You are on page 1of 7

PERAN KELUARGA DALAM MEMANTAU KEPATUHAN MINUM OBAT

PENDERITA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT

Saiful Nurhidayat
Prodi S 1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Jl. Budi Utomo No. 10, Ronowijayan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur 63471 Indonesia
e-mail :saiful.nurhidayat2@gmail.com

Abstract : Hypertension or high blood pressure is an abnormal increase in blood pressure in


the arteries continuously over a period. The dangers of hypertension can lead to damage to
various organs including kidneys, brain, heart, eye, causing vascular resistance and stroke.
Hypertension takes care of the old and continuously. One effective way to lower blood pressure
is to obediently take medicine so that it takes the role of families in monitoring patients taking
the medication. With the participation of the family are expected to hypertension sufferers can
be controlled. This study aims to determine the family's role in monitoring the adherence of
hypertensive patients. The study was conducted in rural communities Slahung Ponorogo, a
representative sample of 53 respondents taken by purposive sampling. Quantitative design with
cross sectional design of the study the family's role in monitoring the adherence of hypertensive
patients. Instruments in this study using questionnaires and observation sheets. The results of
53 respondents obtained the majority of the 29 respondents (55%) has the role of both families
and 24 respondents (45%) families have a bad role in monitoring medication adherence. Age
and education contribute to determining the role family. Intermediate (41-60 years old) and
college education contribute to determining the role well. Conversely > 61 years of elementary
education and contribute in a bad role.

Keywords : the role of the family, medication adherence, hypertension.

Abstrak : Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Bahaya hipertensi dapat
memicu rusaknya berbagai organ tubuh diantaranya: ginjal, otak, jantung, mata, menyebabkan
resistensi pembuluh darah dan stroke. Penyakit hipertensi membutuhkan perawatan yang lama
dan terus menerus. Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan tekanan darah adalah
dengan patuh minum obat sehingga dibutuhkan peran keluarga dalam memantau minum obat
penderita. Dengan adanya peran serta keluarga diharapkan penyakit hipertensi penderita dapat
terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dalam memantau
kepatuhan minum obat penderita hipertensi. Penelitian dilakukan pada masyarakat desa Slahung
Ponorogo,sampel representatif sejumlah 53 responden diambil secara Purposive Sampling. Desain
kuantitatif dengan rancangan Cross sectional yang mempelajari peran keluarga dalam memantau
kepatuhan minum obat penderita hipertensi. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner
dan lembar observasi. Hasil penelitian dari 53 responden didapatkan sebagian besar 29 responden
(55 %) keluarga mempunyai peran baik dan 24 responden (45 %) keluarga mempunyai peran buruk
dalam memantau kepatuhan minum obat. Faktor usia dan pendidikan berkontribusi dalam
menentukan peran keluarga. Usia madya (41-60 tahun) dan jenjang pendidikan perguruan tinggi
berkontribusi dalam menentukan peran baik. Sebaliknya > 61 tahun dan jenjang pendidikan SD
berkontribusi dalam peran buruk.

Kata Kunci : peran keluarga, kepatuhan minum obat, penyakit hipertensi.

PENDAHULUAN

Hipertensi adalah kondisi tekanan ginjal, kurang olah raga, genetik. Bahaya
darah seseorang yang berada di atas hipertensi dapat memicu rusaknya ber-
batas-batas tekanan darah normal yaitu bagai organ tubuh diantaranya : ginjal,
120/80 mmHg. Penyebab hipertensi otak, jantung, mata, menyebabkan
beragam diantaranya adalah : stress, ke- resistensi pembuluh darah dan stroke
gemukan, merokok, sensitifitas terhadap (Susilo dan Wulandari, 2011).
angiotensin, hiperkolesteroemia, penyakit
 
55 
56 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.1, April 2017, hlm 55-61

