Professional Documents
Culture Documents
Patogenesis :
1. DM Type I ( IDDM ) Kerusakan sel beta pankreas Proses AI.
HLA –D histokompatibility kompleks pada khromosome 6
2. DM Type 2 ( NIDM ) Gangguan sekresi insulin dan resistensi insulin pada sel target
Tipe 1 Tipe 2
Lokasi Kromosom 6 Unknown
Onset < 40 ( <20 ) > 40
Statur Kurus / normal Obese
Insulin Rendah/normal N / naik
plasma
Glukagon Naik Naik resisten
Komplikasi Ketoacidosis Koma hiperosmolar
Tx insulin Respon Responsif/ resisten
Sulfonilurea Unresponsif responsif
PENAPISAN DM Gestasional
Low Risk
Blood glucose testing not routinely required if all of the following characteristics are
present :
Member of an ethnic group with a low prevalence of gestational diabetes
No known diabetes in first – degree relatives
Age less than 25 years
Weight normal before pregnancy
No history of abnormal glucose metabolism
No history of poor obstetrical outcome
Average Risk
Perform blood glucose testing at 24 – 28 weeks using one of the following :
Average risk – women of Hispanic, African, Native American, South of East Asian origins
High risk – women with marked obesity, strong family history of type 2 diabetes, prior
gestational diabetes, or glucosuria
High Risk
Perform blood glucose testing as soon as feasible : If gestational diabetes is not diagnosed, blood
glucose testing should be repeated at 24 – 28 weeks or at any time a patient has symptoms or
signs suggestive of hyperglycemia
DM Gestasi :
Gangguan intoleransi glukosa berbagai tingkat yang muncul atau tediagnosis pertama kali saat
kehamilan / Diabetes yang diinduksi oleh kehamilan
Dibedakan dengan DM Pragestasional yaitu : wanita diabetes yang hamil / Diabetes mendahului
kehamilan.
1
insulin
Class Onset of Duration (yr) Kelainan vaskular Tx
age (yr)
B >20 <10 - Insulin
C 10-19 10-19 - Insulin
D <10 >20 Retinopathy Insulin
F Kapanpun Berapa lamapun Nefropathy Insulin
(> 500 mg proterinuria
/ 24 jam)
R Kapanpun Idem Proliferatif retinopathy Insulin
or Vitreus Bleeding
H Kapanpun Idem Atherosclerotic Heart Insulin
Dissease
menekankan pada adanya hubungan lamanya toleransi dan gangguan end – organ terutama
mata, ginjal dan jantung dengan luaran kehamilan.
DM GESTASIONAL
Definisi intoleransi Karbohidrat yang terjadi atau diketahui pertama kali semasa hamil. Wanita
dengan
Permasalahan :
Ibu :
1) Resiko terjadi rekurensi
2) Menjadi DM tipe 2
Janin :
Kelainan pada fetus tak meningkat
Pada A1 bahaya –
Pada A2 resiko kematian janin ~ DM pragestational, tu pada 4-8 mg terakhir Osmotically
Induced Villous Edema akibat kegagalan transport oksigen yang disebabkan oleh edema villi
yang diinduksi oleh tekanan osmotik yg tinggi dari hiperglikemia
Makrosomia :
Patofisiologi :
1) Hiperinsulinemia, peningkatan IGF ½ stimulasi pertumbuah somatis dan adipositas
2) Obesitas ibu
2
Bahaya : distosia bahu penumpukan lemak pada badan dan bahu ~ berbeda dengan LGA !
Manajemen (ringkas) :
Terapi :
1. Diit
1) mencukupi kebutuhan nutrien bagi bayi dan janin
2) kontrol kadar glukosa
3) mencegah kelaparan ketosis
2. Insulin
GDP > 105 walau dengan tx diit
Total dose 20 - 30 iu/ hari intermediet 2 x atau short 3 x
3. Olah raga : non weigh bearing
Obstetri :
1) Tanpa insulin : terminasi sesuai kehamilan normal
2) Dengan insulin : pemantauan ketat : terminasi 38 minggu
Post partum :
Ulangan TTGO 75 6-12 mg ulangan 3 tahun. Bila GDP 105 – 130 : 43 %, > 130 : 86 %
Komplikasi : cardivaskular, hipertensi, obesitas, tipe 2 DM, gestational Dm berulang
KB : low dose oral kontrasepsi
TEST SCREENING
Dulu : 100 gr OGTT dilakukan pada wanita hamil dengan kriteria / faktor tertentu :
Riwayat melahirkan bayi besar.
Riwayat obstetri jelek
Riwayat keluarga DM
Adanya glukosuri pada kehamilan ini.
Kemudian : 50 gr OGTT 1 jam PP untuk semua wanita hamil > 30 th atau lebih muda bila
ada faktor risiko. Bila kadar glukosa plasma > 140 mg / dl maka dilakukan OGTT ( s/d 3 jam
PP ).
Test screening dilakukan pada usia kehamilan 24 – 28 minggu ( saat ini perubahan
metabolisme karbohidrat mencapai maksimal ). Dapat dilakukan sebelumnya namun apabila
negatip, harus diulang 24 – 28 minggu. Bila hanya ada 1 kriteria dalam 3 jam OGTT, maka
tes harus diulang 1 bulan kemudian.
PENANGANAN.
Seorang wanita hamil dg DM memerlukan terapi insulin bila kadar gula puasa > 100 gr / dl
atau 2 jam PP > 120 mg / dl.
Terapi diet : 30 – 35 Kcal/kg BB ideal terbagi dalam 3 jadwal dengan satu atau dua kali
snack. Diit haruslah tinggi protein (125 gr/hr ), tinggi serat, tinggi karbohidrat.
Adanya kadar gula melebihi nilai ambang akan meningkatkan terjadinya kematian perinatal.
Untuk mengurangi risiko tersebut, yang mungkin disebabkan oleh hiperglikemi janin dengan
akibat hiperinsulinemia janin, maka perlu ditambah insulin selain diit.
Terapi insulin akan mengurangi kadar gula ibu ( juga kadar glukosa dan ibsulin janin ).
Dengan demikian dapat mengurangi kejadian makrosomi, hipoglikemi neonatus,
hiperbilirubinemia dan RDS.
Dosis insulin : > 28 minggu mulai dengan kombinasi 20 U NPH insulin (human) dan 10 U
reguler insulin (human), dicampur dalam 1 spuit dan disuntikkan setiap pagi sebelum
sarapan. Bila usia kehamilan lebih muda dapat diberikan separoh dosis di atas.
PENCEGAHAN MAKROSOMIA
Bila metabolisme terkontrol, kematian perinatal tidak akan melebihi populasi umum. Namun
demikian makrosomi tetap lebih tinggi. Untuk itu, berbagai usaha dilakukan untuk mencegah
3
makrosomia : insulin profilaksis diberikan pada wanita DM walau kadar gula darah tidak
melebihi harga normal.
PENANGANAN OBSTETRIK
Hitung gerak / aktivitas janin bila usia kehamilan > 28 minggu.
NST saat kira – kira 36 minggu, atau lebih awal bila ada komplikasi.
Test lain : profil biofisik atau CST.
Bila ada hipertensi, tes kesejahteraan janin dilakukan seminggu dua kali.
USG untuk :
a. mengevaluasi pertumbuhan janin.
b. Mencari adanya hidramnion.
c. Memperkirakan berat janin.
d. Membantu memilih cara persalinan.
Pertumbuhan berlebihan pada lingkar abdomen dapat dideteksi pada minggu ke 32. jadi,
makrosomia terjadi pada tr. III.
Bila direncanakan induksi persalinan : oksitosin dimasukkan dalam Normal saline (dalam
Piggyback). Kadar gula darah diukur tiap 1 atau 2 jam dengan target 70 – 120 mg/dl. Bila
kadar gula > 120 mg/dl, tambahkan 10 U/L dalam cairan infus.
Harus dihindarkan terjadinya hiperglikemia ok akan menyebabkan asidosis pada janin.
TINDAK LANJUT
Karena wanita hamil dengan DM cenderung untuk menderita DM seterusnya, maka harus
dilakukan test 75 gr OGTT pada 2 jam kira kira 6 minggu post partum. Kriteria DM bila kadar
gula plasma :
a. puasa : > 140 mg/dl pada dua kali kesempatan atau 2 jam PP : > 200 mg/dl
b. 30, 60 atau 90 menit : > 200 mg/dl. (salah satu)
DM PRAGESTASIONAL
Penegakan dx sama dengan diatas : anamnesa dan skreening yang penting anamnesa
4
Situs inversi
Kelainan jantung (transposition of the great vessels, ASD, VSD)
Atresia anal/rectal
Kelainan ginjal : agenesis, kista ginjal, ureter duplek
Patofisiologi : (Fuel Mediated teratogenesis)
1. Hiperglikemia stress oksidatif embriotoksisk
2. Hiperglikemia gangguan gen spesifik defisiensi asam arakidonat NTD
Jangka panjang
1. Gangguan kognitf
2. Resiko DM 1-3 %. Bila ayah+ : DM 6 %, bila kedua ortu + : 20 %
3. Gangguan pertumbuhan : resiko makrosomia bila gula darh ibu > 130.
Dapat dideteksi pada uk 24 minggu. AC yang berlebihan pada uk 32 mg
2. Retinopathy diabetik
7 thn 50 %
20 thn 90 %
5
Lesi 1 : mikroaneurysma dengan perdarahan keluar cairan serous yang membentuk
eksudat keras ( non proliferatif/ kelas D
Bila makin parah terjadi oklusi iskemia infark cotton wool exudat proliferatif
Progresifitas retinopathy ~ penurunan BB janin
Tx : photokoagulasi
3. Neuropathy
bersifat simetrikal sensori motor
dapt terjadi gastropathy mual , muntah, problem nutrisi
TX: metoclropamid + H2 antagonis
4. Preeklampsia
tidak berhubungan denga kontrol gula darh
Kematian perinatal 20 x
Faktor Resiko : vaskulopathy, proteinuri, hipertensi kronik
5. Ketoasidosis
akibat dari :
hiperemesis gravidarum
tokolitik ( beta simpatomimetik )
infeksi
kortiokosteroid
6 infeksi
cadida vulvovaginitis. Infeksi pelvif purpural, URI, asimptomatik bakteri uri
EVALUASI AWAL
1. Tentukan adanya dan usia kehamilan dengan seksama.
2. klasifikasi DM menurut kriteria White.
3. Riwayat persalinan lalu.
4. Adanya retinopati secara fundoskopik.
5. Urinalisis dan kultur.
6. Ukur tekanan darah basal.
7. Ukur kadar Hb A-1c (glycosilated haemoglobin) basal.
8. Pemberian intruksi mengenai dosis insulin, diet dan monitor kadar gula darah di rumah.
7
KLASIFIKASI WHITE
Klas Kadar gula plasma Terapi
A1 GTT yang abnormal dengan kadar gula Diet
darah puasa normal (< 105 mg/dl) dan
post pandrial normal (<120 mg/dl)
A2 GTT yang abnormal dengan kadar gula Diet + insulin
darah puasa abnormal atau post pandrial
abnormal
B IDDM Diet + insulin
Onset mulia usia > 20 tahun
Durasi < 10 tahun
Tanpa penyakit pembuluh darah atau
retinopati
C IDDM Diet + insulin
Onset mulia usia 10 - 20 tahun
Durasi 10 - 20 tahun
Retinopati
D IDDM Diet + insulin
Onset mulia usia < 10 tahun
Durasi > 10 tahun
Retinopati
F Nefropati diabetik Diet + insulin
H Penyakit jantung Diet + insulin
R Retinopati proliferatif Diet + insulin
DM KLAS A
Karena pada klas ini angka kejadian IUFD masih lebih tinggi dari populasi normal, maka :
a. harus berkunjung tiap minggu.
b. Diet 1800 – 2200 kalori.
c. Bila kadar GDP > 105 mg/dl atau 2 JPP > 120 mg/dl beri insulin dan monitor
kesejahteraan janin dimulai pada 34 minggu.
Bila pada kehamilan sebelumnya penderita memerlukan insulin, pernah IUFD, hipertensi atau
cenderung preeklamsia pada kehamilan sekarang. Maka ia diperlakukan sama dengan
penderita IDDM (dalam hal monitor kesejahteraan janin) walaupun klasifikasinya tidak
berubah.
MANAJEMEN (ringkas)
1. Prakonsepsi
preprandial 70 -100 mg/dl
8
post prandial 140 mg/dl dan 120 mg/dl dalam 1-2 jam
HbA1c ( untuk 4-8 minggu ) resiko malformasi bila > 10 %
Asam folat 0,4 mg/hari
2. TM 1
DM tak stabil pada Tm 1, pada 24 minggu kebutuhan insulin meningkat ok insulin
antagonis
ideal MRS untuk mx gula darah, edukasi, evaluasi kelainan vaskular, menegakkan usia
kehamilan
Kontrol gula darah :
Injeksi insulin multipel
Diit 30 35 kcal/hr 3xmakan, 3x snack, 55% KH, 20 % prot, 25 % lemak. Obese
kalori diturunkan (diet B1)
OAD no way
Senam hamil, OR
Sasaran :
puasa 60 – 90
premeal 60 -105
post prandial 100 – 120
02.00 – 06.00 : 60 120
3. TM 2
Evaluasi serum AFPresiko NTD. Pada DM serum AFP rendah so hati 2 interpretasinya
4.TM 3
Mx gula darah/minggu
Evaluasi pertumbuhan janin dan IUGR. Antepartum testing / minggu
4. Persalinan
Ideal dekat aterm
Umur kehamilan pasti : fetal lung maturasi tdk perlu . Persalinan > 38 minggu
Bila tidak pasti L/S > 2: terminasi
Bila hipertensi : terminasi
Persalinan preterm : beta simpatomimetik jangan
Kelas B/C cenderung SC untuk mencegah trauma akibat bayi besar
Induksi sering gagal ok kelainan vaskular.
Penting pengurangan dosis insulin pada persalinan utk mencegah hipoglikemi
postpartum
5. Kontrasepsi
Tidak ada yang tepat
Estrogen : tomboemboli, atroke, infark miokard
Progesteron : minimal efek
IUD : resiko infeksi
Terbaik : steril
PENANGANAN
Prakonsepsi
Regulasi kadar gula darah sebelum dan pada awal kehamilan.
Pengukuran kadar Hb A1 atau Hb A1-c akan menggambarkan keadaan kadar gula dalam
sirkulasi pada 4 – 6 mgg terakhir berguna untuk menilai metabolisme awal. (risiko
malformasi akan meningkat bila kadarnya > 10%).
Pemberian folat 400 g/hr akan mengurangi risiko defek neural tube bila diberikan pra
konsepsi dan awal kehamilan.
9
Trimester I
Regulasi kadar gula darah biasanya dengan diet dan insulin. OAD tidak dianjurkan ok dapat
menimbulkan hiperglikemi pada janin kelainan kongenital (bila diberikan pada awal masa
kehamilan).
Kadar glukosa pada trimester I tidaklah stabil, diikuti dengan periode stabil dan kemudian
diikuti dengan peningkatan kebutuhan insulin pada usia 24 minggu. Peningkatan ini
disebabkan oleh meningkatnya produk hormon-hormon selama kehamilan yang merupakan
antagonis insulin.
Kadar glukosa darah sedapat mungkin dipertahankan sampai 143 mg/dl untuk mendapatkan
outcome yang baik.
Trimester II
Dilakukan pemeriksaan kadar fetoprotein serum pada 16 – 20 mgg dan usg pada 18 – 20
mgg untuk mendeteksi adanya defek neural tube atau kelainan yang lain.
Trimestes III
Kunjungan tiap minggu untuk mengevaluasi kadar gula darah dan adanya preeklamsia.
Serial usg dengan interval 3 – 4 mgg untuk menilai adanya IUGR atau makrosomia dan juga
jumlah air ketuban. (mulai 26-32 minggu tergantung adanya risiko untuk terjadinya IUFD).
MRS untuk DM yang tak terkontrol dan hipertensi.
Untuk menghemat beaya rumah sakit : pada IDDM sejak usia kehamilan 34 minggu sampai
melahirkan.
Persalinan
Persalinan sebaiknya mendekati aterm. Bila rasio lesitin : sfingomielin > 2,0 pada 38 mgg,
maka persalinan akan efektif.
Bila usia kehamilan pasti, maka persalinan direncanakan pada > 38 minggu.
Bila didapatkan hipertensi berat, persalinan dilakukan walau rasio L : S < 2,0.
Hindari penggunaan simpatomimetik untuk tokolitik pada PPI, juga pemberian
kortikosteroid untuk maturasi paru.
Pada DM klas B dan C sebaiknya operasi sesar untuk menghindari trauma persalinan ok
bayi besar pada aterm
Adanya penyakit vaskuler menyebabkan kegagalan induksi persalinan operasi sesar.
Induksi persalinan bila nilai pelvik baik dan bayi tidak terlalu besar.
Hindari insulin long acting saat persalinan, ok pdu kebutuhan insulin akan menurun tajam
setelah persalinan. Dianjurka reguler insulin. Lebih baik : insulin infus dalam pump.
Perhatikan terapi cairan (hidrasi) dan glukosa untuk menjaga agar tetap normoglikemia.
Infeksi harus dideteksi dengan cepat dan diobati dengan adekuat.
Kontrasepsi
Estrogen dalam kontrasepsi oral menyebabkan trombo emboli. Meningkatkan risiko stroke.
Progestin-only oral atau parenteral dapat digunakan ok efek pada metabolisme karbohidrat
minimal.
IUD meningkatkan risiko infeksi
Steril postpartum dianjurkan pada penderita DM pragestasional.
Penyulit jangka pendek : makrosomia dgn segala akibatnya : distosia bahu, trauma persalinan,
jaundice, peningkatan angka SC; hipoglikemia neonatus (ok insulin janin masih tinggi)
Penyulit jangka panjang : DM nyata pd ibu, obesitas & DM nyata pd bayi dan anak
10
Suspect DM
MRS
Amniosintesis
Terminasi
LS > 3 LS < 3
Medik
Diet DM : cukup diet tanpa insulin (1200 – 1800 kal / hari)
Insulin : untuk penderita yang sebelumnya mendapat insulin diteruskan dengan dosis
yang sama sampai dijumpai tanda – tanda dosis perlu ditingkatkan (monitor
BSN / red urine). Insulin tidak boleh diberikan 3 jam pertama sebelum partus
(ok saat inpartu kebutuhan glukosa meningkat)
Obstetrik
Ibu hamil dengan BSN > 120 mg/dl OGTT
a. Bila BSN (N), OGTT (N) ulang OGTT tiap trimester tunggu
persalinan sampai seaterm mungkin.
b. Bila BSN (N), OGTT abnormal. Klas A diet, PAN lebih sering,
ulangan BSN tiap 2 minggu.
1) Bila komplikasi (-) tunggu partus seaterm mungkin.
11
2) Bila komplikasi (+) MRS (evaluasi gula darah/hr, RFT, pemeriksaan retina,
urinalisis dan kultur urine) kemudian tentukan umur kehamilan & fetal assesment.
c. Klas B – F MRS (sama dengan b2)
Untuk C dan b2 < 30 mgg : kontrol tiap 2 minggu.
> 30 minggu : fetal assesment
MRS pada minggu ke 34 test maturasi paru pada minggu 36 bila matur : terminasi.
b. Perawatan kehamilan.
PAN lebih sering dengan konsultasi internis dan ahli gizi.
MRS pada trimester II untuk evaluasi DM nya.
Trimester III evaluasi usia kehamilan dengan USG dan keadaan janin dengan OCT
dan estriol urine.
Maturasi janin dilihat pada L/S ratio air ketuban (matur bila L/S > 3)
Evaluasi janin :
o Klas A mulai 37 minggu
o Klas B/C mulai 36 minggu
o Klas D – R mulai 34 minggu
Waktu persalinan :
Stress test (-) diulang tiap minggu dilahirkan bila L/S > 3
Bila (-)
Meragukan diulang dalam 24 jam pemeriksaan estriol
Darah tiap hari
Bila (+) <3
II. Komplikasi
A. Ibu
Makin berat kelainan akibat DM: nefropati, vasculopati.
Komplikasi oleh karena adanya kehamilan : ketoasidosis, toxemia, hidramnion,
infeksi saluran kencing.
Pada persalinan : inersia & atoni uteri, distosia bahu (ok bayi besar), kelahiran
mati, meningkatnya partus buatan (termasuk SC), mudah infeksi.
Pada kala nifas : infeksi puerpuralis, penyembuhan luka lama.
B. Janin
Abortus, partus prematurus, kel letak, insufisiensi plasenta sampai kematian dalam
rahim. Makrosomia, hipoglikemia, RDS, kelainan bawaan, hiperbilirubinemia,
hipoklasemia.
12
PENGARUH KEHAMILAN DAN PERSALINAN PADA DM memperberat
Metabolisme KH emesis gravidarum
Pembesaran rahim memerlukan glikogen
Janin butuh KH untuk pertumbuhannya
Pancreas dan adrenal janin mempengaruhi metabolisme.
Insulinase yang dihasilkan plasenta.
Hormon plasenta : koriosomatotropin, estrogen, progeteron mengurangi khasiat
insulin.
Persalinan membutuhkan energi.
Laktasi mengambil nutrisi dari ibu terutama KH
PENGARUH DM TERHADAP :
1. KEHAMILAN :
Infertil
Abortus / Prematuritas / IUFD
Hidramnion
Preeklampsia / eklampsia
Kelainan letak oleh karena bayi besar
Insufisiensi plasenta
2. PERSALINAN
Inersia uteri HPP
Distosia bahu
Lahir mati oleh karena asfiksia
Sering tindakan SC oleh karena CPD
Mudah infeksi
3. NIFAS
Infeksi sampai sepsis
Luka persalinan / operasi sukar sembuh.
4. ANAK
Cacat bawaan
Bayi besar
Dismatur
Asfiksia terutama > 36 minggu IUFD
Kematian neonatal oleh karena hipoglikemia
Persalinan yang sukar
Kelainan saraf & jiwa dibelakang hari.
PATOFISIOLOGI
KEHAMILAN: DIABETOGENIK
HIPOGLIKEMIA PUASA
HIPERGLIKEMIA POSTPRANDIAL
HIPERINSULINISME
RESISTENSI INSULIN
FREINKEL:
FACILITATED ANABOLISM DAN ACCELERATED STARVATION (konsentrasi asam lemak
bebas, TG, dan Cholesterol pd wanita hamil puasa yang lebih tinggi)
13
Tujuan mekanisme ini :
Mempertahankan suplay glosa post prandial untuk janin
sesuai dengan adanya resistensi perifer terhadap insulin ditandai dengan :
o adanya peningkatan respon insulin terhadap glukosa (jumlah dan lama)
o adanya pengurangan uptake glukosa perifer
o adanya penekanan respon glukagon
Penelitian terakhir : DMG terjadi akibat kombinasi resistensi insulin dan sekresi insulin yang
berkurang dengan waktu paruh insulin yang tidak berubah. Akibat hormon kortisol, Progesteron,
hCS, prolaktin, dan Estradiol, Human Placental Lactogen.
Glukosa substrat utama metabolisme oksidasi dalam rahim digunakan terbesar oleh otak
ditransfer secara fasilitasi – difusi dgn mediasi protein Glut1&3
14
15
16
~ End ~
DIABETUS MELLITUS
EFEK KEHAMILAN PD DM :
PERUBAHAN FISIOLOGIS WANITA HAMIL DAPAT MENGGANGGU KERJA INSULIN, ANTAGONISME
INSULIN SELAMA KEHAMILAN MERUPAKAN AKIBAT KERJA LAKTOGEN PLASENTA DAN KERJA H
ESTR , PROG , JUGA INSULINASE PLASENTA TURUT MENIMBULKAN EFEK DIABETOGENITAS.
17
KLASIFIKASI DM BERDASAR AMERICAN COLLEGE OF OBSTETRICANS AND GYNECOLOGIST /
MODIF WHITE :
DM GESTASIONAL
WANITA HAMIL DG INTOLERANSI GLUK POST PRANDIAL TETAPI EUGLIKEMIA DALAM KEADAAN
PUASA.
K
RITERI DIAGNOSE DM GESTASIONAL.
SKRINING :
18
THE AMERICAN COLLEGE OF OBTR AND GYN MEREKOMENDASI SKRINING WANITA RESIKO
TINGGI , SBB :
1. WANITA HAMIL U > 30 Th
2. RIWAYAT DM DALAM KELUARGA.
3. RIWAYAT BAYI MAKROSOMIA.
4. MALFORMASI KONGENITAL.
5. LAHIR MATI SEBELUMNYA.
6. OBESITAS.
7. HT DAN GLUKOSURIA.
EFEK MERUGIKAN :
PERS YANG SULIT AKIBAT MAKROSEMIA DG MORBIDITAS NEONATAL AKIBAT TRAUMA
LAHIR.
PERLU DIKET BAHWA WANITA HAMIL DG KADAR GLUK PUASA NORMAL, TETAPI DG GTG
ABNORMAL PD KHML DINI DAPAT MENIMBULKAN DM YG NYATA PD KEHAMILAN
LANJUT.
PENATA LAKSANAAN :
WANITA HAMIL DG HYPERGLIKEMIA PUASA YANG MENETAP TETAPI HASIL GTG ORAL
YANG ABNORMAL DIOBATI DG DIET SAJA.
DIET YANG DIANJURKAN 30-35 KAL / KG BB.
PDU GOL INI TIDAK PERLU INSULIN DAN TANPA ADA INDIKASI , WANITA INI
DIBIARKAN MELAHIRKAN PD UK ATERM.
INDUKSI PERS > 40 MGG SEKALIPUN IDEAL TAK DILAKUKAN KEC PD CX YG MATANG.
PERAWATAN ANTENATAL :
UNTUK STABILISASI GULA DARAH RAWAT PX PD USIA KEHAMILAN > 34 MGG ( IDDM NST
TIAP HARI, SEDANG NIDDM TIAP 1 MGG, PDU NIDDM DAPAT RAWAT JALAN ).
19
IDEALNYA KADAR GLUK MATERNAL HARUS DIPERTAHANKAN SEDEKAT MUNGKIN DG
KADAR GLUK DARAH NORMAL ( 1 JAM PP < 140 MG % ).
USG DIPERLUKAN UTK KONFIRMASI USIA KHML/ ADANYA MALFORMASI, MAKROSEMIA
ATAU RETARDASI PERTUMBUHAN ( PD PX DG KEL VASK ).
CTG ( NST / CST ).
GER JANIN SUBY : NORMAL > 10 / 12 JAM.
BILA PERLU DILAKUKAN TEST KEMATANGAN PARU.
INFEKSI TR URIN/ RESP DAPAT MENCETUSKAN TERJADINYA KETOASIDOSIS YANG
TAK DAPAT DITOLERIR JANIN, BEGITU JUGA NAUEA DAN VOMITUS DAPAT
HYPERINSULINISME.
NB ; AKHIRI PERS JIKA ADA PE, ASIDOSIS DAN BILA GLUK DARAH TAK TERKENDALI.
METODE PERSALINAN .
WANITA HAMIL DM KLASS A & B SEKSIO SESARIA SERING DILAKUKAN UTK
MENGHINDARI PERS TRAUMATIS.
INDUKSI PERS DIUPAYAKAN APABILA MEMENUHI KRITERIA SBB :
1. JANIN TAK TERLALU BESAR / PANGGUL TAK SEMPIT.
2. PARITASNYA TIDAK TINGGI.
3. CX LUNAK, PENIPISAN DAN DILAT CUKUP.
4. JANIN PRES VERTEX SUDAH TERFIKSASI DALAM RNGGA PANGGUL.
KONTRASEPSI.
KONTRASEPSI ORAL ESTR - PROG DAN IUD DAPAT MERUPAKAN KONTRA INDIKASI
WANITA PEND DM NYATA YANG TIDAK HAMIL.
PENGGUNAAN ORAL KONTRASEPSI MEMPERBERAT PENY VASK YANG TELAH ADA PD PX
DIABETUS NYATA DAN IUD DAPAT MENINGKATKAN RESIKO INFEKSI PANGGUL.
METODE RINTANGAN MERUPAKAN PILIHAN TERBAIK , DIIKUTI STERLISASI BILA PX
TIDAK MENGINGINKAN ANAK.
~ FAI ~
20
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) pada kehamilan tidak jarang ditemukan.
Prevalensi 1-3%.
DM pragestasional 0.1-0.5%. DM gestasional 0.1-12%.
(tergantung pada tempat dan kriteria diagnostik yang digunakan).
Perlu diperhatikan : risiko morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal tinggi.
Dengan pengelolaan sebaik-baiknya, hasil akhir tetap dapat optimal.
2. DM yang baru saja ditemukan pada saat kehamilan (DM Gestasional = DMG).
Umumnya termasuk golongan NIDDM (Non Insulin Dependent DM)
Klasifikasi WHO
Sub kelompok DMG
sesungguhnya masuk kelompok
Toleransi Glukosa Pernah
Abnormal.
21
Pada ibu hamil dengan DMG, kemungkinan terjadi NIDDDM menetap 10-15 tahun
kemudian jauh lebih besar daripada ibu hamil normal.
Pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara
bermakna karena :
1. ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2. produksi glukosa dari hati menurun
3. produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
4. aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta
lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga
perubahan metabolisme
lemak dan asam amino.
PATOFISIOLOGI
DIABETES
MELLITUS PADA
KEHAMILAN
Pada DMG, selain
perubahan2 fisiologis
tersebut, terjadi juga
keadaan jumlah / fungsi
insulin yang tidak
optimal. Terjadi juga
perubahan kinetika insulin
22
dan resistensi terhadap efek insulin.
Akibatnya : komposisi sumber energi dalam plasma ibu berubah (kadar gula darah
tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, pada sirkulasi janin juga ikut
terjadi komposisi sumber energi yang abnormal (menyebabkan kemungkinan terjadi
berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia, sehingga janin
mengalami juga gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia dsb).
23
SKRINING, PEMERIKSAAN DAN KRITERIA DIAGNOSIS
Usaha skrining
Diharapkan dapat menjaring DMG sejak pertemuan antenatal PERTAMA.
Tapi dari sudut efektifitas, hasil positif tertinggi akan diperoleh pada usia kehamilan
26-28 minggu.
Kriteria diagnosis WHO (1980, 1985) - sama dengan kriteria diagnosis DM pada
keadaan tidak hamil.
PENGELOLAAN
DIABETES
MELLITUS
GESTASIONAL
24
1. Pengelolaan medis
Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal : setiap hari,
jika mungkin dengan alat periksa sendiri di rumah).
2. Pengelolaan obstetrik
Pemeriksaan antenatal : pemantauan klinis ibu dan janin, terutama tekanan darah,
pembesaran / tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu,
pemeriksaan USG, kardiotokografi (jika memungkinkan).
Paling ideal : penilaian janin dengan skor fungsi dinamik janin-plasenta (FDJP).
Jika ada makrosomia, pertumbuhan janin terhambat, gawat janin - pertimbangkan
sectio cesarea.
Jika semuanya baik, tidak ada masalah baik dari aspek DM maupun dari aspek
obstetrik lainnya, dapat diharapkan persalinan spontan pervaginam biasa.
3. Pengelolaan bayi
KESIMPULAN
Pengelolaan diabetes mellitus dalam kehamilan memerlukan pendekatan dan kerja
sama tim yang sebaik-baiknya.
Dengan pengelolaan medis, obstetrik maupun pediatrik yang baik, diharapkan akan
diperoleh hasil akhir yang maksimal, sama atau mendekati hasil akhir pada kehamilan
~ From Cakul ~
26
HERMANTO TJ
PREVALENSI DM
MENINGKAT TAJAM (40 %): 1990- 4,9 % MENJADI 6,9 % DIPERKIRAKAN BERTAMBAH
165 % PADA TAHUN 2050
DIAKIBATKAN TIPE 2 YANG DISEBUT SEBAGAI DIABESITY: BERHUBUNGAN ERAT
DENGAN OBESITAS YANG MERUPAKAN EPIDEMI DI AS
PREVALENSI DMPG
20-50 PER 1000 KEHAMILAN ?
DMG: 3 %
FASTING 2-HOUR
CLASS ONSET PLASMA POSTPRANDIAL THERAPY
GLUCOSE GLUCOSE
PROLIFERATIVE
R ANY ANY INSULIN
RETINOPATHY
27
HIPERINSULINISME
RESISTENSI INSULIN
FREINKEL:
FACILITATED ANABOLISM DAN ACCELERATED STARVATION
ADAPTASI MATERNAL
28
PRODUKSI HORMON PADA WANITA TIDAK HAMIL DAN HAMIL ATERM
MG/24 JAM
STEROID TIDAK HAMIL HAMIL
ESTRADIOL-17B 0,1-0,6 15-20
ESTRIOL 0,02-0,1 50-150
PROGESTERON 0,1-40 250-400
ALDOSTERONE 0,05-0,1 0,250-0,600
DEOXYCORTICOSTERONE 0,05-0,5 1-12
CORTISOL 10-30 10-20
KONSENTRASI LEMAK,
LIPOPROTEIN,
APOLIPOPROTEIN DAN
KHOLESTEROL MENINGKAT
SEIRING DENGAN
MENINGKATNYA ESTROGEN,
PROGESTERON DAN HUMAN
PLACENTAL LACTOGEN
PATOFISIOLOGI
HIPOTESIS PEDERSEN 1
INSULI INSULIN :
N
SENSITIVE INSENSITIV
E
GROWTH
PLASMA
GLUCOSE
AMINO ACIDS INSULI
LIPIDS N
‘ MIXED
NUTRIENTS
30
HIPOTESIS PEDERSEN 2
MATERNAL
HYPERGLYCEMIA
MATERNAL HYPER
AMINO ACIDEMIA
FETAL
HYPERGLYCEMIA
FETAL HYPER
AMINO ACIDEMIA
FETAL PANCREATIC
HYPERPLASIA
FETAL
HYPERINSULINEMIA
NEONATAL
FETAL EFFECT
ABORTION: TIPE 1, HBA1C > 12 %, POSTPRANDIAL > 120 MG%
PRETERM: > 2X
MALFORMASI: 5 % MERUPAKAN 50 % PM,
31
“UNEXPLAINED” FETAL DEMISE: 1%, LGA, BE4 LABOR, >35 WOP, MATERNAL
HYPERGLICEMIA OSMOTICALLY INDUCED VILLOUS EDEME
HYDRAMNIOS: POLYURIA?
MACROSOMIA: 8-43 %
NEONATAL EFFECT
RDS
HYPOGLICEMIA: < 45 BILA MATERNAL GLUCOSE > 145 DURING LABOR
HYPOCALCEMIA
HYPERBILIRUBINEKIA
CARDIAC HYPERTROPHY
INHERITANCE OF DIABETES
ALTERED FETAL GROWTH
TRAUMA PERSALINAN
POTENTIAL TERATOLOGY :
GESTATIONAL
DIABETES
WEEKS OF PREGNANCY
BIRTH DEFECT(WO 2005)
6 X INCREASE IN MIDLINE BIRTH DEFECT
CAUDAL REGRESSION 252
SITUS IVERSUS 84
SPINA BIF, HYDR CEP, CNS DEFT 2
ANENCEPHALY 3
HEART ANOMALY 3
ANAL/ RECTAL ATRESIAA 3
RENAL ANOMALY 31
MATERNAL EFFECTS
DEATHS 10 X
NEPHROPATI: 30 % PADA TIPE 1
RETINOPATI
NEUROPATI
PREEKLAMSIA
KETOACIDOSIS
INFEKSI
MATERNAL DM
CONGENITAL MALF
FETAL ? BEHAVIOR-
B HYDROXYBUTIRATE IUGR EARLY GROWTH DELAY
HYPERGLICAEMIA NTELLECT DEFICIT
FETAL HYPERINSULINEMIA
HYPOKALEMIA
POLYCYTHEMIA
MACROSOMIA HYPOPHOSPHATEMIA HYPOGLYCEMIA RDS
HYPERVISCOSITY
HYPOMAGNESIA
PENATALAKSANAAN PRAKONSEPSI
PRECONCEPTIONAL EVALUATION OF A WOMAN WITH DIABETES SHOULD
INCLUDE EVALUATION OF GLYCEMIC CONTROL, BLOOD PRESSURE, RETINAL
DISEASE, THYROID FUNCTION, RENAL STATUS, ISCHEMIC HEART DISEASE,
PERIPHERAL VASCULAR DISEASE, PERIPHERAL AND AUTONOMIC
NEUROPATHY AND HYPOGLICEMIC SYMPTOMS
WHOLE-BLOOD PLASMA
33
FASTING <95 < 105
BEFORE MEAL 70-100 80-110
1H AFTER MEAL <120 <135
2H AFTER MEAL <140 <155
MRS?
