You are on page 1of 7

PENGERTIAN KONSEP DIRI

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain ( Stuart & Sundeen,
1995 ). Termasuk persepsi indvidu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Lebih
menjelaskan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh : fisikal, emosional,
intelektual, sosial, dan spiritual.

Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari pengalaman unik melalui eksplorasi
diri sendiri hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya. Dipelajari melalui kontak sosial dan
pengalaman berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh
bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

Konsep diri berkembang dengan baik apabila : budaya dan pengalaman di keluarga dapat
memberikan perasaan positif, memperoleh kemampuan yang berarti bagi individu / lingkungan dan
dapat beraktualissasi, sehingga individu menyadari potensi dirinya.

Respons individu terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang konsep diri yaitu dari
adaptif sampai maladaptive ( gambar 1 )

RENTANG RESPONS KONSEP DIRI

Gambar
Gambar I : Rentang respon terhadap konsep diri

Aktualisasi diri adalah : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima

Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan
menyadari hal –hal positif maupun yang negative dari dirinya

Harga diri rendah adalah ; individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah
dari orang lain

Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek – aspek identitas masa kanak – kanak
ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis
Depersonalisasi adalah ; perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

Konsep diri terdiri dari 5 ( lima ) komponen ( Stuart dan Sundeen, 1991 ) :

CITRA TUBUH (Body image)

Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu secara sadar atau tidak
sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang
kontak secara terus menerus ( anting, make up, kontak lensa, pakaian, kursi roda) dengan tubuh.

Pandangan ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru. Gambaran tubuh yang
diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri sehingga dapat mantap dalam menjalani
kehidupan.

Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan
tubuh.

Pada klien yang dirawat dirumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat mungkin terjadi. Stressor
pada tiap perubahan adalah :

Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit

Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan infus

Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan pemasanagn alat di dalam
tubuh

Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh

Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan

Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat pada tubuh
klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll)

IDEAL DIRI

Ideal diri adalah persepsi individual tentang bagaimana dia harus berperilaku berdasarkan
standart, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut bahwa ideal diri sama dengan cita-
cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri. Ideal diri diperlukan oleh individu untuk memacu pada
tingkat yang lebih tinggi.
Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis. Ideal diri
yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut.

Pada klien yang dirawat dirumah sakit karena sakit fisik maka ideal dirinya dapat terganggu. Atau
ideal diri klien terhadap hasil pengobatan yang terlalu tinggi dan sukar dicapai.

Tanda dan gejala yang dapat dikaji :

Mengungkapkan keputusasaan akibat penyakitnya , misalnya : saya tidak bisa ikut ujian karena sakit, saya
tidak bisa lagi jadi peragawati karena bekas operasi di muka saya, kaki saya yang dioperasi tidak dapat
main bola.

Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya : saya pasti bisa sembuh padahal prognosa
penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan sekolah lagi padahal penyakitnya mengakibatkan tidak
mungkin lagi sekolah.

HARGA DIRI ( Self-Esteem)

Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan
langsung menghasilkan perasaan berharga.

Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, sebagai individu
yang berarti dan penting, walaupun salah, gagal atau kalah. Harga diri diperoleh dari
penghargaan diri sendiri dan orang lain. Faktor yang mempengaruhi harga diri tinggi adakah
perasaan diterima, dicintai, dihormati serta frekwensi kesuksesan.

Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dan dapat terjadi secara :

Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba).

Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).

Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.

Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa
penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
Kondisi ini banyak ditemukan pada klien gangguan fisik.

Kronik, yaitu perasan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini
mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negarif
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive.
Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.

Gangguan gejala yang dapat dikaji :

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya :
malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.

Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit,
menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri

Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu
apa-apa.

Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka
sendiri.

Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan

Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin
mengakhiri kehidupan.

PERAN DIRI

Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan
dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial. Tiap individu mempunyai berbagai
peran yang terintregrasi dalam pola fungsi individu.

Menurut Stuart dan Sundeen ada 5 ( lima ) factor yang mempengaruhi penyesuaian diri
dengan peran :

Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran

Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran individu


Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan

Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran

Kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran

Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang
disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja

Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien
berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :

Peran dalam keluarga

Peran dalam pekerjaan/sekolah

Peran dalam berbagai kelompok

Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama dirawat dirumah
sakit. Atau setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak mungkin melakukan perannya
yang biasa.

Tanda dan gejala yang dapat dikaji :

Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran

Ketidakpuasan peran

Kegagalan menjalankan peran yang baru

Ketegangan menjalankan peran yang baru

Kurang tanggung jawab

Apatis/bosan/jenuh dan putus asa

Masalah keperawatan yang mungkin muncul :

Perubahan penampilan peran

Gangguan harga diri rendah

Keputusasaan

ketidakberdayaan

IDENTITAS DIRI
Identitas diri pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab
terhadap kesatuan, berkesinambungan, konsistensi dan keunikan individu.

Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang
kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.

Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang.

Gangguan identitas adalah kekaburan / ketidakpastian memandang diri sendiri. Penuh


dengan keraguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.

Tanda dan gejala yang dapat dikaji :

Tidak ada percaya diri

Sukar mengambil keputusan

Ketergantungan

Masalah dalam hubungan interpersonal

Ragu / tidak yakin terhadap keinginan

Projeksi ( menyalahkan orang lain )

Masalah keperawatan yang mungkin timbul :

Gangguan identitas personal

Perubahan penampilan peran

Ketidakberdayaan

Keputusasaan

Kepribadian Yang Sehat

Individu dengan kepribadian yang sehat akan mengalami hal – hal berikut ini :

Citra tubuh yang positif dan sesuai

Ideal diri yang realistic

Konsep diri yang positif

Harga diri yang tinggi

Penampilan peran yang memuaskan


Rasa identitas yang jelas

You might also like