Professional Documents
Culture Documents
LOGIKA MATEMATIKA
Kalimat - kalimat pada contoh di atas hanya bernilai benar saja atau salah saja, tetapi
tidak sekaligus benar dan salah pada saat yang sama. Kalimat - kalimat seperti itu
disebut pernyataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan
Pernyataan adalah kalimat yang hanya benar atau hanya salah, akan tetapi tidak
sekaligus benar dan salah
Dari uraian tersebut jelas bahwa setiap pernyataan adalah suatu kalimat, tetapi suatu
kalimat belum tentu merupakan suatu pernyataan.
Tiga kalimat awal pada contoh di atas tidak menerangkan sesuatu (bukan kalimat
deklaratif), sehingga kalimat - kalimat tersebut bukan pernyataan.
Tiga kalimat berikutnya pada contoh menerangkan sesuatu, dapat bernilai benar atau
salah bergantung pada keadaan. Kalimat - kalimat tersebut juga bukan merupakan
pernyataan.
Contoh:
a. Dasar Empiris: benar atau salahnya suatu pernyataan berdasarkan fakta yang kita
jumpai sehari - hari
b. Dasar Tak Empiris: benar atau salahnya suatu pernyataan dibuktikan melalui
perhitungan - perhitungan
3. Kalimat Terbuka
Adalah kalimat - kalimat yang mengandung variabel, belum dapat ditentukan benar
atau salahnya.
Contoh:
a. x - 1 = 4
b. y + 1 > 6
c. Anu adalah benda mati.
d. Hari ini makan terserah.
Nilai pengganti dari variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi suatu
pernyataan disebut penyelesaian.
B. PERNYATAAN MAJEMUK
Adalah pernyataan baru yang dibentuk dari beberapa pernyataan tunggal dengan
menggunakan kata hubung.
Contoh:
Surabaya adalah ibukota Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia.
Pada contoh tersebut, dapat diuraikan menjadi beberapa pernyataan dan kata hubung:
Untuk menganalisis nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk, dapat dilakukan
dengan operasi matematika, yaitu:
1. Ingkaran/Negasi
Yaitu pernyataan yang merupakan lawan dari pernyataan yang sudah ada.
Dilambangkan dengan:
~𝑝
Contoh:
b) Pernyataan awal:
q: 4 adalah bilangan prima
Dari contoh - contoh di atas, jika pernyataan awal bernilai benar, maka negasinya
bernilai salah dan sebaliknya.
p ~p
B S
S B
2. Konjungsi
Adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dengan menggunakan kata hubung dan,
tetapi, walaupun.
Dilambangkan dengan:
𝑝∧𝑞
p q 𝑝∧𝑞
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh:
Hanya satu pernyataan yang bernilai benar, karena itu pernyataan majemuk
tersebut bernilai SALAH
3. Disjungsi
Adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dengan menggunakan kata hubung atau.
Dilambangkan dengan:
𝑝∨𝑞
p q 𝑝∨𝑞
B B B
B S B
S B B
S S S
Contoh:
4. Implikasi
Adalah pernyataan majemuk yang disusun dari dua pernyataan p dan q dalam bentuk
jika p maka q.
Dilambangkan:
𝑝→𝑞
p q 𝑝→𝑞
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh:
5. Biimplikasi
Adalah pernyataan majemuk yang disusun dalam bentuk p jika dan hanya jika q.
Dilambangkan:
𝑝⇔𝑞
p q 𝑝⇔𝑞
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh:
q: 2 x 3 = 6 (benar)
b) Jakarta ibukota Filipina jika dan hanya jika Sidney ibukota Italia.
c) Saya tertidur di kelas jika dan hanya jika pelajaran yang berlangsung adalah
matematika
Untuk menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk yang lebih rumit,
dapat dilakukan dengan cara:
Contoh:
Jika siswa dilarang makan atau minum di kelas maka siswa tidak konsentrasi belajar
Langkah 1:
Langkah 2:
(𝑝 ∨ 𝑞) → 𝑟
Langkah 3 - 5:
p q r 𝑝∨𝑞 (4) → 𝑟
(1) (2) (3) (4) (5)
B B B B B
B B S B S
B S B B B
B S S B S
S B B B B
S B S B S
S S B S B
S S S S B
Adalah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai
kebenaran dari pernyataan - pernyataan komponennya.
