You are on page 1of 15

MATEMATIKA X

LOGIKA MATEMATIKA

SMK COR JESU MALANG


JL. J.A. SOEPRAPTO 55, KLOJEN
MALANG – JAWA TIMUR 65112
0341-325480
1

A. PERNYATAAN, NILAI KEBENARAN, KALIMAT TERBUKA


1. Pernyataan

Simaklah beberapa kalimat berikut:

a. Jumlah 4 dan 8 adalah 12


b. 8 adalah bilangan genap
c. 6 adalah bilangan ganjil
d. 5 kurang dari 3

Kalimat - kalimat pada contoh di atas hanya bernilai benar saja atau salah saja, tetapi
tidak sekaligus benar dan salah pada saat yang sama. Kalimat - kalimat seperti itu
disebut pernyataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan

Pernyataan adalah kalimat yang hanya benar atau hanya salah, akan tetapi tidak
sekaligus benar dan salah

Dari uraian tersebut jelas bahwa setiap pernyataan adalah suatu kalimat, tetapi suatu
kalimat belum tentu merupakan suatu pernyataan.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa contoh kalimat berikut:

a. Berapa jumlah uangmu?


b. Makanlah nasi putih itu.
c. Jangan membuang sampah sembarangan!
d. Dia berbadan tinggi.
e. Kue bolu rasanya enak.
f. Surabaya dekat jaraknya.

Tiga kalimat awal pada contoh di atas tidak menerangkan sesuatu (bukan kalimat
deklaratif), sehingga kalimat - kalimat tersebut bukan pernyataan.

Tiga kalimat berikutnya pada contoh menerangkan sesuatu, dapat bernilai benar atau
salah bergantung pada keadaan. Kalimat - kalimat tersebut juga bukan merupakan
pernyataan.

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


2

2. Lambang dan Nilai Kebenaran Sebuah Pernyataan

Dalam matematika, pernyataan - pernyataan dapat dilambangkan dengan


menggunakan huruf kecil seperti a,b,c,...,p,q,r,s.

Contoh:

a. Pernyataan "5 adalah bilangan ganjil" dilambangkan dengan huruf p sehingga


dapat ditulis:
p: 5 adalah bilangan ganjil
b. Pernyataan "Ibukota Jawa Tengah adalah Surabaya" dilambangkan dengan huruf
q, dapat ditulis:
q: Ibukota Jawa Tengah adalah Surabaya
Untuk menunjukkan benar atau salahnya suatu pernyataan dapat dilakukan dengan
cara:

a. Dasar Empiris: benar atau salahnya suatu pernyataan berdasarkan fakta yang kita
jumpai sehari - hari
b. Dasar Tak Empiris: benar atau salahnya suatu pernyataan dibuktikan melalui
perhitungan - perhitungan

3. Kalimat Terbuka

Adalah kalimat - kalimat yang mengandung variabel, belum dapat ditentukan benar
atau salahnya.

Contoh:

a. x - 1 = 4
b. y + 1 > 6
c. Anu adalah benda mati.
d. Hari ini makan terserah.

Nilai pengganti dari variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi suatu
pernyataan disebut penyelesaian.

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


3

B. PERNYATAAN MAJEMUK

Adalah pernyataan baru yang dibentuk dari beberapa pernyataan tunggal dengan
menggunakan kata hubung.

Contoh:

Surabaya adalah ibukota Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia.

Pada contoh tersebut, dapat diuraikan menjadi beberapa pernyataan dan kata hubung:

Pernyataan 1: Surabaya adalah ibukota Jawa Timur

Pernyataan 2: Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia

Kata hubung: dan

Nilai kebenaran dari pernyataan majemuk dapat ditentukan bila diketahui:

1. Nilai kebenaran dari pernyataan - pernyataan komponennya


2. Kata hubung yang digunakan

Untuk menganalisis nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk, dapat dilakukan
dengan operasi matematika, yaitu:

1. Ingkaran/Negasi

Yaitu pernyataan yang merupakan lawan dari pernyataan yang sudah ada.
Dilambangkan dengan:

~𝑝

Contoh:

a) Pernyataan awal: p: 3 adalah faktor dari 12

~p : 3 bukan faktor dari 12

~p: Tidak benar 3 adalah faktor dari 12

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


4

b) Pernyataan awal:
q: 4 adalah bilangan prima

~q: Tidak benar 4 adalah bilangan prima

~q: 4 bukan bilangan prima

c) Pernyataan awal: r: saya tidak suka sayur kol

~r: saya suka sayur kol

~r: tidak benar saya tidak suka sayur kol

Dari contoh - contoh di atas, jika pernyataan awal bernilai benar, maka negasinya
bernilai salah dan sebaliknya.

Tabel kebenaran dari negasi dapat dituliskan sebagai berikut:

p ~p
B S
S B
2. Konjungsi

Adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dengan menggunakan kata hubung dan,
tetapi, walaupun.

Dilambangkan dengan:

𝑝∧𝑞

Tabel kebenaran dari konjungsi adalah:

p q 𝑝∧𝑞
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh:

a) 3 adalah bilangan prima dan 6 adalah bilangan genap

p: 3 adalah bilangan prima (benar)

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


5

q: 6 adalah bilangan genap (benar)

Kedua pernyataan komponen bernilai benar, maka pernyataan majemuk tersebut


bernilai BENAR.

b) Indonesia merupakan negara kerajaan walaupun kepala negaranya presiden.

Pernyataan 1: Indonesia merupakan negara kerajaan (salah)

Pernyataan 2: Kepala negara Indonesia adalah presiden (benar)

Hanya satu pernyataan yang bernilai benar, karena itu pernyataan majemuk
tersebut bernilai SALAH

3. Disjungsi

Adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dengan menggunakan kata hubung atau.

Dilambangkan dengan:

𝑝∨𝑞

Tabel kebenaran dari disjungsi adalah:

p q 𝑝∨𝑞
B B B
B S B
S B B
S S S
Contoh:

a) 3 adalah bilangan prima atau ganjil

p: 3 adalah bilangan prima (benar)

q: 3 adalah bilangan ganjil (benar)

Kedua pernyataan komponen bernilai benar, maka pernyataan majemuk tersebut


bernilai BENAR

b) Tahun 2019 adalah tahun ganjil atau tahun kabisat

p: Tahun 2019 adalah tahun ganjil (benar)

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


6

q: Tahun 2019 adalah tahun kabisat (salah)

Salah satu pernyataan komponen bernilai benar, maka pernyataan majemuk


tersebut bernilai BENAR

c) SMK Cor Jesu terletak di Jogjakarta atau 3 adalah bilangan genap

Pernyataan 1: SMK Cor Jesu terletak di Jogjakarta (salah)

Pernyataan 2: 3 adalah bilangan genap (salah)

Kedua pernyataan bernilai salah, maka pernyataan majemuk tersebut bernilai


SALAH

4. Implikasi

Adalah pernyataan majemuk yang disusun dari dua pernyataan p dan q dalam bentuk
jika p maka q.

Dilambangkan:

𝑝→𝑞

Tabel kebenaran dari Implikasi adalah:

p q 𝑝→𝑞
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh:

a) Jika hari hujan maka saya tidak berangkat sekolah

p: Hari hujan (benar)

q: Saya tidak berangkat sekolah (benar)

Kedua pernyataan komponen benar, maka pernyataan majemuk tersebut bernilai


BENAR

b) Jika hari hujan maka saya tidak berangkat sekolah

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


7

p: Hari hujan (benar)

q: Saya berangkat sekolah (salah)

Pernyataan pertama (anteseden/hipotesis) bernilai benar, pernyataan kedua


(konklusi/konsekuen) bernilai salah, maka pernyataan majemuk tersebut bernilai
SALAH

5. Biimplikasi

Adalah pernyataan majemuk yang disusun dalam bentuk p jika dan hanya jika q.

Dilambangkan:

𝑝⇔𝑞

Tabel kebenaran Biimplikasi adalah:

p q 𝑝⇔𝑞
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh:

a) 4 adalah kelipatan 2 jika dan hanya jika 2 x 3 = 6

p: 4 adalah kelipatan 2 (benar)

q: 2 x 3 = 6 (benar)

Kedua pernyataan komponen bernilai benar, maka pernyataan majemuk tersebut


bernilai BENAR

b) Jakarta ibukota Filipina jika dan hanya jika Sidney ibukota Italia.

p: Jakarta ibukota Filipina (salah)

q: Sidney ibukota Italia (salah)

Kedua pernyataan komponen bernilai salah, maka pernyataan majemuk tersebut


bernilai BENAR

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


8

c) Saya tertidur di kelas jika dan hanya jika pelajaran yang berlangsung adalah
matematika

p: Saya tertidur di kelas (benar)

q: Pelajaran yang berlangsung adalah matematika (salah)

Salah satu pernyataan komponen bernilai salah, maka pernyataan majemuk


tersebut bernilai SALAH

C. NILAI KEBENARAN PERNYATAAN MAJEMUK KOMPLEKS

Untuk menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk yang lebih rumit,
dapat dilakukan dengan cara:

1. Tentukan pernyataan komponen yang ada


2. Tentukan bentuk pernyataan majemuk
3. Tentukan semua nilai kebenaran yang mungkin dari masing - masing pernyataan
komponen
4. Tentukan nilai kebenaran yang mungkin dari kata hubung yang ada
5. Tentukan nilai kebenaran total dari pernyataan majemuk tersebut

Contoh:

Jika siswa dilarang makan atau minum di kelas maka siswa tidak konsentrasi belajar

Langkah 1:

p: siswa dilarang makan

q: siswa dilarang minum

r: siswa tidak konsentrasi belajar

Langkah 2:

Bentuk umum pernyataan majemuk tersebut:

(𝑝 ∨ 𝑞) → 𝑟

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


9

Langkah 3 - 5:

Tabel kebenaran pernyataan majemuk

p q r 𝑝∨𝑞 (4) → 𝑟
(1) (2) (3) (4) (5)
B B B B B
B B S B S
B S B B B
B S S B S
S B B B B
S B S B S
S S B S B
S S S S B

D. TAUTOLOGI DAN EKUIVALENSI


1. Tautologi

Adalah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai
kebenaran dari pernyataan - pernyataan komponennya.

Contoh:

Bentuk pernyataan majemuk [(𝑝 → 𝑞 ) ∧ 𝑝] → 𝑞

Buat tabel kebenarannya:

p q 𝑝→𝑞 (𝑝 → 𝑞) ∧ 𝑝 [(𝑝 → 𝑞) ∧ 𝑝] → 𝑞
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B

Hasil keseluruhan pernyataan tersebut bernilai BENAR SEMUA, maka pernyataan


majemuk tersebut adalah TAUTOLOGI

2. Ekuivalensi

Adalah dua pernyataan majemuk yang memiliki nilai kebenaran yang sama untuk
semua kemungkinan nilai kebenaran pernyataan - pernyataan komponennya.
MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG
10

Jika diketahui pernyataan majemuk a dan pernyataan majemuk b serta keduanya


ekuivalen, dapat dituliskan dengan lambang:

𝑎≡𝑏

dibaca: a ekuivalen b

Contoh:

Pernyataan majemuk ∼ (𝑝 ∨ 𝑞 ) dengan (∼ 𝑝 ∧∼ 𝑞 )

Uji nilai kebenaran dengan menggunakan tabel kebenaran:

p q ~p ~q 𝑝∨𝑞 ∼ (𝑝 ∨ 𝑞) (∼ 𝑝 ∧∼ 𝑞)
B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B

Kedua pernyataan majemuk memiliki nilai kebenaran yang sama, maka dapat
dikatakan bahwa kedua pernyataan majemuk tersebut adalah EKUIVALEN

Contoh lain bentuk ekuivalen adalah 𝑝 → 𝑞 ≡ ~𝑝 ∨ 𝑞

E. NEGASI PERNYATAAN MAJEMUK

Pernyataan majemuk juga memiliki negasi/ingkaran. Bentuk ekuivalen dari negasi


pernyataan majemuk adalah:

1. Konjungsi

~(𝑝 ∧ 𝑞 ) ≡ ~𝑝 ∨ ~𝑞

2. Disjungsi

~(𝑝 ∨ 𝑞 ) ≡ ~𝑝 ∧ ~𝑞

3. Implikasi

~(𝑝 → 𝑞 ) ≡ 𝑝 ∧ ~𝑞

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


11

4. Biimplikasi

~(𝑝 ⇔ 𝑞 ) ≡ (𝑝 ∧ ~𝑞 ) ∨ (𝑞 ∧ ~𝑝)

Negasi dari masing - masing bentuk tersebut memiliki nilai kebenaran yang
bertautologi dengan bentuk ekuivalennya.

F. KALIMAT BERKUANTOR

Kuantor adalah pernyataan yang menyatakan berapa banyak suatu obyek


digunakan dalam suatu sistem. Pernyataan kuantor sering digunakan dalam suatu
kesimpulan dalam logika. Bentuk - bentuk kuantor antara lain:

1. Kuantor universal (Universal Quantifier/Kuantor Umum)

Ditandai dengan kata hubung "untuk semua" atau "untuk setiap"

Notasi kuantor universal:

∀(𝑥 ), 𝑝(𝑥)

Dibaca: "untuk semua/untuk setiap x berlaku p(x)

Contoh:

a. Semua gajah berkaki empat


b. Setiap bilangan prima adalah bilangan asli
2. Kuantor Eksistensial (Existensial Quantifier/Kuantor Khusus)

Menyatakan paling sedikit ada satu obyek yang memenuhi sifat kalimat yang
menyatakannya. Ditandai dengan kata hubung "ada" atau "untuk beberapa" atau
"paling sedikit satu"

Notasi kuantor khusus:

∃(𝑥 ), 𝑝(𝑥)

Dibaca: "ada x yang memenuhi p(x)

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


12

Contoh:

a. Ada hewan yang berkaki dua


b. Terdapat bilangan prima yang genap

Kuantor universal dan kuantor khusus saling bernegasi. Bentuk umum dari negasi
kuantor adalah:

~[∀(𝑥)], 𝑝(𝑥 ) ≡ ∃(𝑥 ), ~𝑝(𝑥 )

~∃(𝑥 ), 𝑞(𝑥 ) ≡ ∀(𝑥 ), ~𝑞 (𝑥)

Contoh:

a. Semua manusia bisa bernyanyi

Ingkaran: Ada manusia yang tidak bisa bernyanyi

b. Ada siswa yang tertidur di kelas

Ingkaran: Semua siswa tidak tertidur di kelas

Untuk pernyataan berkuantor yang mengandung bentuk majemuk, negasinya juga


mengikuti aturan pernyataan majemuk.

Contoh:

a. Semua manusia bisa menangis dan tertawa

Bentuk ini dapat dilambangkan dengan ∀(𝑥 ), (𝑝 ∧ 𝑞 ), dimana:

p: manusia bisa menangis

q: manusia bisa tertawa

Maka bentuk negasinya adalah: ~[∀(𝑥), (𝑝 ∧ 𝑞 )] ≡ ∃(𝑥 ), ~(𝑝 ∧ 𝑞 ) ≡


∃(𝑥 ), (~𝑝 ∨ ~𝑞 )

Jadi, pernyataan negasinya menjadi:

Ada manusia yang tidak bisa menangis atau tidak bisa tertawa

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


13

G. KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI

Konvers, Invers, dan Kontraposisi adalah bentuk pernyataan majemuk yang berhubungan
dengan bentuk implikasi. Hubungan keempat bentuk tersebut dapat digambarkan dalam
diagram berikut:

𝑝→𝑞 konvers 𝑞→𝑝


invers

kontraposisi

~𝑝 → ~𝑞 ~𝑞 → ~𝑝

H. PENARIKAN KESIMPULAN

Proses penarikan kesimpulan terdiri dari beberapa pernyataan yang diketahui yang
disebut premis, kemudian dengan prinsip logika diturunkan suatu pernyataan baru yang
disebut kesimpulan/konklusi.

Penarikan kesimpulan bernilai sah jika tabel kebenarannya berupa tautologi. Bentuk uji
kebenaran penarikan kesimpulan adalah (𝑝𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 1 ∧ 𝑝𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 2) → 𝑘𝑒𝑠𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛

Ada 3 macam modus penarikan kesimpulan, yaitu:

1. Modus Ponens

𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 1: 𝑝 → 𝑞
𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 2: 𝑞
∴𝑞

Contoh:

Premis 1: Jika guru masuk kelas maka semua siswa terdiam

Premis 2: Guru masuk kelas

Kesimpulan: Siswa terdiam

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG


14

2. Modus Tollens

𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 1: 𝑝 → 𝑞
𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 2: ~𝑞
∴ ~𝑝

Contoh:

Premis 1: Jika hari cerah maka saya akan masuk sekolah

Premis 2: Saya tidak masuk sekolah

Kesimpulan: Hari tidak cerah

3. Silogisme

𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 1: 𝑝 → 𝑞
𝑃𝑟𝑒𝑚𝑖𝑠 2: 𝑞 → 𝑟
∴𝑝→𝑟

Contoh:

Premis 1: Jika saya mengantuk maka saya tidur

Premis 2: Jika saya tidur maka saya terlambat sekolah

Kesimpulan: Jika saya mengantuk maka saya terlambat sekolah

MODUL MATEMATIKA X LOGIKA MATEMATIKA SMK COR JESU MALANG

You might also like