Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Arief Juliansyah(857423967)
Lia Wiliani (857423942)
Irwin Ardianto
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini kami membahas materi modul 5, yakni “ ;Pendekatan dalam
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliah Pendidikan
IPS di Sekolah Dasar yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi mendapatkan
pemahaman yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa
yang menjadi tugas mahasiswa. Penulis menyadari bahwa kami tidak dapat menyusun
makalah ini tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari
itu kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima saran maupun
kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Akhir kata kami sebagai penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih dan
memohon maaf apabila ada kekurangaan dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah
yang telah kami buat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karakteristik pendekatan dalam pengajaran IPS di SD mengandung arti cara pandang
atau cara menyikapi sesuatu terhadap proses belajar murid dalam mata pelajaran IPS, dan
upaya penciptaan kondisi dan iklim kelas yang memungkinkan terjadinya proses belajar
Pendekatan sangat penting dilakukan oleh guru karena selain berfungsi sebagai
manajer kelas dan fasilitator belajar juga menjadi teladan aktor sosial.
Kemampuan yang dapat diperoleh setelah mempelajari modul 5 ini adalah
menganalisisi karakteristik :
1. Pendekatan Kognitif dalam pembelajaran IPS di SD
2. Pendekatan Sosial dalam pembelajaran IPS di SD
3. Pendekatan Personal dalam pembelajaran IPS di SD
4. Pendekatan Modifikasi perilaku dalam pembelajaran IPS di SD
5. Pendekatan Ekspositori dalam pembelajaran IPS di SD
Untuk menjawab permasalahan tersebut diatas, pada modul ini Anda akan diajak
untuk mempelajari lebih rinci berbagai cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menganalisisi karakteristik :
Pendekatan Kognitif dalam pembelajaran IPS di SD
Pendekatan Sosial dalam pembelajaran IPS di SD
Pendekatan Personal dalam pembelajaran IPS di SD
Pendekatan Modifikasi perilaku dalam pembelajaran IPS di SD
Pendekatan Ekspositori dalam pembelajaran IPS di SD
B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang diatas ada beberapa hal yang harus dicari tahu dalam kegiatan
pembelajaran IPS di SD. Pendekatan pembelajaran apa yang harus dan tepat dilakukan dalam
upaya penciptaan kondisi dan iklim kelas yang memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran IPS di SD yang tepat
C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah : Supaya guru SD mengetahui pendekatan –
pendekatan dalam pembelajaran IPS di SD yang efektif demi mencapai hasil kegiatan
pembelajaran yang maksimal
BAB II
PEMBAHASAN
B. Proses penelitian
Bagi siswa SD proses penelitian berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-
gejala sosial dan perkembangan masyarakat dengan menggunakan kacamata atau cara
kerja ilmu sosial. Tentu anda dapat membayangkan modelnya dan bentuknya sebagai
berikut :
1. Masalah
Masalah ada dalam pikiran berkaitan dengan yang tampak atau dapat ditangkap oleh
pancaindera kita. Misalnya, suatu waktu terjadi hujan lebat sehingga air sungai melimpah
keluar dari badan sungai dan masuk ke kawasan sekitar aliran sungai. Apa apa yang yang
diamati adalah fenomena gejala alam
Proses berpikir terjadi apabila terjadi proses asimilasi (kontak objek dengan pikiran)dan
keterkaitan konsep konsep dalam pikiran dengan informasi tentang objek yang disebut
proses akomodasi. Masalah yang dirumuskan pada dasarnya merupakan hasil rekayasa
pikiran berkenaan dengan fenomena dan teori dan nilai yang ada pada pikiran kita
2. Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahsa latin hypo dan thesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu kesimpulan yang masih sementara atau setenglah benar dan masih memerlukan
pengujian dan pembuktian. Sedangkan Asumsi adalah pernyataan mengenai hal hal yang
berhubungan dengan unsur unsur yang permasalhkan yang diterima sebagai kebenaran
tanpa bukti
3. Data
Data berasal dari bahasa latin datum yang artinya satu informasi petunjuk. Instrumen
yang baik dapat mengukur apa yang seharusnya diukur dan ini dikenal sebagai alat yang
valid atau sahih. Apabila data mngenai hal hal yang bersifat psikologis, sosial atau kultular
diperlukan alat pengumpul data berupa pedoman observasi, data cek, catatan, pengamatan,
angket, pedoman wawancara dan tes.
4. Kesimpulan
Adalah hipotesis yang telah diuji dan dibuktikan kebenarannya. Teori merupakan
bentuk pengetahuan yang paling tinggi dan merupakan isi pokok ilmu pengetahuan.
Orientasi ini sering diberi label bermacam macam seperti : inquiri, discovery,
problem solving, critical thinking, reflective thinking, induction, dan investigator
(jarolimek,1971:11)
Menitik beratkan pada proses berfikir yang berkaitan dengan pemecahan masalah
Melibatkan murid dalam proses belajar
Merupakan alternatif lain yang bersifat inofatif yang lebih maju dari pada penyampai
informasi ekspositori
Menurut jarolimek (1971) menyebutkan sebagai idea cantered atau program pembelajaran
yang berorientasi pada ide atau gagasan. Gagasan yang dimaksud adalah konsep, generalisasi,
konstruksi, ide dasar, ide pokok, atau pengertian umum
C. Konsep
Konsep merupakan suatu kata atau pernyataan abstrak yang berguna untuk
mengelompokan benda, idea atau peristiwa. Apabila dilihat dari sifatnya ada beberapa
konsep, yakni konsep teramati atau observed concept, konsep tersimpul atau invered concept,
konsep relasional atau relational concept dan konsep ideal atau ideal type concept (Fenton:
1966, Jarolimek : 1971, Banks:; 1977). Konsep teramati adalah konsep yang contohnya dapat
ditangkap pancaindera, seperti manusia, rumah, jalan raya, bising, manis, merdu. Konsep
tersimpul yang contohnya harus disimpulkan dari beberapa hasil pengamatan atau beberapa
peristiwa sebagai indikator, misalnya sopan, tertib, pahlawan, makmur, dan adat.
Konsep relasional adalah konsep yang melibatkan jarak dan atau waktu misalnya,
abad, dasawarsa, mil, lintang, bujur, isobar, isotherm, kawsan dan landasan-preen . Konsep
ideal adalah konse tersimpul yang lebih abstrak dan merupakan konsep yang memerlukan
pengumpulan indikator yang lebih luas. Misalnya, keadilan, pancasila, takwa, nyaman,
patriotik, kasih sayang, kejujuran dan kesejahteraan.
D. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan mengenai keterkaitan dua konsep atau lebih.
Contohnya, perilaku guru di muka kelas merupakan produk interaktif antara kompetensi
mengajar guru dengan lingkungan belajar.
Secara umum generalisasi dapat digolongkan menjadi 3 aras (Banks, 1977: 99-100)
1. Generalisasi aras tinggi
2. Generalisasi aras sedang
3. Generalisasi aras rendah
Generalisasi aras tinggi berlaku secara universal , artinya pernyataan itu berlaku
dimana saja, kapan saja, dan bagi siapa saja. Contohnya : manusia dengan lingkungannya.
Generalisasi aras sedang berlaku terbatas pada suatu wilayah budaya atau kurun
waktu tertentu. Contohnya : pada masa penjajahan Belanda kesempatan pendidikan bagi
rakyat Indonesia sangat terbatas.
Generalisasi aras rendah berlaku lebih terbatas lagi pada lingkup yang lebih sempit.
Contohnya : Pada musim angin barat penghasilan nelayan tradisional di pelabuhan ratu
menurun karena terbatas frekuensi dan jarak tangkapan ikan.
F. Teori / konstruk
Teori atau konstruk merupakan bentuk pengetahuan tertinggi yang dapat digunakan
untuk menerangkan dan memperkirakan perilaku manusia (Banks, 1977: 103). Teori aras
tinggi yang memenuhi syarat sebagai berikut :
Melukiskan hubungan antar konsep; atau variabel yang didefinisikan secara jernih.
Mengandung sistem deduksi yang secara ;logis ajeg atau tetap.
Merupakan sumber dari hipotesis yang sudah diuji kebenarannya (Banks, 1977:103).
1. Nilai
Sesuatu dapat dinilai memiliki value atau harga apabila memang hal itu memiliki
kualitas kebaikan dan dilihat oleh pengamat sebagai hal yang baik. Nilai adalah suatu
jenis kepercayaan yang ada dalam keseluruhan berperilaku atau perlu tidak sesuatu
dicapai. Nilai juga merupakan ukuran untuk menetapkan baik dan buruk. Contohnya,
setiap orang memiliki sistem nilai religi yang terbentuk dari pengetahuan pemahaman
pelaksanaan dan komitmen yang dipeluknya dengan baik
2. Sikap
Alport (1935) dalam winataputra (1989) sikap adalah suatu kondisi kesiapan
mental dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman yang memancarkan arah
atau pengarah yang dinamis terhadap respon atau tanggapan individu terhadap
objek atau individu yang dihadapinya.
C. Perilaku Sosial
Termasuk ke dalam keterampilan sosial, antara lain berkomunikasi (Krech
dkk, 1962:), membaca, menulis, menggunakan kepustakaan, menganalisis,
menggunakan peta (Pellison1989), keterampilan sosial pada dasarnya mencakup
semua kemampuan operasional yang memungkinkan individu dapat berhubungan
dan hidup bersama secara tertib dan teratur dengan orang lain.
Pembelajaran di bagi menjadi dua, yaitu :