Contoh:
p q 𝑝→𝑞 (𝑝 → 𝑞) ∧ 𝑝 [(𝑝 → 𝑞) ∧ 𝑝] → 𝑞
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B
2. Ekuivalensi
Adalah dua pernyataan majemuk yang memiliki nilai kebenaran yang sama untuk
semua kemungkinan nilai kebenaran pernyataan - pernyataan komponennya.
MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG
10
𝑎≡𝑏
dibaca: a ekuivalen b
Contoh:
p q ~p ~q 𝑝∨𝑞 ∼ (𝑝 ∨ 𝑞) (∼ 𝑝 ∧∼ 𝑞)
B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B
Kedua pernyataan majemuk memiliki nilai kebenaran yang sama, maka dapat
dikatakan bahwa kedua pernyataan majemuk tersebut adalah EKUIVALEN
1. Konjungsi
~(𝑝 ∧ 𝑞 ) ≡ ~𝑝 ∨ ~𝑞
2. Disjungsi
~(𝑝 ∨ 𝑞 ) ≡ ~𝑝 ∧ ~𝑞
3. Implikasi
~(𝑝 → 𝑞 ) ≡ 𝑝 ∧ ~𝑞
4. Biimplikasi
~(𝑝 ⇔ 𝑞 ) ≡ (𝑝 ∧ ~𝑞 ) ∨ (𝑞 ∧ ~𝑝)
Negasi dari masing - masing bentuk tersebut memiliki nilai kebenaran yang
bertautologi dengan bentuk ekuivalennya.
F. KALIMAT BERKUANTOR
∀(𝑥 ), 𝑝(𝑥)
Contoh:
Menyatakan paling sedikit ada satu obyek yang memenuhi sifat kalimat yang
menyatakannya. Ditandai dengan kata hubung "ada" atau "untuk beberapa" atau
"paling sedikit satu"
∃(𝑥 ), 𝑝(𝑥)
Contoh:
Kuantor universal dan kuantor khusus saling bernegasi. Bentuk umum dari negasi
kuantor adalah:
Contoh:
Contoh:
Ada manusia yang tidak bisa menangis atau tidak bisa tertawa
Konvers, Invers, dan Kontraposisi adalah bentuk pernyataan majemuk yang berhubungan
dengan bentuk implikasi. Hubungan keempat bentuk tersebut dapat digambarkan dalam
diagram berikut:
kontraposisi
~𝑝 → ~𝑞 ~𝑞 → ~𝑝
H. PENARIKAN KESIMPULAN
Proses penarikan kesimpulan terdiri dari beberapa pernyataan yang diketahui yang
disebut premis, kemudian dengan prinsip logika diturunkan suatu pernyataan baru yang
disebut kesimpulan/konklusi.
Penarikan kesimpulan bernilai sah jika tabel kebenarannya berupa tautologi. Bentuk uji
kebenaran penarikan kesimpulan adalah (𝑝𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 1 ∧ 𝑝𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 2) → 𝑘𝑒𝑠𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛
1. Modus Ponens
𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 1: 𝑝 → 𝑞
𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 2: 𝑞
∴𝑞
Contoh:
2. Modus Tollens
𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 1: 𝑝 → 𝑞
𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 2: ~𝑞
∴ ~𝑝
Contoh:
3. Silogisme
𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 1: 𝑝 → 𝑞
𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 2: 𝑞 → 𝑟
∴𝑝→𝑟
Contoh: