Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2014 / 2015
Kata Pengantar
Puji syukur kami haturkan ke Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Anemia Remaja
Putri”. Laporan ini diajukan guna memenuhi hasil diskusi kami pada Focus Grup
Discussion.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini sehingga laporan ini dapat kami selesaikan tepat
waktu. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu, krittik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
mengembangkan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan dapat berguna di
kemudian hari bagi kita semua.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................... 2
BAB II Analisis dan Pembahasan
A. Analisis................................................................................... 4
B. Pembahasan ............................................................................ 7
C. Prioritas Penyelesaian Masalah .............................................. 10
BAB III Rencana Program
A. Rencana Pelaksanaan ............................................................. 11
BAB IV Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan ............................................................................ 12
B. Saran ....................................................................................... 12
BAB V Daftar Pustaka ....................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah merupakan salah satu komponen tubuh yang memiliki banyak fungsi.
Darah dapat berfungsi sebagai termoregulator atau pengatur suhu tubuh, sebagai
alat pertahanan tubuh terhadap patogen yang masuk ke dalam tubuh dan sebagai
alat transportasi yang mengirimkan oksigen dan semua kebutuhan sel-sel di dalam
tubuh.
Fungsi pengangkutan atau transportasi darah merupakan fungsi yang sangat
penting. Karena melalui darah, semua kebutuhan sel-sel dalam tubuh disalurkan.
Sari-sari makanan, hormon dan oksigen akan di salurkan ke setiap sel tubuh melalui
peredarah darah. Karena itu, kondisi fisiologis tubuh akan sangat tergantung pada
mekanisme peredaran darah. Bila ada gangguan pada peredaran darah ini, baik
tersumbatnya aliran darah maupun berkurangnya komponen yang
ditransportasikan, akan berdampak pada kondisi fisiologis seseorang.
Anemia merupakan suatu gejala yang dapat diakibatkan dari turunnya kadar
eritrosit, turunnya kadar hemoglobin, dan atau turunnya kadar hematokrit.
Menurunnya salah satu atau lebih faktor tersebut akan mengakibatkan
berkurangnya daya angkut oksigen ke setiap sel tubuh. Berkurangnya oksigen yang
diterima oleh setiap sel tubuh akan menimbulkan beberapa gejala, antara lain :
lemah, lesu, letih, lunglai, dan lemas.
Banyak aspek yang dapat memicu timbulnya suatu anemia. Kegagalan fungsi
fisiologis dari proses pembuatan dan pematangan sel-sel darah dapat menjadi salah
satu pemicunya. Selain itu, faktor ekstrinsik dapat memberikan kontribusi yang
sama dalam memicu anemia, misalnya keadaan sosial ekonomi penderita atau
bahkan keadaan lingkungannya.
1
Perkiraan prevalensi anemia di Indonesia menurut Husaini, dkk. Tergambar
dalam tabel di bawah ini (Handayani, 2008).
Prevalensi Anemia di Indonesia
No Kelompok populasi Angka Prevalensi
1 Anak prasekolah 30 – 40%
2 Anak usia sekolah 25 – 35%
3 Dewasa tidak hamil 30 – 40%
4 Hamil 50 – 70%
5 Laki-laki dewasa 20 – 30 %
6 Pekerja berpenghasilan rendah 30 – 40%
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab tingginya prevalensi Anemia Remaja Putri di Puskesmas
Mawar?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui penyebab tingginya prevalensi Anemia Remaja Putri di
Puskesmas Mawar.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam tingginya prevalensi
Anemia Remaja Putri di Puskesmas Mawar.
2. Mengetahui upaya yang paling efektif untuk diterapkan di Puskesmas
Mawar guna menurunkan angka prevalensi Anemia Remaja Putri di
Puskesmas Mawar.
2
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis
Di Indonesia, kasus anemia gizi sangat umum dan mudah dijumpai pada semua
kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan. Namun yang paling banyak
mengalami anemia adalah banyak dikalangan remaja putri dikarenakan banyak
faktor penyebabnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dr. Wahyu di
kabupaten Melati tahun 2014 khusunya di puskesmas Mawar, prevalensi remaja
putri yang mengalami gejala anemia jumlahnya paling besar dibandingkan
puskesmas lain yaitu sebesar 28,3 %. Gejala anemia bisa disebabkan karena
beberapa faktor berikut ini .
a. Faktor internal (Man)
1. Asupan makanan kurang
Kasus anemia di Indonesia, sebagian besar disebabkan oleh
rendahnya asupan zat besi atau Fe dalam tubuh. Namun asupan gizi yang
lain penyebab anemia pada remaja putri juga bisa karena kekurangan
vitamin B12, kekurangan asam folat dan vitamin C. asupan zat gizi yang
kurang bisa juga karena diet ketat yang tidak terkontrol karena pada orang
diet ketat, dia hanya makan sedikit dan tidak memenuhi zat gizi seimbang.
