You are on page 1of 5

1.

PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)


a. Kewaspadaan Isolasi
1) Kebersihan tangan
Cuci Tangan 5 Moment
5 momen kebersihan tangan, yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum
melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan
cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah
bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan atau
barang-barang yang tercemar.
Kepatuhan cuci tangan 5 moment oleh perawat, dokter, keluarga pasien
dan pengunjung pasien di Ruang ICU dapat dilihat dari cheklist berikut
ini:
CHEKLIST CUCI TANGAN 5 MOMENT
RUANG ICU RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS

5 MOMENT CUCI TANGAN


Setelah
Setelah
Sebelum Setelah kontak
Sebelum terkena
NO NAMA kontak kontak dengan
tindakan cairan
dengan dengan lingkungan
aseptik tubuh
pasien pasien di sekitar
pasien
pasien
dr. − − √ √ √
P. − − √ √ √
P. − − √ √ √
K. − − √ - √
K. − − √ - √
Dapat disimpulkan bahwa kurangnya kepatuhan perawat, dokter,
keluarga pasien dan pengunjung pasien terhadap cuci tangan 5 moment.
Ketersediaan cairan handwash dan handrub masih kurang.
2) Penggunaan alat pelindung diri (APD)
Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien, sebagai
upaya menghindari kontaminasi silang. Kenakan masker respirator N95
saat masuk ruang pasien atau suspek TB paru.
Keterbatasan masker respirator N95.
3) Peralatan perawatan pasien
Buat aturan dan prosedur untuk menampung, transportasi, peralatan
yang mungkin terkontaminasi darah atau cairan tubuh. Peralatan
nonkritikal terkontaminasi didisinfeksi setelah dipakai. Peralatan
semikritikal didisinfeksin atau disterilisasi. Peralatan kritikal harus
didisinfeksi kemudian disterilkan. Lap permukaan peralatan yang besar
(USG, X ray, EKG) setelah keluar ruangan isolasi. Bersihkan dan
disinfeksi yang benar peralatan terapi pernapasan terutama setelah
dipakai pasien infeksi saluran napas , dapat dipakai Na hipoklorit 0,05%.
Di ruang ICU peralatan tindakan seperti alat ganti balut dll ketika akan
digunakan dalam kondisi steril, setelah digunakan alat tersebut dicuci di
ruang Spoel Hoek yang selanjutnya nanti dikirim ke CSSD untuk
disterilkan.
4) Pengendalian lingkungan
Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat
diminimalkan dengan melakukan pembersihan lingkungan, disinfeksi
permukaan lingkungan yang terkontaminasi dengan darah atau cairan
tubuh pasien, melakukan pemeliharaan peralatan medik dengan tepat,
mempertahankan mutu air bersih, mempertahankan ventilasi udara yang
baik.
Sistem pembuangan sampah di ruang ICU sudah dikategorikan dengan
baik, tempat sampah terbagi menjadi 3 yaitu tempat sampah infeksius,
tempat sampah non infeksius, dan tempat sampah untuk jarum (safety
box). Seharusnya ada tempat sampah untuk membuang flabot dan botol
kaca, sehingga pembuangan sampah tidak tercampur. Namun pada
pelaksanaannya pembuangan sampah masih tercampur dan tidak sesuai
dengan ketentuan yang ada. Botol obat dan flabot dibuang di tempat
sampah infeksius. Selain itu, pembuangan sampah antara sampah non
infeksius dan sampah infeksius masih tercampur.
5) Pemprosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
Penggantian sprey dilakukan setiap hari atau kalau Diperlukan. Setelah
linen diganti diletakkan di tempat khusus yaitu linen kotor.untuk linen
ifeksius dibungkus dengan plastik kuning dan linen non infeksius
ditempatkan di plastik hitam.nantinya akan ada petugas yang mengambil
dan mencuci lalu kemudian kembali ke ruangan dalam keadaan bersih
kembali. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemrosesan
peralatan pasien dan penatalaksanaan linen sudah baik.
6) Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
Berhati-hati dalam bekerja untuk mencegah trauma saat menangani
jarum, scalpel dan alat tajam lain yang dipakai setelah prosedur, saat
membersihkan instrumen dan saat membuang jarum. Jangan recap jarum
yang telah dipakai, memanipulasi jarum dengan tangan, menekuk jarum,
mematahkan, melepas jarum dari spuit. Buang jarum, spuit, pisau
scalpel, dan peralatan tajam habis pakai kedalam wadah tahan tusukan
sebelum dibuang ke insenerator.
Perawat Ruang ICU masih melakukan recap jarum yang telah di pakai,
dan memanipulasi jarum dengan tangan. Perawat sudah membuang
jarum, spuit dan peralatan tajam habis pakai ke dalam wadah tahan
tusukan sebelum dibuang ke insenerator.
7) Penempatan pasien
Tempatkan pasien penyakit menular dengan transmisi kontak, droplet,
dan terutama airbone / udara di ruang terpisah, bila tidak memungkinkan
buat pemisah dengan jarak tempat tidur lebih dari 1 meter. Pasien
dengan penularan air bone ditempatkan dalam ruang terpisah (isolasi)
yang mempunyai pertukaran udara dan pengeluaran udara terfiltrasi
(misalnya hepa filter) sebelum mengalir keluar ke ruangan lain,usahakan
pintu tertutup, bila tidak memungkinkan ruangan sendiri tempatkan
pasien dengan mengidap mikroba yang sama, pakaikan masker pasien
dan batasi transpor pasien.
Penempatan pasien sudah sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi
infeksi. Untuk ruang isolasi belum ada hepa filter.
8) Hygiene respirasi/ Etika batuk
Edukasi petugas, pasien, keluarga, pengunjung akan pentingnya
kandungan sekresi dari saluran napas dalam mencegah transmisi
penyakit saluran napas. Ketika batuk menutup mulut dengan tisu, kain,
bagian dalam siku. Menyediakan sarana untuk kebersihan
tangan(alcohol handrub, wastafel antiseptik, tisu towel )di area tunggu .
Di ruang ICU petugas kesehatan semuanya sudah mengenal etika batuk
dengan baik, anjuran penggunaan masker apabila terkena penyakit ISPA.
Belum tersedia sarana kebersihan tangan di area tunggu.
9) Praktek menyuntik yang aman
Di ruang ICU sudah sesuai dengan praktik menyuntik yang aman,
contohnya satu spuit digunakan untuk satu pasien dan satu spuit
digunakan untuk satu jenis obat injeksi. Spuit digunakan hanya sekali
dan setelah itu dibuang di safety box.