Penelitian yang dilakukan oleh untuk mempelajari peran keluarga dalam


Hayers, dkk (2009) menunjukkan bahwa memantau kepatuhan minum obat
pasien yang tergolong tidak patuh dalam penderita hipertensi yang dilakukan
mengkonsumsi obat lebih dari 50% secara serentak dalam satu waktu pada
bahkan dalam penelitian Jarbose (2002) masyarakat Desa Slahung Ponorogo.
menunjukkan bahwa pasien yang tidak Populasi penelitian ini adalah seluruh
patuh pada akhirnya akan diikuti dengan warga desa Slahung kecamatan Slahung
berhentinya pasien untuk mengkonsumsi yang mengalami sakit hipertensi per tahun
obat. Ketidakpatuhan minum obat dapat 2014 sejumlah 332 orang (berdasarkan
dilihat terkait dengan dosis, cara minum data dari Puskesmas Kecamatan
obat, waktu minum obat dan periode Slahung). Sampel pada penelitian ini
minum obat yang tidak sesuai dengan adalah sebagian warga Desa Slahung
aturan. Kecamatan Slahung yang menderita
Dampak dari ketidakpatuhan hipertensi dan bersedia diteliti. Besar
pasien dalam mengkonsumsi obat antara sampel pada penelitian ini adalah 53
lain dikemukakan oleh Hayers, dkk responden.
(2009), yaitu : terjadinya efek samping Pada penelitian ini menggunakan
obat yang dapat merugikan kesehatan purposive sampling, yaitu suatu teknik
pasien, membengkaknya biaya pengobat- penetapan sampel dengan memilih
an dan rumah sakit. Sedangkan menurut sampel dari populasi sesuai dengan yang
Suhardjono (2008) dampak dari ketidak- diinginkan peneliti (tujuan atau masalah
patuhan minum obat dapat menyebabkan penelitian), sehingga sampel tersebut
komplikasi seperti kerusakan organ dapat memberi karakteristik populasi yang
meliputi otak, karena hipertensi yang tidak telah dikenal sebelumnya (Nursalam,
terkontrol dapat meningkatkan risiko 2003: 98).
stroke kemudian kerusakan pada jantung, Kriterianya bersedia menjadi
hipertensi meningkatkan beban kerja responden., ada saat penelitian, tinggal
jantung yang akan menyebabkan pem- satu rumah dengan anggota keluarga
besaran jantung sehingga meningkatkan yang menderita hipertensi, responden
risiko gagal jantung dan serangan jantung. yang murni menderita hipertensi tanpa
Kepatuhan dalam mengkonsumsi ada penyakit penyerta, penderita
obat merupakan aspek utama dalam hipertensi berdomisili di Desa Slahung
proses kesembuhan. Agar proses Kecamatan Slahung Ponorogo. Dalam
kesembuhan pasien terwujud, kerjasama pengumpulan data penelitian ini meng-
antara pasien dan keluarganya dengan gunakan kuesioner. Struktur kuesioner
penyedia layanan kesehatan, khususnya terdiri dari data umum yaitu nomer
dokter harus terjalin dengan baik. responden, umur, jenis kelamin, pen-
Keluarga dapat menjadi faktor yang didikan dan pekerjaan. Jenis pertanyaan
sangat berpengaruh dalam menentukan yang digunakan untuk data khusus
keyakinan dan nilai kesehatan individu menggunakan pertanyaan tertutup
serta dapat juga menemukan tentang dengan empat pilihan jawaban dengan
program pengobatan yang dapat mereka jumlah 12 soal pertanyaan.
terima (Niven, 2002). Pada penelitian ini peneliti
Keluarga yang ditunjuk sebagai menggunakan likert scale yang terdiri dari
pengawas minum obat mempunyai peran- pernyataan favourable dan pernyataan
an, peran keluarga dapat ditunjukkan unfavorable. Keluarga diminta pendapat-
dengan memantau benar obat, memantau nya mengenai peran keluarga dalam
benar dosis obat, memantau benar jadwal memantau kepatuhan minum obat dengan
minum obat dan memantau benar cara kriteria: Selalu (SL), Sering (S), Jarang
pemberian. (J), Tidak pernah (TP).
Analisis menggunakan analisis
METODE PENELITIAN univariat untuk menganalisis secara
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karakteristik masing-masing
deskriptif kuantitatif dengan rancangan variabel dengan distribusi frekuensi yang
cross sectional. Rancangan ini digunakan akan ditampilkan dalam bentuk narasi dan

