Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
NAMA: RIZKI NUR AMELIA
NIM: N1A117140
KELAS: 2D
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Tujuan Kajian ...................................................................... 1
1.3 Manfaat Kajian .................................................................... 1
1.4 Pertanyaan Kajian ............................................................... 2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .......................................................................... 15
4.2 Saran ................................................................................... 15
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar
Promosi Kesehatan yang diberikan oleh Bapak M. Ridwan, M.PH dengan
topik motivasi dalam promosi kesehatan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah
ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak demi terciptanya kesempurnaan dalam
makalah ini.
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan
manfaat terutama dalam menambah pengetahuan dan pemahaman
terhadap materi Dasar Promosi Kesehatan bagi penulis serta pembaca
pada umumnya.
Penulis
16
BAB I
PENDAHULUAN
16
5. Memberi informasi kepada pembaca mengenai bagaimana motivasi
berperilaku sehat
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
16
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri
seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut antara lain :
1. Faktor Ekstern
· Lingkungan sosial
· Pemimpin dan kepemimpinannya
· Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
· Dorongan atau bimbingan atasan
2. Faktor Intern
· Pembawaan individu
· Tingkat pendidikan
· Pengalaman masa lampau
· Keinginan atau harapan masa depan.
b. Sumanto (1990:108-115)
1. Faktor-faktor stimulasi belajar
Yang dimaksud faktor stimulasi belajar adalah segala hal di luar
individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.
16
Stimulasi dalam penelitian ini mencakup materiil serta suasana
lingkungan yang ada di sekitar siswa.
2. Faktor metode belajar
Metode yang dipakai guru sangat mempengaruhi belajar siswa.
Metode yang menarik dapat menimbulkan rangsangan dari siswa
untuk meniru dan mengaplikasikannya dalam cara belajarnya.
3. Faktor-faktor individual
Faktor ini menyangkut hal-hal berikut: kematangan, faktor usia,
jenis kelamin, pengalaman, kapasitas mental, kondisi kesehatan
fisik dan psikis, rohani serta motivasi.
16
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah
dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka
merasa berguna dan penting.
3. Model Sumber Daya Manusia
Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau
barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang
berarti.
16
BAB III
PEMBAHASAN
16
berperilaku tertentu atau disebut juga sebagai push theory. Manusia
terdorong melakukan sesuatu guna mencapai tujuannya dan
tercapailah keseimbangan.
Contoh: jika kita sakit kepala, tubuh menjadi tidak seimbang, kita
berusaha minum obat agar tubuh menjadi keseimbangan.
3. Pendekatan insentif
Berlawanan dengan teori dorongan yang memfokuskan diri pada apa
yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Insentif
merupakan stimulus yang yang menarik seseorang untuk melakukan
sesuatu karena dengan melakukan perilaku tersebut, maka kita akan
mendapatkan imbalan yang mendatangkan sesuatu yang
menyenangkan. Dalam hal ini insentif merupakan sesuatu yang ingin
dicapai.
Contoh: seorang ibu membawa balitanya ke posyandu karena ingin
mendapatkan PTM.
4. Pendekatan Arousal
Pendekatan ini mencari jawaban atas tingkah laku dimana tujuan
dari perilaku ini adalah memelihara atau meningkatkan rasa
ketegangan. Teori ini disebut juga sebagai teori openen-proses.
Pada umumnya, manusia terdorong untuk mencari kesenangan atau
kenikmatan, namun pada suatu titik tertentu rasa nikmat itu sudah
beradaptasi dan kenikmatan ini kemudian turun pada derajat tertentu
maka saat itu manusia akan berusaha melakukan segala cara untuk
mempertahankan derajat kenikmatan tersebut agar mencapai batas
ambang minimal. Dengan demikian mausia tidak bergerak untuk
mencapai kenikmatan tetapi mempertahaankan ambang kenikmatan
tersebut.
Contoh: pecandu heroin, di awal akan merasa nikmat saat minum
heroin, namun suatu saat dosis nya tidak membuat nikmat lagi, untuk
itu dia menambah dosis agar tercapai kenikmatan baru.
