You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR (BBL)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu:

Ns. Lili Fajria, M. Biomed

Oleh :
Kelompok 9
Yurniati (1711312045)
Nia Sandra (1711312027)
Mutiara Salam (1711313017)
Shofiyyah Maghfuroh (1711313029)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar dan tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam kami
persembahkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
jaman jahiliyah menuju jaman yang berilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini.

Pada makalah dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru


Lahir (BBL) ” ini kami menampilkan hasil pemahaman dan kesimpulan
dari buku dan jurnal yang telah kami baca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah


membantu dalam menyelesaikan makalah ini serta kepada Ibu Ns. Lili
fajria, M. Biomed selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas.

Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan


dan sebagai pedoman pembaca dalam praktik pembelajaran. Namun, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun
pembahasan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat memeperbaiki dan
menyempurnakan makalah ini.

Padang, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Tujuan ..................................................................................................... 1

1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Bayi Baru Lahir.......................................................................... 2

2.2 Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru Lahir (BBL) ............................... 3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 9

3.2 Saran ........................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu dan
lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, 1996). bayi baru
lahir mengalami fase transisi yang cukup berat, yakni dari suatu kehidupan
intrauterin ke dalam lingkungan ekstrauterin.
Dilaksanakannya pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk
mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Resiko terbesar kematian
BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama.Oleh karena itu, peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan bayi baru lahir merupakan tindakan
keperawatan harus dilakukan dengan cepat, tepat dan didasarkan pada
rasional ilmiah.
Asuhan keperawtan yang adekuat pada bayi akan mencegah bahaya
pada bayi, misalnya asfiksia, dan pada gilirannya akan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi baru lahir.
1.2 Tujuan
Setelah membaca makalah ini pembaca diharapkan dapat memahami
konsep bayi baru lahir serta asuhan keperawatan yang benar untuk bayi
baru lahir.
1.3 Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dari bayi baru lahir (BBL) ?
b. Bagaimana asuhan keperawatan pada bayi baru lahir (BBL) ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir/ new born ( Inggris ) / neonatus (Latin ) adalah bayi
dari lahir sampai dengan usia 4 minggu, biasanya lahir pada usia kehamilan
38 minggu sampai 42 minggu (Wong, 2003). Berat rata-rata bayi yang lahir
cukup bulan adalah 3,5 – 3,75 kg dan panjang 50 cm (Simkin, Penny., et
al). Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding bagian-bagian badan
yang lain, Sedangkan tengkorak manusia dewasa adalah kurang lebih 1/8
dari panjang badan. Ketika dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir masih
belum sempurna menjadi tulang. Setengah bayi baru lahir mempunyai bulu
halus yang dinamakan lanugo, khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi
pramasa. Lanugo hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu.

Klasifikasi bayi baru lahir:

a. Bayi kurang bulan (prematur): bayi dengan masa kehamilan kurang


dari 37 minggu (259 hari).

b. Bayi cukup bulan atau aterm: bayi dengan masa kehamilan mulai
dari 37 minggu sampai 42 minggu (259-293 hari).

c. Bayi lebih bulan atau post date: bayi dengan masa kehamilan mulai
dari 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih).

Masa bayi baru lahir (Neonatal) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

a. Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai
15 dan 30 menit setelah kelahiran
b. Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali
pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidiupan pascamatur

2
Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi
sosial. Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai
usianya 28 hari, merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang
dramatis pada bayi baru lahir (Bobak dkk, 2005). Pada masa ini, organ
bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini
diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Maryunani & Nurhayati, 2008).

2.2 Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru Lahir (BBL)

Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru
lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit
bantuan atau gangguan. Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir
adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami
proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri
kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan
berat 2.500-4.000 gram.

1. Pengkajian
a. Identitas: nama ayah dan ibu, serta alamat
b. Riwayat persalinan: BB/TB ibu, tempat persalinan
c. Keadaan bayi saat lahir: tanggal dan jam lahir, jenis kelamin,
kelahiran (tunggal/gemeli)
d. Nilai APGAR
e. Pengkajian fisik
f. Status neurologi
g. Nutrisi
h. Data lain yang menunjang
2. Masalah keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
c. Hipotermia
d. Resiko infeksi
3. Intervensi

3
Diagnosa Tujuan Intervensi

a. Ketidakefektifan Dalam waktu 1x24 1. Observasi adanya


pola nafas jam setelah pucat dan sianosis.
dilakukan intervensi
2. Pantau kecepatan,
keperawatan pola
irama, kedalaman
nafas BBL kembali
dan usaha
efektif
respirasi.
Kriteria hasil:
1. Kemudahan 3. Auskultasi bunyi
bernafas dan nafas, perhatikan
kedalaman area
inspirasi penurunan/tidak
2. Ekspansi dada adanya ventilasi
simetris dan adanya bunyi
3. Tidak ada nafas tambahan.
penggunaan otot
4. Lakukan
bantu pernafasan
pengisapan sesuai
4. Tidak ada bunyi
dengan kebutuhan
nafas tambahan
untuk
5. Nafas pendek tidak
membersihkan
ada
sekresi.

