You are on page 1of 26

ASUHAN KEPERAWATAN

POLYKISTIC KIDNEY DISEASE

MAKALAH

DISUSUN OLEH :

1. SHYFFA ARRIZQI (G2A016051)


2. DHIA RAMADHANI (G2A016052)
3. SHINTA MAYANG S. (G2A016053)
4. LIA ANIS SYAFAAH (G2A016054)
5. MUFLIKHATUL ULYA (G2A016055)
6. QURRATA A`YUN (G2A016056)
7. TIARA WIDYA HAPSARI (G2A016057)
8. NIHAYATUZZULFAH (G2A016058)
9. SITI MUHARROMAH M. H (G2A016059)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkankepada Allah SWT karenarahmat dan hidayah-


Nya kami dapatmenyelesaikanmakalahmatakuliahSistemPerkemihan yang
berjudul “AsuhanKeperawatanHidronefrosis”.

Adapunmakalahinitentunyadenganbantuandariberbagaipihakdalam proses
pembuatanmakalahini, sehinggatidaklupa kami mengucapkanterimakasih yang
sebesar-besarnya yang telahmembantudalampenyelesaianmakalah.

Takadagading yang takretak, kami


menyadaribahwamasihbanyakkekurangandalampembuatanmakalahinimulaidaripe
nyusunanmaupunmateritersebut. Untukitudiperlukankritik dan saran agar
dapatmemperbaikimakalahinilebihbaiklagi.

Akhirnyapenyusunmengharapkandarimakalahini agar
dapatmenambahwawasanmengenaistatistikdalambidangkesehatan yang
berkaitandenganilmukesehatanmasyarakat.

Semarang, Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………….…… ii

DAFTAR ISI……………………………………………………….……….. iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..………. 1

A. LatarBelakang…………………………………………………….…..1
B. TujuanPenulisan..……………………………………………………..1
C. ManfaatPenulisan………………………………………………....…..2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………......3

A. DefinisiHidronefrosis……………………………………………….....3
B. Etiologi/PredisposisiHidronefrosis .……………………………….......3
C. PatofisiologiHidronefrosis ...……………………………………...…...5
D. ManifestasiHidronefrosis .………………………………………...…...5
E. PenatalaksanaanHidronefrosis……………………………………........6
F. PengkajianHidronefrosis ……….………………………………...…....7
G. Pathway KeperawatanHidronefrosis ……………………………..…...15
H. DiagnosaKeperawatanHidronefrosis ……………………………...…..16
I. Intervensi dan RasionalKeperawatanHidronefrosis ………………......16

BAB III PENUTUP…………………………………………………………...19

A. Kesimpulan…………………………………………………………….19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Eliminasiurinmerupakan salah satudari proses metaboliktubuh
yangbertujuanuntukmengeluarkanbahansisadaritubuh.
Eliminasiurininisangattergantungkepadafungsiginjal, ureter, kandungkemih,
dan uretra. Ginjalmenyaringproduklimbahdaridarahuntukmembentukurin.
Ureter bertugasmentranspoturindariginjalkekandungkemih.
Kandungkemihbergunauntukmenyimpanurinsampaitimbulkeinginanuntukber
kemih.
Hidronefrosismerupakansuatukeadaanpelebarandari pelvis ginjal
dankalises, sedangkanhidroureterdianalogikansebagaipelebaran ureter.
Adanyahidronefrosisatauhidroureterharusdianggapsebagairesponfisiologisterh
adapgangguanaliran urine. Meskipunhaliniseringdisebabkan olehproses
obstruktif, tetapidalambeberapakasusseperti megaureter
sekunderuntukreflukspralahir,
sistempengumpulanmungkinmembesarkarenatidakadanyaobstruksi
(Muttaqin& Sari, 2012).
Peranperawat pada pasiendenganhidronefrosisadalahcare provider
yaitutindakankeperawatankepadapasien yang difokuskanpada
penanganannutrisi, penanganannyeri dan pencegahaninfeksi.
Peranperawatsebagai educator
yaitumemberikanpendidikankesehatanmengenaipengertianHidronefrosis,
penyebab, tandagejala,komplikasi, dan
caraperawatannyasehinggakeluargamampumerawatpasien di
rumahdenganbaik. Peranperawatsebagaiconseloryaitumemotivasi dan
memberikanedukasikepadapasiendenganpenderitaHidronefrosis agar
tidakcemasdenganpenyakitnya.

1
Beberapa data
diatasdapatdijadikanalasanuntukmengangkatasuhankeperawatanpasiendengan
Hidronefrosis.

B. TujuanPenulisan
1. TujuanUmum
Menjelaskanasuhankeperawatan pada pasiendenganHidronefrosis.
2. TujuanKhusus
Menjelaskankonsepdasarmedispenyakitmeliputi;
a. Definisi,penyebab, patofisiologi, manifestasiklinis,
pemeriksaandiagnostik,komplikasi, penatalaksanaan dan pathways.
b. Menganalisispengkajiankeperawatan pada Tn. H.
c. Menganalisisdiagnosakeperawatan pada Tn. H.
d. Menganalisisintervensikeperawatan pada Tn. H.

C. ManfaatPenulisan
Manfaatdalampenulisanmakalahiniadalah:
1. Bagiinstitusi
Mengetahuikemampuanmahasiswadalammemberikanasuhankeperawatan
pada pasiendenganhidronefrosis.
2. Bagilahanpraktik
Sebagaibahanmasukanuntukmeningkatkanpengetahuan dan
mutupelayanankeperawatan pada pasiendenganhidronefrois.
3. Bagimasyarakat
Meningkatkanpengetahuanmasyarakatdalammemberikanperawatanpada
pasiendenganhidronefrosis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau
kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin
mengalir balik sehingga tekanan di ginjal meningkat (Hall, 2009).
Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis ureter yang dihasilkan oleh
obstruksi aliran keluaran urin oleh batu atau kelainan letak arteria yang
menekan ureter, pelvis membesar dan terdapat destruksi progresif jaringan
ginjal (Gibson, 2002 : 175).
Menurut John Reynard dkk (2013 : 492) hidronefrosis adalah dilatasi
panggul renal dan calyces. Ketika digabungkan dengan dilatasi dari uretra,
yang dikenal sebagai hidroureteronephrosis. Nefropati obstruktif adalah
kerusakan parenkim ginjal, akibat mulai dari sumbatan hingga aliran urin di
mana pun di sepanjang saluran kemih sistem. Dilatasi pelvis ginjal dan calyces
dapat terjadi tanpa halangan dan oleh karena itu, hidronefrosis seharusnya tidak
diambil secara tidak langsung adanya uropati obstruktif.

B. Etiologi/ Presdiposisi
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya hidronefrosis (Reynard
dkk, 2013 : 494) :
Unilateral :
1. Menghambat batu ureter.
2. PUJO.
3. Menghambat bekuan dalam ureter.
4. Menghambat TCC ureter.
5. (Salah satu penyebab yang tercantum di bawah ini di dalam proses
patologis memiliki belum diperluas untuk

3
Bilateral :
1. BOO.
a. BPH.
b. Knker prostat.
c. Struktur uretra.
d. DSD.
e. Katub uretra posterior
2. Obstruksi ureter bilateral pada tingkat masuk ke kandung kemih.
a. Kanker serviks stadium lanjut secara lokal.
b. Kanker prostat lokal lanjut.
c. Kanker rektum lanjut secara lokal.
d. Kepatuhan kendung kemih yang buruk (sering dikombinasikan
dengan DSD): kandung kemih neuropatik (cedera sumsum tulang
belakang, spina bifi da), pasca-panggul radioterapi.
3. Peradangan periureterik
Dari usus yang berdekatan terlibat dengan penyakit usus inflamasi (missal
: Crohn, kolitis ulserativa) atau penyakit divertikular.
4. Retroperitnial fibrosis.
a. Idiopatik (didiagnosis tidak termasuk penyebab lain).
b. Periarteritis - aneurisma aorta, aneurisma arteri iliaka.
c. Pasca iradiasi.
d. Obat – obatan methysergide, hydralazine, haloperidol, LSD,
methyldopa, penghambat beta, fenacetin, amfetamin.
e. Maligna - keganasan retroperitoneal (limfoma, metastasis penyakit
dari, mis. kanker payudara), pasca kemoterapi.
f. Bahan kimia - bedak talek.
g. Infeksi - TB, sifilis, gonore, ISK kronis.
h. Sarkoidosis.
5. Bilateral PUJO (tidak umum)
6. Hidronefrosis kehamilan (sebagian karena relaksan otot polos efek
progesteron, sebagian obstruksi ureter oleh janin).

4
7. Hidronefrosis terkait dengan saluran ileum (substansial proporsi pasien
dengan pengalihan saluran kemih saluran ileum hidronefrosis bilateral
tanpa adanya obstruksi).
8. Batu ureter bilateral (jarang).

C. Patofisiologi
Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik,
sehingga tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau
kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika
obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka
hanya satu ginjal saja yang rusak. Obstruksi parsial atau intermiten dapat
disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di piala ginjal tetapi masuk ke ureter
dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor yang menekan
ureter atau berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat ureter dan
menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk abnormal
di pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah, yang menyebabkan ureter
berpilin atau kaku. Pada pria lansia , penyebab tersering adalah obstruksi uretra
pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat. Hidronefrosis juga
dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran uterus. Adanya akumulasi urin
di piala ginjal akan menyebabkan distensi piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini
atrofi ginjal terjadi. Ketika salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan
bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertropi
kompensatori), akhirnya fungsi renal terganggu (Smeltzer dan Bare, 2002).

D. ManifestasiKlinik
Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap.
Obstruksiakut dapat menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika
terjadiinfeksi maja disuria, menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria
akanterjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika kedua ginjal
kenamaka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti:
1. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium);

5
2. Gagal jantung kongestif;
3. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi);
4. Pruritis (gatal kulit);
5. Butiran uremik (kristal urea pada kulit);
6. Anoreksia, mual, muntah, cegukan;
7. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang;
8. Amenore, atrofi testikuler.(Smeltzer dan Bare, 2002).

E. Penatalaksanaan
Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari
hidronefrosis (obstruksi, infeksi) dan untuk mempertahankan dan
melindungifungsi ginjal.Untuk mengurangi obstruksi urin akan dialihkan
melalui tindakan nefrostomi. Infeksi ditangani dengan agen anti mikrobial
karena sisa urin dalam kaliks akan menyebabkan infeksi dan pielonefritis.
Pasien disiapkan untuk pembedahan mengangkat lesi obstrukstif (batu,
tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu fungsi ginjal rusak parah dan hancur
maka nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan (Smeltzer dan Bare,
2002)
1. Hidronefrosis akut.
a. Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang
hebat, maka air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera
dikeluarkan (biasanya melalui sebuah jarum yang dimasukkan
melalui kulit).
b. Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat
batu, maka bisa dipasang kateter pada pelvis renalis untuk
sementara waktu.

2. Hidronefrosis kronik.

6
a. Diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi penyumbatan
air kemih.
b. Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui
pembedahan dan ujung-ujungnya disambungkan kembali.
c. Dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan
fibrosa. Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat,
maka dilakukan pembedahan untuk melepaskan ureter dan
menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih yang berbeda.

F. PengkajianFokus
a. Identitas
Nama : Tn.H
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur
Tgl. Lahir
Agama
Pekerjaan
Pekerjaan klien dapat berpengaruh terhadap penyebab klien menderita
hidronefrosis, misal supir atau sekretaris yang pekerjaannya banyak untuk
duduk sehingga meningkatkan statis urine.
b. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pinggang sebelah kanan.
c. Riwayat penyakit sekarang
Sejak masuk rumah sakit 2 hari yang lalu hingga sekarang klien masih
mengeluh nyeri pinggang dan nyeri saat berkemih. Tadi malam
menggigil/demam kemudian diberi obat paracetamol kemudian agak
mereda.
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien mewakili riwayat penyakit batu saluran kemih sejak 3 tahun lalu.

e. Riwayat perinatal

7
1) Antenatal:
Pada klien dengan hidronefrosis, biasanya ibu sang anak menderita
kanker kandung kemih atau infeksi saluran kemih.
2) Intra natal:
Pada klien dengan hidronefrosis biasanya saat proses kelahiran
mengalami infeksi, cacat bawaan, terapi penyinaran atau
pembedahan.
3) Post natal:
Pada klien dengan hidronefrosis biasanya klien kurang dalam
penatalaksanaan personal hygiene dan mengalami infeksi.
f. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat penyakit di keluarga yang berhubungan dengan kelainan-
kelainan ginjal, seperti BPH, diabetes melitus, gagal ginjal, dan kelainan
ginjal lainnya.

Pengkajian Deskripsi Teknik Pengkajian,


Prediksi Hasil, dan
Implikasi Klinis

Provoking Pengkajian untuk Pada kondisi nyeri otot,


Incident menentukan factor tulang dan sendi biasanya
atau peristiwa yang disebabkan oleh adanya
mencetuskan keluhan kerusakan jaringan saraf
nyeri. akibat suatu trauma

Quality of pain Pengkajian sifat Dalam hal ini perlu


keluhan (karakter), ditanyakan kepada pasien
seperti apa rasa nyeri apa maksud dari keluhan-
yang dirasakan atau keluhannya.Apakah
digambarkan pasien. keluhan nyeri bersifat

8
menusuk, tajam, atau
tumpul menusuk.

Region, refered Pengkajian untuk Region merupakan


menentukan area atau pengkajian lokasi nyeri dan
lokasi keluhan nyeri, harus ditunjukan dengan
apakah nyeri menjalar tepat oleh pasien.
ke area lain.
Refered atau penjalaran
nyeri yang disebut juga
nyeri kiriman adalah suatu
keluhan nyeri pada suatu
tempat yang sebenarnya
akibat kelainan dari tempat
lain. Sebagai contoh : nyeri
radikular pada penyempitan
atau suatu herniasi diskus,
akan dirasakan

Nyeri sepanjang ekstremitas


bawah

Severity (scale) Pengkajian seberapa Pengkajian nyeri dengan


of pain jauh rasa nyeri yang menilai skala nyeri
dirasakan pasien. merupakan pengkajian yang
paling penting dari
pengkajian nyeri dengan
pendekatan PQRST.
Pengkajian ini juga menjadi
parameter penting dalam

9
menentukan keberhasilan
suatu intervensi.

Teknik pengkajian
dilakukan dengan cara;
Pasien bisa ditanya dengan
menggunakan rentang 0-4
dan pasien akan menilai
seberapa jauh rasa nyeri
yang dirasakan.

0 = tidak nyeri

1 = nyeri ringan

2 = nyeri sedang

3 = nyeri berat

4 = nyeri berat sekali

Time Berapa lama nyeri Sifat mula timbulnya


berlangsung, kapan, (onset), tentukan apakah
apakah bertambah gejala timbul mendadak,
buruk pada malam hari perlahan-lahan, atau
atau siang hari. seketika itu juga. Tanyakan
apakah gejala-gejala timbul
secara terus menerus atau
hilang timbul (Intermiten).
Tanyakan apa yang sedang
dilakukan pasien saat gejala
timbul.