 
 
Saiful Nurhidayat, Peran Keluarga Dalam…| 57

tabel. Peralatan yang digunakan untuk mendukung penelitian adalah tensimeter, stetoskop
dan alat tulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Tabel 1. Distribusi Frekuensi DataUmum Responden Berdasarkan Karakteristik Usia


No Usia Frekuensi P (%)
1. 21-40 6 9,5
2. 41-60 20 39,6
3. > 60 27 50,9
Jumlah 53 100
Sumber: Data Primer
Dari tabel 1 diketahui sebagian besar (50,9%) responden berusia > 60 tahun dan sebagian
kecil (9,5%) responden berusia 21-40 tahun.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Umum Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
No. Peran Keluarga Frekuensi P (%)
1. Baik 29 55
2. Buruk 24 45
Jumlah 53 100
Sumber: Data Primer
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (64,2%) jenis kelamin
perempuan. Sedangkan 35,8% responden jenis kelamin laki-laki.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Umum Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan


Pendidikan Frekuensi P (%)
SD 18 34
SMP 8 15,1
SMA 11 20,7
PT 16 30,2
Jumlah 53 100
Sumber: Data Primer
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah terbesar (34%) responden berpendidik-an SD.
Sedangkan jumlah terkecil (15,1%) responden berpendidikan SMP.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Umum Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi P (%)


Petani 9 17
Wiraswasta 10 18,8
PNS 12 22,7
IRT 19 35,8
Pensiunan 3 5,7
Jumlah 53 100
Sumber: Data Prime
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah terbesar (35,8%) responden adalah IRT.
Sedangkan jumlah terkecil (5,7%) responden adalah pensiunan.

 
 
58 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.1, April 2017, hlm 55-61

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Khusus tentang Peran Keluarga Dalam Memantau Kepatuhan
Minum Obat Penderita Hipertensi

Jenis Kelamin Frekuensi P (%)


Perempuan 34 64,2
Laki-laki 19 35,8
Jumlah 53 100
Sumber: Data Primer
Dari tabel 5 dapat diketahui sebagian (55%) responden berperan baik, sedangkan 45%
responden berperan buruk.