16
5. Pendekatan kognitif
Menjelaskan bahwa motivasi merupakan produk dari pikiran,
harapan, dan tujuan seseorang, Feldman (2003). Pendekatan ini
dibedakan antara lain:
• Motif intrinsik yaitu motif yang berasal dari dalam diri yang
mendorong kita untuk melakukan sesuatu aktivitas guna
memenuhi kesenangan bukan karena ingin mendapatkan pujian.
• Motif ekstrinsik berasal dari luar diri
Contoh: Bidan yang tugas didaerah terpencil, jika bidan tersebut
kerja karena senang dengan profesinya disebut motif intrnsik, jika
ingin mendapat penghargaan disebut motif ekstrinsik.
16
· Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
16
a. Karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya
seperti istirahat dan bermain.
b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri
jika mereka komit pada sasaran.
c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
16
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang
didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence),
hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit
berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa
jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi
maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari
pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
16
diri, motivasi akan nilai dan makna kehidupan, dan motivasi
pemenuhan diri.
3. Motivasi Teogenesis
Motivasi teogenesis adalah berasal dari hubungan antara manusia
dan Tuhannya. Contoh : beribadah, berdo’a, shalat, dan
sebagainya.
John P Elder (et. Al. 1994) untuk berperilaku sehat dibutuhkan tiga hal
yaitu: pengetahuan yang tepat, motivasi, dan keterampilan untuk
berperilaku sehat. Jika seseorang tidak berketarampilan untuk
memunculkan perilaku sehat maka disebut sebagai skill deficits. Namun
jika seseorang memiliki pengetahuan tetapi tidak memiliki motivasi maka
disebut sebagai performance deficits. Untuk menimbulkan motivasi maka
teknik yang popular dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan
modifikasi perilaku dari aliran kaum behavioristik. Pemberian penguat
(reinforcement) untuk meningkatkan perilaku, atau pemberian sanksi
untuk menurunkan frekuensi perilaku.
Masalah lain yang menyebabkan seseorang sulit termotivasi untuk
berperilaku sehat adalah karena perubahan perilaku dari yang tidak sehat
menjadi sehat tidak menimbulkan dampak langsung secara cepat, bahkan
16
mungkin tidak berdampak apa-apa terhadap penyakitnya, namun hanya
mencegah agar tidak menjadi lebih buruk lagi. Lebih jauh lagi, faktor
lingkungandapat memper untuk berperilaku hidup sehat sulit motivasi
seseorang jika lingkungan keluarga tidak mendukung perilaku tersebut.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mempelajari motivasi tidaklah mudah karena motivasi adalah sebuah
konsep psikologis yang intagible atau tidak kasat mata. Artinya kita tidak
dapat melihat motivasi secara langsung. Jika keadaan internal seseorang
tidak seimbang, maka individu akan terdorong untuk melakukan sesuatu
tindakan atau perilaku untuk mencapai suatu tujuan, dimana jika tujuan itu
tercapai maka akan terjadilah keseimbangan yang menyebabkan
seseorang akan merasa puas.
Setiap perilaku memiliki motivasi masing-masing. Perilaku hanya
dapat dipahami dengan sempurna melalui pengetahuan tentang motivasi
yang mendorong dan menggerakkannya. Peningkatan perilaku dapat
dilakukan dengan cara memperbaiki dan penyempurnaan motivasinya itu.
Keberhasilan dalam berbagai bidang membutuhkan usaha untuk
membangun motivasi yang kuat dan sehat. Bahwa motivasi instrinsik lebih
baik daripada motivasi ekstrinsik. Namun, motivasi ekstrinsik juga perlu
digunakan dalam proses promosi kesehatan. Setiap manusia mempunyai
keinginan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Kebutuhan itu
berasal dari diri sendiri yang menuntut untuk dipenuhi.
4.2 Saran
Setelah penulis membuat makalah ini, penulis menjadi tahu
pentingnya motivasi dalam promosi kesehatan. Agar dapat meningkatkan
semangat seseorang untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui
promosi kesehatan, oleh karena itu penulis menyarankan agar pembaca,
khusunya mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat pemintan promosi
kesehatan memiliki motivasi dalam mempromosikan kesehatan.
16
DAFTAR RUJUKAN
Elder, 1994, Motivating Health Behavior, New York, Delmar Publisher Inc.
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
16