ANALISA SWOT
Komponen Strength Weakness Opportunity Threat
managemen
Man • Adanya 19 tenaga • Masih banyaknya • Sebagian besar • Makin tingginya
keperawatan dan non tenaga melanjutkan kesadaran
keperawatan : keperawatan yang pendidikan S1 dan masyarakat akan
• Ners : 1 berpendidikan profesi Ners hukum
• D3 : 16 diploma • Adanya
• Administrasi :1 • kekurangan kesempatan
• SMA : 1 tenaga melanjutkan
• Adanya tugas dan keperawatan pendidikan
wewenang yang jelas
Methode • Adanya komite PPI SOP belum • Adanya evaluasi • Adanya tuntunan
• Adanya kebijakan dan dilakukan kebijakan dan yang lebih tinggi
prosedur tentang PPI sepenuhnya prosedur PPI dari masyarakat
• Sebagian petugas Belum semua • Adanya rencana untuk mendapat
sudah pelatihan PPI petugas mengikuti pelatihan PPI mutu pelayanan
pelatihan PPI yang lebih
profesional
Material • Ruang ICU memiliki • Penempatan alat- • Seiring • Banyaknya
12 tempat tidur yang alat kesehatan berkembangnya instansi
terdiri dari 2 kamar yang masih belum dunia kesehatan pelayanan
isolasi, 2 VIP, 8 Non tertata dengan dan MEA kesehatan lainnya
VIP baik membuat satu yang telah
• Diruang perawat • Beberapa fasilitas peluang tersendiri memiliki fasilitas
terdapat buku visit tidak berfungsi untuk bekerja sama dan pelayanan
dokter, buku laporan atau kurang antar rumah sakit yang memadai
harian, buku lengkap atau pelayanan
monitoring transfusi, • Ruang isolasi kesehatan lainnya
buku keluar masuk kurang fasilitas
pasien, buku • Peralatan dan
penerimaan obat bahan untuk PPI
• Terdapat blanko kurang tersedia
Indikasi keluar masuk
ICU, blangko APS,
etiket pasien,
persetujuan tindakan
medis dan lembar
penempelan EKG
• Tersedia almari linen
infeksius dan non
infeksius dan almari
tempat alat-alat
kesehatan
Machine • Tersedianya sarana • Ada beberapa • Adanya anggaran • meningkatnya
dan prasarana sarpras sering pengadaan / infeksi
pendukung seperti rusak perbaikan sarpras nosokomial
tempat sampah • Perbaikan atau
infeksius non pengadaan sarpras
infeksius, safety box sulit
dll
• Adanya sentral
sterilisasi (CSSD)
Mutu • Terdapat standar • Kurangnya • Adanya rencana • Tuntutan
keselamatan pasien evaluasi mutu peningkatan mutu masyarakat
sesuai permenkes • Kurangnya program PPI pelayanan yang
2011 kepatuhan • Adanya standar bermutu
• Adanya Pedoman terhadap 5 penilaian Snars 1 • meningkatkan
Pencegahan dan momen cuci kejadian HAIs di
Pengendalian Infeksi tangan rumah sakit
di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya
• Terdapat komite
pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)

You might also like