PEMBAHASAN masa tanggung jawab, adalah rasa


tanggung jawab yang harus diwujudkan
Hasil pengumpulan data melalui dalam kehidupan sebagai seorang yang
lembar isian yang telah ditabulasi bekerja di lingkungan lembaga sosial -
kemudian diinterpretasikan dan dianalisa pekerjaan ataupun keluarga.
sesuai variabel yang diteliti. Maka berikut Dengan rasa tanggung jawab ini
akan disajikan pembahasan mengenai maka seseorang akan selalu peduli
variabel tersebut. Berdasarkan tabel 5 terhadap masalah apa yang terjadi dalam
dapat diketahui sebagian (55%) atau 29 kehidupannya begitu juga dengan
responden berperan baik, sedangkan masalah kesehatan keluarganya. Se-
(45% ) atau 24 responden berperan buruk makin tinggi usia maka semakin tinggi
dalam memantau kepatuhan minum obat pula pengetahuan yang diperoleh,
penderita hipertensi pada masyarakat dengan pengetahuan yang tinggi se-
Desa Slahung Ponorogo. seorang akan mampu memberikan
Peran keluarga merupakan suatu perannya sesuai dengan kebutuhan
bentuk perilaku yang diberikan oleh (Azwar, 2003). Seseorang yang ber-
keluarga kepada anggota keluarganya. tambah usia semakin bertambah pula
Dalam hal ini keluarga berperan penting pengalaman dalam kehidupannya dan
dalam pemantauan minum obat pada sudah banyak pengalaman yang di-
anggota keluarganya yang menderita alami untuk mengambil keputusan yang
hipertensi agar tidak terjadi komplikasi lebih baik dari sebelumnya.
lebih lanjut yang diakibatkan karena Separuh perjalanan hidupnya
ketidakpatuhan dalam pengobatan. mampu dijadikan alat ukur atau pacuan
Berdasarkan tabulasi silang usia, untuk lebih baik kedepannya dalam
dapat diketahui dari 29 responden yang memilih sesuatu maupun memutuskan
mempunyai peran baik dalam suatu hal dalam pengambilan keputus-
pemantauan minum obat (26,4%) atau an yang berhubungan dengan kesehat-
13 responden adalah yang berumur 41- an. Dengan pengetahuan, pengalaman
60 tahun. Menurut Hurlock (1999) pada dan rasa tanggung jawab ini maka
usia ini merupakan usia setengah umur seseorang akan mampu bersikap dan
(dewasa madya), dimana pada usia ini berperan seperti apa dalam menyelesai-
orang akan mengalami banyak per- kan masalah keluarga. Begitu juga
kembangan dan salah satunya dengan melakukan perannya dalam
perkembangan kognitif. memantau kepatuhan minum obat
Dalam perkembangan kognitif secara teratur sesuai anjuran tepat
terjadi beberapa tahapan, salah waktu terhadap klien dengan baik.
satunya tahapan tanggung jawab. Tingkat pendidikan juga ikut ber-
Seseorang akan dituntut rasa tanggung kontribusi dalam menentukan peran
jawabnya sebagai individu yang bekerja di keluarga, dari 29 responden yang
lembaga sosial tempat ia bekerja, serta memiliki peran baik sebanyak 11
dituntut tanggung jawabnya sebagai responden (20,8%) memiliki jenjang
individu yang telah membina kehidupan pendidikan perguruan tinggi. Tingkat
rumah tangga. Jadi, yang disebut dengan pendidikan sangat menentukan daya

 
 
