You are on page 1of 46

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN

PENGEMBANGANANAK USIA DINI


DI TAMAN KANAK - KANAK, KELOMPOK BERMAIN, DAN
TEMPAT PENITIPAN ANAK

Diajukan untuk memenuhi TugasMata Kuliah AnalisisKegiatan


Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini PG PAUD 4504
Program Strata1 FKIP Universitas Terbuka

Disusun Oleh
NAMA : AFIA NIKMAH
NIM :825 605 457
POKJAR : WONOSOBO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM JARAK JAUH YOGYAKARTA
POKJAR WONOSOBO
2018

i
ii
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN
PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI
DI TAMAN KANAK – KANAK PERTIWI NGADIMULYO

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan


Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini PG PAUD 4504
Program Strata 1 FKIP Universitas Terbuka

Disusun Oleh
NAMA : AFIA NIKMAH
NIM : 825 605 457
POKJAR : WONOSOBO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM JARAK JAUH YOGYAKARTA
POKJAR WONOSOBO
2018

i
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Analisis Pengembangan Penanaman Sikap Perilaku dan


Rasa Empati Anak melalui Pembiasaan dan Teladan dari
Guru
Waktu Penelitian : 16 Oktober 2018
Tempat Penelitian : TK Pertiwi Ngadimulyo

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa


memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan laporan analisis ini tepat pada waktunya. Penyusun laporan ini di
susun sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan pada program S1 PAUD pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
universitas Terbuka.
Dalam menyelesaikan tugas ini peneliti banyak menemui kesulitan-
kesulitan dalam menyusunnya, namun bimbingan dan masukan serta bantuan dari
berbagai pihak, maka kesulitan-kesulitan dapat teratasi. Oleh karena itu peneliti
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Bu. Lilik Siti Bayinah, MM. Pd sebagai pembimbing dan penanggung jawab
mata kuliah analisis kegiatan pengembangan pendidikan anak usia dini.
2. Teman-teman seperjuangan selaku pemberi masukan kritik dan saran kepada
peneliti dalam menyelesaikan laporan.
3. Keluarga tercinta
Harapan peneliti semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua sebagai
insan pendidik yang tahu karakteristik anak usia dini.

Wonosobo, 24 November 2018


Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i


LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS……………………………. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... iv
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………... 1
A. Latar Belakang Penelitian …………………………………………. 1
B. Fokus Penelitian ………………………………………………….... 2
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 2
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 2
BAB 11. LANDASAN TEORI ………………………………………… 3
A. Pengertian Perilaku ……………………………………………… 3
B. Rasa Peka ………………………………………………………… 3
C. Teori Tabula Rasa ……………………………………………… 3
D. Karakteristik Anak TK ………………………………………… 4
BAB 111. METODOLOGI PENELITIAN……………………………. 6
A. Subyek Penelitian ……………………………………………… 6
B. Metode Penelitian ……………………………………………… 6
C. Instrumen Penelitian …………………………………………… 6
BAB 1V. ANALISIS DATA ………………………………………….. 7
A. Tabulasi Data ………………………………………………….. 7
B. Analisis Kritis ………………………………………………… 8
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 9
A. Kesimpulan …………………………………………………… 9
B. Saran – saran…………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Taman Kanak-kanak Pertiwi Ngadimulyo beralamatkan di Dusun
Madulia, Desa Ngadimulyo Kecamatan Selomerto Kabupaten
Wonosobo.Secara umum memiliki sarana prasarana serta fasilitas
pembelajaran yang memadai keadaan fisik dan lingkungannya yang
kondusif dan strategis.
TK Pertiwi Ngadimulyo memiliki visi dan misi yang jelas, antara lain
Menanamkan tuntunan moral agar terbentuk pribadi yang berbudi luhur.
TK Pertiwi Ngadimulyo dalam pembelajarannya dibagi menjadi dua
kelompok yaitu A dan B di dukung oleh dua orang pendidik.
TK Pertiwi Ngadimulyo Kec. Selomerto bukan saja menerapkan
pembelajaran untuk mengajar kemampuan akademik saja, tetapi lebih
menekankan pada pembelajaran untuk membangun soal emosional, moral,
secara seimbang sehingga tercapai keselarasan dalam perkembangan anak
didik. Kegiatan tersebut dilakukan dengan memberi rangsangan,
bimbingan, dan tak kalah pentingnya adalah teladan dari guru.
Program SI PG PAUD Universitas Terbuka menargetkan
lulusannya menjadi tenaga pendidik PAUD Profesional yaitu yang dapat
mengembangkan program PAUD dan membahas inovasi-inovasi, salah
satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah analisis kegiatan
pengembangan anak usia dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam
mata kuliah tersebut, maka telah dilakukan penelitian di Taman Kanak-
kanak Pertiwi Ngadimulyo yang bertujuan untuk mengumpulkan data
mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut
untuk selanjutnya di analisis secara kritis.

1
B. Fokus Penelitian
Setelah dilakukan penelitian di TK Pertiwi Ngadimulyo Kecamatan
Selomerto, maka peneliti ini memfokuskan pada satu kegiatan anak yaitu
“ Penanaman sikap perilaku anak melalui pembiasaan dan teladan dari
guru.”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Pentingnya melakukan penanaman sikap perilaku anak melalui
pembiasaan dan teladan dari guru.
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan penanaman sikap perilaku
anak melalui pembiasaan dan teladan guru.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
2. Membuat analisis Kritis ( critical analys ) mengenai kegiatan tersebut.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di TK
Pertiwi Ngadimulyo Kecamatan Selomerto;
2. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas;
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kegiatan anak di lembaga PAUD.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Perilaku
Menurut Gunarti Winda, Suryani Lilis, Muis Azizah 2008. Perilaku adalah
cermin kepribadian seseorang yang tampak dalam perbuatan dari interaksi
terhadap orang lain dalam lingkungan sekitarnya. Perilaku merupakan
internalisasi nilai-nilai yang diserap oleh seseorang selama proses interaksi
dengan orang lain diluar dirinya.
Perilaku seseorang menunjukkan tingkat kematangan emosi, moral,
agama, sosial, kemandirian dan konsep diri.
Perilaku anak usia dini pada masa ini sedang dalam pembentukan , selain
faktor genetic, lingkngan sangat berpengaruh dalam pembentukan
perilakunya.

B. Rasa peka ( sensitiveperiods)dariMaria Montessori dalam Hurlock


( 1978)
Usia 3 - 6 tahun merupakan periode sensitive atau masa peka pada
anak yaitu suatu periode di masa suatu fungsi tertentu pertlu dirangsang,
diarahkan sehingga tidak terlambat perkembangannya. Maka peka pada
usia 3 – 6 tahun peka terhadap pengaruh orang dewasa. tugas guru yaitu
memberi pengaruh yang positif terhadap sikap perilakunya berkembang
seperti yang diharapkan.

C. Teori “ tabula rasa “ dari John Locke ( 1632-1704 Dwijana ( 2008 :


2.17 )
Anak bagaikan kertas putih atau tabel kosong, anak hidup dalam
lingkungannya yang sangat berpengaruh dalam proses pembentukan
seorang anak bersama lingkungannya akan menentukan karakter anak,
implikasi dari teori tersebut bahwa guru harus memberikan pengalaman –
pengalaman yang baik dengan memberi teladan melalui pembiasaan
sehari- hari.

3
D. Karakteristik anak TK
Ada beberapa karakteristik untuk anak TK antara lain ( Hartani, 2005 )
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia sekitarnya dan dia juga
ingin mengetahui segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya, terbukti
dengan anak selalu bertanya dengan kata apa atau mengapa.
2. Merupakan pribadi yang unik
Meskipun banyak kesamaan dalam pola umum perkembangan setiap
anak meskipun kembar memiliki keunikan masing-masing dapat
berasal dari faktor genetis atau berasal dari lingkungan.Maka dengan
adanya keunikan tersebut melakukan pendekatan individual selain
pendekatan kelompok.
3. Suka berfantasi dan berimajinasi
Anak usia dini sangat suka berfantasi sehinggga orang dewasa sering
menganggapnya berbohong. Fantasi adalah kemampuan membentuk
tanggapan baru yang sudah ada, ( Lubis, 1986 ). Sedang imajinatif
adalah kemampuan anak untuk menciptakan sesuatu obyek atau
kejadian tanpa didukung kata yang nyata ( Ayah Bunda 1992 ) .
4. Masa paling potensi untuk belajar
Anak usia dini juga sering disebut dengan istilah golden age atau usia
emas, karena pada rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan di berbagai aspek seperti pada perkembangan otaknya.
Peneliti Gallahue ( 1993 ) menyatakan bahwa usia prasekolah
merupakan waktu yang paling optimal untuk perkembangan motorik
anak. Pernyataan Bowllay ( 1996 ) menyatakan bahwa hubungan yang
positif dan membangun anak usia dini sangat penting untuk
perkembangan kognitif dan sosialnya ( Siskandar 1993 ). Karena itu
usia dini terutama di bawah dua tahun masa yang paling potensial bagi
anak untuk mempelajari sesuatu.
5. Menunjukkan sikap egosentris
Anak usia dini pada umumnya hanya memahami sesuatu dari sudut
pandang sendiri. Serta lebih banyak berfikir dan berbicara tentang diri

4
sendiri daripada tentang orang lain dan tindakannya menguntungkan
dirinya ( Hurlock 1993 )
6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
Anak usia dini memang mempunyai rentang perhatian yang sangat
pendek sehingga perhatiannya mudah terlatih pada kegiatan lain.
Rentang perhatian anak usia lima tahun dapat duduk tenang
memperhatikan sesuatu adalah sekitar sepuluh menit kecuali hal-hal
yang membuatnya senang ( Berg 1998 )
7. Sebagai bagian dari mahluk sosial
Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman-teman
sebayanya, mulai belajar berbagi, mengalah dan belajar bersosialisasi,
dan belajar untuk dapat diterima di lingkungannya.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak didik kelompok A TK Pertiwi
Ngadimulyo Kecamatan Selomerto dengan jumlah anak didik 13 anak, 8
anak laki-laki, 5 anak perempuan, jumlah pendidik ada 1 orang.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu
menginterprestasikan data mengenai fenomena penanaman setiap perilaku
dan rasa empati serta simpati anak melalui pembiasaan dan teladan dari
guru.