INSTITUTE AN INDIVIDUALIZED GLUCOSE CONTROL PROGRAM
EDUCATION CONCERNING THE ENSUING THE MONTHS OF PREGNANCY OF
PREGNANCY
ASSES THE EXTENT OF VASCULAR COMPICATIONS
ESTABLISH GESTATIONAL AGE
PENATALAKSANAAN MEDIS:
TARGET GULA PLASMA: 2 JPP <120 MG%
DIET:
25-35 KAL/KG TEBAGI DALAM 3 X MAKAN AN 3 SNACKS
DIET B1
OLAHRAGA
SENAM HAMIL
INSULIN: MULTIPLE DAILY INSULIN INJECTIONS
GLUCOSE MONITORING
SELF MONITORD CAPILLARY BG CONTROL
SUBCUTANEUS INSULIN INFUSION
IONTHOPHORESIS: EXTRACTS GLUCOSE THROUGH THE SKIN USING ELECTRICAL
POTENTIALS
NONINVASIVE
AUTOMATIC, PAINLESS
34
MARESH : OBESITAS IBU YANG LEBIH BERPERAN
TERHADAP BERAT BADAN BAYI DIBANDING
KADAR GLUKOSA
NEONATAL
MORBIDITY
SEVERITY OF
DIABETES
PERSISTENCE
OF DIABETES GESTATIONAL MATERNAL
AFTER DIABETES OBESITY
PREGNANCY
BIRTHWEIGHT
INCREASED
INSULIN
INDIVDUALIZED PROGRAM
UNSTABLE 1ST TRIMESTER: HIPOGLIKEMIA MAKS 10-15 WOP
STABLE PERIOD, INCREASE 3RD TRIMESTER
PARKLAND: MEAN PREPRANDIAL PLASMA GLUCOSE 143 MG/DL???
SECOND TRIMESTER
MATRENAL AFP LOWER
USG: NTD
PENATALAKSANAAN OBSTETRIS
CONTROVERSIAL ISSUE
DETERMINED BY OBSTETRIC AND MEDICAL CONSIDERATION
SHOULD BE DELIVERED AS SOON AS LUNG MATURATION CONFIRMED(36-38
WOP) BILA ADA PENYULIT
PLANNED DELIVERY
+ PERVAGINAM, SC A/I OBSTETRIS
35
TERMINASI KEHAMILAN (REECE ET AL 2004) 1
DELIVERY IS ACCOMPLISHED EVEN WITHOUT DOCUMENTED LUNG MATURITY IF
MATERNAL OR FETAL COMPROMISE PLACES THE LIFE OF EITHER MOTHER OR FETUS
AT RISK.
MIS: EKLAMSIA, IUGR DG ABNORMAL FWB
TERMINASI KEHAMILAN 2
DELIVERY IS RECOMMENDED AS SOON LUNG MATURITY CAN BE DOCUMENTED WHEN
THERE IS SIGNIFICANT MATERNAL OR FETAL PROBLEM, NOT IMMEDIATE RISK
MIS POOR MATERNAL METABOLIC CONTROL, HYPERTENSIVE DISORDER, IUGR,
PREVIOUS CLASSICAL CS AND ABNORMAL FWB
TERMINASI KEHAMILAN 3
TDK MEMENUHI KRTERIA DI ATAS: ELECTIVE DELIVERY IS CONSIDERED AT 39 WOP,
IF THE CERVIX IS RIPE AND GA ESTABLISHED
UNFAVORABLE CERVIX: 40 WOP
MENATO ET AL 2003
OBESITAS PRAKEHAMILAN DAN HIPERGLIKEMIA GESTASIONAL BERPERAN
SECARA INDEPENDEN TERHADAP LUARAN KEHAMILAN, TERMASUK JUGA
KENAIKAN BERAT BADAN DAN ………..
WEIGHT GAIN
RECOMMENDED TOTAL GAIN
PREPREGNANCY BMI b
POUNDS KILOGRAMS
36
RANGKUMAN
(HERMANTO 2005)
KADAR GLUKOSA TIDAK STABIL
KEL BW,MAKROSOMIA, SUDDEN DEATH
ABORTUS DAN PRETERM
37