Dan juga kurangnya pengetahuan para remaja putri tentang zat gizi yang
seharusnya dibutuhkan oleh tubuh, kebanyakan remaja putri lebih
mengutamakan penampilan tubuhnya ( body image) sehingga dia tidak
memperhatikan asupan makananan dengan gizi seimbang.
2. Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan anemia, karena jika perdarahan
terjadi maka kebutuhan akan jumlah sel darah merah dalam tubuh
meningkat. Hal ini akan berakibat pada sintesis Hb. Bahkan peningkatan
pembentukan dan pelepasan sel darah merah dari sumsum tulang
meningkat. Apabila perdarahan terus berlangsung maka akan
mengakibatkan anemia, khususnya remaja putri yang setiap bulannya
mengalami menstruasi yang sangat banyak.
4
3. Genetik/ keturunan
Salah penyakit anemia akibat kuturunan adalah Thalassemia yang
merupakan penyakit kelainan darah yang diturunkan/diwariskan, karena
adanya kelainan genetik yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam
sintesis atau produksi rantai globin. Akibatnya, produksi hemoglobin
berkurang, kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek
dari usia sel darah merah normal (120 hari) sehingga penderita akan
mengalami gejala anemia / kurang darah. Adanya
kelainan/perubahan/mutasi pada gen globin alfa atau gen globin beta,
sehingga produksi rantai globin tersebut berkurang dan sel darah merah
mudah sekali rusak.
b. Faktor Eksternal
1. Keuangan (Money)
a. Sosial Ekonomi rendah
Di puskesmas mawar kebanyakan penduduknya dengan
ekonomi menengah kebawah dan bermata pencaharian sebagai petani
dan buruh tani yang hanya memiliki penghasilan sedikit sehingga
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan untuk membeli makanan
yang mengandung gizi cukup.
b. Lapangan pekerjaan terbatas
Semakin bertambahnya jumlah penduduk di puskesmas
mawar kebanyakan mereka berprofesi sebagai petani dan buruh tani,
sehingga lapangan pekerjaan yang tersedia hanya di sektor pertanian
saja dimana tingkat peghasilan hanya didapatkan saat musim panen
saja.
c. Tingginya tingkat pengagguran
Kabupaten melati masyarakatnya tingkat pendidikannya
rendah sehingga banyak yang tidak melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi akibatnya kurangnya peluang kerja
sehingga meningkatnya pengangguran.
5
2. Metode
a. Kurangnya tingkat kebersihan
Makanan yang tidak dicuci dengan bersih misalnya sayuran
maka kotorannya masih tersisa dan sayuran tersebut bisa mengandung
cacing dan larva sehingga cacing bisa ikut termakan dan mengakibatkan
cacing berkembang menjadi cacing tambang diusus manusia yang
nantinya akan menimbulkan anemia.
b. Cara pengolahan makanan yang salah
Proses pengolahan makanan yang terlalu lama misalnya cara
perebusan sayuran dan daging yang terlalu matang mengakibatkan zat
gizi yang terkandung pada makanan bisa hilang sehingga
meenimbulkan gejala anemia.
3. Material
a. Bahan makanan yang sedikit
Kabupaten Melati masyarakatnya hanya bekerja di sector
pertanian maka hasil panennya hanyalah bahan makanan nabati saja dan
kurangnya asupan dari bahan hewani.
4. Environment
a. Kurangnya menjaga kebersihan lingkungan
Masyarakat setempat kurang mengerti tentang pengetahuan
kebersihan lingkungan sehingga otomatis masyarakt di kabupaten
Melati pola hidupnya kurang bersih.
b. Kurangnya perhatian masyarakat tentang pentingnya jamban sehat
kebanyakan masyarakat yang Buang Air Besar di sungai dan
tidak memiliki jamban di rumahnya sehingga mengakibatkan cacing
yang hidup di sungai akan masuk ke usus besar manusia sehingga
mengakibatkan anemia.
6
B. Pembahasan
Anemia mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan remaja berupa
gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi,
serta penurunan kemampuan belajar, sehingga menurunkan prestasi belajar
sekolah. Anemia tidak menular, tetapi tetap berbahaya. Remaja berisiko tinggi
menderita anemia, khususnya kurang zat besi karena remaja mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat. Dalam pertumbuhan, tubuh membutuhkan nutrisi
dalam jumlah banyak, dan di antaranya adalah zat besi. Bila zat besi yang dipakai
untuk pertumbuhan kurang dari yang diproduksi tubuh, maka terjadilah anemia.
Remaja putri setiap bulannya selalu mengalami menstruasi yaitu mengalami haid
setiap bulan, sehingga membutuhkan zat besi dua kali lebih banyak daripada pria,
oleh karena itu wanita cenderung menderita anemia dibandingkan dengan pria.
Faktor yang paling berpengaruh yang menyebabkan anemia remaja putri
adalah asupan zat makanan terutama zat gizi besi yang kurang karena tingkat
penghasilan orang tua di kabupaten Melati yang sangat sedikit karena kebanyakan
yang bekerja sebagai petani dan buruh tani sehingga tidak mampu membeli
makanan yang mengandung zat gizi yang seimbang dan pasti diantara mereka
banyak mengkonsumsi bahan makanan nabati dibandingkan hewani dimana bahan
nabati cenderung memiliki kandungan zat besi (Fe) yang kurang.
7
Namun, persyaratannya adalah bahwa makanan yang diperkaya perlu
dikonsumsi dalam jumlah yang cukup oleh sebagian besar individu-individu dari
target populasi. Hal ini juga perlu memiliki akses ke, dan digunakan,
sertafortificants yang diserap dengan baik namun tidak mempengaruhi sifat sensori
makanan.
2. Strategi Operasional KIE
Pelaksanaan KIE.
Pelaksanaan KIE perlu dilakukan secara lebih menyeluruh, dan bersifat
multimedia. Pendekatan pelaksanaan KIE adalah sbb :
a. Menggunakan multimedia
b. Menggunakan tenaga lintas program dan lintas sector.
c. Menggunakan berbagai pendekatan seperti individual ,kelompok atau
,missal.
d. Menumbuhkan partisipassi dan kemandirian.
e. ditunjukkan untuk berbagai sasaran yang sesuai seperti :
o Sasaran Primer yaitu orang tua yang memiliki balita.
o Sasaran Sekunder yaitu petugas kesehatan, lurah tokoh
massyarakat, lembaga LSM.
o Sasaran Tersier yaitu pemerintah setempat.
Integrasi KIE anemia ke dalam KIE makanan.
Pengembangan jaringan KIE.
Strategi khusus : penyelenggaraan Bulanan Anemia
Isi pesan KIE anemia diantaranya
1) Menjelaskan kosep Anemia
2) Menjelaskan anemia dalam konteks pangan dan gizi secara
keseluruhan.
3) Menjelaskan pelayanan kesehatan yang ada dalam kaitan
penanggulan anemia gizi
4) Meningkatkan kebutuhan terhadap tablet tambah darah
5) Meningkatkan kesadaran keluarga untuk lebih
memperhatikan anggota keluarga
8
6) Menjelaskan kaitan anemia dalam pembangunan secara
umum.
3. Strategi operasional suplementasi
Pemberian tablet suplementasi yang mengandung multivitamin, yaitu selain
mengandung zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C, seng. pemberian dapat
dilakukan beberapa kali dalam setahun. Dosis pemberian adalah sebagai berikut:
a. 30 mg unsure besi dan 0,125mg asam folat, disertai 2500IU vitamin A.
pemberian diberikan selama 2 bulan
b. swadana: 30mg unsure besi dan 0,125 mg asam folat 2500IU vitamin A.
pemberian diberikan selama 2 bulan.
b. swadana: 30 mg unsure besi dan 0,125bmg asam folat disertai 2500IU
vitamin A pemberian diberikan sekali seminggu. preparat multivitamin
yang tersedia di pasaran juga dapat dipergunakan.
9
C. Prioritas penyelesaian masalah
P : Prioritasjalankeluar
M : Maknitude, besarnyamasalah yang bisa diatasi apabila solusi ini
dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Implementasi, kelanggenganselesainyamasalah.
V : Valiability, sensitifnyadalammengatasimasalah
C : Cost, biaya yang diperlukan.
Kesimpulan yang didapatkan dari tabel diatas adalah mengadakan suplementasi dan
penyuluhan tentang zat gizi terutama anemia gizi khususnya pada remaja putri.
10
BAB III
RENCANA PROGRAM
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tingginya prevalensi Anemia remaja putri sebagian besar disebabkan oleh
banyak faktor, diantaranya :
a. Asupan makanan kurang
b. Perdarahan
c. Genetik/ keturunan
d. Social Ekonomi rendah
e. Sedikitnya lapangan pekerjaan
f. tingginya tingkat pengagguran
g. Kurangnya tingkat kebersihan
h. Cara pengolahan makanan yang salah
i. Bahan makanan yang sedikit
j. Kurangnya menjaga kebersihan lingkungan
k. Kurangnya perhatian masyarakat tentang pentingnya jamban sehat
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi tingginya prevalensi
anemia remaja putri di Puskesmas dalam jangka pendek adalah pemberian
suplementasi dan untuk penanggulangan jangka panjang dapat dilakukan
penyuluhan secara berkala.
B. Saran
1. Keluarga harus memperhatikan asupan makanan yang mengandung gizi
seimbang.
2. Untuk dinas kesehatan setempat agar bekerja sama dengan tenaga
kesehatan untuk mengadakan program suplementasi dan penyuluhan
berkala di Puskesmas Mawar.
12
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
13