You are on page 1of 16

TUGAS EKONOMI MIKRO

(LAPORAN ANALISA PERMITAAN KACANG KEDELAI SUMUT)

OLEH :
NAMA : FAUZIAH RAHMAN
NIM : 7133342057
KELASM : B EKSTENSI
PRODI : PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS EKONOMI
TAHUN AJARAN 2013-2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha
Esa karena atas limpahan rahmat-Nya makalah hasil observasi ini dapat
diselesaikan pada waktunya. Maksud dan tujuan makalah laporan analisis
permintaan bahan-bahan pokok Sumatera Utara ini disusun adalah untuk

EKONOMI MIKRO
memenuhi tugas formatif 4 dalam mata kuliah “Pengantar Ekonomi Mikro” pada
semester I (Satu).
Informasi yang disajikan dalam makalah laporan hasil observasi ini
diperoleh berdasarkan hasil dari berbagai buku dan bersumber dari internet, yang
dijadikan sebagai pedoman dalam menyelesaikan tugas ini. Makalah laporan
analisis permintaan bahan-bahan pokok Sumatera Utara ini tidak dapat terwujud
tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah ikut membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah laporan hasil analisis permintaan
bahan-bahan pokok Sumatera Utara ini masih jauh dikatakan sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk
perbaikan pada masa yang akan datang.
Terlepas dari segala kekurangan, penulis berharap semoga makalah
laporan hasil analisis permintaan bahan-bahan pokok Sumatera Utara ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan. Atas perhatiannya, penulis
ucapkan terima kasih.

Medan, 24 Desember 2013

FAUZIAH RAHMAN

BAB I

DAFTAR ISI

Kata penghantar....................................................................................................i

Daftar isi................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

EKONOMI MIKRO
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum, dan Teori Permintaan.......................................................3
B. Data Permintaan dan Penawaran Komoditas Kedelai Sumut..........................4
C. Analisis Data....................................................................................................5
D. Grafik Permintaan dan Penawaran Kacang Kedelai Sumut............................6
E. Analisa Grafik..................................................................................................6
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Kedelai.........8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15

LAMPIRAN.........................................................................................................

ii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia


saat ini adalah terkait dengan fakta bahwa pertumbuhan permintaan
komoditi pangan yang lebih cepat daripada pertumbuhan penyediaanya. Oleh
karena itu, peningkatan produktivitas komoditi pangan harus dipertahankan.
Salah satu komoditi yang harus ditingkatkan produktivitasnya adalah
kedelai. Tanaman kedelai merupakan sumber bahan pangan nabati, dengan
kandungan protein. Dari seluruh protein yang dibutuhkan oleh tubuh manusia,
sekitar 10 persen bersumber dari produk olahan kedelai (Hayami, dkk, 1988).
Tidak seperti tanaman pangan lainnya, kedelai dikonsumsi melalui berbagai

EKONOMI MIKRO
bentuk produk olahan seperti tahu, tempe, kecap dan tauco. Beberapa modifikasi
pengolahan kedelai lainnya juga telah dikembangkan di berbagai daerah seperti
keripik tempe, susu kedelai dan kedelai goreng. Kedelai digunakan tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan protein manusia, tetapi juga digunakan sebagai
sumber protein pada hewan. Bahan baku pakan ternak menggunakan kedelai dan
sekitar 90 persen protein makanan ternak berasal dari kedelai (Tomich, 1992).
Selama tahun 1990-an, terdapat penurunan produksi kedelai yang
disebabkan turunnya luas areal dan relatif stabilnya produktivitas kedelai. Disisi
lain terdapat peningkatan konsumsi kedelai yang cukup besar baik permintaan
sebagai bahan baku produk olahan maupun permintaan sebagai bahan baku
industri bahan makanan ternak. Untuk itu, perlu dilakukan kajian untuk
mengetahui permasalahan atau faktor yang menyebabkan kondisi seperti diatas
bisa terjadi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami kondisi permintaan terhadap komoditas kedelai di
Sumatera Utara?
2. Bagaimana menganalisis variabel–variabel yang mempengaruhi
permintaan komoditas kedelai di Sumatera Utara?

C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya paper ini adalah :

1. Membahas bagaiamana memahami kondisi permintaan terhadap


komoditas kedelai di Sumatera Utara.
2. Membahas bagaimana menganalisis variabel–variabel yang mempengaruhi
permintaan komoditas kedelai di Sumatera Utara.

D. Manfaat

EKONOMI MIKRO
Laporan ini sangat bermanfaat sekali bagi penulis, karena:

1. Memberikan kesempatan kepada penulis (mahasiswa) untuk mempelajari,


mengamati, dan mengkaji suatu permasalahan permintaan terhadap
komoditas kedelai yang ada di Sumatera Utara.

2. Melatih kita dalam membuat suatu karya tulis agar terbiasa dan lebih baik.

3. Sebagai pedoman untuk pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum, dan Teori Permintaan

Permintaan (Demand)
Permintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar
tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam
periode tertentu.

Hukum Permintaan (the low of demand)


Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang
menyatakan : “Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang
tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau
naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila
harga turun jumlah barang meningkat.
(Qd = F.(Px, Py, Ine,T,S, Pop,F)

Teori Permintaan

EKONOMI MIKRO
Dapat dinyatakan : “Perbandingan lurus antara permintaan terhadap
harganya yaitu apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya
bila permintaan turun, maka harga relatif akan turun.”

B. Data Permintaan dan Penawaran Komoditas Kedelai (Tahun 1999-2013)

Penawaran Permintaan
No. Tahun
(Ton) (Ton)

1. 1999 6.730 8.387

2 2000 7.234 8.967

3 2001 8.269 11.032

4 2002 13.056 13.392

5 2003 10.176 13.221

6 2004 8.083 12.746

7 2005 15.793 14.803

8 2006 7.042 15.764

9 2007 7.042 16.319

10 2008 11.647 16.295

11 2009 14.206 18.392

12 2010 9.438 18.945

13 2011 11.426 18.797

14 2012 11.426 20.041

15 2013 15.652 19.447

EKONOMI MIKRO
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara (Diolah)

4
C. Analisis Data
Data yang digunakan dalam menunjang tulisan ini adalah data time series
tahun 1999-2013 yang dikumpulkan dari berbagai sumber diantaranya adalah dari
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (BPS – SUMUT).
Berdasarkan data tersebut tampak bahwa secara umum jumlah permintaan
kedelai lebih besar dari pada penawaran (Produksi) dalam skala provinsi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kedelai pada
periode 1998-2013 meningkat rata-rata sebesar 2,05% per tahun. Peningkatan
produksi kedelai disebabkan karena meningkatnya produktivitas kedelai rata rata
sebesar 1,08% per tahun, serta meningkatnya luas areal panen kedelai rata-rata
sebesar 0,22% per tahun.
Walau produksi kedelai di Sumatera Utara meningkat perlahan demi
perlahan, namun hal ini tidak dapat mengimbangi laju konsumsi kedelai karena
permintaan pasar yang begitu besar. Dari data diatas dapat dilihat bahwa tingkat
konsumsi kedelai di Sumatera Utara berkembang lebih cepat. Kacang kedelai
diperlukan untuk kebutuhan pangan, digunakan untuk produksi temped dan tahu,
untuk produksi kecap dan untuk kebutuhan pangan lainnya seperti pakan ternak
dan untuk benih.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Sumatera Utara secara langsung
mempengaruhi pertumbuhan permintaan makanan. Hal ini disebabkan oleh
pertambahan populasi dan perubahan pola pangan yang sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi. Dampak dari peningkatan pendapatan masyarakat adalah
perubahan pola pangan dari pola pangan karbohidrat tinggi dengan protein rendah
menjadi pola pangan karbohidrat lebih rendah dengan protein yang lebih tinggi.
Konsumsi kedelai yang terus meningkat pesat setiap tahunnya, juga sejalan
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi yang ditandai oleh
meningkatnya permintaan kedelai pertahunnya.

EKONOMI MIKRO
D. Grafik Permintaan dan Penawaran Kacang Kedelai Sumatera Utara
(Tahun 1999-2013)

E. Analisa Grafik
Berdasarkan grafik diatas dapat kita lihat bahwa posisi produksi
(Penawaran) kedelai di Sumatera Utara selalu di bawah grafik Permintaan selama
kuadran waktu 2006 – 2013. Secara umum, gambaran grafik tersebut
menunjukkan adanya fluktuasi yang cukup signifikan. Data untuk tahun 2006
menunjukkan bahwa produksi (penawaran) hanya sekitar 7.042 Ton sedangkan
permintaan mencapai 15.764 Ton. Kondisi tersebut memicu terjadinya
kekurangan akan permintaan kedelai kurang lebih sebesar 8.722 Ton kedelai.
Pada tahun 2005, 2009, dan 2013 volume produksi kacang kedelai
meningkat dapat dilihat dengan persenatase pada tahun 2005 menghasilkan
15.793 ton, pada tahun 2009 meghasilkan sebanyak 14.206 ton, dan pada tahun
2013 meningkat menjadi 15.652 ton hal ini disebabkan dengan luas lahan yang
bertambah namun peningkatan pada produksi menyebabkan terjadinya
peningkatan pada permintaan kacang kedelai dalam kurun waktu yang sama

6
Kemudian permintaan sempat mengalami penurunan yaitu pada tahun 2004,
2008, dan pada tahun 2011 namun tingkat penurunan permintaan hanya turun
beberapa persen dan masih tetap diatas hasil produksi. Sedangkan volume

EKONOMI MIKRO
permintaan paling tinggi terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah permintaan
mencapai 20.014 ton atau naik sekitar 1.244 ton dalam kurun waktu satu tahun
dari tahun 2011.
Upaya pemerintah untuk memenuhi permintaan kedelai di Sumatera Utara
yang setiap tahun meningkat yaitu dengan memunculkannya impor kedelai dari
Negara asing seperti India dimana kebijakan ini juga diberlakukan diseluruh
Indonesia.
Impor kedelai cenderung meningkat, kondisi ini semakin memperlebar
kesenjangan antara produksi dan konsumsi. Sehingga tidak heran jika Negara kita
menjadi salah satu negara pengimpor kedelai di dunia dengan pangsa yang cukup
besar, selain Belanda, Jepang, Korea Selatan dan Jerman.
Selain melakukan impor kedelai, pemerintah juga terus mengupayakan
untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Hal ini juga bertujuan untuk
mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor.
Dari data yang sudah dipaparkan diatas maka dalam hal permintaan kacang
kedelai di Sumatera Utara elastisitas permintaan menunjukkan Ed > 1, atau
dinamakan Elastis artinya bila harga naik/turun sebesar 1%, maka permintaan
akan turun/naik lebih dari 1% (persentase perubahan jumlah yang diminta lebih
besar dari pada persentase perubahan harga => permintaan sangat peka terhadap
perubahan harga.

7
F. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Kedelai di
Sumatera Utara

1. Permintaan Kedelai

a. Harga Kedelai Dalam Negeri


Harga kedelai dalam negeri berpengaruh positif dengan harga kedelai
internasional. Kenaikan harga kedelai di pasaran internasional berdampak
langsung terhadap harga kedelai di dalam negeri. Hal ini disebabkan, kebutuhan

EKONOMI MIKRO
industri makanan dan minuman berbahan baku kedelai masih menggunakan
kedelai impor.
Penurunan permintaan kedelai disebabkan karena melemahnya kurs rupiah
terhadap dolar yang menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok meningkat. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa harga kedelai berhubungan negatif
dengan permintaan kedelai, serta sesuai dengan hipotesis ekonomi bahwa harga
suatu komoditi dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif,
dengan faktor lain tetap sama.
Hasil simulasi harga kedelai dalam negeri terhadap permintaan yaitu jika
harga kedelai meningkat sebesar 1%, maka permintaan kedelai akan menurun
sebesar 1,894428%. Artinya, semakin rendah harga suatu komoditi maka jumlah
yang akan diminta untuk komoditi itu akan semakin besar, dan semakin tinggi
harga, semakin rendah jumlah yang diminta (permintaan).

b. Jumlah Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang, khususnya
Indonesia, membawa efek terhadap bertambah cepatnya permintaan pangan serta
perubahan bentuk dan kualitas pangan dari penghasil energi kepada produk-
produk penghasil protein. Kedelai merupakan salah satu bahan makanan yang

8
mempunyai potensi sebagai sumber utama protein. Meskipun produk
kedelai bukan merupakan bahan pangan pokok, perkembangan secara historis dan
kultural menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia menggunakan
produk kedelai dalam pola makanan tradisionalnya.
Dengan kata lain semakin banyak penduduk maka semakin banyak
konsumsi per kapita kacang kedelai namun jika terjadi penurunan permintaan bisa
saja disebabkan karena angka kematian yang tinggi sehingga tingkat permintaan
ikut menurun.

c. Impor
Hubungan permintaan kedelai dengan impor kedelai bersifat positif. Hal ini
sesuai dengan dugaan bahwa semakin rendah jumlah yang diminta maka akan
menurunkan volume impor kedelai, dan sebaliknya setiap kenaikan permintaan

