Professional Documents
Culture Documents
STIKES PASAPUA
AMBON
2019
A . Anatomi fisiologis
B. Definisi
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gastritis adalah segala radang
mukosa lambung .Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local .
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan
mukosa gaster Gastritis merupakan peradanga lokal atau penyebaran pada mukosa lambung
dan berkembang di penuhi bakteri
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya
asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan
imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati.
Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diet. makan
terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau
makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung
yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri
Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.
C. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut
1. Gastritis Akut
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting
yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi
1. Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi
peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal
berikut.
a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab utama
dari gastritis kronik
b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis
c) Infeksi parasit
d) Infeksi virus
2. Gastritis non-infeksi
D. Patofisiologi
Gastritis Akut.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika
mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
Gastritis Kronik.
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental
dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin
dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta
formasi ulser.
E. Manifestasi Klinik
potwnsial komplikasi
1. terjadinya pendarahan
2. syok
3. perforasi
4. peradangan selaput perut
5. kanker lambung
G. pathway
H. Penatalaksanaan
A. PENGKAJIAN.
1. Anamnese meliputi :
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Jenis pekerjaan :
5. Alamat :
6. Suku/bangsa :
7. Agama :
8. Tingkat pendidikan :
9. Riwayat sakit dan kesehatan:
Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di
kwadran epigastrik.
1. B1(breath) : takhipnea
2. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,pengisian perifer
lambat, warna kulit pucat.
3. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi, nyeri epigastrum.
4. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap
makanan pedas.
6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan
C. Fokus Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
2 . Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda : - hipotensi (termasuk postural)
- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
- nadi perifer lemah
- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok,
nyeri akut, respons psikologik)
3. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan
tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE, misalnya
luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster.
D. Diagnosa keperawatan
E. Intervensi Keperawatan
5. Analgetik dapat
memblok reseptor
nyeri pada susunan
saraf pusat
2 Volume cairan kurang 1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan yang
dari kebutuhan tubuh individual . anjurkan adekuat akan
b.d intake yang tidak klien untuk minum mengurangi resiko
edekuat dan output (dewasa: 40- dehidrasi pasien
cair yang berlebih 60cc/kg/jam) 2. Mrnunjukan status
(mual dan muntah) 2. Awasi TTV, dehidrasi atau
evaluasi turgor kulit, kemungkinan
- Tujuan : pengisian kapiler peningkatan
setelah dan membran kebutuhan
dilakukan mukosa penggantian cairan
tindakan 3. Pertahankan tirah 3. Aktivitas/muntah
keperawatan baring , mencegah meningkatkan
1x24 jam muntah dan tekanan intra
masalah tegangan pada abdominal dan dapat
kekurangan defekasi mencetuskan
volume cairan 4. Berikan terapi IV perdarahan lanjut
klien dapat line sesuai indikasi 4. Mengganti
teratasi 5. Kolaborasi kehilangan cairan
- Kriteria hasil: pemberian yang hilang dan
mempertahank cimetidine dan memperbaiki
an volume ranitidine keseimbangan cairan
cairan adekuat segera
dengan 5. Cimetidine dan
dibuktikan ranitidine berfungsi
oleh mukosa untuk menghambat
bibir lembab, sekresi asam
turgor kulir lambung
baik,pengisian
kapiler
berwarna dan
output
seimbang
3 Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan pasien 1. Menjaga nutrisi
kebutuhan tubuh b.d makan sedikit demi tetap terpenuhi dan
anorexia sedikit dengan porsi mencegah terjadinya
kecil namun sering mual dan muntah
Tujuan : setelah 2. Berikan makanan yang berlanjut
dilakuakn tindakan yang lunak dan 2. Untuk mempermuah
keperawatan 3x24 jam makann yang di pasien dalam
kebutuhan nutrisi sukai pasien mengunyah makann
pasien dapat terpenuhi 3. Lakuakn oral higyne 3. Kebersihan mulut
2x sehari dapat merangsang
Kriteria hasil: 4. Timbang BB pasien nafsu makan pasien
- Keadaan setiap hari dan 4. Mengetahui status
umum cukup pantau turgor kulit, nutrisi pasien
- Turgor kulit mukosa bibir dll 5. Mempercepat
baik 5. Konsultasi dengan pemenuhan
- BB meningkat tim ahli gizi dalam kebutuhan nutrisi
- Kesulitan pemberian menu dengan pemberian
menelan menu yang tepat
berkurang sasaran
4 Intoleran aktivitasn 1. Observasi sejauh 1. Mengetahui aktivitas
b.d kelemahan fisik mana klien dapat yang dapat
melakukan aktivitas dilakuakn klien
Kriteria hasil: 2. Berikan lingkungan 2. Meningkatkan
- Klien dapat yang tenang istirahat klien
beraktivitas 3. Berikan bantuan 3. Membantu bila
tanpa bantuan dalam aktivitas perlu, harga diri
- Skala aktivitas 4. Jelaskan pentingnya ditingkatkan bila
0-1 beraktivitas bagi klien melakukan
klien sesuatu sendiri
5. Tingkatkan tirah 4. Klien tahu
baring atau duduk pentingnya
dan berikan obat beraktivitas
sesuai dengan 5. Tirah baring dapat
indikasi meningkatkan
stamina tubuh pasien
sehingga pasien
dapat beraktivitas
kembali
5 Ansietas b.d perubahan 1. Awasi respon 1. Dapat menjadi
status kesehatan , ancaman fisiologi misalnya: indikator derajat
kematian dan nyeri takipnea, takut yang dialami
palpitasi,pusing, pasien, tetapi dapat
Tujuan : setelah dilakuakn sakit kepala, sensasi juga berhubungan
tindakan keperawatan 1x24 kesemutan dengan konisi fisik
jam 2. Dorong pernyataan atau status syok
takut dan ansietas, 2. Membuat
Kriteria hasil: berikan umpan balik hubungan
- Mengungkapkan 3. Berikan informasi terapautik
perasaan dan yang akurat 3. Melibatkan pasien
pikiran secara 4. Berikan lingkungan dalam rencana
terbuka yang tenang untuk asuhan dan
- Melaporkan istirahat menurunkan
berkurangnya 5. Dorong orang ansietas yang tak
cemas dan takut terdekat untuk perlu tentang
- Mengungkapkan tinggal dengan ketiaktahuan
mengerti tentang pasien 4. Meminahkan
proses penyakit 6. Tunjukan teknik pasien dan stresor
- Mengemukakan relaksasi luar, meningkatkan
menyadari terhadap relaksasi, dapat
apa yang meningkatkan
diinginkannya yaitu ketrampilan coping
menyesuaikan diri 5. Membantu
terhadap perubahan menurunkan takut
fisiknya melalui
pengalaman
menakutkan
menjadi seorang
diri
6. Belajar cara untuk
rilex dapat
membantu
menurunkan takut
dan ansietas
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan
secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan
tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat
mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.
Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus
beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi
yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu
dengan yang lainnya
.
B. KRITIK DAN SARAN
Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika
Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta
:EGC
Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.
Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :
Gosyen Publising.
Jurnal
Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa nyaman nyeri di
RSUD jombang
Hubungan pola makanan dengan timbulnya gastritis pada pasien di universitas
muhammadiyah malang center (UMC)
Jurnal nyeri gastritis versi wayan supetran