You are on page 1of 8

1).

Judul : Maraknya Penggunaan Media Sosial Kejahatan Terhadap Anak Semakin


Meninggkat Di Jakarta

2). Latar Belakang Masalah

Di zaman yang sudah modern ini, media sosial sangat mengatur jaringan hidup setiap orang
atau individu. Semakin maraknya penggunaan media sosial kasus kejahatan semakin banyak
terutama terhadap anak. Masalah ini tidak jauh dari kehidupan sosial anak, baik lingkungan
masyarakat atau rumah dan sekolah, atau dimana pun asalkan jaringaninternet tetap tehubung.
Bahlkan ironisnya, pelaku merupakan orang terdekat seperti teman dan keluarga. Media sosial
adalah media online yang medukung interaksi sosial. Media sosial menggunakan teknologi yang
berbasis Web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaksi. Definisi lain dari media
sosial juga dijelaskan oleh Antony Mayfled (2008). Menurutnya Media sosial adalah media
dimana penggunanya dengan mudah berpartisipasi didalamnya. Dimana krakteristiknya meliputi
keterbukaan, perbincangan, komunitas, dan keterhubungan. Andreas Kaplan dan Michael
Haenlien mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun atas dasar ideology dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkikan penciptaan dan
pertukaran user-generated content”. Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa
membuat Web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi
dan berkomunikasi.

Namun media sosial juga bisa mempengaruhi pola pikir dan perilaku setiap individu, baik
berupa sesuatu yang negative maupun posititf, tergantung orang memanfaatkannya dan
menggunakannya ke jalan yang baik ataupun sampai melalakukan kejahatan. Kejahatan adalah
perbuatan manusia yang melanggar dan menentang atau bertentangan dengan apa yang di
tentukan dalam kaidah hukum, tegasnya perbuatan yang melanggar larangan yang ditetapkan
dalam kaidah hukum, dan tidak memenuhi atau melawan perintah-perintah yang telah ditetapkan
dalam kaidah hukum yang berlaku dalam masyarakat dimana yang bersangkutan bertempat
tinggal (Ninik Widiyanti dan Yulius Waskita, 1987;29).

Secara sosiologis, kejahatan adalah semua ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang
secara ekonomis, politis, dan sosial psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma-
norma susila dan menyerang keselamatan warga masyarakat (baik yang telah tercamtum dalam
UUD pidana). Kejahatan merupakan suatu perbuatan yang sangat bertentangan dengan rasa
keadilan, perilaku dari tindakan kejahatan dapat dilakukan oleh berbagai golongan dan dilakukan
dalam berbagai kondisi yang berebeda satu sama lainnya. Teori-teori menyebutkan tentang
penyebab suatu kejahatan sangat banyak ditemukan, dimana pendapat satu sama lainnya saling
berbeda.

“Di era digital seperti saat ini, internet telah menjadi bagian penting dalam kehidupan
anak di Indonesia. Dari catatan, ada sekitar 75% anak berusia 10-12 tahun telah menggunakan
ponsel dan memiliki media sosial. Sementara anak yang terlahir di atas tahun 2000 sudah
terpapar teknologi sejak lahir atau dikenal dengan digital native”, ungkap Deputi Bidang
Perindungan Anak Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nahar.

Berdasarkan data Bareskrim Mabes Polri, pada tahun 2016 hingga febuari 2018, terjadi
1.127 kasus eksploitasi seksual anak. Sementara Kmisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
menyebutkan hingga 2018 tercatat 1.809 kasus eksploitasi anak melalui media sosial.

Dilihat dari sudut pandang hukum adalah setiap tingkah laku manusia yang melanggar
aturan hukum pidana. Suatu perbuatan dianggap bukan kejahatan kejahatan apabila perbuatan
tersebut tidak dilarang di dalam aturan hukum pidana.

Menurut P.N. Howard dan M.R Parks (2012) media sosial adalah media yang terdiri atas
tiga bagian : infrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi dan
mendistribusikan isi media, isi media bisa berupa pesan-pesan pribadi, berita, gagasan dan
produk-produk budaya yang berbentuk digital (individu,organisasi,dan industry).

3). Fokus Malasah :

Permasalahan ini difokuskan pada bagaimana upaya komisi pelindungan anak dalam
mengurangi kejahatan terhadap anak dari penyalahgunaan media sosial dan mengetahui faktor-
faktor yang menjadi penyebab meningkatnya kejahatan terhadap anak di Jakarta.

4). Rumusan Masalah :

a. Mengapa maraknya penggunaan media sosial dapat meningkatkan kejahatan terhadap


anak?
b. Bagaimana upaya komisi perlindungan anak dalam mengurangi kejahatan terhadap anak
dari penyalahgunaan media sosial?

5). Literatur Riview :

Definisi :

Kejahatan dan Media Sosial

Kejahatan adalah perbuatan manusia yang melanggar dan menentang atau bertentangan
dengan apa yang di tentukan dalam kaidah hukum, tegasnya perbuatan yang melanggar larangan
yang ditetapkan dalam kaidah hukum, dan tidak memenuhi atau melawan perintah-perintah yang
telah ditetapkan dalam kaidah hukum yang berlaku dalam masyarakat dimana yang bersangkutan
bertempat tinggal (Ninik Widiyanti dan Yulius Waskita, 1987;29).

Secara sosiologis, kejahatan adalah semua ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang
secara ekonomis, politis, dan sosial psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma-
norma susila dan menyerang keselamatan warga masyarakat (baik yang telah tercamtum dalam
UUD pidana). Kejahatan merupakan suatu perbuatan yang sangat bertentangan dengan rasa
keadilan, perilaku dari tindakan kejahatan dapat dilakukan oleh berbagai golongan dan dilakukan
dalam berbagai kondisi yang berebeda satu sama lainnya. Teori-teori menyebutkan tentang
penyebab suatu kejahatan sangat banyak ditemukan, dimana pendapat satu sama lainnya saling
berbeda.

Dilihat dari sudut pandang hukum adalah setiap tingkah laku manusia yang melanggar
aturan hukum pidana. Suatu perbuatan dianggap bukan kejahatan kejahatan apabila perbuatan
tersebut tidak dilarang di dalam aturan hukum pidana.

Menurut P.N. Howard dan M.R Parks (2012) media sosial adalah media yang terdiri atas
tiga bagian : infrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi dan
mendistribusikan isi media, isi media bisa berupa pesan-pesan pribadi, berita, gagasan dan
produk-produk budaya yang berbentuk digital (individu,organisasi,dan industry).

Media sosial adalah media online yang medukung interaksi sosial. Media sosial menggunakan
teknologi yang berbasis Web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaksi. Definisi lain
dari media sosial juga dijelaskan oleh Antony Mayfled (2008). Menurutnya Media sosial adalah
media dimana penggunanya dengan mudah berpartisipasi didalamnya. Dimana krakteristiknya
meliputi keterbukaan, perbincangan, komunitas, dan keterhubungan. Andreas Kaplan dan
Michael Haenlien mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis
internet yang membangun atas dasar ideology dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkikan
penciptaan dan pertukaran user-generated content”. Jejaring sosial merupakan situs dimana
setiap orang bisa membuat Web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk
berbagi informasi dan berkomunikasi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kejahatan terhadap anak yang disebabkan oleh Media
sosial :

 Cyber Bullying

Perpenloncoan terutama dikalangan pelajar yang menggunakan media seperti Facebook


banyak melahirkan perundungan cyber yang sama depresif akibatnya seprti perundungan pada
umumnya.

 Memicu kejahatan

Media sosial bisa menjadi lahan bagi predator untuk melakukan kejahatan. Anak-anak
bahkan remaja belum tentu bisa mengidentifikasi orang-orang yang dikenal melalui media sosial
menggunakan identitas asli atau palsu. Bisa jadi “teman” daalm media sosial merupakan
kumpulan atau orang yang berniat melakukan tindak kejahatan. Misalnya kejahatan seksual,
perampokan, pembunuhan, kekerasan dan sebagainya.

 Pornografi

Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak
salah. Dengan kemapuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun
merajalela. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa
mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak Kriminal.

 Komunikasi yang buruk


Semakin anak kecanduan media sosial, ia hanya akan mementingkan diri sendiri.
Kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain juag bisa menghilang. Hal ini karena anak-
anak dan remaja tersebut tidak pernah berhubungan dengan masyarakat sekitar. Pengetahuan
tentang seluk beluk berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti Bahasa tubuh dan nada suara,
juga menjadi berkurang. Ancaman ujaran kebencian

Penggunaan agama untuk kepentingan politik, seruan kebencian pada golongan minoritas,
smapai praktek-praktek tingkah laku yang kasar, penuh kebencian sering hadir sehari-hari dalam
genggaman tanpa saringan. Jika tak bisa memilah sejumlah informasi tersebut, anak-anak dan
remaja rentan terhadap provokasi ujaran kebencian.

 Perkembangan Emosi

Pada remaja, perkembangan emosi tidak terlepas dari interaksinya dari lingkungan sosial.
Bila lingkunagn sosial yang ada di sekililing remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan
tidak pada kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak kuat.

 Perkembangan Fisik

Terlalu banyak menggunakan internet dapat menyebabkan perkembangan fisik remaja


mengalami physical decline. Contohnya problem visual seperti kelelahan mata, sakit kepala
bahkan penglihatan kabur. Selain gangguan tersebut, kecanduan media sosial juga bisa
mengakibatkan obesitas pada anak-anak dan remaja karena berkurangnya aktifitas fisik.