C. Instrumen Penelitian
a. Observasi yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik untuk
dijadikan fokus penelitian.
b. Wawancara yaitu untuk menggali informasi lebih memdalam
mengenai penanaman sikap perilaku dan rasa empati serta simpati anak
melalui pembiasaan sehari
c. Dokumentasi yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan
lebih luas mengenai penanaman sikap perilaku, rasa empati dan
simpati anak melalui pembiasaan sehari-hari.

6
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi sebagai berikut
Observasi Wawancara dengan Wawancara dengan Dokumentasi
Guru Kepala TK

Guru dalam Anak adalah peniru Di TK kami Visi Misi


Bercakap-cakap ulung, yang dilakukan memiliki ….siswa
dengan anak guru akan ditiru juga terbagi menjadi 2
menggunakan dalam berbicara. kelompok yaitu
intonasi yang Dalam berbicara Kelompok A dan B
benar dengan suara lembut dengan 2 orang
akan ditiru oleh anak pendidik

Guru memanggil Anak-anak menyapa Di lembaga kami,


anak perempuan kita dengan sapaan memiliki visi yaitu
dengan sebutan hormat “bu guru”dan menciptakan
“mba” dan kenapa kita tidak manusia yang
“ mas” pada anak menghormati dan bertaqwa, cerdas,
laki-laki menanamkan sikap terampil, dan
hormat pada anak berbudi luhur dan
dengan membuat anak salah satu misiya
merasa di hormati adalah
pula menanamkan
tuntunan moral
agar terbentuk
pribadi yang
berbudi luhur
Selalu Itu sebagai bentuk
mengucapkan perilaku terhadap anak
terima kasih atas prestasi sebagai
kepada anak-anak penguatan atas
yang telah kebaikannya.
melaksanakan Setiap anak berhasil
tugas dengan apa yang diharapkan,
ucapan “ terima guru selalu
kasih, kamu anak mengucapkan “ terima
pintar kasih”

7
B. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan penanaman sikap
perilaku anak melalui pembiasaan dan teladan guru dapat tercermin dalam
pembiasaan anak-anak menggunakan bahasa yang baik dalam berbicara
merupakan kegiatan yang bermaksud untuk mengembangkan sikap
perilaku pada anak sedini mungkin. Sikap ini dilakukan dengan
pembiasaan sehari-hari dan dari teladan guru juga untuk menanamkan
nilai-nilai pada anak.
Penanaman sikap perilaku dengan pemberian teladan guru hal ini sesuai
dengan pendapat Widarmi D. Wijana ( 2008 ) bahwa pada usia dini
penurunan anak terhadap segala sesuatu yang ada disekitar semakin
meningkat baik perilaku orang disekitar maupun tokoh/idola bagi anak-
anak yang setiap saat tingkah laku, bicaranya selalu ditiru oleh anak.
Dalam kegiatan sehari-hari penanaman rasa hormat dan ucapan terima
kasih dilaksanakan dengan cara memanggil anak perempuan dengan
sebutan “mba” dan anak laki-laki dengan sebutan “ mas” serta guru selalu
mengucapkan “terima kasih” sebagai ucapan menanamkan sikap/perilaku
yang baik ( budi pekerti ). Hal ini sesuai dengan pendapat dari Ki Hajar
Dewantara ( dalam Widarmi D. Wijana 2008 ) bahwa anak-anak adalah
makhluk hidup yang memiliki kodratnya masing-masing. Pendidikan budi
pekerti adalah watak atau tekadnya jiwa yang berasas pada kebatinan,
yang nantinya akan menghasilkan perbuatan.

8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dalam tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu
sebagai berikut :
a. TK Pertiwi Ngadimulyo Kecamatan Selomerto mempunyai program
pengembangan sikap perilaku dan kecerdasan interpersonal sejak dini
yaitu meletakkan, dasar-dasar yang kuat bagi perkembangan sikap
perlaku. Alasan dari pengembangan sikap perilaku ini agar di TK sikap
perilaku anak-anak menjadi seperti yang diharapkan. Dengan demikian
anak-anak akan memiliki sikap perilaku yang baik yang dapat menjadi
dasar sikap perilaku selanjutnya.
b. Kebijakan yang mendukung adalah Visi Misi
B. Saran
1. Dalam pengembangan sikap perilaku TK Pertiwi Ngadimulyo
Kecamatan Selomerto melibatkan semua guru dan guru hendaknya
benar-benar tulus juga kepada Wali murid yang mengantar anak didik.
2. Diadakan kerja sama dengan Wali murid agar apa yang ditanamkan di
TK juga ditindak lanjuti di rumah sehingga akan terjadi sinkronisasi
antara pembelajaan dan penanaman sikap perilaku antara sekolah dan
rumah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asnawi Luluk, dkk. 2008. Metode PengelolaanKegiatan Pengembangan Anak


Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.
Ginarti Winda, Suryani Lilis, Muis Azizah. 2008. Metode Pengembangan
Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Hurlock Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak ( Edisi Keenam Terjemahan dan
Dra. MuslichahZarkasih ). Jakarta : Erlangga
Wardani IGAK, Wihardit Kuswaya . 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Wijana Widarni D, dkk. 2008. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta
: Universitas Terbuka.
Yufiarti, Chandrawati Titi, 2008. Profesionalisme Guru PAUD. Jakarta :
Universitas Terbuka.

10
11
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN
PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI
DI KELOMPOK BERMAIN MAWAR INDAH

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan


Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini PG PAUD 4504
Program Strata 1 FKIP Universitas Terbuka

Disusun Oleh
NAMA : AFIA NIKMAH
NIM : 825 605 457
POKJAR : WONOSOBO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM JARAK JAUH YOGYAKARTA
POKJAR WONOSOBO
2018

i
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Analisis Kegiatan Penanaman Sikap Sopan Santun dan


Saling Menghormati Pada Anak Usia Dini Melalui
Kebiasaan mengucapkan salam di Kelompok Bermain
Mawar Indah
Waktu : 24 Oktober 2018
Tempat Penelitian : Kelompok Bermain Mawar Indah Kecamatan Selomerto,
Kabupaten Wonosobo

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i


LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
A. Latar Belakang Penelitian ………………………………………. 1
B. Fokus Penelitian ……………………………………………….. 2
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………. 2
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 2
BAB II. LANDASAN TEORI .………………………………………… 3
A. Pengertian Moral ……………………………………………….. 3
B. Pengertian Perilaku …………………………………………….. 3
C. Motivasi Belajar .……………………………………………… 3
D. Anak Usia Dini ………………………………………………… 4
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………. 7
D. Subyek Penelitian ……………………………………………… 7
E. Metode Penelitian ……………………………………………… 7
F. Instrumen Penelitian …………………………………………… 7
BAB 1V. ANALISIS DATA ………………………………………….. 8
C. Tabulasi Data …………………………………………………. 8
D. Analisis Kritis ………………………………………………… 9
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 11
C. Kesimpulan …………………………………………………… 11
D. Saran – saran…………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kelompok Bermain Mawar Indah berdiri pada tahun 2010 bertempat
di Rt 01/01 Desa Pakuncen Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo.
Kelompok Bermain Mawar Indah merupakan lembaga pendidikan pra
sekolah yang layanan pembelajarannya mengutamakan kwalitas daripada
kwantitas yang melibatkan 4 aspek yaitu pengetahuan, perasaan, mencintai
dan beraksi menjadi prioritas untuk meenghasilkan anak-anak didik yang
berkarakter sebagai pilar-pilar bangsa di masa depan.
Kelompok Berrmain Mawar Indah memiliki visi misi yang jelas. Visi
misinya membentuk anak yang cerdas, baik dan trampil berahlak mulia
sehingga terwujud anak yang kreatif sedangkan visinya adalah
menanamkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan inovatif, mendidik
anak secara optimal sesuai dengan kemampuan anak, menyiapkan anak
didik ke jenjang pendidikan dasar dengan ketercapaian kompetensi dasar
sesuai terhadap perkembangan anak.
Program S1 PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya
menjadi tenaga pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat
mengembangkan program PUAD dan membuat inovasi-inovasi, salah satu
mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah analisi kegiatan
pengembangan anak usia dini dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam
mata kuliah tersebut, maka telah dilakukan penelitian di KB Mawar Indah
Kecamatan Selomerto yang bertujuan mengumpulkan data mengenai
kegiatan- kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk
selanjutnya dianalisis secara kritis.

1
B. Fokus Penelitian
Setelah dilakukan penelitian di KB Mawar Indah, maka peneliti ini
memfokuskan pada anak satu kegiatan anak yaitu “ Kebiasaan
mengucapkan salam yang dilaksanakan setiap pagi pada kegiatan awal “

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai
a. Pentingnya pendidik menerapkan pembiasaan mengucap salam
dengan tiga bahasa untuk mengenalkan ragam bahasa dan
mengakrabkan kesemua anak dengan pendidik dan teman.
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut yaitu menanamkan
sikap sopan santun dan saling menghormati sesama teman.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melaksanakan kegiatan
tersebut dan dilaksanakan setiap pagi.
d. Membuat analisis kritis ( critical analysis ) mengenai kegiatan
tersebut.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Memberi masukan kepada si pendidik, bagi anak didik, wali murid,
lembaga KB Mawar Indah.
2. Melatih mahasiswa untuk melakukan penelitian kelas tentang kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan di KB Mawar Indah.
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kegiatan anak di KB Mawar Indah.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Moral
Pengertian moral mengacu pada aturan-aturan umum mengenai
baik buruk dan benar salah yang berlaku di masyarakat. Menurut Piaget
ada 2 tahapan moralitas anak yaitu tahap moralitas heteronormus
(Heteronormus Morality) pada usia 4-7 tahun dan tahap moralitas
otonomus (Autonomous Morality) pada usia 10 tahun ke atas. Sedangkan
John Dewey membagi tahapan moral dalam 3 fase pre moral (pre
conventational), tingkat konfensional dan auto nomour.
Pada dasarnya manusia memiliki kesamaan pola perkembangan
moral. Pendidikan memiliki peran strategis bagi pembentukan moral anak.
Sehingga penanaman pembiasaan sejak dini dirasa sangat penting bagi
perkembangan moral anak.
Moralitas anak usia dini diuraikan sebagai berikut :
a. Sikap dan cara berhubungan dengan orang lain (sosialisasi)
b. Cara berpakaian dan berpenampilan
c. Sikap dan kebiasaan makan
d. Sikap dan perilaku memperlancar hubungannya dengan orang lain

B. Pengertian Perilaku
Perilaku menurut Winda Gunarti adalah cermin kepribadian seseorang
yang tampak dalam perbuatan dan interaksi terhadap orang lain dalam
lingkungan sekitarnya. Perilaku merupakan internalisasi nilai-nilai yang
diserap oleh seseorang menunjukkan tingkat kematangan emosi, moral,
agama, sosial, kemandirian dan konsep diri.

