Professional Documents
Culture Documents
DisusunOleh:KELOMPOK 1
1.AgusPriyanto E520173195
2.NoorhadiSuprayitno E520173222
3.Murwati E520173220
4.Susanti E520173233
Sebagai rasa terimakasih atas bantuan dan bimbingan serta dorongan dari semua
pihak,kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Semoga Allah SWT selalu membalas segala kebaikan mereka dan selalu memberikan
berkah-Nya.Kami sebagai manusia biasa menyadari bahwa penyusun dari makalah ini masih
belum sempurna dan pastinya ada kekurangan.Kesempunaan hanya pada Allah semata.
Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi kebaikan
makalah ini mampu kedepannya Akhir kata,kami seluruh penyusun berharapagarmakalah
inimampu memberikan manfaat bagi kitasemua,khususnya bagi para pembaca dan di
lingkungan akademis.Amin ya robbal’alamin.
penyusun
KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN DAN KEPERAWATAN
Untuk mengubah pemahaman perilaku belum sehat menjadi perilaku sehat. Menurut
Machfoedz (2006) cit Azwar (1983: 18), membagi menjadi 3 macam, yaitu:
1).Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat sehingga
kader kesehatan mempunyai tanggung jawab didalam penyuluhannya mengarahkan cara
hidup sehat menjadi kebiasaan masyarakat sehari-hari.
2)Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun kelompok,
dalam hal ini pelayanan kesehatan dasar diarahkan agar dikelola sendiri oleh masyarakat
dalam bentuk yang nyata contohnya adalah posyandu
Secara umum, tujuan dari pendidikan kesehatan ialah meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial (Notoatmodjo S, 2003:21).
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan kesehatan dapat mencapai sasaran
(Saragih, 2010) yaitu :
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang
diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin
mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.
d.Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah
mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.
Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.
Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Didalam suatu proses pendidikan kesehatan yang
menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak
faktor.
Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus menggunakan
cara tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu
pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan
sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan
sasaran individual dan sebagainya.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok dan massa
(public).
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini digunakan
untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau
seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT karena baru saja memperoleh
/ mendengarkan penyuluhan kesehatan.
Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor yang lestari atau ibu hamil
tersebut segera minta imunisasi maka harus didekati perorangan. Perorangan disini tidak
hanya berarti kepada ibu-ibu yang bersangkutan tetapi mungkin juga kepada suami atau
keluarga dari ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku
baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka
perlu menggunakan metode (cara ini).
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran
serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan
lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya
sasaran pendidikan.
2.1.1 Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :
2.1.1.1 Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi dari yang akan
diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan :
a. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau disusun
2.1.1.2 Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut dapat
menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis),
penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan
gelisah.
2.1.2 Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke
atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang
suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
2.2 Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam
diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat
berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran
atau segi empat.
Pimpinan diskusi / penyuluh juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan
ada yang lebih tinggi. Tepatnya mereka dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota
kelompok ada kebebasan / keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan
(cara pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau
papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi
komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap
anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadilah diskusi.
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group) kemudian dilontarkan
suatu permasalahan sama / tidak dengan kelompok lain dan masing-masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan
dicari kesimpulannya.
Dalam metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat
atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota
masyarakat. Mereka meragakan misalnya bagaimana interaksi / komunikasi sehari-hari
dalam melaksanakan tugas.
Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-
pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli.
Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco
(penunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan
sebagian lagi berperan sebagai nama sumber.
Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya maka
pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya menggunakan
atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini, antara lain :
kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah
e. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
f. Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya adalah
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu:
a) Pendidikan kesehatan pada aspek promotif, sasarannya adalah kelompok orang sehat.
Derajat kesehatannya adalah dinamis oleh karena itu meskipun seseorang telah dalam kondisi
b) Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan, dan ini mencakup tiga
masyarakat yang beresiko tinggi (high risk). Misalnya: kelompok ibu hamil, para pekerja
(2) Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention), sasarannya adalah para penderita
penyakit kronis. Misalnya: asma, diabetes militus, dan sebagainya. Tujuannya agar penderita
(3) Pencegahan tingkat tiga (tertiary prevention), sasaranya adalah kelompok pasien yang
baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuannya agar mereka segera pulih kembali kesehatannya.
pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga), pendidikan kesehatan pada
umum.
a) Promosi kesehatan (health promotion), Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan
negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
c) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).
sering sulit mendeteksi penyakit yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu pendidikan
d) Pembatasan cacat (disability limitation). Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dan penyakit maka sering tidak melanjutkan pengobatannya
e) Rehabilitasi (rehabilitation), setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang orang
menjadi cacat sehingga diperlukan latihan tertentu. Disamping itu orang yang cacat setelah
sembuh dari penyakit, kadang malu untuk kembali ke masyarakat dan masyarakat tidak mau
Pendidikan kesehatan memiliki beberapa manfaat dan tujuan antara lain pertama,
tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yag optimal. Kedua, terbentuknya perilaku sehat pada
individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental
dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Ketiga, menurut
WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan dan
Jadi tujuan dan Manfaat pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh pengetahuan
dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial.
1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat, dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yg optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yg sesuai dengan
konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian.