Professional Documents
Culture Documents
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
KELOMPOK 7
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis Kasus Sistem Pencernaan”. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
serta membantu penyelesaian tugas makalah ini. Secara khusus kami
ucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Dwi Novrianda, M. Kep selaku dosen
pengampu mata kuliah Keperawatan Anak II.
Penulis
i
DAFTRA ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada tiga masalah sistem pencernaan yang sering terjadi pada anak,
yaitu: diare, demam thypoid, dan gangguan nutrisi. Gastroenteritis (diare)
adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkaan oleh berbagai bakteri,
virus, dan patogen parasit. Gastroenteritis didefinisikan sebagai
peningkatan frekuensi defekasi dan kandungan air pada tinja yang
berlangsung selama 5-7 hari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
A. Kasus pemicu 1
Pertanyaan kasus:
d. Apakah tanda dan gejala khas yang tanpak pada bayi ?, buat
klasifikasi penyakit bayi dan penanganannya.
2
f. Jelaskan tentang komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi ?
Pembahasan:
Faktor
3
Alergi susu Toksin tidak
Makanan
atau protein dapat Hiperperistaltik
diabsorbsi
DIARE
d. Tanda dan gejala khas: Bayi telah BAB 6 kali dari pagi dan encer, bayi
terlihat haus, mata cekung dan cubitan kulit kembali lambat. Berat
badan bayi: 7 kg, dengan panjang badan: 60 cm.
h. Masalah keperawatan
4
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI
berlebihan melalui feses atau emesis. Analisis: bayi sudah 6 kali
BAB dan encer, bayi terlihat haus, mata cekung, dan cubitan kulit
kembali melambat.
i. Intervensi
5
oral
i. Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output
j. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
6
nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition
monitoring :
a. BBpasien dalam
batas normal
b. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa
dilakukan
c. Monitor interaksi
anak atau orang
tua selama makan
d. Monitor
lingkungan selama
makan
e. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama makan
f. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
g. Monitor tugor kulit
h. Monitor
kekeringan, rambut
kusam
B. Kasus pemicu 2
Seorang anak usia 3 tahun, dirawat karena demam naik turun. Demam
tertinggi pada sore dan malam hari. Ibu mengatakan bahwa sudah 2 minggu
ini anak demam. Anak juga mengeluh mual dan kadang-kadang muntah.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan lidah kotor, hepar teraba 1 cm bawah
arcus costarum dan anak apatis. Tanda-tanda vital anak (TD: 90/70 mmHg,
nadi: 120x/menit, nafas: 40x/menit dan suhu 38,7°C) , kulit teraba hangat
dan kemerahan.
7
Pertanyaan kasus:
Pembahasan:
a. Demam tipoid, ditandai dengan demam naik turun dan tinggi pada
malam hari, berlangsung selama 2 minggu, anak mual dan muntah,
lidah kotor.
8
sirkulasi darah (bakterimia primer) dan mencapai jaringan RES (hepar,
lien, sumsum tulang untuk bermultiplikasi). Setelah mengalami
bakterimia kedua, kuman menyebar ke organ lain (intra dan ekstra
intestinal) melalui sirkulasi darah.
Lambung
9
3. Lidah kotor.
i. Masalah keperawatan
j. Intervensi
10
kulit keluaran, sadari
e. Melaporkan perubahan
kenyamanan suhu kehilangan cairan
tubuh yang tidak
2. Tanda – tanda dirasakan.
vital c. Monitor warna kulit
a. Suhu tubuh dan suhu.
b. Tingkat pernapasan d. Tutup pasien
c. Tekanan darah dengan selimut atau
sistolik. pakaian ringan,
d. Tekanan nadi tergantung fase
demam.
e. Pantau komplikasi
– komplikasi yang
berhubungan
dengan demam
serta tanda dan
gejala kondisi
penyebab demam.
f. Tingkatkan
sirkulasi udara.
2. Pengaturan
suhu
Aktivitas:
a. Monitor suhu
paling tidak 2 jam
sesuai kebutuhan.
b. Pasang alat
monitor inti suhu
secara kontinu,
sesuai kebutuhan.
c. Monitor tekanan
11
darah, nadi, dan
respirasi sesuai
kebutuhan.
d. Monitor suhu dan
warna kulit.
e. Monitor dan
laporkan adanya
tanda dan gejala
dari hipotermia.
12
untuk memantau
pengalaman diri
terhadap mual.
b. Dorong pasien
untuk memantau
pengalaman diri
terhadap mual.
c. Evaluasi dampak
dari pengalaman
mual pada kualitas
hidup.
d. Identifikasi factor –
factor yang dapat
menyebabkan atau
berkontribusi
terhadap mual.
e. Identifikasi strategi
yang sudah berhasil
dilakukan dalam
upaya mengurangi
mual.
2. Manajemen
muntah
a. Dapatkan riwayat
lengkap perawatan
sebelumnya.
b. Dapatkan riwayat
makanan seperti
makanan yang
disukai, yang tidak
disukai, dan
preferensi makan
13
yang sesuai budaya.
c. Identifikasi factor-
fakto yang apat
menyebabkan atau
berkontribusi
terhadap muntah.
d. Kendalikan factor –
factor lingkungan
yang mungkin
membangkitkan
keinginan untuk
muntah.
e. Berikan dukungan
fisik selama
muntah.
C. Kasus pemicu 3
Seorang anak, laki-laki berusia 3 tahun, dibawa oleh ibu kerumah sakit
karena sudah 1 minggu anak tidak mau makan dan semakin hari berat
badan anak semakin berkurang. Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB anak
adalah 10 kg sedangkan BB standar usia 3 tahun 16kg. Terdapat edema
palpebra dan asites pada abdomen pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan kadar albumin 2gr/dl.
Pertanyaan:
c. Apa tanda dan gejala yang terlihat pada anak dan masalah nutrisi
lainnya, jelaskan patofisiologinya dengan menggunakan WOC !
14
d. Bagaimanakah penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada anak
tersebut?
Pembahasan:
15
Masalah Nutrisi lainya pada anak yaitu Kwashiorkor dimana anak
mengalami malnutrisi protein sehingga membuat palpebral anak mengalami
edema
16
d. Penatalaksanaan medis
17
Prinsip pengobatan kwasiokor adalah memberikan makanan yang
mengandung banyak protein bernilai tinggi, banyak kalori, cukup cairan,
cukup vitamin, dan mineral, masing-masing dalam bentuk yang mudah
diserap. Oleh karena toleransi akan makanan dari penderita pada hari
pertama pengobatan masih rendah, hendaknya makanan jangan diberikan
sekaligus dan terlalu banyak, tetapi dinaikkan hari demi hari. Hasil yang
paling baik diperoleh dengan pemberian makanan yang mengandung
protein 3-4 gram/kgbb/hari dan 160 – 175 Kalori/kgbb/ hari. Antibiotik
diberikan bila terdapat infeksi sebagai penyakit penyerta.
1. Identitas pasien
a) Nama
b) Umur
c) Jenis kelamin
d) Agama
e) Suku/bangsa
f) pendidikan
g) Pekerjaan
h) Pendapatan
i) Alamat
j) Nomor register.
2. Riwayat kesehatan
18
c) Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada diantara keluarga yang
mengalami penyakit serupa atau memicu.
5. Pengkajian antropometri
f. Masalah keperawatan
g. Intervensi
19
dengan tidak Aktivitas :
Kriteria hasil :
adekuatnya intake
nutrisi a. Kaji adanya alergi
1. Peningkatan BB
makanan
sesuai dengan tujuan
b. Kolaborasi dengan
2. BB ideal sesuai TB
ahli gizi untuk
3. Mampu menentukan
mengidentifikasi jumlah kalori dan
kebutuhsn nutrisi nutrisi yang
5. Menunjukkan gula
f. Berikan infoemasi
tentang kebutuhan
nutrisi
2. Monitoring Nutrisi
Aktivitas :
a. BB pasien dalam
batas normal
b. Monitor adanya
20
penurunan BB
c. Monitor kadar
albumin, protein,
HB dan kadar HT
j. Dorong masukkan
oral
k. Dorong keluarga
21
untuk membantu
pasien makan
l. Kolaborsi dengan
dokter
m. Atur kemungkinan
transfuse
n. Monitor tingkat
HB dan hematokrit
o. Monitor BB
22
kulit dan tertekan
mencegah
g. Mandikan psien
terjadinya sedera
dengan sabun dan
berulang
air hangat
e. Mampu
melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembapan kulit
dan perawatan
alami
23
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
24
2. Pada kasus 2 dengan masalah demam thypoid meiliki diagnosa
peningkatan suhu tubuh (hipertermi) b/d efek sirkulasi edotoksin pada
hipotalamus dan resiko ketidakseimbangan elektrolit.
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA