You are on page 1of 10

Jurnal Sains Farmasi & Klinis

p-ISSN: 2407-7062 | e-ISSN: 2442-5435


homepage: http://jsfk.ffarmasi.unand.ac.id

ORIGINAL ARTICLE Vol. 5 No. 3 (Desember 2018) | pp. 191–200 |

Deteksi Cepat Gen InvA pada Salmonella spp.


Dengan Metode PCRm
(Rapid Detection of InvA Genes in Salmonella spp. with The PCR Method)

Soni Muhsinin*, Maria Martina Sulastri, dan Dadih Supriadi


Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

ABSTRACT: Salmonella spp. is a major infectious agent in humans through an oral route by contaminating food and drinks.
Diseases caused by Salmonella spp. called salmonellosis. Salmonella spp. has an invA gene that causes pathogens in humans.
InvA gene detection can be done by PCR method. The purpose of this study was to develop a rapid detection method for InvA
gene in Salmonella spp. with the PCR method. The steps of the research method were started from Salmonella ATCC culture,
Salmonella ATCC DNA Isolation, Quantitative Analysis of Salmonella ATCC DNA, Specific primary design for InvA gene detection,
Primary Characterization, Optimization of PCR components. Results of isolation of Salmonella ATCC DNA were obtained with a
DNA concentration of 4.5 ng / ul with DNA purity of 1.66. The PCR primers that have been designed for the InvA gene detection
consist of one primary pair, namely InvA-F: 5 ‘TCGTCATTCCATTACCTACC 3’ and InvA-R: 5 ‘AAACGTTGAAAAACTGAGGA 3’ which
produced 119 bp of InvA gene PCR products. InvA gene can be detected quickly using the PCR method that has been optimized
by the PCR component.
Keywords: Salmonella ATCC; InvA gene; DNA Isolation; PCR.
ABSTRAK: Salmonella spp. merupakan penyebab infeksi utama pada manusia melalui rute oral dengan cara mengkontaminasi
makanan dan minuman. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella spp. disebut salmonellosis. Salmonella spp. memiliki gen invA
yang menyebabkan patogen pada manusia. Deteksi gen InvA dapat dilakukan dengan metode PCR. Tujuan penelitian ini adalah
untuk pengembangan metode deteksi cepat Gen InvA pada Salmonella spp. dengan metode PCR. Tahapan metode penelitian
dimulai dari kultur Salmonella ATCC, Isolasi DNA Salmonella ATCC, Analisis Kuantitatif DNA Salmonella ATCC, Desain primer spesifik
untuk deteksi gen InvA, Karakterisasi primer, Optimasi komponen PCR. Hasil isolasi DNA Salmonella ATCC yang didapat dengan
konsentrasi DNA sebesar 4,5 ng/ul dengan kemurnian DNA 1,66. Primer PCR yang telah didesain untuk deteksi gen InvA terdiri dari
satu pasang primer, yaitu InvA-F: 5’ TCGTCATTCCATTACCTACC 3’dan InvA-R: 5’ AAACGTTGAAAAACTGAGGA 3’ yang menghasilkan
produk PCR gen InvA sepanjang 119 bp. Gen InvA dapat dideteksi dengan cepat menggunakan metode PCR yang telah dioptimasi
komponen PCR.
Kata kunci: Salmonella ATCC; gen InvA; Isolasi DNA; PCR.

Pendahuluan terletak di daerah Salmonella pathogenicity island (SPI-R)


yang mempunyai operon yang berfungsi sebagai tempat
Salmonella spp. merupakan bakteri berbentuk batang penyimpanan informasi genetik. Gen invA pada Salmonella
lurus, tidak berspora, bersifat gram negatif, sehingga spp. terletak di kromosom yang mampu menghasilkan
mempunyai komponen outer layer (lapisan luar) yang protein yang dapat memberikan sifat invasif untuk
tersusun dari LPS (lipopolisakariada) dan dapat berfungsi menginvasi sel epitel yang terdapat di dalam usus. [2]
sebagai endotoksin [1]. Salmonella spp. merupakan Kultur merupakan metode pembiakan bakteri dalam
penyebab utama dari penyakit salmonellosis yang disebarkan suatu media sebagai gold standar untuk deteksi Salmonella
melalui makanan (foodborne diseases) [2]. Salmonella spp. yang spp. dengan sensitivitas dan spesifisitas 100%. Akan tetapi
menginfeksi tubuh melalui makanan akan bertahan hidup metode ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya:
kemudian menginvasi mukosa dari usus dan menghasilkan memerlukan waktu yang lama untuk analisisnya (7-14 hari),
racun. Keracunan oleh Salmonella disebabkan karena bersifat laborious, dan memerlukan lab dengan biosafety
kontaminasi Salmonella dalam jumlah yang signifikan yaitu lavel yang tinggi [4]. Selain metode Access this article
107 sel [3]. kultur, deteksi Salmonella spp. dapat
Salmonella spp. memiliki gen invA yang berperan dilakukan dengan uji serologi, uji
dalam menyebabkan sakit pada manusia. Gen tersebut widal, dan tes tubex. Ketiga metode

*Corresponding Author: Soni Muhsinin


Jl. Soekarno-Hatta No.754, Cipadung Kidul, Panyileukan,
Kota Bandung, Jawa Barat 40614| Email: soni.muhsinin@stfb.ac.id

191
D eteksi Cepat Gen I nvA pa da S a l m one l l a spp... M uhs i ni n et . al.

ini memiliki kekurangan, yaitu nilai sensitivitas sebesar 47- Konsentrasi DNA dapat dihitung dengan menggunakan
77 % dan nilai spesifisitas sebesar 50-85% [5,6]. Metode rumus sebagai berikut: Konsentrasi DNA = A260 x 50 x
molekuler berbasis DNA telah banyak dikembangkan, Faktor Pengenceran [11].
salah satunya teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). PCR
memiliki beberapa keunggulan, diantara: cepat dalam Desain dan Karakterisasi Primer Spesifik untuk deteksi gen
menganalisis hasil (1 hari), memiliki nilai sensitifitas dan InvA
spesifisitas yang tinggi (>90%) [7-9]. Berdasarkan latar
Desain primer dilakukan dengan studi literatur dan
belakang di atas telah dilakukan penelitian yang bertujuan
BLASTING Primer menggunakan software BLAST lewat
untuk pengembangan metode deteksi cepat Gen InvA
laman http://blast.ncbi.nml.nih.gov/Blast.cgi. BLAST
pada Salmonella spp. dengan metode PCR.
merupakan salah satu fitur dalam NCBI (National Centre for
Biotechnology Information) yang berfungsi untuk menganalisis
Metode Penelitian apakah ada kemiripan primer yang kita gunakan dengan
genom lainnya pada GenBank DNA database. Software
Kultur Salmonella ATCC
BLAST pada NCBI dapat digunakan untuk melakukan
Kultur Salmonella ATCC didapatkan dari Politeknik
perhitungan panjang produk yang dihasilkan berdasarkan
Kesehatan Bandung. Kultur tersebut kemudian disubkultur
posisi forward primer dan reverse primer pada urutan gen
pada media agar miring NA (Oxoid) yang dimasukkan ke
Salmonella spp. Primer yang sudah dirancang pada
dalam tabung reaksi (Pyrex). Hasil koloni subkultur yang
tahapan sebelumnya, kemudian akan dilakukan uji primer
tumbuh setelah 1-2 hari diinkubasi pada suhu 37 0C,
yang meliputi, konten persen GC dari urutan primer,
kemudian digunakan untuk isolasi DNA.
kemungkinan primer dimer, dan range temperature melting
(Tm). [12].
Isolasi DNA Salmonella ATCC
Tahapan isolasi DNA sesuai dengan yang tertera pada
Optimasi Komponen PCR
protokol Wizard® Genomic DNA Purification Kit (Promega)
Optimasi komponen PCR yang dilakukan
yaitu masukan 1 ml hasil kultur pada microcetrifuge tube
diantaranya: Konsentrasi Template DNA (2,5 ul dan 5 ul),
1,5 ml, kemudian sentrifugasi dengan kecepatan 13.000
Taq Polimerase (0-2 U), Konsentrasi MgCl2 (0 – 3 µM),
– 16.000 x selama 2 menit. Hilangkan supernatan, dan
konsentrasi dNTPs (0-250 μM) [13]. Semua komponen
pellet ditambahkan 600 µl Nuclei Lysis Solution, homogenkan
PCR ini dilakukan amplifikasi DNA dengan menggunakan
dengan menggunakan pipet sampai larutan tersuspensikan.
alat Thermocycler (Thermo). Profil PCR yang digunakan
Inkubasi pada suhu 80 oC selama 5 menit untuk melisiskan
adalah sebagai berikut: suhu denaturasi 95 oC, annealing
sel, tambahkan 3 µl larutan Rnase dan kocok tube 2 – 5 kali
50 oC dan extension 72 oC dengan jumlah siklus 35 siklus.
agar homogen. Inkubasi 15 – 60 menit pada suhu 37 oC,
Hasil dari amplifikasi DNA menggunakan PCR ini akan
kemudian dinginkan sampel pada suhu kamar. Tambahkan
dianalisis produk PCR nya dengan menggunakan metode
200 µl Protein Precipitation Solution dan vortex dengan
elektroforesis gel agarose.
kecepatan tinggi selama 20 detik. Inkubasi sampel diatas es
selama 5 menit, sentrifugasi pada kecepatan 13.000 – 16.000
Elektroforesis gel agarose produk PCR
x Selma 3 menit. Pisahkan supernatan dan tambahkan 600
Hasil amplifikasi DNA (amplicon) dianalisis
µl isopropanol pada suhu kamar, sentrifugasi pada kecepatan
menggunakan elektroforesis gel agarosa. Konsentrasi
13.000 – 16.000 x selama 2 menit. Pisahkan supernatant
agarosa sebesar 2 % dalam buffer TBE 1 x (Tris-borate-
dan tambahkan etanol 70 % dan balik tabung beberapa kali
EDTA) dan ditambahkan pewarna Diamond sebanyak
untuk mencuci pellet, sentrifugasi pada kecepatan 13.000
2 µl. Amplicon dimasukan ke dalam sumuran sebanyak 5
– 16.000 x selama 2 menit. Tiriskan tabung pada kertas
µl yang ditambahkan 1 µl loading dye (Promega). Sebagai
penyerap bersih dan biarkan pellet mongering selama 5 –
penanda (Marker) digunakan ladder 100 bp (Promega).
10 menit. Tambahkan 100 µllarutan DNA rehidrase dan
Elektroforesis dijalankan dengan kondisi tegangan 110 V
inkubasi pada suhu 65 oC selama 1 jam atau inkubasi 24
selama 35 menit. Hasil elektroforesis divisualisasi dibawah
jam pada suhu 4 oC. Simpan DNA pada suhu 2-8 oC [10].
sinar Blue Light (Mupid) kemudian didokumentasikan
sebagai hasil analisis
Analisis Kuantitatif DNA Salmonella ATCC
Tahap selanjutnya dilakukan perhitungan konsentrasi
DNA menggunakan alat Nanodrop (Termo Scientific).

192 Jur na l Sai ns Fa r m a s i & K l i ni s | Vo l . 0 5 N o . 0 3 | D e s e m be r 2018


D eteksi Cepat Gen I nvA pa da S a l m one l l a spp... M uhs i ni n et . al.

Hasil dan Diskusi melalui perbandingan A260 nm dengan A280 nm. Hasil
isolasi DNA dikatakan murni apabila rasio perbandingan
Tahapan isolasi dilakukan untuk mendapatkan DNA A260 nm dan A280 nm adalah 1,8- 2,0 [11]. DNA dapat
murni dari kultur Salmonella spp. Isolasi DNA memiliki menyerap cahaya ultraviolet karena keberadaan basa-basa
beberapa tahapan, yaitu: (1) Lisis dinding sel; (2) Purifikasi; purin dan pirimidin. Pita ganda DNA dapat menyerap
dan (3) Presipitasi. Isolasi DNA dilakukan sesuai dengan cahaya UV pada 260 nm dan kontaminan protein
protocol KIT Promega [10]. Langkah awal 1 ml kultur di akan menyerap cahaya pada 280 [15].
sentifugasi dengan kecepatan 14.500 rpm. Sentrifugasi Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh kemurnian
bertujuan untuk mengendapkan sel dari komponen lainnya DNA 1,66 yang menunjukan adanya sedikit kandungan
berdasarkan berat jenis molekul. Pemecahan sel (lisis) protein, sehingga masih dapat digunakan untuk proses
merupakan tahapan dari awal isolasi DNA yang bertujuan amplifikasi [11]. Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi
untuk mengeluarkan isi sel dengan penambahan Nuclei DNA yang didapat yaitu 4,5 ng/µl.
Lysis [14]. Tahap selanjutnya yaitu penambahan RNAse Primer yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan
untuk menghilangkan RNA pada larutan DNA. RNAse literatur jurnal dengan gen target InvA yaitu InvA-F:
merupakan enzim pendegradasi RNA dan protein presipitation 5’ TCGTCATTCCATTACCTACC 3’ dan InvA-R: 5’
digunakan untuk mengendapkan protein [11]. Supernatan AAACGTTGAAAAACTGAGGA 3’ yang menghasilkan
yang mengandung DNA dipisahkan dan ditambahkan panjang produk 119 bp [16]. Tahap selajutnya dilakukan
larutan isopropanol sebagai agen presipitasi lanjutan karakterisasi primer untuk melihat kualitas primer dengan
Pellet DNA kemudian dicuci dengan etanol 70% untuk pengujian bioinformatika menggunakan software BLAST
menghilangkan pengotor [14]. Supernatan dipisahkan dan [12]. Hasil analisis BLAST (Gambar 2) menunjukan bahwa
pellet DNA dikeringkan kemudian ditambahkan DNA urutan primer yang digunakan spesifik hanya terdapat pada
rehidrase sebagai pelarut dan mencegah degradasi DNA, Salmonella. Tahap selanjutnya dilakukan dilakukan uji primer
selanjutnya dilakukan analisis kuliatas dan kuantitas DNA untuk melihat kualitas primer dan panjang produk PCR
[10]. Hasil Isolasi DNA dapat dilihat pada gambar 1. yang dihasilkan. Berdasarkan hasil dari BLAST Primer
DNA yang telah diisolasi kemudian dihitung NCBI (Gambar 3) panjang produk yang dihasilkan dari
kemurnian dan konsentrasinya menggunakan alat amplifikasi PCR yaitu 119 bp dengan GC % dari primer
Nanodrop (Thermo Scientific) yang memiliki prisip seperti forward 45% dan reverse 35 %.
spektrofotometer. Kemurnian DNA dapat dihitung

Gambar 1. Hasil isolasi DNA salmonella ATCC

Jurnal S ains Farma si & Kl i n i s | Vol . 05 No. 03 | D es e m be r 2 0 1 8 193


D eteksi Cepat Gen I nvA pa da S a l m one l l a spp... M uhs i ni n et . al.

Gambar 2. Primer BLAST

Hasil pengujian pada NCBI, primer dari literatur diperlukan untuk tahap ekstensi DNA. Kemampuan
dapat menempel pada gen InvA, untuk primer forward mengkatalisis reaksi polimerasi DNA pada proses PCR
pada panjang 167 bp dan primer reverse 285 bp dengan yang terjadi pada tahap ekstensi. Konsentrasi enzim
menghasilkan produk 119 bp yang ditunjukan pada polimerase yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil
Gambar 3. Urutan nukleotida primer forward dan reverse pita DNA yang smear, maka dari itu optimasi konsentrasi
terdapat pada gen InvA sehingga dapat menempel pada enzim polimerase diperlukan agar proses amplifikasi
gen tersebut (Gambar 4). berjalan dengan baik [18]. Hasil elektroforegram (Gambar
Keberhasilan amplifikasi fragmen DNA dipengaruhi 6) dari optimasi konsentrasi Taq Polimerase pada
oleh beberapa faktor yaitu DNA template, primer, MgCl2, konsentrasi 2 U dan 1,5 U terjadi smear pada pita DNA
enzim polimerase, suhu, waktu dan jumlah siklus. Optimasi yang menunjukan terjadinya kelebihan konsentrasi enzim
PCR perlu dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan polimerase. Konsentrasi Taq polimerase yang berlebihan
kondisi PCR yang tepat sehingga dihasilkan produk PCR dapat mengakibatkan amplifikasi DNA non target
yang spesifik [17]. Konsentrasi template DNA yang terlalu yang menghasilkan produk yang tidak spesifik dan jika
kecil sering menghasilkan pita DNA amplifikasi yang konsentrasi Taq polimerase rendah menyebabkan proses
tipis dan tidak jelas. Sejalan dengan hal tersebut volume amplifikasi berjalan tidak baik atau tidak terjadi amplifikasi
template DNA sangat berkaitan dengan konsentrasi primer DNA [20]. Berdasarkan hasil elektroforegram (Gambar
dan volume total reaksi sehingga perlu dicari optimalisasi 6) konsentrasi optimal untuk Taq polimerase yaitu 1 U
rasio antara volume template DNA dengan primer [17]. yang menunjukan hasil pita yang tebal dan terlihat jelas,
Berdasarkan hasil elektroforegram (Gambar 5), terlihat sedangkan untuk konsentrasi 0,5 U pita yang dihasilkan
jelas perbedaan ketebalan pita DNA yang dihasilkan dari kurang jelas dan tipis karena konsentrasi Taq polimerase
volume template DNA 0,5 µL dan 1 µL. Pita DNA pada yang rendah. Hasil pada konsentrasi 0 U tidak ada pita
volume 0,5 µL lebih tipis dibandingkan dengan pita pada yang muncul menunjukan proses optimasi konsentrasi Taq
volume 1 µl menunjukan konsentrasi template pada volume polimerase tidak terjadi kontaminasi.
0,5 µl terlalu kecil sehinggga menghasilkan pita yang tidak Konsentrasi ion Mg2+ berpengaruh besar terhadap
jelas. spesifisitas dan jumlah produk (yield) PCR. Umumnya
Enzim polimerase berfungsi sebagai katalisis untuk jika ion Mg2+ kurang akan menurunkan yield, sedangkan
reaksi polimerisasi DNA pada proses PCR enzim ini jika ion Mg2+ berlebih akan menghasilkan produk non

194 Jur na l Sai ns Fa r m a s i & K l i ni s | Vo l . 0 5 N o . 0 3 | D e s e m be r 2018


D eteksi Cepat Gen I nvA pa da S a l m one l l a spp... M uhs i ni n et . al.

spesifik. Magnesium mempengaruhi penempelan primer komponen yang sangat berhubungan dengan ion Mg2+.
serta aktifitas enzim [21]. Kondisi optimal PCR untuk Hasil elektroforesis menunjukan amplifikasi negatif pada
fragmen DNA yaitu pada konsentrasi ion MgCl2 1,5 konsentrasi 250 µM dan 300 µM (Gambar 8). Konsentrasi
µM. Hasil elektroforegram pada konsentrasi MgCl2 1,5 dNTPs yang besar menyebabkan magnesium yang tersedia
uM menunjukan pita cukup tebal dan jelas dari pada terikat dengan dNTPs sehingga tidak adanya magnesium
kosentrasi 0,5 µM dan 1 µM (Gambar 7). Konsentrasi bebas menyebabkan enzim polimerase tidak aktif dan tidak
MgCl2 1,5 µM sudah menunjukan pita yang cukup tebal terjadinya amplifikasi DNA. Ada interaksi antara Mg2+
sehingga diambil konsentrasi terendah yang menghasilkan dan dNTPs menyebabkan perubahan konsentrasi dNTPs
hasil pita yang jelas, sedangkan pada konsentrasi 3 µM dan mempengaruhi konsentrasi Mg2+ dalam reaksi. Bila
amplifikasi menunjukan hasil yang negatif. Konsentrasi digunakan konsentrasi dNTPs yang tinggi, konsentrasi
ion Mg2+ yang terlalu besar menyebabkan magnesium Mg2+ sebaiknya juga dinaikkan. Bila konsentrasi
bebas berlebih mengurangi aktivitas enzim dan banyaknya dNTPs berlebih, dNTPs akan berikatan Mg2+ sehingga
dNTPs disekitar Taq polymerase menyebabkan mengurangi konsentrasi Mg2+. Ion Mg2+ berperan dalam
terjadi kesalahan dalam sintesis DNA baru dan proses membentuk kompleks dengan dNTPs sehingga dNTPs
amplifikasi tidak terjadi. Pada penelitian ini konsentrasi menjadi semakin larut, meningkatkan aktivitas enzim
MgCl2 yang rendah menyebabkan intensitas pita yang polimerase. Berdasarkan hasil elektroforegram (Gambar
rendah pada produk PCR. Hal ini disebabkan rendahnya 8) menunjukan konsentrasi dNTPs yang optimal pada
aktifitas Taq polimerase. Konsentrasi MgCl2 yang tinggi konsentrasi 150 µM.
juga mempengaruhi jumlah pita yang dihasilkan dan Hasil penelitian menunjukan konsentrasi komponen
mengakibatkan penurunan intensitas [22]. PCR yang optimal ditunjukan pada Tabel 1 dengan
dNTPs merupakan suatu campuran yang terdiri atas kondisi amplifikasi berdasarkan literatur jurnal penelitian
dATP (deoksiadenosintrifosfat), dTTP (deoksitimidin yaitu suhu denaturasi 95 oC, annealing 50 oC dan extension
trifosfat), dCTP Konsentrasi optimal dNTPs untuk 72 oC dengan jumlah siklus 35 siklus [16].
proses PCR harus ditentukan [18]. dNTPs merupakan

Gambar 3. Hasil primer BLAST

Jurnal S ains Farma si & Kl i n i s | Vol . 05 No. 03 | D es e m be r 2 0 1 8 195


D eteksi Cepat Gen I nvA pa da S a l m one l l a spp... M uhs i ni n et . al.

Gambar 4a. Hasil penempelan primer inva gene Urutan gen InvA

Gambar 4b. Hasil penempelan primer inva gene Penempelan primer forward pada Panjang 167 bp

196 Jur na l Sai ns Fa r m a s i & K l i ni s | Vo l . 0 5 N o . 0 3 | D e s e m be r 2018


D eteksi Cepat Gen I nvA pa da S a l m one l l a spp... M uhs i ni n et . al.

Gambar 4c. Hasil penempelan primer inva gene Penempelan primer reverse pada Panjang 285 bp

Gambar 5. Hasil Optimasi Konsentrasi Template DNA


Keterangan :
(1) Pita hasil elekrtroforegram pada volume DNA 0,5 µl.
(2) Pita hasil elekrtroforegram pada volume DNA 1 µl

Jurnal S ains Farma si & Kl i n i s | Vol . 05 No. 03 | D es e m be r 2 0 1 8 197


D eteksi Cepat Gen I nvA pa da S a l m one l l a spp... M uhs i ni n et . al.

Gambar 6. Hasil optimasi konsentrasi taq polimerase

Keterangan :
(1) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 2 U
(2) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 0 U
(3) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 1,5 U
(4) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 1 U
(5) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 0 U
(6) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 0,5 U

198 Jur na l Sai ns Fa r m a s i & K l i ni s | Vo l . 0 5 N o . 0 3 | D e s e m be r 2018


D eteksi Cepat Gen I nvA pa da S a l m one l l a spp... M uhs i ni n et . al.

Gambar 7. Hasil optimasi konsentrasi MgCl2


Keterangan :
(1) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 0 µM
(2) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 0,5 µM
(3) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 1 µM
(4) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 1,5 µM
(5) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 2 µM
(6) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 2,5 µM
(7) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 3 µM

Gambar 8. Hasil optimasi DNTPs

Keterangan :
(1) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 50 µM
(2) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 100 µM
(3) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 150 µM U
(4) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 200 µM
(5) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 250 µM
(6) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 300 µM
(7) Pita hasil elekrtroforegram pada konsentrasi 0 µM

Jurnal S ains Farma si & Kl i n i s | Vol . 05 No. 03 | D es e m be r 2 0 1 8 199


D eteksi Cepat Gen I nvA pa da S a l m one l l a spp... M uhs i ni n et . al.

Tabel 1. Tabel Konsentrasi Optimal Komponen PCR


Konsentrasi Konsentrasi
No Komponen Volume
Awal PCR
1 Taq Polimerase 5U 1U 0,2 µl

2 Buffer 5X 1X 10 µl
3 MgCl2 25 µM 1,5 µM 3 µl
4 dNTPs 10 mM 150 µM 0,75 µl
5 Primer Forward 100 µM 100 nM 5 µl
6 Primer Reverse 100 µM 100 nM 5 µl
7 DNA Template 4,5 ng/µl 4,5 ng/ µl 1 µl

8 NFW ad 50 µl

Kesimpulan [10] Corporation, P. Wizard ® Genomic DNA Purification Kit Wizard ®


Genomic DNA. Solutions. 2009; 1123–1126.
[11] Sambrook, J., David W. Russell. Molecular Clonning : A Laboratory
Kesimpulan dari penelitian ini, Metode PCR gel base Manual. 3th ed. Sold Spring Harbor Laboratori Press Book 1&2;
dapat mendeteksi gen InvA dengan primer yang spesifik 2001.
[12] Ye, J., Coulouris, G., Zaretskaya, I., Cutcutache, I., Rozen, S., Madden,
dan komponen PCR yang telah dioptimasi dengan waktu T. L. Primer-BLAST: a tool to design target-specific primers for
analisis yang cepat. polymerase chain reaction. BMC bioinformatics. 2012;13(1): 134.
[13] Yuwono. Teori dan Aplikasi Polymerase Chain Reaction, Panduan
Eksperimen PCR untuk Memecahkan Masalah Biologi Terkini,
Ucapan Terimakasih Yogyakarta: Andi; 2006.
[14] Hoarau G, Coyer JA, Stam WT, Olsen JL. A fast and inexpensive DNA
Terimakasih kepada P3M Sekolah Tinggi Farmasi extraction/purification protocol for brown macroalgae. Molecular
Ecology Notes. 2007;7:191–193.
Bandung telah mendanai penelitian ini melalui hibah Riset [15] Cheng YJ, Guo WW, Yi HL, Pang XM., Deng X. An efficient protocol for
Internal STFB tahun 2018. genomic DNA extraction from citrus species. Plant Molecular Biology
Reporter. 2003;21:177a-177g.
[16] Alves, J., Hirooka, E.Y., Oliveira, T.C.R.M. de. Development of a
Referensi multiplex real-time PCR assay with an internal amplification control
for the detection of Campylobacter spp. and Salmonella spp. in
[1] Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A. Mikrobiologi Kedokteran, chicken meat.LWT Food Sci. Technol. 2016;72: 175 –181.
Jakarta: EGC; 2005. [17] Grunenwald, H. Optimization of Polymerase Chain Reactions.
[2] Pham, O. H., & McSorley, S. J. Protective host immune responses to Dalam Bartlett dan Stirling (Eds). Method in Molecular Biology: PCR
Salmonella infection. Future microbiology. 2015;10(1),101-110. Protocols Second Edition. Humana Press; 2007.
[3] Jay, J. M., Loessner, M. J., Golden, D. A. Modern food microbiology. [18] Jalali, M., Zaborowska, J., Jalali, M. The Polymerase Chain Reaction:
Food Science Text Series. New York: Springer; 2005. PCR, qPCR, and RT-PCR. In Basic Science Methods for Clinical
[4] Dzen, S. M., Roekistiningsih, S. S., Winarsih, S., Sumarno, I. S., Researchers. 2016:1-18.
Noorhamdani, A. S. Bakteriologi Medik. Malang: Bayumedia; 2003. [20] Haley, S. D., Miklas, P. N., Afanador,L., Kelly, J. D. Random Amplified
[5] Prasetyo, R. V., Ismoedijanto, V. Metode Diagnostik Demam Tifoid Polymorphic DNA (RAPD) MarkerVariability Between and Within
pada Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unair; 2009. Gene Pools of Common Bean. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 2004;199
[6] Olsen, S. J., Pruckler, J., Bibb, W., Thanh, N. T. M., Trinh, T. M., Minh, (1):122-125.
N. T., Chau, N. V. Evaluation of rapid diagnostic tests for typhoid fever. [21] Padmalatha, K., M.N.V. Prasad. Optimization of DNA Isolation and
Journal of clinical microbiology. 2004;42(5):1885-1889. PCR Protocol for RAPD Analysis of Selected Medicinal and Aromatic
[7] Zeitoun, H., Kassem, M., Raafat, D., AbouShlieb, H., Fanaki, N.
Microbiological testing of pharmaceuticals and cosmetics in Egypt.
BMC microbiology. 2015;15(1):275.
[8] He, X., Xu, X., Li, K., Liu, B., Yue, T. Identification of Salmonella enterica
Typhimurium and variants using a novel multiplex PCR assay. Food
control. 2016;65:152-159.
[9] Horton, R. A., Card, R., Randall, L. P., & Teale, C. J. Differentiation
of UK endemic strains of Salmonella enterica serovar Newport
from epidemic North American strains by PCR detection of a
truncated bapA chromosomal gene. Research in veterinary science.
2016;104:113-116.

Copyright © 2018 The author(s). You are free to share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon the
material for any purpose, even commercially) under the following terms: Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if
changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use; ShareAlike — If you remix,
transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

200 Jur na l Sai ns Fa r m a s i & K l i ni s | Vo l . 0 5 N o . 0 3 | D e s e m be r 2018

You might also like