EKONOMI MIKRO
kedelai akan meningkatkan pula impor kedelai. Kebijakan impor yang digunakan
pemerintah merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pasokan kedelai
yang ada terutama daerah Sumatera Utara.
Seperti dapat kita lihat pada tahun 2006 dan 2007 dimana impor terbesar
dilakukan untuk menutupi kekurangan pasokan kacang kedelai Sumatera Utara
karena apabila hal ini tidak dilakukan maka di dalam beberapa sektor rill akan
dapat menggangu aktivitas perekonomian terutama untuk produksi tahu, tempe,
kecap dan lain-lain.

e. Rata-rata Pendapatan
Dampak dari peningkatan pendapatan masyarakat adalah perubahan pola
pangan dari pola pangan karbohidrat tinggi dengan protein rendah menjadi pola
pangan karbohidrat lebih rendah dengan protein yang lebih tinggi. Konsumsi
kedelai yang terus meningkat pesat setiap tahunnya, juga sejalan dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi yang ditandai oleh meningkatnya
konsumsi per kapita kedelai.

f. Selera Masyarakat
Konsumsi kedelai yang terus meningkat pesat setiap tahunnya, juga sejalan
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi yang ditandai oleh
meningkatnya konsumsi per kapita kedelai. Sebagian besar produksi kedelai
diolah menjadi bahan pangan yang siap dikonsumsi oleh masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung seperti tempe, tahu, kecap dan kripik tempe.
Pabrik kecap, perusahaan pakan ternak, dan industri makanan dan minuman
berada di urutan berikutnya sebagai konsumen kedelai.

2. Penawaran Kedelai (Produksi)

a. Harga Kedelai
Dari segi persaingan harga pasar, ternyata harga riil kedelai impor jauh lebih
murah daripada kedelai produksi dalam negeri. Hal ini juga merupakan disinsentif
bagi petani dalam menanam kedelai. Selama harga kedelai impor rendah, maka
arus impor akan makin deras, sehingga harga kedelai produksi dalam negeri akan

EKONOMI MIKRO
turun. Hal ini menyebabkan petani enggan menanam kedelai. Kedua faktor di atas
diduga merupakan penyebab turunnya areal kedelai secara drastis.

b. Harga Komoditas Lain


Diduga penurunan harga riil menjadi disinsentif yang menyebabkan
terjadinya penurunan areal panen kedelai. Selain itu, persaingan penggunaan lahan
dengan palawija lainnya juga diduga merupakan salah satu penyebab turunnya
areal panen kedelai. Indikatornya ialah kenaikan harga riil jagung. Secara teoritis,
kenaikan harga jagung akan mendorong petani untuk menanam komoditas
tersebut. Konsekuensinya ialah bahwa kenaikan areal tanam jagung (sebagai
komoditas pesaing) dengan sendirinya akan mengurangi areal untuk kedelai,
karena lahan yang digunakan adalah lahan yang sama.

10
c. Input Biaya untuk memproduksi Kedelai
Biaya produksi merupakan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk
menghasilkan suatu produk atau komoditas dalam bidang pertanian. Semua faktor
– faktor produksi seperti sewa lahan, alsintan, biaya untuk pupuk, benih dan
irigasi serta keperluan lain sangat dibutuhkan dalam produksi kedelai. Sehingga
apabila biaya input yang dikeluarkan terlalu besar umumnya untuk awal produksi
petani akan mengurangi kapasitas produksinya. Karena pada saat biaya produksi
tinggi dan harga jualnya rendah maka akan menyebabkan kerugian.

d. Invansi Teknologi
Senjang produktivitas kedelai di tingkat petani (rata-rata 1,2 t/ha) dengan
potensi genetik tanaman kedelai masih cukup tinggi (potensi genetik >2 t/ha).
Rendahnya produktivitas disebabkan sebagian besar petani belum menggunakan
benih unggul dan teknik pengelolaan tanaman masih belum optimal (Adisarwanto,
2004;2005) Teknologi produksi kedelai meliputi varietas unggul dan teknik
pengelolaan lahan, air, tanaman, dan organisme pengganggu tanaman (LATO).
Pengelolaan LATO dimaksudkan agar potensi hayati yang dimiliki oleh varietas
dapat terekspresikan secara optimal. Varietas unggul merupakan inovasi teknologi
yang mudah diadopsi petani dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam
meningkatkan produksi (Marwoto dan Hilman, 2005). Varietas unggul memiliki