5. Kolaborasi:
Berikan Non re-
breathing mask
dengan oksigen.
b. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Kaji keefektifan
bersihan jalan intervensi pemberian oksigen
nafas keperawatan selama dan perawatan
1x24 jam BBL yang lain.
menunjukkan
2. Auskultasi bagian

4
keefektifan jalan dada anterior dan
nafas. posterior untuk
Kriteria hasil: mengetahui adanya
1. BBL mudah untuk penurunan atau
bernafas tidak adanya
2. Kegelisahan, ventilasi dan
sianosis, dan adanya bunyi
dispnea tidak ada tambahan.
3. RR dalam batas
3. Pantau status
normal
oksigen BBL.

4. Jelaskan pada BBL


dan keluarga
tentang
penggunaan
peralatan: O2,
suction, dan
inhalasi.

5. Lakukan
fisioterapi dada
sesuai kebutuhan.

6. Kolaborasi:
7. Berikan
udara/oksigen
yang telah
dihumidifikasi.

c. Hipotermia Dalam waktu 1x24 1. Pantau suhu paling


jam setelah sedikit setiap 2
dilakukan intervensi jam, sesuai
keperawatan kebutuhan.

5
hipotermia tidak 2. Pantau suhu bayi
terjadi. lahir sampai stabil.
Kriteria hasil:
3. Ajarkan indikasi
 BBL
hipotermia dan
menunjukkan
tindakan
termoregulasi
kedaruratan yang
neonates
diperlukan sesuai
(keseimbangan
dengan kebutuhan.
antara panas
yang dihasilkan, 4. Selimuti bayi
peningkatan segera setelah
panas, dan dilahirkan.
kehilangan
5. Gunakan tutup
panas selama
kepala pada bayi
periode
baru lahir.
neonatus)
6. Tempatkan bayi
baru lahir dalam
incubator atau
dibawah
penghangat sesuai
kebutuhan.

d. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Pantau


intervensi tanda/gejala
keperawatan selama infeksi
1x24 jam resiko (missal.suhu
infeksi tidak tubuh, denyut
menjadi aktual. jantung,
Kriteria hasil: pembuangan,
1. BBL bebas dari penampilan luka,
tanda dan gejala sekresi,

6
infeksi penampilan urin,
2. Jumlah leukosit suhu kulit, lesi
dalam batas kulit, keletihan,
normal malaise).
3. Status imun,
2. Kaji faktor yg
gastrointestinal,
meningkatkan
genitourinaria
serangan infeksi
dalam batas
(missal.usia lanjut,
normal
tanggap imun
rendah, dan
malnutrisi).

3. Pantau hasil
laboratorium
(DPL, hitung
granulosit absolut,
hasil-hasil yg
berbeda, protein
serum, dan
albumin).

4. Ajarkan keluarga
BBL teknik
mencuci tangan yg
benar.

5. Ajarkan kepada
keluarga BBL
tanda/gejala
infeksi dan kapan
harus
melaporkannya ke

7
pusat kesehatan.

6. Berikan terapi
antibiotic bila
diperlukan.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Bayi baru lahir/ new born ( Inggris ) / neonatus (Latin ) adalah bayi
dari lahir sampai dengan usia 4 minggu, biasanya lahir pada usia
kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu (Wong, 2003).

b. Pengkajian yang dilakukan pada bayi baru lahir meliputi:

1. Identitas: nama ayah dan ibu, serta alamat


2. Riwayat persalinan: BB/TB ibu, tempat persalinan
3. Keadaan bayi saat lahir: tanggal dan jam lahir, jenis kelamin,
kelahiran (tunggal/gemeli)
4. Nilai APGAR
5. Pengkajian fisik
6. Status neurologi
7. Nutrisi
8. Data lain yang menunjang
c. Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada bayi baru lahir meliputi:
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Hipotermia
4. Resiko infeksi
3.2 Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan memahami dan dapat menjalankan


asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan tepat dan sesuai prosedur
sangat penting dilakukan agar dapat menerapkan praktik yang benar di
dunia kerja dan tentunya menjamin keselamatan klien.

9
DAFTAR PUSTAKA

Barbara, R, Straight. 2005. Keperawatan Ibu – Bayi Baru Lahir. Buku


Kedokteran EGC. Jakarta.
Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen Margaret Duncan. 2005.
Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman
untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta : EGC
Doenges, Marylinn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3.
Jakarta: EGC
Hamilton, Persis Marry.1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC

You might also like