You are on page 1of 31

ANALISIS KASUS SISTEM PENCERNAAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Dosen Pengampu :

Ns. Dwi Novrianda, M. Kep

Disusun oleh:

KELOMPOK 7

Isra Rizantiva 1711312033

Nia Sandra 1711312027

Olga Citra Novera 1711311015

Febi Sagitaria 1611315001

Intan Olivia Risca 1711312039

Ilda Yunanda 1711312011


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis Kasus Sistem Pencernaan”. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
serta membantu penyelesaian tugas makalah ini. Secara khusus kami
ucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Dwi Novrianda, M. Kep selaku dosen
pengampu mata kuliah Keperawatan Anak II.

Kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Masih banyak kekerungan yang harus di perbaiki, baik dari
segi tata bahasa maupun hal pengkonsilidasian.
Oleh karena itu kami kami mengharapkan kritik dan saran pembaca
demi kesempuraan makalah ini sehingga maksud dan tujuan dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan serta nantinya dapat membantu pembaca
semua.

Padang, Maret 2019

Penulis

i
DAFTRA ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTRA ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN KASUS
A. Kasus pemicu 1 ........................................................................................ 2
B. Kasus pemicu 2 ........................................................................................ 5
C. Kasus pemicu 3 ........................................................................................ 9
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 16
B. Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada tiga masalah sistem pencernaan yang sering terjadi pada anak,
yaitu: diare, demam thypoid, dan gangguan nutrisi. Gastroenteritis (diare)
adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkaan oleh berbagai bakteri,
virus, dan patogen parasit. Gastroenteritis didefinisikan sebagai
peningkatan frekuensi defekasi dan kandungan air pada tinja yang
berlangsung selama 5-7 hari.

Demam thypoid merupakan suatu penyakit inflamasi usus yang


disebabkan oleh bakteri atau kuman gram negatif Salmonela Thypi yang
sering dikaitkan dengan status sosial ekonomi rendah dan kurangnya
kebersihan (Meau & English, 2008).

Malnutrisi merupakan keadaan tubuh tidak mendapat asupan gizi yang


cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaan oleh ketidakseimbangan
antara asupan makanan dan kebutuhan gizi untuk memepertahankan
kesehatan.

Dalam makalah ini akan dibahas asuhan keperawatan untuk mengatasi


respon yang dimunculkan oleh anak dan keluarga akibat dari penyakit
padasistem pencernaan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis kasus dari masalah diare ?

2. Bagaimana analisis kasus dari masalah demem thypoid ?

3. Bagaimana analisis kasus dari masalah malnutrisi ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana analisis masalah dalam menangani kasus


diare, demam thypoid, dan malnutrisi pada anak.

1
BAB II

PEMBAHASAN KASUS

A. Kasus pemicu 1

Seorang bayi perempuan usia 7 bulan dibawa oleh keluarga ke puskesmas


karena keluhan diare. Ibu mengatakan bahwa BAB bayinya encer dan
sudah BAB 6 kali dari tadi pagi. Ibu mengatakan bahwa bayi mendapatkan
susu formula, karena ASI ibu tidak banyak dan ibu juga bekerja. Hasil
pemeriksaan didapatkan bayi terlihat haus, mata cekung dan cubitan kulit
kembali lambat. Berat badan bayi: 7 kg, dengan panjang badan: 60 cm. Ibu
mengatakan bahwa bayinya masih mau menyusu..

Pertanyaan kasus:

a. Apakah masalah yang terjadi pada bayi tersebut diatas ?

b. Jelaskan Apakah saja kemungkinan penyebab masalah yang


dialami anak?

c. Jelaskan patofisiologi dari penyakit pada bayi disertai dengan


WOC.

d. Apakah tanda dan gejala khas yang tanpak pada bayi ?, buat
klasifikasi penyakit bayi dan penanganannya.

e. Bagaimana pengobatan dan penatalaksanaan medis yang dapat


dilakukan pada bayi ?

2
f. Jelaskan tentang komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi ?

g. Jelaskan apa saja hal yang perlu dikaji pada bayi ?

h. Apakah masalah keperawatan yang muncul pada bayi, buat analisis


datanya !

i. Buatlah rencana intervensi sesuai dengan masalah keperawatan


yang muncul pada bayi !

Pembahasan:

a. Masalah yang terjadi pada bayi adalah dehidrasi ringan/sedang, karena


anak mengalami BAB 6 kali, encer sejak tadi pagi, terlihat haus, mata
cekung, dan cubitan kulit kembali melambat.

b. Kemungkinan penyebab masalah yang dialami anak karena minum


susu formula.

c. Dalam analisis jurnal, pemberian susu formula yang tidak tepat


meningkatkan resiko diare, seperti tidak sesuai petunjuk kemasan/
aturan pemakaian, tidak mencuci tangan, botol yang dipakai tidak steril
(tidak mempunyai alat steril dan tidak mengetahui ukuran sushu untuk
menterilkan botol dengan cara direbus.

Faktor

Kuman masuk dan Toksin dalam Hipersekresi air


Infeksi elektrolit (isi
berkembang dalam dinding usus
usus halus rongga) usus
meningkat

Tekanan Pergeseran air


osmotic Isi rongga usus
Malabsorbsi dan elektrolit
meningkat meningkat
ke rongga usus

3
Alergi susu Toksin tidak
Makanan
atau protein dapat Hiperperistaltik
diabsorbsi

DIARE

d. Tanda dan gejala khas: Bayi telah BAB 6 kali dari pagi dan encer, bayi
terlihat haus, mata cekung dan cubitan kulit kembali lambat. Berat
badan bayi: 7 kg, dengan panjang badan: 60 cm.

e. Pengobatan dan penatalaksanaan: beri cairan, tablet zinc, dan makanan


yang sesuai, rujuk segera jika ada gejala berat, beriakan ASI dan
larutan oralit.

f. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu: kejang-kejang dan malnutrisi.

g. Hal yang perlu dikaji:

1. Kaji sudah berapa lama bayi diare.

2. Kaji apakah ada darah di tinja.

3. Kaji bagaimana pembuatan susu formula, cara mensterilkan botol,


komposisi susu sesuai usia bayi, dan mencuci tangan sebelum
membuat susu.

4. Kaji makanan tambahan pada bayi.

h. Masalah keperawatan

4
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI
berlebihan melalui feses atau emesis. Analisis: bayi sudah 6 kali
BAB dan encer, bayi terlihat haus, mata cekung, dan cubitan kulit
kembali melambat.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak
adekuat. Analisis: bayi mengalami diare (BAB 6 kali dan encer),
bayi mendapatkan asupan susu formula, bayi terlihat haus, BB: 7
kg.

i. Intervensi

NANDA NOC NIC


Kurang volume cairan a. Fluid balance Fluid management :
b. Hydration a. Timbang
berhubungan dengan
c. Nutritional status : popok/pembalut
kehilangan GI food and fluid jika diperlukan
intake b. Pertahankan
berlebihan melalui
Kriteria Hasil : catatan intake dan
feses atau emesis. a. Mempertahankan output yang akurat
urine output sesuai c. Monitor status
dengan usia dan hidrasi(kelembaba
BB, BJ, urine n membran
normal, HT mukosa, nadi
normal. adekuat, tekanan
b. Tidak ada tanda darah ortostatik)
jika diperlukan
tanda dehidrasi,
d. Monitor vital sign
Elastisitas turgor e. Monitor masukan
makanan/ cairan
kulit baik,
dan hitung intake
membran mukosa kalori harian
f. Kolaborasikan
lembab, tidak ada
pemberian cairan
rasa haus yang intravena IV
g. Monitor status
berlebihan.
nutrisi
h. Dorong masukan

5
oral
i. Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output
j. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan

Perubahan nutrisi a. Nutritional status :


Nutrition
food and fluid management
kurang dari kebutuhan
intake a. Kaji adanya alergi
tubuh berhubungan b. Nutritional status : makanan
nutrient intake b. Kolaborasi dengan
dengan kehilangan
c. Weight control ahli gizi untuk
cairan melalui diare, Kriteria hasil : menentukan
a. Adanya jumlah kalori dan
masukan yang tidak
peningkatan berat nutrisi yang
adekuat. badan sesuai dibutuhkan pasiem
dengan tujuan c. Anjurkan pasien
berat badan ideal untuk
sesuai dengan meningkatkan
tinggi badan protein dan
b. Mampu vitamin C
mengindentifikasi d. Berikan substansi
kebutuhan nutrisi gula
c. Tidak ada tanda - e. Yakinkan diet
tanda malnutrisi yang dimakan
d. Menunjukkan mengandung tinggi
peningkatan fungsi serat untuk
pengecapan dari mencegah
menelan konstipasi
e. Tidak f. Berikan makanan
terjadi
yang terpilih
penurunan berat
(sudah
badan yang berarti dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
g. Anjurkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian
h. Monitor informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
i. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan

6
nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition
monitoring :
a. BBpasien dalam
batas normal
b. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa
dilakukan
c. Monitor interaksi
anak atau orang
tua selama makan
d. Monitor
lingkungan selama
makan
e. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama makan
f. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
g. Monitor tugor kulit
h. Monitor
kekeringan, rambut
kusam

B. Kasus pemicu 2

Seorang anak usia 3 tahun, dirawat karena demam naik turun. Demam
tertinggi pada sore dan malam hari. Ibu mengatakan bahwa sudah 2 minggu
ini anak demam. Anak juga mengeluh mual dan kadang-kadang muntah.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan lidah kotor, hepar teraba 1 cm bawah
arcus costarum dan anak apatis. Tanda-tanda vital anak (TD: 90/70 mmHg,
nadi: 120x/menit, nafas: 40x/menit dan suhu 38,7°C) , kulit teraba hangat
dan kemerahan.

7
Pertanyaan kasus:

a. Apakah masalah yang dialami anak tersebut ?

b. Apakah penyebab anak mengalami masalah tersebut ?

c. Jelaskan patofisiologi penyakit anak disertai dengan WOC.

d. Apa tanda dan gejala yang khas pada anak ?

e. Apakah pemeriksaan diagnostik standar untuk menegakkan diagnosis


medis anak ?

f. Bagaimanakah penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada anak


tersebut ?

g. Bagiamanakah prognosis dan komplikasi dari penyakit pada anak


tersebut ?

h. Jelaskan hal apa saja uang perlu dikaji anak bayi ?

i. Rumuskan masalah keperawatan yang muncul pada anak dan buat


analisa datanya !

j. Buatlah rencana intervensi sesuai dengan masalah keperawatan yang


muncul pada anaki !

Pembahasan:

a. Demam tipoid, ditandai dengan demam naik turun dan tinggi pada
malam hari, berlangsung selama 2 minggu, anak mual dan muntah,
lidah kotor.

b. Penyebab: bakteri atau kuman gram negatif Salmonela Thypi yang


berhubungan dengan ekonomi rendah dan kurangnya kerbersihan.

c. Patofisiologi: kuman masuk kedalam saluran pencernaan melalui


makanan/minuman yang mengandung Salmonella thypi, melewati
lambung dan mencapai usus halus (ileum). Kuman kemudian
menembus dinding usus halus dan masuk ke folikel limfoid usus halus
(plaque peyeri). Kuman ikut dalam aliran limfe mesenterial ke dalam

8
sirkulasi darah (bakterimia primer) dan mencapai jaringan RES (hepar,
lien, sumsum tulang untuk bermultiplikasi). Setelah mengalami
bakterimia kedua, kuman menyebar ke organ lain (intra dan ekstra
intestinal) melalui sirkulasi darah.

Makanan dan Lingkungan


minuman

Bakteri Salmonela Thypy

Lambung

Usus halus Folikel limfoid Aliran limfe

Organ lain Jaringan RES Sirkulasi darah

Demam naik turun,demam tinggi pada


sore dan malam, mual muntah, lidah Demam Thypoid
kotor

d. Tanda dan gejalal khas:

1. Demam naik turun,demam tinggi pada sore dan malam,


berlangsung selama 2 minggu.

2. Mual dan muntah.

9
3. Lidah kotor.

4. Hepar teraba 1 cm bawah arcus costarum, anak apatis.

5. TTD: nafas: 40 x/menit, nadi: 120 x/menit, TD: 90/70 mmHg,


suhu: 38,7 oC.

e. Pemeriksaan diagnostik: pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan


biakan kuman, uji serologis, pemeriksaan kuman secara molekular.

f. Medikamentosa (antipiretk dan antibiotik), higiene perorangan dan


lingkungan, imunisasi (vaksin polisakanida).

g. Prognosiss demam tipoid tanapa komplikasi, bergantung pada


ketepatan terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan komplikasi.

h. Komlikasi: perforasi usus, tekanan darah meningkat, nyeri abdomen


lokal pada kanan bawah, dan muntah.

i. Masalah keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) b/d efek sirkulasi edotoksin


pada hipotalamus. Analisis: demam naik turun, demam tinggi pada
sore dan malam selama 2 minggu, suhu: 38,7 oC.

2. Resiko ketidakseimbangan elektrolit. Analisis: mual dan muntah,


hepar teraba 1 cm bawah arcus costarum, dan anak apatis.

j. Intervensi

NANDA NOC NIC


Peningkatan suhu 1. Termogulasi 1. Perawatan
tubuh (hipertermi) b/d Indicator: demam
efek sirkulasi edotoksin a. Tingkat pernapasan Aktivitas:
pada hipotalamus. b. Penurunan suhu a. Pantau suhu dan
tubuh. tanda – tanda vital
c. Hipertermia lainnya.
d. Perubahan warna b. Monitor asupan dan

10
kulit keluaran, sadari
e. Melaporkan perubahan
kenyamanan suhu kehilangan cairan
tubuh yang tidak
2. Tanda – tanda dirasakan.
vital c. Monitor warna kulit
a. Suhu tubuh dan suhu.
b. Tingkat pernapasan d. Tutup pasien
c. Tekanan darah dengan selimut atau
sistolik. pakaian ringan,
d. Tekanan nadi tergantung fase
demam.
e. Pantau komplikasi
– komplikasi yang
berhubungan
dengan demam
serta tanda dan
gejala kondisi
penyebab demam.
f. Tingkatkan
sirkulasi udara.
2. Pengaturan
suhu
Aktivitas:
a. Monitor suhu
paling tidak 2 jam
sesuai kebutuhan.
b. Pasang alat
monitor inti suhu
secara kontinu,
sesuai kebutuhan.
c. Monitor tekanan

11
darah, nadi, dan
respirasi sesuai
kebutuhan.
d. Monitor suhu dan
warna kulit.
e. Monitor dan
laporkan adanya
tanda dan gejala
dari hipotermia.

Resiko 1. Keparahan mual 1. Pantauan elektrolit.


ketidakseimbangan dan muntah a. Monitor serum
elektrolit a. Frekuensi mual elektrolit
b. Intensitas mual b. monitor
c. Frekuensi muntah ketidakseimbangan
d. Intensitas muntah asam basa.
1. Keseimbangan c. Identifikasi
cairan kemungkinan
a. Tekanan darah penyebab
b. Denyut nadi radial ketidakseimbangan
c. Keseimbangan elektrolit.
intake dan output d. Kenali dan
dalam 24 jam laporkan adanya
ketidakseimbangan
elektrolit.
e. Monitor adanya
kehilangan cairan
dan elektrolit bila
diperlukan.
1. Manajemen
mual
a. Dorong pasien

12
untuk memantau
pengalaman diri
terhadap mual.
b. Dorong pasien
untuk memantau
pengalaman diri
terhadap mual.
c. Evaluasi dampak
dari pengalaman
mual pada kualitas
hidup.
d. Identifikasi factor –
factor yang dapat
menyebabkan atau
berkontribusi
terhadap mual.
e. Identifikasi strategi
yang sudah berhasil
dilakukan dalam
upaya mengurangi
mual.
2. Manajemen
muntah
a. Dapatkan riwayat
lengkap perawatan
sebelumnya.
b. Dapatkan riwayat
makanan seperti
makanan yang
disukai, yang tidak
disukai, dan
preferensi makan

13
yang sesuai budaya.
c. Identifikasi factor-
fakto yang apat
menyebabkan atau
berkontribusi
terhadap muntah.
d. Kendalikan factor –
factor lingkungan
yang mungkin
membangkitkan
keinginan untuk
muntah.
e. Berikan dukungan
fisik selama
muntah.

C. Kasus pemicu 3
Seorang anak, laki-laki berusia 3 tahun, dibawa oleh ibu kerumah sakit
karena sudah 1 minggu anak tidak mau makan dan semakin hari berat
badan anak semakin berkurang. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB anak
adalah 10 kg sedangkan BB standar usia 3 tahun 16kg. Terdapat edema
palpebra dan asites pada abdomen pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan kadar albumin 2gr/dl.
Pertanyaan:

a. Apakah masalah yang dialami anaktersebut?, apakah ada kaitannya


dengan nutrisi ? Jelaskan klasifikasi status nutrisi selain masalah pada
kasus tersebut ?

b. Apakah penyebab anak mengalami masalah tersebut ?

c. Apa tanda dan gejala yang terlihat pada anak dan masalah nutrisi
lainnya, jelaskan patofisiologinya dengan menggunakan WOC !

14
d. Bagaimanakah penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada anak
tersebut?

e. Apakah yang dapat dikaji pada anak ?

f. Rumuskan masalah keperawatan yang muncul pada anak dan buat


analisa datanya !

g. Buatlah rencana intervensi sesuai dengan masalah keperawatan yang


muncul pada anak !

Pembahasan:

a. Masalah yang dialami anak adalah malnutrisi, karena dalam kasus


dijelaskan bahwa anak tidak mau makan selama seminggu, berat badan
berkurang sehingga menyebabkan tubuh tidak mendapat asupan gizi
yang cukup dan adanya ketidakseimbangan diantara pengambilan
makanan dengan kebutuhan gizi tubuh.

b. Penyebab anak mengalami masalah tersebut karena naka tidak mau


makan selama seminggu yang menyebabkan berat badan anak turun
menjadi 10 kg, sedangkan berat badan standar usia 3 tahun adalah 16
kg.

c. Tanda dan gejala:

1. Anak sudah seminggu tidak makan yang menyebabkan BB anak


semakin hari semakain berkurang disertai dengan pertumbuhan
terganggu. BB anak sekarang hanya 10 kg yang seharusnya untuk
usia anak yang berumur 3 tahun BB anak 16 kg.

2. Anak mengalami edema palpebral pada mata.

3. Gangguan gastrointestinal : anoreksia karena pada kasus anak


sudah 1 minggu tidak mau makan. Anak mengalami asites
abdomen.

4. Kadar albumin pada anak hanya 2 gr/dl

15
Masalah Nutrisi lainya pada anak yaitu Kwashiorkor dimana anak
mengalami malnutrisi protein sehingga membuat palpebral anak mengalami
edema

16
d. Penatalaksanaan medis

17
Prinsip pengobatan kwasiokor adalah memberikan makanan yang
mengandung banyak protein bernilai tinggi, banyak kalori, cukup cairan,
cukup vitamin, dan mineral, masing-masing dalam bentuk yang mudah
diserap. Oleh karena toleransi akan makanan dari penderita pada hari
pertama pengobatan masih rendah, hendaknya makanan jangan diberikan
sekaligus dan terlalu banyak, tetapi dinaikkan hari demi hari. Hasil yang
paling baik diperoleh dengan pemberian makanan yang mengandung
protein 3-4 gram/kgbb/hari dan 160 – 175 Kalori/kgbb/ hari. Antibiotik
diberikan bila terdapat infeksi sebagai penyakit penyerta.

e. Hal yang dapat dikaji

1. Identitas pasien

a) Nama

b) Umur

c) Jenis kelamin

d) Agama

e) Suku/bangsa

f) pendidikan

g) Pekerjaan

h) Pendapatan

i) Alamat

j) Nomor register.

2. Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang : keluhan pasien pada saat ini

b) Riwayat kesehatan masalalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien


yang pernah menderita malnutrisi

18
c) Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada diantara keluarga yang
mengalami penyakit serupa atau memicu.

d) Riwayat psikososial, spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial,


ketaatan beribadah, kepercayaan.

3. Riwayat status sosial

4. Riwayat pola makan

5. Pengkajian antropometri

6. Kaji manifestasi klinis

7. Monitor hasil laboratorim

8. Timbang berat badan

9. Kaji tanda-tanda vital

f. Masalah keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan tidak adekuatnya intake nutrisi. Analisa: BB anak 10 kg
sedangkan BB standar usia 3 tahun 16 kg.

2. Kurangnya volume cairan dan konstipasi berhubungan kurangnya


intake cairan. Analisa: seorang anak laki-laki berusia 3 tahun
sudah 1 minggu anak tidak mau makan.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tidak adanya


kandungan makanan yang cukup. Analisa : kadar albumin pada
anak hanya 2gr/dl.

g. Intervensi

NANDA NOC NIC


Perubahan nutrisi Nutritational status : 1. Management
kurang dari kebutuhan food and fluid intake nutrisi
tubuh berhubungan

19
dengan tidak Aktivitas :
Kriteria hasil :
adekuatnya intake
nutrisi a. Kaji adanya alergi
1. Peningkatan BB
makanan
sesuai dengan tujuan
b. Kolaborasi dengan
2. BB ideal sesuai TB
ahli gizi untuk
3. Mampu menentukan
mengidentifikasi jumlah kalori dan
kebutuhsn nutrisi nutrisi yang

4. Tida ada tanda dibutuhkan pasien

manultrisi c. Berikan substansi

5. Menunjukkan gula

peningkatan fungsi d. Ajarkan pasien


pengecapan dari bagaimana
menelan membuat catatan

6. Tidak terjasi makanan harian

penurunan BB e. Monitor jumlah


nutrisi dan
kandungan kalori

f. Berikan infoemasi
tentang kebutuhan
nutrisi

2. Monitoring Nutrisi

Aktivitas :

a. BB pasien dalam
batas normal

b. Monitor adanya

20
penurunan BB

c. Monitor kadar
albumin, protein,
HB dan kadar HT

Kurang volume cairan Fluida Balance Fluida management :


dan konstipasi
Kriteria Hasil a. Timbang popok
berhubungan
kurangnya intake b. Pertahankan
a. Mempertahankan
cairan. catatan intake dan
urine output sesuia
output yang akurat
dengan usia dan
BB,BJ urine c. Monitir status
normal,HTT hidrasi
normal
d. Monitor TTV
b. TD, nadi, suhu
e. Monitor masukan
dalam batas
makanan
normal
f. Dan hitung intake
c. Tidak ada tanda-
kalori harian
tanda
dehidrasi,elastisita g. Kolaborasi
s turgokulit pemberian cairan
baik,membrane IV
mukosa h. Monitor status
lembab,tidak ada nutrisi
rasa haus yang
i. Berikan cairan IV
berlebihan
pada suhu ruangan

j. Dorong masukkan
oral

k. Dorong keluarga

21
untuk membantu
pasien makan

l. Kolaborsi dengan
dokter

m. Atur kemungkinan
transfuse

n. Monitor tingkat
HB dan hematokrit

o. Monitor BB

Gangguan integritas Tissu integrity : skin Pressure Management


kulit berhubungan dan mucous
a. Anjurkan pasien
dengan tidak adanya membranes
menggunakan
kandungan makanan
Kriteria hasil : pakaian yang
yang cukup
longgar
a. Integritas kulit
nisa b. Hindari kerutan
yang baik
pada tempat tidur
dipertahankan
(sensasi,elastisitas, c. Jaga kebersihan
temperature,hidrasi kulit agar tetap
,pigmentasi) bersih dan tetap
kering
b. Tidak ada lesi pada
kulit d. Mobilisasi pasien

c. Perfusi jaringan e. Monitor kulitnakan


baik adanya kemerahan

d. Menunjukkan f. Oleskan lotion


pemahaman dalam pada daerah yang
proses perbaikan

22
kulit dan tertekan
mencegah
g. Mandikan psien
terjadinya sedera
dengan sabun dan
berulang
air hangat
e. Mampu
melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembapan kulit
dan perawatan
alami

23
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

1. Dalam kasus 1 masalah yang terjadi adalah diare dan diagnosa


keperawatan yang muncul, yaitu: kurang volume cairan berhubungan
dengan kehilangan GI berlebihan melalui feses atau emesis dan
erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.

24
2. Pada kasus 2 dengan masalah demam thypoid meiliki diagnosa
peningkatan suhu tubuh (hipertermi) b/d efek sirkulasi edotoksin pada
hipotalamus dan resiko ketidakseimbangan elektrolit.

3. Kasus 3 dengan masalah malnutrisi, diagnosa yang muncul, yaitu:


kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan
melalui feses atau emesis dan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan
yang tidak adekuat.

B. Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan kita diharapkan mampu memahami


konsep proses terjadinya penyakit sistem pencernaan serta mampu
menganalisa asuhan keperawatan yang tepat terkait dengan penyakit
tersebut.

25
DAFTAR PUSTAKA

Herlman, T. Heather. 2012. NANDA International Diagnosis Keperawatah:


Definisi dan Klasifikasi 2012 - 2014. Jakarta: EGC.

IOWA OUTCOMES PROJECT. (2000). Nursing Outcomes Classification


(NOC). 2nd ed. Mosby.Inc
IOWA OUTCOMES PROJECT. (1996). Nursing Interventions
Classification (NIC). 2nd ed. Mosby.Inc

You might also like