C. Motivasi Belajar
Pengertian motivasi belajar menurut Oemar Hamalik (2001 : 158) adalah
perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

3
Sedangkan pengertian belajar menurut Oemar Hamalik (2001 : 27) adalah
salah satu proses perubahan tingkahlaku individu melalui interaksi dengan
lingkungan. Dari pengertian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Situasi belajar harus bertujuan itu harus diterima oleh masyarakat,
tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar.
b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri
c. Di dalam mencapai tujuan itu, murid senantiasa akan menemui
kesulitan rintangan dan situasi yang tidak menyenangkan
d. Hasil belajar yang utama adalah polah tingakah laku yang bulat
e. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya.
Belajar apa yang diperlukan dan mengerjakan ap ayang di pelajari
f. Kegiatan-kegiatan belajar dan hasil-hasil belajar dipersatukan
g. Murid memberikan reaksi secara keseluruhan
h. Murid mereaksi suatu aspek dari lingkungan yang bermakna
baginya
i. Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam
lingkungan itu
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa motivasi belajar
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan
dalam perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungannya.

D. Anak Usia Dini


a. Pengertian Anak Usia Dini
Terdapat beberapa definisi mengenai anak usia dini, definisi yang
pertama anak usia dini adalah anak yang berusia kurang lebih
delapan tahun (0-8).
Sedangkan definisi yang kedua menurut undang-undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia
Dini adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan kepada anak

4
sejak lahir sampai usia enam tahun (0-6) yang dilakukan melalui
pemberian rangsang pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lanjut.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa usia dini
adalah anak yang berusia nol sampai enam atau delapan tahun yang
,mengalami pertumbuhan dan perkembangan konsep dasar
pengembangan anak usia dini.
b. Karakteristik Anak Usia Dini
Ada beberapa karakteristik anak usia dini antara lain (Hartanti,
2005) :
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia sekitarnya dan
dia juga ingin mengetahui segala sesuatu yang terjadi di
sekelilingnya, terbukti dengan anak selalu bertanya dengan
kata apa atau mengapa.
2. Merupakan pribadi yang unik
Meskipun banyak kesamaan dalam pola umum
perkembangan setiap anak meskipun kembar memiliki
keunikan masing-masing dapat berasal dari faktor genetis
atau berasal dari lingkungan. Maka dengan adanya
keunikan tersebut melakukan pendekatan individual selainn
pendekatan kelompok.
3. Suka berfantasi dan berimajinasi
Anak usia dini sangat suka berfantasi sehingga orang
dewasa sering menganggapnya berbohong. Fantasi adalah
kemampuan membentuk tanggapan baru dengan
pertolongan yang selalu ada (Lubis, 1986). Sedang
imajinatif adalah kemampuan anak untuk menciptakan
sesuatu objek atau kejadian tanpa di dukung kata yang
nyata (Ayah Bunda 1992).

5
4. Masa potensial untuk belajar
Anak usia dini yang suka sering disebut dengan istilah
golden age atau usia emas, karena pada rentang usia ini
anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan
diberbagai aspek, seperti pada perkembangan otaknya.
Peneliti Galluhue (1993) menyatakan bahwa usia pra
sekolah merupakan waktu yang paling optimal untuk
perkembangan motorik anak. Pernyataan Bowllay (1996)
menyatakan bahwa hubungan yang positif dan membangun
pada anak usia dini sangat penting untuk perkembangan
kognitif dan emosi sosialnya (Siskandar 1993). Karena itu u
sia dini terutama dua tahun masa yang paling peka dan
potensial bagi anak untuk mempelajari sesuatu.
5. Menunjukkan sikap egosentris
Anak usia dini pada umumnya hanya memahami sesuatu
dari sudaut pandangnya sendiri, serta lebih banyak berfikir
dan berbicara tentang diri sendiri daripada tentang orang
lain dan tindakannya menguntungkan dirinya (Hurlock,
1993).
6. Memiliki rentang daya konsentrasi pendek
Anak usia dini memang mempunyai rentang perhatian yang
sangat pendek sehingga perhatiannya mudah teralih pada
kegiatan lain. Rentang anak usia lima tahun untuk dapat
duduk tenang memperhatikan sesuatu adalah sekitar
sepuluh menit kecuali hal-hal yang membuatnya senang
(Berg 1998).
7. Sebagai bagian dari makhluk sosial
Anak usai dini mulai suka bergaul dan bermain dengan
teman-teman sebayanya, mulai belajar berbagi, mengalah
dan belajar bersosialisasi serta belajar dapat diterima di
lingkungannya.

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelian
Subyek penelitian ini adalah anak-anak, pendidik dan pimpinan
Kelompok Bermain Mawar Indah Desa Pakuncen Kecamatan Selomerto
Kabupaten Wonosobo. Dengan jumlah anak didik 28 anak. Jumlah
pendidik ada 2 orang.

B. Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode interpretative yaitu
menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di
lapangan.