10
Lama timbulnya (durasi).
Tanyakan kapan gejala
tersebut pertama kali timbul

g. Data foku
1) Pola persepsi kesehatan
Tanggapan pasien tentang kesehatan dan cara pemeliharaan
kesehatan.
a. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu,mis,vitamin;jamu
b. Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
c. Hygiena personal yang kurang.
d. Lingkungan yang kurang sehat.
2) Pola nutrisi dan metabolism
a. Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan,
berapa kali sehari makan.
b. Kebiasaan mengkonsumsi makanan tertentu:
berminyak,pedas.
c. Jenis makanan yang disukai.
d. Nafsu makan menurun.
e. Muntah – muntah
f. Penurunan berat badan.
g. Tugor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
h. Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal,
rasa terbakar atau perih.
Klien hidronefrosis anak biasanya terjadi akibat cacat bawaan
dimana sambungan ureteropelvik menimbulkan gejala saluran
pencernaan yang samar-samar, seperti mual, muntah, dan
nyeri perut sehingga memungkinkan klien akan mengalami
penurunan berat badan.

11
3) Pola eliminasi
Tanyakan pola perkemihan.
4) Pola aktivitas/bermain
a. Pemenuhan sehari-hari terganggu.
b. Kelemahan umum, malaise.
5) Pola istirahat dan tidur
a. Kesulitan tidur pada malam hari karena stress.
b. Menahan nyeri.
c. Mimpi buruk.
6) Pola kognitif dan persepsi sensori
a. Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
b. Pengetahuan akan penyakitnya.
7) Pola mekanisme koping
a. Perasaan tidak percaya diria tau minder.
b. Perasaan terisolasi.
8) Pola hubungan-peran
Hidup sendiri atau berkeluarga.
9) Pola reproduksi sexual
a. Apakah selama sakit terdapat gangguan atau tidak yang
berhubungan dengan reproduksi social.
b. Aktiv melakukan kegiatan sexual atau tidak.
c. Penggunaan obat-KB mempengaruhi hormon.
10) Pola nilai dan kepercayaan
Sistem kepercayaan yang dianut klien dan orang tua dalam
kesembuhan penyakitnya.
h. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
TTV : 155/95mmHg
Suhu : 37,80C
RR : 24x/menit
Nadi : 88x/menit

12
2) Kepala dan leher
Inspeksi kepala dan leher pada klien hidronefrosis yaitu, pada mata
terlihat adanya konjungtiva anemis dan bibir pucat, hal ini dapat
terjadi karena fungsi ginjal yang terganggu sehingga tidak dapat
menghasilkan eritropoeitin (produksi eritrosit menurun) dan dapat
menyebabkan suplai O2 ke jaringan turun. Klien jika sudah dalam
keadaan yang kronis juga dapat mengalami pernapasan cuping
hidung, hal ini terjadi karena kegagalan ginjal untuk membuang
limbah metabolik sehingga terjadi asidosis metabolik.
3) Thorax
Jantung :
Ictus cordis tidak tampak dan tidak kuat angkat, batas jantung
dalam batas normal, S1>S2, regular, tidak ada suara tambahan.
Paru – paru :
Tidak ada ketinggalan gerak, vokal fremitus kanan = kiri, nyeri
tekan tidak ada, sonor seluruh lapangan paru, suara dasar vesikuler
seluruh lapang paru, tidak ada suara tambahan.
4) Abdomen
Pemeriksaan fisik abdomen palpasi ginjal pada klien hidronefrosis
diperoleh hasil terdapat pembengkakan kedua, keadaan ini terjadi
karena adanya regangan kapsul ginjal akibat hidronefrosis.
5) Kulit
Pemeriksaan kulit pada klien hidronefrosis terjadi pucat, lembab.
Hal ini terjadi karena ginjal mengalami gangguan sehingga
produksi eritropoeitin menurun dan suplai O2 ke jaringan juga
menurun.

13
6) Genetalia dan rektum
Pada klien hidronefrosis terabanya massa jika hidronefrosis
disebabkan oleh tumor. Selain itu, juga dapat diperoleh adanya
pembesaran prostat jika keadaan tersebut disebabkan oleh BPH.
7) Ekstermitas
Pada klien hidronefrosis kemungkinan tidak didapatkan kelainan
ektremitas. Namun jikahidronefrosis parah pada kedua bagian
ginjal, maka dapat mengakibatkan gejala gagal ginjal seperti
terdapat odem pada extremitas, keletihan, dan kelemahan.

14
G. Pathways Keperawatan

15
H. DiagnosaKeperawatan
1. Nyeriakut b/d Peningkatanjumlah volume urinpadaginjal.
2. Gangguanpolaeliminasiurin b/d perubahanjumlahurin.
3. Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuh b/d anoreksia,
mual, muntah.
I. FokusIntervensi dan Rasional

Diagnosa TujuandanKriteriaHasil Intervensi

Nyeriakut b/d NOC : NIC :


Peningkatanjumlah
volume a. Pain level a) Lakukanpengkajiannyeris
urinpadaginjal ecarakomprehensiftermasuk
b. Pain control lokasi, karakteristik, durasi,
KH : frekuensi, kulitas, dan factor
presipitasi
- Mampumengontrolnye
ri b) Observasireaksi nonverbal

- Melaporkanbahwanyerc) Kajikultur yang


iberkurangdgnmenggunak mempengaruhinyeri
anmanajemennyeri d) Evaluasipengalamannyeri
- Mampumengenalinyeri masa lampau

- Menyatakan e) Control lingkungan yang


rasa
nyamansetelahnyeriberkur dapatmempengaruhinyeri
ang f) Kajitipedansumbernyeri

g) Berikananalgetik

h) Lakuaknpengobatan non
farmakologik

Gangguanpolaelimi NOC NIC:


nasiurin b/d
perubahanjumlahura) urinary elimination (a) Memenatauasupandankelu
in aran
b) urinary continuece
(b) Memntautingkatdistensika
kriteriahasil: ndungkemihdenganpalpasid

16
- intake anperkusimeransang reflex
cairandalamrentang kandungkemih
normal
(c) Masukankateterkemih
- kantungkemihsecarape
nuh (d) Menyediakanpenghapusan
privasi
- tdakadaresidu urine >
100-200cc

- balance
cairanseimbang

Ketidakseimbangan NIC NIC


nutrisikurangdarike
butuhantubuh b/d a) Nutritional status: food Nutrition management
anoreksia, mual, and fluid intake (a) kaji adanya alergi makanan
muntah
(b) kaji kemampuan pasien
KH: untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
- adanya peningkatan
berat badan sesuai dengan
(c) yakinkan diet yang
tujuan dimakan mengandung tinggi
serat
- mampu
mengidentifikasi (d) monitor jumlah nutrisi dan
kebutuhan nutrisi kandungan kalori

- adanya keinginan untuk Nutrition monitring


makan
(a) berikan informasi tentang
- yakinkan diet yang kebutuhan nutrisi
dimakan klien
mengandung tinggi serat (b) kalaborosi dengan ahli gizi
untuk mencegah konstipasi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien

(c) BB pasien dalam batas


normal

(d) monitor adanya penurunan


berat badan

17
(e) onitor lingkungan selama
makan

(f) monitor mual dan muntah

(g) Monitor kalori dan intake


nutrisi

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari
penjelasandiatasdapatdisimpulkanHidronefrosisadalahpembengkakanginjalak
ibatpenumpukan urine, di mana urine
tidakbisamengalirdariginjalkekandungkemih. Beberapakondisi yang
dapatmenyebabkanpenyumbatanaliran urine
hinggamembuatginjalmembengkakyaitukehamilan, adanyabatuginjal yang
berpotensimenyumbat ureter, adanyapenyempitan ureter
akibatterbentuknyajaringanparutkarenainfeksi, operasi, atauterapi,
terjadinyaaliran urine kembalidarikandungkemihkeginjal
(refluksvesikoureteal), berbagaijeniskankeratau tumor yang terjadi di
sekitarsalurankemih, kandungkemih, panggul,
atauperutadanyagangguanataukerusakan pada sarafkandungkemihatau
neurogenic bladder, Organ panggul yang menonjolkeluardari vagina (prolaps).
Gejala yang dapatditimbulkanmeliputiRasa sakit pada perut dan panggul,
Mual., Muntah., Tidakbisamengosongkankandungkemihsepenuhnya, dysuria,
Hematuria., Gejalainfeksisalurankemih.
Pasiendenganhidronefrosismendapatpenatalaksanaanuntukmengaktivasi dan
memperbaikipenyebabdarihidronefrosis (obstruksi, infeksi) dan
untukmempertahankan dan melindungifungsiginjal. Diagnosakeperawatan
yang dapatdiambilberupagangguankeseimbangan volume cairan, restiinfeksi,
nyeri, intoleransiaktivitas, dll.
Dalammelakukanintervensiharusdisertairasional yang
melatarbeakangidilakukanintervensitersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bare & Smeltzer.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart
(Alih Bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta : EGC
Hall PM. 2009. Kidney stones: formation, treatment, and prevention. Journal
Cleveland Clinic. 76:583–591
Muttaqin& Sari. 2012. AsuhanKeperawatanGangguanSistemPerkemihan. Jakarta:
SalembaMedika.
Reynard, John, dkk. 2013. Oxford Handbook Of Urology. United Kingdom :
Oxford University
Smaltzer, Suzanne C & Brenda G Bare.2002.Buku Ajar Medikal Bedah edisi 8.
Jakarta: EGC

20
INSTRUMENT PENILAIAN MAKALAH KELOMPOK
MATA KULIAH SISTEM PERKEMIHAN

JudulMakalah : AsuhanKeperawatanHidronefrosis
Tanggalpresentasi : Maret 2019
Anggotakelompok :1. ShyffaArrizqi (G2A016051)
2. DhiaRamadhaniW (G2A016052)
3. ShintaMayang S (G2A016053)
4. Lia Anis Syafaah (G2A016054)
5. MuflikhatulUlya (G2A016055)
6. QurrataA`Yun (G2A016056)
7.Tiara WidyaHapsari (G2A016057)
8.Nihayatuzzulfah (G2A016058)
9.Siti Muharromah M. H (G2A016059)

NILAI NILAIX
NO KRITERIA EVALUASI BOBOT BOBOT
1 2 3 4
A PERSIAPAN
1 Konsultasidenganpembimbing 5
2 Kesesuaianhasilkonsultasidenganmakalah yang 10
dipaparkan
B MAKALAH
1 Kesinambunganantaraalenia dan bab 10
2 Penggunaanbahasabaik dan benar (bahasabaku) 10
3 Penyerahantugastepatwaktu 5
4 Kejelasanrumusanlatarbelakang 5
5 Masalahmencakuptinjauanteoriberisipengkajian, 40
diagnosakeperawatan, intevensi dan evaluasi
6 Kesimpulan relevandenganhal-hal yang dibahas 10
7 Penulisankepustakaansesuaiaturan 5
Jumlah 100
Nilai : Nilai x Bobot
Nilai :______________
Semarang,.......................................................
Penilai

21
INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI KELOMPOK
MATA KULIAH BIOSTATISTIKA

NILAI NILAI
NO KRITERIA EVALUASI BOBOT X KET
1 2 3 4
BOBOT
1 Penyajimenyiapkanpresentasisecaralengkap 15

2 Penyajimenjelaskantujuanpresentasisecarajelas 5

3 Pengaturanalokasiwaktudengantepat 5
4 Pemakaian audiovisual dan materipresentasi yang 10
digunakanjelas
5 Penyajimenguasaimateripenyajian 10
6 Penyajimencakupesensidarimakalah 20
7 Penyajimampumenjawabpertanyaandenganbenar 15

8 Distribusipertanyaanmerata pada 10
semuaanggotakelompok
9 Waktu bertanya dan diskusicukup 5
10 Kesimpulan hasildiskusimenyangkuthalhal yang 5
dibahas
Jumlah 100

Nilai : Nilai x Bobot


Nilai :______________
Semarang,.......................................
................Pen
ilai

(...................................................................)

You might also like