EKONOMI MIKRO
sifat seperti hasil tinggi, umur genjah, dan tahan/toleran terhadap cekaman biotik
(hama dan penyakit) dan abiotik (lingkungan fisik). Teknik produksi merupakan
sintesis dari varietas unggul dan teknik pengalolaan LATO (lahan, air, tanaman,
dan organisme pengganggu). Inovasi teknologi dengan penggunaan benih
bermutu, pembuatan saluran drainase, pemberian air yang cukup, pengendalian
hama dan penyakit dengan sistem PHT, panen dan pasca panen dengan alsintan
mampu meningkatkan produksi kedelai sesuai dengan potensi genetiknya
(Anonimous, 2004a). Oleh karena itu dukungan penelitian terhadap inovasi
teknologi peningkatan produksi kedelai sangat diperlukan.

11

e. Tujuan Perusahaan
Di level petani kedelai, tujuan produksi tentu sangat berpengaruh terhadap
kapasitas produksi kedelainya. Apabila seorang petani hanya menanam kedelai
untuk dikonsumsi sendiri maka volume produksinya tidak akan terlalu besar
dibandingkan dengan apabila petani tersebut bermaksud untuk menjual hasil
produksi kedelainya di level konsumen atau dijual.

f. Luas Lahan dan Produktivitas


Semakin luas lahan produktif yang digunakan untuk memproduksi kedelai
maka volume produksi (penawaran) juga akan tinggi.

EKONOMI MIKRO
12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada kisaran waktu antara tahun 1999-2013 kondisi permintaan kedelai
lebih besar dari pada volume produksi (penawaran), kondisi tersebut
menyebabkan terjadinya disparitas antara volume produksi dan konsumsi atau
antra penawaran dan permintaan. Titik permintaan tertingga pada kisaran tahun
tersebut terjadi pad tahun 2012 yaitu sebesar 20.041 ton sedangkan kapasitas
produksinya hanya sebesar 11.426 ton. Hal ini memicu munculnya regulasi
pemerintah untuk melakukan impor terhadap komoditas kedelai. Kapasitas
produksi yang rendah menyebabkan konsumsi kedelai di Sumatera Utara sangat
bergantung kepada kedelai impor.
Dari data yang sudah dipaparkan diatas maka dalam hal permintaan kacang
kedelai di Sumatera Utara elastisitas permintaan menunjukkan Ed > 1, atau
dinamakan Elastis artinya bila harga naik/turun sebesar 1%, maka permintaan
akan turun/naik lebih dari 1% (persentase perubahan jumlah yang diminta lebih
besar dari pada persentase perubahan harga => permintaan sangat peka terhadap
perubahan harga.
Faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai di Indonesia: Harga kedelai,
jumlah penduduk, Impor, rata-rata pendapatan dan selera konsumen.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi penawaran kedelai di Indonesia:
harga kedelai, harga komoditas lain, biaya input produksi, tujuan produksi dan
invasi teknologi, luas dan produktivitas lahan serta tujuan produksi.

13

B. Saran
Kebijakan harga sangat berpengaruh terhadap mekanisme permintaan dan
penawaran kedelai, sehingga Upaya-upaya dibawah ini, diharapkan dapat

EKONOMI MIKRO
meningkatkan kemauan petani menanam kedelai sehingga produktivitas kedelai
meningkat dan tercapai swasembada kedelai. Jika swasembada kedelai sudah
tercapai maka tidak perlu lagi impor kedelai dari pasar dunia.
1. Membangun infrastruktur di pedesaan.
2. Memperluas dan mempermudah akses kredit pada petani.
3. Pemenuhan berbagai sarana produksi yang dibutuhkan oleh petani.
4. Pengembangan riset dan teknologi pertanian dari hulu hingga hilir untuk
pencapaian kuantitas dan kualitas produksi yang lebih baik.
5. Memberikan perlindungan pasar kepada petani.
6. Memberikan penyuluhan pada petani sehingga pengetahuan dan
kesadarannya tentang pentingnya teknologi meningkat.

14

DAFTA PUSTAKA

Adetama , Dwi Sartika. 2011. Analisis permintaan kedelai. FE UI. Depok


Anonymous, 2012. Contoh kasus analisis elastisitas Permintaan kedelai di
indonesia.
Ariani, Mewa. Penawaran dan permintaan komoditas kacangkacangan dan umbi-
umbian di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi
Pertanian
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (BPS) Sumut.
Iskandar Putong, 2003, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro Edisi 2, Ghalia
Indonesia, Jakarta.

EKONOMI MIKRO
15

EKONOMI MIKRO

You might also like