C. Instrumen Penelitian
1. Observasi yaitu untuk melihat fenomena yang unik atau
menarik untuk dijadikan fokus penelitian.
2. Wawancara yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam
mengenai fokus penelitian.
3. Dokumentasi yaitu ntuk mengumpulkan bukti-bukti dan
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.

7
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Observasi Wawancara dengan Guru Wawancara Dokume
dengan Kepala ntasi
KB
Anak-anak 1. Di KB ini kami sudah Hal itu ada
masuk mengembangkan kaitannya dengan Program
kelas kemampuan untuk melatih kebersamaan. Sekolah
kemandirian sejak dini. Disini kami tidak
Denagn melatihkemandirian akan membeda-
sejak dini. Dengan melatih bedakan, semua
kemandirian itu anak-anak anak itu sama dan
akan belajar banyak hal diperlukan adil
tentang kedisiplinan dalam segala hal,
bersosialisasi serta akan walaupun berasal
mengembangkan dari lingkungan
intelektualnya. yang berbeda.

2. Tentu saja kami tidak


melepas anak-anak begitu
saja, kami tetap mengawasi
dan mendampinginya agar
anak-anak tidak merasa
sendiri dan kami Juga bisa
memperhatikan anak-anak
apabila ada yang melakukan
kesalahan kita langsung
membimbingnya.
Anak-anak 1. Guru melatih anak
latihan mengucapkan salam:
mengucapk - Assalamu’alaikum
an salam Artinya : semoga
keselamatan
menyertaimu
- Anak-anak menirukan
- Seamat pagi
- Good morning
2. Guru menjelaskan kapan
salam digunakan
3. Anak berlatih

8
B. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembiasaan
mengucap salam pada awal kegiatan pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang bermaksud mengembangkan sikap pembiasaan untuk bersikap
disiplin, mentaati peraturan-peraturan serta sikap mandiri. Pengembangan
penerapan sikap pembiasaan merupakan prioritasprogram yang
dicantumkan dalam lesson plan, yang dikembangkan sejak dini dengan
memperhatikan fase-fase perkembangan naka. Karena tahap-tahap
perkembangan setiap anak itu berbeda dan setiap anak adalah unik, seperti
yang dikemukakan oleh Hartanti (205) yang membagi karakteristik anak,
yaitu memiliki rasa berfantasi dan berimajinasi, masa yang potensial untuk
belajar, menunjukkan sikap egisentris, memiliki rentang daya konsentrasi
yang pendek, sebagai bagisn makhluk sosial.
Apa yang dilakukan KB Mawar Indah yaitu dengan berlatih
menerapkan peraturan dan kedisiplinan pada anak sudah sesuai dengan
prinsip-prinsip utama dari pendidikan. Seperti yang diutarakan oleh
Hurlock (1993) bahwa orang tua, guru, dan orang lain yang bertanggung
jawab dalam membimbing anak harus membantu anak belajar
menyesuaikan diri dengan pola yang disetujui. Halini dilakukan dengan
membuat peraturan, pola yang ditentukan untuk bertingkah laku sebagai
pedoman. Anak kecil tidak dituntut untuk tunduk pada hukum, mereka
secara bertahap diajari hukum yang berlaku di masyarakat. Agar terbiasa
bersikap benar sejak dini, maka anak kecilpun diharapkan mempelajari
dan mematuhi peraturan yang diberikan orang tua dan orang lain yang
berwenang. Kegagalan dalam mematuhi peraturan akan mendatangkan
hukuman atau kurangnya penerimaan sosial pada diri anak. Jadi peraturan
berfungsi sebagai pedoman perilaku anak dan sebagai sumber motivasi
untuk bertindak sesuai dengan harapan sosial, sebagaimana hukum dan
kebiasaan menjadi pedoman dan sumber motivasi bagi anak remaja dan
orang dewasa (Hurlock, 1993).
Pada kegiatan pengembangan yaitu mengucap salam dalam 3
bahasa sebelum melaksanakan kegiatan dan sesudah melaksanakan

9
kegiatan, merupakan pembentukan nilai-nilai moral yang membentuk
sebuah karakter yang mulai. Untuk menjadi masyarakat yang madani,
bersumber dalam seluruh agama karena inti ajaran dari seluruh agama
adalah membentuk akhlak mulia. Menurut Megawangi (2004) anak-anak
akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila mereka berada di
lingkungan yang berkarakter pula.
Upaya mengembangkan dan menumbuhkan anak yang bermola
dalam arti berkarakter (berakhlak baik) merupakan tanggung jawab dan
memerlukan usaha dari se,ua pihak yang meliputi keluarga, sekolah, dan
seluruh komponen masyarakat, oleh karena itu pendidikan yang dapat
mengembangkan kemampuan anak agar memiliki kemampuan moral harus
dilaksanakan secara terencana, terfokus, dan komperhensif. Pada kegiatan
mengucap salam dalam 3 bahasa ini juga diperkenalkan pada
keanekaragaman bahasa yang ada dan disepakati oleh lingkungan baik.

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis dat adapat disimpulkan beberapa hal yaitu
sebagai berikut :
1. Kelompok Bermain Mawar Indah mempunyai program
pengembangan sikap perilaku melalui mengucapkan salam yang
ditanamkan sejak usia dini, anak mempunyai landasan yang kuat
pada hal-hal yang positif. Dengan adanya pembiasaa-pembiasaan
yang baik sejak dini, anak akan terbiasa menerapkan tingkah laku
emosionalnya maupun pada perkembangan-perkembangan lain.
2. Dengan perkembangan sikap pembiasaan ini berbagai macam
aspek perkembangan anak akan semakin berkembang. Sehingga
mengarah pada pembentukan perilaku yang positif pada diri anak
yang bisa menjadi landasan yang kuat bagi perkembangan
selanjutnya.
3. Kebijakan yang mendukung adalah Program Sekolah.

B. Saran
1. Dalam pengembangan pembiasaan melalui pemberian salam dalam
berbagai bahasa sebaiknya jangan terlalu lama pelaksanaanya
karena rentang konsentrasi anak masih sangat pendek, sehingga
anak tidak merasa jenuh.
2. Pengembangan kegiatan ini harus benar-benar disesuaikan dengan
tingkat perkembangan anak dan dilaksanakan secara terpadu
dengan kegiatan-kegiatan lainnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti, dkk. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar PengembanganAnak


Usia Dini, Jakarta : Universitas Terbuka
Gunarti Winda, Suryani Lilis, Muis Azizah. 2008. Metode
PengembanganPerilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini, Jakarta :
Universitas Terbuka.
Hurlock Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak (Edisi keenamTerjemahan oleh
Dr. Med.Multasari Tjandrasa dan Dra. Muslichach Zakarsih). Jakarta :
Erlangga.
Musfiroh Tadkiroatun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Wardhani IGAK, Wihardit Kuswaya. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
auaniversitas Terbuka.
Wijana Widani D, dkk. 2008. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Yufiarti, Chandrawati Titi. 2008. Profesionalisme Guru PAUD. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Sujana Nana, Rivai Ahmad, 2001. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Algesindo.

12
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN
PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI
DI TEMPAT PENITIPAN ANAK (TPA) PELANGI NUSANTARA 09

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan


Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini PG PAUD 4504
Program Strata 1 FKIP Universitas Terbuka

Disusun Oleh
NAMA : AFIA NIKMAH
NIM : 825 605 457
POKJAR : WONOSOBO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM JARAK JAUH YOGYAKARTA
POKJAR WONOSOBO
2018

i
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Analisis kegiatan pengembangan Moral anak Usia Dini


melalui Toilet Training di TPA Pelangi Nusantara
Waktu Penelitian : 06 November 2018
Tempat Penelitian : TPA Pelangi Nusantara Kecamatan Kertek,
Kabupaten Wonosobo

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


LAPORANPENELITIAN DAN ANALISIS.............................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 2
BAB II.LANDASAN TEORI ..................................................................... 3
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 6
A. Subyek Penelitian ............................................................................ 6
B. Metode Pelitian ................................................................................ 6
C. Instrumen Penelitian ........................................................................ 6
BAB IV. ANALISIS DATA ....................................................................... 7
A. Tabulasi Data ................................................................................... 7
B. Analisis Kritis .................................................................................. 8
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 10
A. Kesimpulan ...................................................................................... 10
B. Saran-saran ...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Tempat Penitipan Anak (TPA) Pelangi Nusantara 09 adalah salah
satu layanana paud non formal yang beralamat di Sidomukti Karangluhur
Kertek, Kabupaten Wonosobo. TPA merupakan pengembangan perluasan
jangkauan layanan pendidikan yang memberikan pengasuhan dan sebagai
pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu sehingga anak tetap
berkembang baik potensi, mental dan akal secara seimbang sehingga
terbentuk pribadi yang soleh dan solehah sehat dan cerdas.
Tempat Penitiapan Anak Pelangi Nusantara 09 menu pengasuhnya
adalah dengan model di rumah sebagai sarana bermain dengan sentra-
sentra permainan yang bertanggung jawab secara luas dan bertanggung
jawab dalam pendidikan dan pembelajarannya secara bertahap layanan
pengasuhan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
anak.
Layanan pendidikan Anak Usia Dini yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani maupun rohani anak bertujuan agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan berikutnya
sedangkan pada kenyataannya banyak permasalahan sering muncul yang
dihadapi oleh orang tua dalam mengasuh anak diantaranya :
a. Mobilitas kerja yang tinggi kedua orang tua dalam mencarinafkah
atau penghasilan keluarga dimana anak cenderung dalam
pengasuhan hanya dilimpahkan oleh pembantu rumah tangga,
kakak, adik ataupun saudara, sehinngga pengasuhan anak tentunya
tidak optimal selama ditinggal orangtua bekerja.
b. Orang tua terlalu cemas berlebihan terhadap aktivitas anak,
terutama dalam bersosialisasi dengan teman sebaya. Anak tidak
boleh keluar rumah dan sebagainya, tentu saja perkembangan anak

1
terhambat dan tidak sesuai dengan perkembangan yang seharusnya
dicapai anak usia dini.

