You are on page 1of 4

Scenario: Bagaimana anda menjelaskan kasus yang terjadi pada

Hepi, anak perempuan usia 9 tahun dibawa ibunya ke Hepi dan Alvi?

puskesmas dengan keluhan munculnya gelembung-gelembung

berisi cairan di sekitar punggung kanannya sejak 2 hari yang

lalu dan terus bertambah. Dari anamnesis diketahui bahwa 5

hari sebelum keluhan kulit muncul, Hepi mengalami demam, Limfadenopati

tidak enak badan, nyeri otot serta lemas. Pada pemeriksaan Virus herpes simpleks disebarkan melalui kontak langsung

status dermatologis didapatkan efloresensi berupa vesikel dan antara virus dengan mukosa atau setiap kerusakan di kulit.

bula berkelompok unilateral dengan dasar kulit yang Virus herpes simpleks tidak dapat hidup di luar lingkungan

eritematous serta mengikuti dermatom, didapatkan yang lembab dan penyebaran infeksi melalui cara selain

pembesaran KGB leher. Dokter puskesmas menjelaskan kontak langsung kecil kemungkinannya terjadi. Virus herpes

bahwa Hepi terkena infeksi virus Herpes, kemudian simpleks memiliki kemampuan untuk menginvasi beragam sel

memberikan salep topikal dan obat minum. Ibu Hepi jadi melalui fusi langsung dengan membran sel. Pada infeksi aktif

cemas dan bertanya kepada dokter , apakah infeksi yang primer, virus menginvasi sel pejamu dan cepat berkembang

dialami Hepi sama dengan infeksi virus herpes kelamin yang dengan biak, menghancurkan sel pejamu dan melepaskan

pernah ia baca artikelnya di majalah? lebih banyak virion untuk menginfeksi sel-sel disekitarnya.

Pada saat yang sama, Alvi teman sekolah Hepi juga Pada infeksi aktif primer, virus menyebar melalui saluran

berobat dengan keluhan munculnya bercak-bercak kemerahan limfe ke kelenjar limfe regional dan menyebabkan

yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Bercak tersebut limfadenopati.

muncul sejak seminggu yang lalu setelah Alvi menggunakan Tubuh melakukan respon imun seluler dan humoral yang

gelang yang terbuat dari bahan metal. Alvi merasa tidak menahan infeksi tetapi tidak dapat mencegah kekambuhan

nyaman karena kulitnya sangat gatal dan terus memerah, infeksi aktif. Setelah infeksi awal timbul fase laten. Selama

membuat ia terus menerus ingin menggaruk. Dokter kemudian masa ini virus masuk ke dalam sel-sel sensorik yang

melakukan pemeriksaan, didapatkan makula eritematosa mempersarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi

berbatas tegas melingkar mengikuti bentuk gelang, tampak disepanjang akson untuk bersembunyi di dalam ganglion

adanya vesikel berkelompok dan tanda erosi di sekitar lesi. radiksdorsalis tempat virus berdiam tanpa menimbulkan

Alvi memang memiliki kulit sensitif dan pernah mengalami sitotoksisitas atau gejala pada manusia.

keluhan yang sama saat dulu menggunakan cincin dari bahan

yang sama. Dokter kemudian memberikan obat dan edukasi

agar kasus tersebut tidak berulang.


Varicella adalah suatu penyakit infeksi akut primer oleh virus pada dasar akar ganglia dan nervus spinalis. Virus tersebut

Varicella Zoster yang menyerang kulit, mukosa dan selaput dapat menjadi aktif kembali dalam tubuh individu dan

lendir, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf menyebabkan terjadinya Herpes Zoster.4

ditandai oleh adanya vesikel-vesikel, terutama berlokasi di

bagian sentral tubuh. Sinonimnya adalah cacar air, chicken Komplikasi

pox.1 Varicella merupakan penyakit infeksi virus akut dan

cepat menular. Penyakit ini merupakan hasil infeksi primer Nyeri post herpetik adalah nyeri yang timbul setelah gejala-

pada penderita yang rentan.2 gejala herpes zoster mulai membaik. Nyeri tersebut dapat

Varicella merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi merupakan komplikasi yang paling umum terjadi di

virus Varicella Zoster. Virus Varicella Zoster merupakan virus masyarakat. Neuralgia paost herpetika (NPH) adalah

DNA yang mirip dengan virus Herpes Simpleks. Pada komplikasi yang serius dari Herpes Zoster, nyeri dirasakan di

hakekatnya varicella memberikan gambaran penyakit yang tempat penyembuhan ruam Herpes Zoster, terjadi 9 % hingga

berat dan peradangan yang lebih jelas disbanding dengan 15 % pasien herpes zoster yang tidak diobati, dengan risiko

penyakit herpes simpleks. Virus tersebut dapat pula yang lebih tinggi pada usia tua. Data seluruh dunia

menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai menunjukkan di antara pasien herpes zoster yang berumur di

manifestasi klinis yang berbeda.3,4 Varicella pada umumnya atas 60 tahun, 6% masih merasakan nyeri saat 1 bulan sejak

menyerang anak, sedangkan herpes zoster atau shingles terkena herpes zoster dan 1% masih merasakan nyeri 3 bulan

merupakan suatu reaktivasi infeksi endogen pada periode laten sesudahnya. Herpes zoster sendiri merupakan suatu reaktivasi

VZV umumnya menyerang orang dewasa atau anak yang virus varicella (cacar air) yang berdiam di dalam jaringan

menderita defisiensi imun.5 saraf. Gangguan sensorik berupa hiperestesia, hiperalgesia dan

Virus Varicella Zoster dapat menyebabkan 2 jenis, yaitu alodinia ikut memperberat penderitaan yang dialami. NPH

infeksi primer dan sekunder. Varicella (chicken pox) ditandai dengan gangguan fungsi saraf yang menyerang saraf

merupakan suatu bentuk infeksi primer virus Varicella Zoster nosiseptif (penghantar rangsang nyeri) dan sensorik.

yang pertama kali pada individu yang berkontak langsung Terbentuknya persambungan sel-sel saraf yang abnormal dan

dengan virus tersebut sedangkan infeksi sekunder/rekuren ketidakseimbangan pengaturan otomatis pada sistem

(karena persistensi virus) disebut Herpes Zoster/shingles.3 penghambatan serta perangsangan saraf juga ditemukan dan

Virus Varicella Zoster masuk kedalam tubuh dan berperan terhadap timbulnya nyeri pada kasus ini.

menyebabkan terjadinya infeksi primer, setelah ada kontak

dengan virus tersebut akan terjadi varicella. Kemudian setelah Tidak semua kasus herpes zoster diikuti dengan NPH. Kasus

penderita varicella (infeksi primer) sembuh, mungkin virus itu ini lebih sering ditemukan pada lansia, serangan herpes zoster

tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) di wajah bagian atas dan lengan, nyeri hebat pada saat
serangan herpes zoster, dan ruam kulit yang sangat banyak Pencegahan terhadap infeksi varisela zoster virus dilakukan

pada saat serangan herpes zoster. Pasien yang sudah pernah dengan cara imunisasi pasif atau aktif.(Elizabeth, 2008 hal.

menderita herpes zoster sebelumnya, dan nyeri dirasakan di 120 – 121)

tempat yang tadinya terdapat ruam kulit. Nyeri demikian dapat a. Imunisasi aktif

dikategorikan sebagai NPH jika masih dirasakan sampai lebih Dilakukan dengan memberikan vaksin varisela yang

dari 3 bulan sejak hilangnya ruam kulit. Sifat nyeri umumnya dilemahkan (live attenuated) yang berasal dari OKA Strain

terasa seperti ditusuk-tusuk dan dapat dicetuskan oleh dengan efek imunogenisitas tinggi dan tingkat proteksi cukup

sentuhan ringan (yang dalam keadaan normal tidak tinggi berkisar 71-100% serta mungkin lebih lama. Dapat

menimbulkan nyeri). Sejauh ini tidak ada pemeriksaan diberikan pada anak sehat ataupun penderita leukemia,

laboratorium yang dibutuhkan untuk mendiagnosis NPH. imunodefisiensi. Untuk penderita pascakontak dapat diberikan

Selain itu komplikasi-komplikasi lain yang dapat terjadi di vaksin ini dalam waktu 72 jam dengan maksud sebagai

beberapa bagian tubuh lainnya, diantaranya : preventif atau mengurangi gejala penyakit.

Pada mata Dosis yang dianjurkan ialah 0,5 mL subkutan. Pemberian

Diawali dengan mata merah meradang, air mata banyak vaksin ini ternyata cukup aman. Dapat diberikan bersamaan

keluar, penglihatan rangkap, nyeri bola mata, sebagian dengan MMR dengan daya proteksi yang sama dan efek

penglihatan kabur sampai hilang. Komplikasi herpes zoster ke samping hanya berupa rash yang ringan. Efek samping:

mata bisa menyebabkan macam macam kerusakan dan biasanya tidak ada, tetapi bila ada biasanya bersifat ringan.

kemungkinan bisa sampai buta. Biasanya setelah herpes ini b. Imunisasi pasif

sembuh bisa menyisakan cacat pada kornea, atau tekanan bola Dilakukan dengan memberikan Zoster Imun Globulin (ZIG)

mata berubah meninggi (glaucoma). dan Zoster Imun Plasma (ZIP). Zoster Imun Globulin (ZIG)

Pada telinga adalah suatu globulin-gama dengan titer antibody yang tinggi

Bisa menimbulkan rasa nyeri pada telinga, kualitas dan yang didapatkan dari penderita yang telah sembuh dari

pendengaran menjadi menurun, baik itu bersifat sementara infeksi herpes zoster. Dosis Zoster Imuno Globulin (ZIG): 0,6

ataupun juga permanen serta bisa menyebabkan wajah mL/kg BB intramuscular diberikan sebanyak 5mL dalam 72

menjadi lumpuh sebelah. jam setelah kontak. Indikasi pemberian Zoster Imunoglobulin

Pada otak ialah:

Komplikasi herpes ke saraf otak bisa menyisakan rasa nyeri 1) Neonatus yang lahir dari ibu menderita varisela 5 hari

kepala yang hebat sampai berbulan - bulan lamanya. sebelum partus atau 2 hari setelah melahirkan.

2) Penderita leukemia atau limfoma terinfeksi varisela

G.Pencegahan yang sebelumnya belum divaksinasi.

3) Penderita HIV atau gangguan imunitas lainnya.


4) Penderita sedang mendapat pengobatan imunosupresan Kebanyakan bentuk ini terjadi pada anak-anak dan orang

seperti kortikosteroid. dewasa muda. Manifestasi klinis berupa panas tinggi,

Tapi pada anak dengan defisiensi imunologis, leukimea atau limfadenopati regionaldan malaise. Lesi berupa vesikel yang

penyakit keganasan lainnya, pemberian Zoster Imun Globulin memecah dan terlihat sebagai bercak putih atau ulkus.

(ZIG) tidak menyebabkan pencegahan yang sempurna, lagi Kelainan ini dapat meluas ke mukosa bukal, lidah, dan tonsil,

pula diperlukan Zoster Imun Globulin (ZIG) dengan titer yang sehingga mengakibatkan rasa sakit, bau nafas yang busuk, dan

tinggi dan dalan jumlah yang lebih besar. penurunan nafsu makan. Pada anak-anak dapat terjadi

Zoster Imun Plasma (ZIP) adalah plasma yang berasal dari dehidrasi dan asidosis. Kelainan ini berlangsung antara 2-4

penderita yang baru sembuh dari herpes zoster dan diberikan minggu.

secara intravena sebanyak 3-14,3 mL/kg BB. Pemberian 3. Infeksi herpes kompleks di seminata

Zoster Imun Plasma (ZIP) dalam 1-7 hari setelah kontak Bentuk herpes ini terjadi pada anak-anak usia 6 bulan sampai

dengan penderita varisela pada anak dengan defisiensi 3 tahun, dimulai dengan herpes gingivostomatitis berat. Jenis

imunologis, leukemia, atau penyakit keganasan lainnya ini dapat mengenai paru-paru dan menimbulkan viremia

mengakibatkan menurunnya insiden varisela dan merubah masif, yang berakibat gastroenteritis disfungsi ginjal dan

perjalanan penyakit varisela menjadi ringan dan dapat kelenjar adrenal, serta ensefalitis. Kematian banyak terjadi

mencegah varisela untuk kedua kalinya. pada stadium viremia yang berat.

Manifestasi Klinis 4. Herpes genitalis (proge nitalis)

1. Inokulasi kompleks primer (primary inoculation Infeksi primer terjadi setelah melalui masa tunas 3-5 hari.

complex) Penularan dapat melalui hubungan seksual secara genito-

Infeksi primer herpes simpleks pada penderita usia muda yang genital, orogenital, maupun anogenital. Erupsinya juga berupa

baru pertama kali terinfeksi virus ini dapat menyebabkan vesikel tunggal atau menggerombol, bilateral, pada dasar kulit

reaksi lokal dan sistemik yang hebat. Manifestasinya dapat yang eritematus, kemudian berkonfluensi, memecah,

berupa herpes labialis. Dalam waktu 24 jam saja, penderita membentuk erosi atau ulkus yang dangkal disertai rasa nyeri.

sudah mengalami panas tinggi (39-40oC), disusul oleh 31% penderita mengalami gejala konstitusi berupa demam,

pembesaran kelenjar limfe submentalis, pembengkakan bibir, malaise, mialgia, dan sakit kepala; dan 50% mengalami

dan lekositosis di atas 12.000/mm3, yang 75-80%nya berupa limfadenopati inguinal.

sel polimorfonuklear. Terakhir, bentuk ini diikuti rasa sakit

pada tenggorokan. Insidens tertinggi terjadi pada usia antara 1-

5 tahun. Waktu inkubasinya 3-10 hari. Kelainan akan sembuh

spontan setelah 2-6 minggu.

2. herpes gingivostomatitis

You might also like