat persalinan, karena shock
4
h. Penurunan kecerdasan pada anak “karena perkembangan koordinasi
mental dan motorik terganggu karena suplai O2 keotak kurang.
6. Penatalaksanaan
A. Terapi farmakologi :
a. Transplantasi sel darah merah
b. Pemberian antibiotic untuk mencegah infeksi
c. Pemberian suplemen asam folat untuk pembentukan sel darah
merah
d. Diet kaya besi mengandung daging dan sayuran hijau
e. Pemberian vitamin B12
f. Pemberian preparat FE
B. Terapi non farmakologi :
a. Pemberian makanan kaya zat besi seperti sayur daun ubi terapi ini
diharapkan rutin dilakukan setiap harinya
b. Pemberian air mineral yang banyak sehingga dapat memperlancar
aliran darah
7. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia
dan bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan inui meliputi
pengkajian pada kompone-komponen berikut ini: kadar
hemoglobin, indeks eritrsit, (MCV, MCV, dan MCHC), apusan darah
tepi.
5
b. Periksaan darah seri anemia: hitu ng leukosit, trombosit, laju
endap darah (LED), dan hitung retilukosit.
c. Pemeriksaan sumsung tulang: pemeriksaan ini memberikan
informasi mengenai keadaan system hematopoesis.
d. Pemeriksaan atau indikasi khusus: pemeriksaan ini untuk
mengomfirmasi dugaan diagnosis awal yng memiliki komponen
berikut ini:
- Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi transferin,
dan feritin serum.
- Anemia megaloblastik: asam folat darah atau eritrosit,
vitamin B12.
- Anemia hemolitik: hitung retikulosit, tes coombs, dan
elektroforesis Hb.
- Anemia pada leukeumia akut biasanya dilakukan
pemeriksaan sitokimia.
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis: faal ginjal, faal endokrin,
asam urat, faal hati, biakan kuman.
3. Radiologi: toraks, bone survey, USG, atau infangiografi.
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR) = polymerase chain raction, FSH =
fluorescence in situ hybridization)
8. Pencegahan
6
Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi,
kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran
berdaun hijau gelap, dan buah kering.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian data dasar menurut Doenges, (2000) adalah :
1. AKTIVITAS/ISTIRAHAT
DS : Keletihan, kelemahan, malaise umum kehilangan
produktivitas,penurunan semangat untuk bekerja toleransi
terhadap latihanrendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat
lebih banyak.
2. SIRKULASI
DS : Riwayat kehilangan darah, kronis, misal perdarahan GI
kronis,
menstruasi berat angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan).
7
Bunyi jantung: murmur sistolik
Extremitas (warna) pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjungtiva, mulut, faring bibir) dan dasar kuku (Catatan pada
pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan),
kulit
seperti berlilin, pucat (aplastik) atau kuning lemon terong.
7
Sclera: biru atau putih seperti mutiara.
Pengisian kapiler lambat (penurunan aliran darah ke perifer dan
vasokontriksi kompensasi).
Kuku: mudah patah, berbentuk seperti, sendok (koilomikia).
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature.
3. INTEGRITAS EGO
DS : Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan,
misal, penolakan transfusi darah.
DO : Depresi
4. ELIMINASI
DS : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal.
Flatulen, sindrom malabsorbsi.
Hematemensis feses dengan darah segar, melena.
Diare/konstipasi.
Penurunan haluaran urine.
DO : Distensi abdomen.
5. MAKANAN/CAIRAN
DS : Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewan
rendah atau
masukan produk sereal tinggi.
Nyri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual atau muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan
BB.
8
Tidak pernah puas mengunyah atau pike untuk es, kotoran,
tepung
jagung, cat, tanah lias dan sebagainya.
DO : Lidah tampak merah daging (halus, defisiensi asam folat
dan
8
vitamin B12).
Membran mukosa kering pucat. Turgor kulit: buruk, kering,
tampak kusut atau hilang elastisitas.
Stomatitis dan glositis (status defisiensi).
Bibir: selitis, misal: inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
6. HIGIENE
DO : Kurang bertenaga penampilan tak rapi.
7. NEUROSENSORI
DS : Sakit kepala, berdenyut, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan
pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk kaki goyah,
parestesia
tangan atau kaki klaudikosi sensasi menjadi dingin.
DO : Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis,
mental:
tidak mampu berespons lambat dan dangkal. Oftalmik:
hemoragis
retina (aplastik, epistaksis, perdarahan dari lubang-lubang
(aplastik). Gangguan koordinasi , ataksia. Penurunan rasa getar
dan
posisi randa Romberg positif, paralysis.
8. NYERI ATAU KENYAMANAN
DS : Nyeri abdomen samara, sakit kepala.
9
9. PERNAFASAN
DS : Riwayat TB, asbes, paru, nafas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
DO : Takipnea, ortopnea dan dispnea.