 Mengumbar Rahasia

Media sosial kerap menjadi lahan untuk mengungkapkan isi hati, bukan hanya remaja dan
anak-anak, bahkan orang dewasa sering tidak menyadari, media sosial justru menjadi media
untuk mengumbar aib, banyak hal yang semestinya bukan bagian dari informasi publik seperti
rahasia pribadi yang dibagikan oleh pemilik akun media sosial.

REVIEW :

Dari kasus yang saya ambil dan referensi jurnal yang saya baca, dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat kesamaan dan perbedaan.
 Perbedaan

Dari jurnal yang saya baca kejahatan terhadap anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mana kejahatan tersebut dikarenakan oleh maraknya penggunaan media sosial, yang dapat
menimbulkan beberapa faktor terhadap anak, yaitu media sosial memicu bullying, pemicu
kejahatan, ancaman ujaran kebencian, pornografi, perkembangan fisik, perkembangan emosi
terhadap anak, Dari faktor tersebut dapat dilihat bahwa media sosial dapat menimbulkan
berbagai macam kejahatan. Sedangkan Dari kasus yang saya ambil yaitu “Anak rawan jadi
korban jadi korban kejahatan” adanya perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi kejahatan
yang terjadi terhadap anak berupa kekerasan seksual, yang bahkan dilakukan oleh orang
terdekatnya, dalam kasus ini juga kejahatan terjadi adanya pengaruh dari lingkungan, teman, dan
juga keluarga, yang mana dalam kasus tersebut adanya kurangnya pengawasan dari orang tua
atau pihak keluarga.

Tidak hanya itu, ini juga disebabkan oleh faktor akses pornografi, tetapi kurangnya
pengawasan dari orang tua untuk anak dalam penggunaan media sosial, dan juga anak kurang di
dengar oleh orang tuanya, dimana anak butuh perhatian yang penuh, yang menginginkan kasih
sayang yang lebih dari orang tuanya. Di era ini juga banyak orang menyepelekan dampak dari
penyalahgunaan media sosial, yang mana di kasus ini dapat dilihat bahwa anak-anak sudah tidak
tabu lagi dengan internet, yang bisa mengakses segala hal yang ingin diketahuinya lebih lanjut
lagi, sehingga banyak anak jadi korban kejahatan seksual dan juga bisa mengakibatkan gangguan
psikologis terhadap anak yang tidak dikontrol dalam mengakses internet.

 Persamaan

Dari jurnal yang saya baca adanya persamaan antara kasus yang saya ambil, dimana didalam
jurnal disebutkan bahwa adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dan melatarbelakangi
kejahatan terhadap anak salah satu nya yaitu pornografi, yang mana didalam kasus “Anak rawan
jadi korban kejahatan media sosial” ini kejahatan yang disebakan oleh akses pornografi yang
menyebabkan tingkat kejahatan terhadap anak semakin meningkat.

6). Variabel Penelitian :

Akibat : Kejahatan Terhadap Anak


Sebab : Maraknya Penggunaan Media Sosial

a. Variabel Indepeden

Variabel ini disebut dengan variable bebas, yang mana mempengaruhi atau yang menjadi
sebab. Dari kasus yang saya ambil dengan judul “Maraknya Penggunaan Media Sosial Kejahatan
Terhadap Anak Semakin Meningkat Di Jakarta” jadi variabel indepedenya adalah Maraknya
Penggunaan Media Sosial. Namun juga ada beberapa variabel Indepeden atau Faktor yang
mempengaruhi akibat dari kasus saya yaitu Kurang pengawsan dari orang tua dan Akses
Pornografi.

b. Variabel Dependen

Variabel ini disebut dengan variabel Akibat, yang mana Variabel ini yang mempengaruhi
atau yang menjadi akibat. Dari kasus saya ambil dengan judul “ Maraknya Penggunaan Media
Sosial Kejahatan Terhadap Anak Semakin Meningkat Di Jakarta” yang variabel dependen nya
adalah Kejahatan Terhadap Anak.

7). Hipotesis :

1. Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis Nol juga sering disebut sebagai hipotesis yang diuji dengan statistik. Hipotesis ini
Mempunyai bentuk dasar atau memiliki Statement yang menyatakan tidak ada hubungan antara
variabel X dan variabel Y akan diteliti, Statement kongkret nya dapat di contohkan “Tidak ada
pengaruh antara maraknya penggunaan media sosial kejahatan terhadap anak semakin
meningkat di Jakarta”

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis Alternatif ialah Hipotesis yang bisa langsung dirumuskan apabila dalam suatu
penelitian, hipotesis nol ditolak. Hipotesis ini menyatakan ada hubungan, yang berarti ada
Signifikan antara variabel Independen (X) dan variabel Dependen (Y). maka Statement kongkret
nya dapat di contohkan “Ada pengaruh antara maraknya penggunaan media sosial
kejahatan terhadap anak semakin meningkat di Jakarta”.
8). Populasi Dan Sampel

Populasi : Anak-anak yang mengalami kejatahan melalui media sosial

Sampel : Jumlah kejahatan terhadap anak yang ada di Jakarta

You might also like