Saiful Nurhidayat, Peran Keluarga Dalam…| 59

nalar seseorang yang lebih baik, yang harus diminum. Untuk nomor soal
sehingga memungkinkan menyerap 9 dengan peran jika labelnya tidak ter-
informasi-informasi juga dapat berpikir baca keluarga tidak pernah memberikan
secara rasional dalam menanggapi obatnya pada pasien, ini dikarenakan
informasi atas setiap masalah yang jika labelnya tidak terbaca keluarga
dihadapi (Cumming dkk, Azwar, 2007). tidak tahu itu obat apa dan kapan
Menurut Notoadmodjo (2003) kadaluwarsanya sehingga takut obatnya
tingkat pendidikan seseorang akan sudah tidak layak diminum. Untuk
berpengaruh dalam memberi respon ter- nomor soal 7 dengan peran keluarga
hadap sesuatu yang datang dari luar. selalu mengetahui obat apa saja yang
Orang yang berpendidikan tinggi akan diminum oleh pasien baik nama, jumlah
memberikan respon yang lebih rasional dan warnanya ini dikarenakan untuk
terhadap informasi yang datang dan akan mencegah terjadinya kesalahan pasien
berpikir sejauh mana keuntungan yang dalam minum obat.
mungkin akan mereka peroleh dari Berdasarkan tabel 2 dapat
gagasan tersebut. Pendidikan berarti diketahui dari 24 responden yang
bimbingan yang diberikan seseorang berperan buruk sebanyak ( 28,3% )
terhadap perkembangan orang lain atau 15 responden berusia > 61 tahun.
menuju kearah suatu cita - cita tertentu. Menurut Hurlock (2003) usia ini ter-
Pendidikan dapat mempengaruhi masuk usia lanjut dimana terjadi
seseorang termasuk juga perilaku perubahan - perubahan pada tubuh.
seseorang akan pola hidup, terutama Hurlock juga menyatakan bahwa dalam
dalam memotivasi sikap berperan serta proses menua akan terjadi triple loss
dalam perkembangan kesehatan. dan salah satunya yaitu kehilangan
Notoadmodjo menyatakan bahwa penge- peran. Kehilangan peran tersebut di-
tahuan merupakan salah satu faktor lakukan karena lansia mulai mengalami
internal yang dapat mempengaruhi kemunduran dalam segala hal. Menurut
terbentuknya peran. Dimana semakin Departemen Kesehatan RI (2008) me-
tinggi tingkat pendidikan, seseorang nyatakan bahwa menjadi tua ditandai
makin menerima informasi sehingga dengan kemunduran biologis yang
makin banyak pola pengetahuan yang terlihat dari gejala kemunduran fisik.
dimiliki. Keluarga dengan pendidikan Selain itu fungsi kognitif juga
yang tinggi ini akan mudah menerima mengalami kemunduran dimana pada
informasi dan mengetahui tujuan dalam usia lanjut akan mudah lupa, ingatan
kapatuhan minum obat anti hipertensi tidak berfungsi dengan baik dan tidak
sehingga dalam melakukan pemantau- mudah menerima ide - ide baru. Karena
an minum obat pada anggota keluarga- pada usia tua seseorang akan kehilang-
nya yang menderita hipertensi akan an peran dan kurang mampu untuk
berperan baik. menerima informasi karena pada masa
Pada data kuisioner didapatkan itu segala fisik dan daya ingat menurun
nilai tertinggi pada nomor soal 10, 9 sehingga tidak memungkinkan dapat
dan 7 dengan indikator peran melakukan peran keluarga untuk
memantau benar obat dan benar dosis. memantau kepatuhan minum obat pada
Dapat diketahui bahwa pada indikator anggota keluarganya yang menderita
tersebut keluarga sudah melakukan hipertensi dengan baik.
peran dengan baik. Dari hasil Peran keluarga dipengaruhi
wawancara pada responden didapatkan faktor pendidikan. Dari 24 responden
bahwa indikator tersebut dapat terjadi yang berperan buruk sebanyak 11
karena, untuk nomor soal 10 dengan responden (20,8%) memiliki pendidikan
peran selalu memeriksa apakah dosis SD. Menurut Azwar (2008) semakin
obat sesuai dengan yang diresepkan tinggi pendidikan seseorang maka
dokter, ini dikarenakan keluarga pemahaman akan sesuatu yang baik
percaya bahwa obat yang diberikan dan buruk dapat menentukan sistem
dokter sudah dengan takaran yang pas kepercayaan sehingga konsep tersebut
sesuai dengan kondisi pasien dan itu ikut berperan pada seseorang dalam
 
 
60 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.1, April 2017, hlm 55-61