10. KEAMANAN
DS : Riwayat pekerjaan terpanjang terhadap bahan kimia, misal
bensin,
insektisida, fenilbutabon, naftalen. Riwayat terpanjang pada
radiasi
baik sebagai pengobatan atau kecelakaan. Riwayat kanker,
terapi
kanker.
Tidak toleran terhadap dingin dan panas.
Transfusi darah sebelumnya gangguan penglihatan,
penyembuhan
luka buruk, sering infeksi.
DO : Demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfa
denopati
umum. Petekie dan ekimosis (Aplastik).
9
11. SEXUALITAS
DS : Perubahan aliran menstruasi, misal menoragi (amenore).
Hilang
libido (pria dan wanita) impoten.
DO : Serviks dan dinding vagina pucat.
12. PENYULUHAN
DS : Kecenderungan keluarga untuk anemia, penggunaan
antikonvulsan
masa lalu atau saat ini, antibiotik, agen hemoterapi (gagal
sumsum
belakang) aspirin, obat anti inflamasi atau anti koagulan.
Penggunaan alkoholis kronis. Adanya atau berulangnya episode
perdarahan aktif. Riwayat penyakit hati, ginjal: masalah
10
hematology, penyakit seliak atau penyakit malabsorbsi lain,
enteritis regional, poliendokrinopati, masalah autoimun (Mis:
antibody pada sel parietal, faktor intrinsik, anti bodi tiroid dan sel
T). pembedahan sebelumnya, mis: splenektomi, eksisi tumor,
penggantian katup prostetik, eksisi bedah duodenum. Reseksi
gaster, gastrektomi parsial atau total riwayat adanya masalah
dari
penyembuhan luka atau perdarahan, infeksi kronis penyakit
granulomatus kronis atau kanker.
Pertimbangan rencana penulangan: DRG menuju rerata lama
dirawat 4,6 hari. Dapat memerlukan bantuan dalam pengobatan
(injeksi), aktivitas perawatan diri dan atau pemeliharaan ramah,
perubahan rencana diet.
A. Pengelompokan data
DS : DO :
10
5. Klien mnegatakan tidak mampu HR : takikardi
berkonsentrasi
3. Klien rentang terhadap infeksi
B. Analisa data
DS :
11
berkonsentrasi ketidakseimbangan antara suplai dan
DO : kebutuhan oksigen
C. Intervensi keperawatan
12
infeksi dan gejala infeksi dan
kapan harus
melaporkannya kepada
pemberi layanan
kesehatan
2. Domain : 4 ( aktivitas / Setelah dilakukan tindakan (0180) manajemen energi
istirahat) keperawatan selama 2x 24
Kaji status pasien yang
jam klien diharapkam
Kelas : 3 keseimbangan menyebabkan kelelahan
mampu :
energi sesuai dengan konteks
Kriteria hasil : usia dan perkembangan
DX : (00093) Keletihan b/d
Perbaiki defisit status
keluhan fisiologis (anemia) 000701 kelelahan
fisiologis (misalnya,
Batasan karakteristik : 000706 gangguan kemoterapi yang
konsentrasi menyebabkan anemia)
- kelelahan
sebagai prioritas utama
- gangguan konsetrasi Pilih intervensi untuk
mengurangi kelelahan
- tidak mampu
baik secara farmakologis
mempertahankan
maupun non
aktivitas fisik pada tingkat
farmakologis dengan
yang biasanya
tepat
Tentukan jenis dan
13
Klien mnegatakan tidak waktu untuk mencegah
mampu berkonsentrasi kelelahan
DO :
14
- ketidaknyamanan setelah
beraktivitas
DS :
15
BAB III
PEMBAHASAN
MODUL 2
Pucat/Kurang Darah
Pemicu
Skenario 1 :
1. Kata kunci
a. Usia 45 tahun
b. Mudah kelelahan
c. Kurang bergairah
d. Sakit kepala
e. Mudah marah
f. Tidak mampu berkonsentrasi
g. Rentan terhadap infeksi
h. Nampak pucat
i. Takikardia
j. Hb. 8 gr /di
16
2. Klarifikasi kata-kata kunci
a. Usia 45 tahun adalah
b. Mudah kelelahan adalah suatu kondisi dimana melemahnya tenaga untuk
melakukan suatu kegiatan.
c. Kurang bergairah
d. Sakit kepala adalah rasa sakit yang muncul dibagian kepala. Sebagian besar
sakit kepala yang terjadi tidak serius dan bisa diatasi dengan mudah, seperti
dengan minum obat pereda sakit, minum air putih yang cukup dan lebih
banyak istrahat.
e. Mudah marah adalah karena adanya faktor penyebab seperti kecewa, takut ,
tersinggung , atau merasa terluka.
f. Tidak mampu berkonsentrasi adalah hilangnya konsentrasi sehingga tidak
bisa fokus dalam melakukan pekerjaan.
g. Rentang terhadap infeksi merupakn proses infasi dan multiplikasi berbagai
mikroorganisme kedalam tubuh ( seperti bakteri, virus, jamur, dan parsit),
yang saat dalam keadaan normal, mikroorganisme tersebut tidak terdapat
didalam tubuh.
h. Nampak pucat adalah kurangnya Hb dalam darah.
i. Takikardia, adalah kondisi dimana detak jantung seseorang diatas normal
dalam kondisi beristirahat.
j. Hb adalah protein di dalam sel darah merah yang membawa oksingen.
3. Core problem
ANEMIA DEFISIENSI
1. Pertanyaan Penting :
17
1. Apa yang dimaksud dengan anemia aplastic?
2. Jawaban Penting :
Jawab :
Jawab :
18
Anemia aplastik didapat disebabkan oleh bahan bahan
kimia seperti senyawa benzena, ataupun hipersensitivitas
terhadap obat atau dosis obat yang berlebihan seperti
kloramfenikol, fenilbutazon, sulfue, mileran, atau nitroseurea.
Selain itu, anemia aplastik didapat juga disebabkan oleh
infeksi seperti Epstein Bar, influenza A, dengue, tuberkulosis,
Hepatitis, HIV, infeksi mikobakterial, kehamilan ataupun
sklerosis tiroid (anemia aplastik/hipoplastik)
b. Anemia yang diturunkan
Meskipun anemia aplastik paling banyak bersifat
idiopatik, namun faktor herediter juga diketahui dapat
menyebabkan terjadinya anemia aplastik yang diturunkan
Jawab :
19
aplastik berat dan yang sehat. Terapi ini sangat
berpotensi menyembuhkan anemia aplastik.
Jawab :
Gangguan penyerapan
Kompensasi jantung Kompensasi paru nutrisi & defisiensi folat
ventrikler
Kardiomegali
Palpitasi
kontraktilitaas
Nyeri akut Intoleransi
Hipoksiaaktivitas
bingung napas
kebutuhan tubuh
3. Informasi Tambahan
4. Klarifikasi Informasi
Jawab :
a. Mudah kelelahan
b. Kurang bergairah
c. Sakit kepala
d. Mudah marah
e. Tidak mampu berkonsentrasi
f. Rentan terhadap infeksi
g. Pucat
h. Hb : 8gr/dl
i. HR : Takikardi
21
2. Bagaimana proses terjadinya anemia aplastic?
Jawab :
22
lebih dari 10% jumlah sel batang normal. Bagaimanapun,
studi laboratorium menunjukkan bahwa sel stromal dari
pasien anemia aplastik dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan dari sel induk hematopoetik dan dapat juga
menghasilkan kuantitas faktor pertumbuhan hematopoetik
dengan jumlah normal atau meningkat.Patofisiologi dari
anemia aplastik, oleh karena itu disarankan dua pendekatan
utama untuk pengobatannya : penggantian sel induk yang
tidak sempurna dengan cara transplantasi sumsum tulang
dan penekanan proses imunologi yang bersifat merusak.
Jawab :
23
dapat menyesuaikan diri dengan baik dan dapat dipertahankan
pada Hb antara 8 dan 9gr/dl dengan transfusi darah yang
periodik.
Jawab :
24
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel
hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit
sebagai akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum
tulang. Etiologi dari anemia aplastik adalah Faktor congenital dan factor
didapat ( Bahan kimia, obat, radiasi, infeksi ).
Tanda dan gejala yang sering dialami pada anemia aplastik di
antaranya lemah dan mudah lelah, Granulositopenia dan leukositopenia,
Trombositopenia, pucat, pusing, anoreksia, peningkatan tekanan
sistolik, takikardia, sesak, demam, purpura. Pemeriksaan penunjang untuk
mendeteksi anemia aplastik bias dilakukan dengan pemeriksaan darah
dan radiologi.
Terapi untuk anemia aplastik terdiri atas beberapa terapi yaitu tranfusi
darah, mengatasi komplikasi ( infeksi ) serta transplatasi sumsum
tulang jika sudah parah. Diagnosa keperawatan yang sering timbul pada
anemia aplastik diantaranya: Perubahan Perfusi Jaringan, Intoleransi
aktivitas danGangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
keingin untuk makan sekunder terhadap anoreksia
B. SARAN
Diharapkan dengan dibuatnya makalah ini bisa bermanfaat bagi
mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan untuk bisa lebih mengerti
dan memahami tentang konsep Anemia aplastik dan asuhan
keperawatannya. Makalah “Asuhan Keperawatan Anemia Apalstik” ini
masih jauh dari kata sempurna, maka diharapkan kritik dan saran untuk
lebih memperbaiki makalah.
25
26