menentukan suatu hal. Seseorang yang minum obat. Dan untuk nomor soal 2
memiliki pendidikan yang rendah tentu dengan peran buruk keluarga
akan lebih sulit untuk memahami menganjurkan menambah dosis obat
tentang masalah yang sedang dihadapi- jika pasien mengeluh sakit, ini
nya dan mencari informasi tentang pe- dikarenakan keluarga berharap dengan
nyelesaiannya. Tingkat pendidikan juga menambah dosis sakit yang dirasakan
salah satu faktor yang ikut menentukan pasien dapat berkurang.
kualitas seseorang, karena tingkat
pendidikan membuka akses pada ilmu KESIMPULAN DAN SARAN
pengetahuan. Hal ini secara langsung
memberikan akses pada kemanfaatan Hasil penelitian dari 53 responden di-
sumber - sumber kesehatan. Semakin dapatkan sebagian besar 29 responden
rendah tingkat pendidikan seseorang (55 %) keluarga mempunyai peran baik
maka semakin sulit mengakses ilmu pe- dan 24 responden (45 %) keluarga
ngetahuan yang dapat merubah peran mempunyai peran buruk dalam memantau
keluarga yang buruk menjadi peran kepatuhan minum obat. Faktor usia dan
baik. Sehingga informasi dan jalan pendidikan berkontribusi dalam menentu-
keluar itu belum bisa membantu me- kan peran keluarga. Usia madya (41-60
maksimalkan terhadap klien untuk tahun) dan jenjang pendidikan perguruan
melaksanakan perannya dalam me- tinggi berkontribusi dalam menentukan
mantau kepatuhan minum obat pada peran baik. Sebaliknya > 61 tahun dan
anggota keluarganya yang menderita jenjang pendidikan SD berkontribusi
hipertensi. dalam peran buruk.
Sedangkan nilai terendah pada Diharapkan responden untuk lebih
nomor soal 1, 2, dan 3 dengan aktif dalam memantau kesehatan pasien
indikator peran memantau benar obat, khususnya dalam memantau kepatuhan
benar cara pemberian obat dan benar minum obat, yang nantinya akan tercipta
dosis obat. Dapat diketahui bahwa pada peran yang lebih baik lagi sehingga dalam
indikator tersebut keluarga belum me- menjalankan proses pengobatan akan
lakukan peran dengan baik atau cepat berhasil. Hasil penelitian ini di-
keluarga memiliki peran buruk. Dari harapkan dapat digunakan sebagai
hasil wawancara terhadap responden acuan dalam meningkatkan dan me-
didapatkan bahwa indikator tersebut ngembangkan program - program
dapat terjadi karena, untuk nomor soal Puskesmas khususnya bagi penderita
12 dengan peran buruk keluarga tidak maupun keluarga Hipertensi.
mengetahui efek samping setiap obat Diharapkan pihak Puskesmas
yang diresepkan dokter, ini dikarenakan menyediakan leafleat atau poster (cara
keluarga tidak pernah mendapat pen- benar minum obat) dan memberikan
jelasan dari dokter tentang efek penyuluhan tentang pentingnya ke-
samping obat. Untuk nomor soal 3 patuhan minum obat. Diperlukan
dengan peran buruk keluarga tidak penelitian lebih lanjut dengan meng-
pernah bertanya bagaimana cara ambil populasi yang lebih luas serta
minum obat yang benar, ini dikarenakan disarankan untuk melakukan penelitian
keluarga tidak mengetahui cara benar “Hubungan Peran Keluarga dengan
minum obat dan dokter maupun Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
perawat tidak pernah memberikan Hipertensi”.
penjelasan bagaimana cara yang benar

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2003. Sikap Manusia dan Azwar, S. (2007).Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pengukurannya, edisi 2, Yogyakarta
Pustaka Pelajar : Pustaka Pelajar

 
 
Saiful Nurhidayat, Peran Keluarga Dalam…| 61

Azwar, Saifuddin. 2008. Penyusunan Niven.2002. Psikologi Kesehatan : Peng-


Skala Psikologi. Yogyakarta : antar Untuk Perawat Dan
Pustaka Pelajar Professional Kesehatan Dan Pen-
Departemen Kesehatan. 2008. Laporan dokumentasian Perawatan Pasien.
Hasil Riset Kesehatan Dasar Terjemahan Oleh Agung
(Riskesdas) Indonesia Tahun 2007. Waluyo,S.Kep,Msc. Jakarta : EGC
Jakarta: Balitbangkes-Depkes RI Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Promosi
Hayers, T.L., Larimer, N.,Adami, A & Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.
Kaye, J.A. 2009. Medication Jakarta : Rineka Cipta
Acherence in Healthy Elders: Small Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Cognitive Changes Make a Big Metodologi Penelitian Ilmu
Difference. Journal of Aging & Keperawatan. Jakarta: Salemba
Health, 21 (4): 567-580 Medika
Hurlock, Elizabeth. 1999. Psikologi Suhardjono. 2008. Hipertensi pada usia
Perkembangan: Suatu Pendekatan lanjut : Buku Ajar Ilmu Penyakit
Sepanjag Rentang Kehidupan Edisi Dalam. Jilid 3. Jakarta: Pusat
Kelima. Jakarta: EGC Penerbitan Departemen Ilmu
Jarbose, K.S. 2002.Treatment Penyakit Dalam FK UI; p.1451-1454
Nonadherence: Case and Potential Susilo, Yekti dan Wulandari Ari. 2011.
Resulutions. Journal of American Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.
Psychiatric Nurses Association, 8 Jogjakarta: C.V Andi
(4): 18-25

 
 

You might also like