B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi disalah satu kelas TPA Pelangi Nusantara 09
penelitian ini berfokus salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan Toilet
Training pada anak yang diterapkan oleh pengasuh/pendidik.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Pentingnya pendidik melakukan kegiatan penerapan toilet
training
b. Tujuan pendidik melakukan penerapan toilet training pada anak
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan
penerapan toilet training.
2. Membuat analisis kritis (critical analisis) mengenai kegiatan penerapan
kegiatan toilet training pada anak

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Memberi masukan terhadap kegiatan penerapan toilet training pada
anak
b. Melatih mahasiswa untuk melakukan penelitian tindakan kelas
c. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis
suatu kegiatan anak di lembaga PAUD

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Toilet training adalah usaha untuk memperkenalkan dan melatih anak


untuk buang air baik buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK) secara
mendiri. Proses toilet training tidak mempunyai patokan atau pedoman yang jelas
kapan harus dimulai. Masing-masing anak sangat berbeda perkembangannya. Ada
yang bisa dimulai dari umur 2 tahun, 3 tahun, bahkan 4 tahun. Orang tua harus
mengenali kapan, kira-kira sebaiknya mulai mengajarkan anak mereka tentang
toilet training dengan mengamati perkembangan baik fisik maupun mental sang
anak. Pada zaman dahulu metode yang digunakan menggunakan pendekatan dari
orang tua. Metode ini sering tidak berhasil karena orang tua cenderung
memaksakan meskipun anak belum siap. Pada tahun 1962 Dr.T Berry Brazelton
memperkenalkan metode baru dengan pendekatan anak. Metode ini terbukti
efektif dan tetap digunakan sampai sekarang. Di bawah ini t anda anak sudah siap
untuk mulai diajarkan toilet training :
a. Anak anda sudah terkontrol jadwal buang air besarnya misalnya BAB
pada pagi hari
b. Anak sudah bisa duduk secara mantap
c. Anak sudah bisa tidak mengompol untuk beberapa jam sekali
d. Anak sudah dapat berjalan ke WC serta membuka pakaian sendiri
e. Anak sudah bisa memahami instruksi atau perintah sederhana dari orang
tuanya
f. Anak terlihat memiliki keinginan untuk bisa secara mandiri mengontrol
kegiatan BAB dan BAK nya
Setelah anak siap maka sesuai dengan metode pendekatan anak yang
dikembangkan oleh Dr. T Berry Bazelton langkah-langkah yang perlu
dilakukan sebagai berikut :
a. Pilihlah kata-kata yang sesuai untuk berbicara dengan anak anda
terutama untuk kata seperti kotoran dan air seni
b. Belilah pispot duduk untuk anak-anak, tempatkan pispot tersebut pada
tempat yang disenangi anak seperti dikamar bermainnya. Jangan lupa

3
untuk membiarkan anak melihat bagaimana anda menggunakan toilet
agar ia bisa meniru. Coba minta anak untuk duduk di pispot beberapa
saat setiap kali selesai makan.
c. Berikan anak dukungan dan minta ia memberitahu kepada anda kapan
ia inginn BAB atau BAK. Berikan pujian setiap kali anak telah sukses
melakukan toilet training
d. Jangan mengharapkan hasil yang kilat, semua butuh waktu. Jangan
pernah memarahi anak jika belum berhasil
e. Setelah beberapa kali melakukan, cobalah untuk mengganti popoknya
dengan menggunakan celana dalam yang terbuat dari katun. Buat
momen ini spesial agar anak merasa sudah besar dan merasa bangga.
Seperti belajar duduk, merangkak, dan berjalan. Toilet training adalah
keterampilan yang harus dipelajari oleh anak Anda. Para ahli menyarankan
orang tua melihat tanda-tanda kesiapan jasmani, emosional, dan keadaan
sebelum mencoba toilet training. Anak-anak pada umumnya sekitar
berumur 2 tahun sebelum mereka mengenal dan merespon sinyal-sinyall
toilet seperti kebelet, jadi toilet training yang terlalu dini mungkin hanya
akan membuat Anda tertekan dan membuat balita Anda terganggu karena
mereka tidak mau melakukan apa yang Anda minta dari mereka.
Meskipun kadang terasa tidak mungkin, anak balita Anda akan
cepat atau lambat, belajar bagaimana menggunakan toilet. Memulai toilet
training saat anak balita Anda siap membuatnya lebih mudah bagi semua
pihak yang terlibat.
Untuk anak usia dini, toilet training mulai bisa dilatih pada usia 2
tahun ke atas, atau menyesuaikan dengan kemampuan berjalan anak,
kemampuan anak untuk mengenali tanda-tanda akan buang hajat. Anak
yang siap mengikuti toilet training memiliki ciri diantaranya mampu
mengkomunikasikan bahwa dirinya ingin membuang hajat besar atau kecil
dengan memiliki daya tangkap kognitif untuk menerima penjelasan bahwa
ada ruang-ruang khusus yang memang diperuntukkan membuang hajat,
sebuah ruang yang nyaman dan bersih. Kesuksesan toilet training akan
membawa dampak yang sangat positif bagi anak, yakni anak akan mampu

4
mengontrol diri, memahami aturan dan norma serta memiliki dasar-dasar
sikap yang santun.
Tahapan membimbing anak dalam hal toilet training bukanlah hal
yang dapat dianggap remeh. Pertama, orang tua harus bersikap wajar.
Orang tua tidak menampakkan ekspresi sebal dan marah sehingga nak-
anak merasa kurang nyaman dan kurang dipahami. Yang perlu
diperhatikan adalah mengingatkan anak untuk menahan dan mengontrol
keinginan sampai pada tempat khusus untuk membuang hajat. Orang tua
hendaknya sabar, mengingat banyak orang tua yang kurang suka dengan
intensitas anak yang sering BAB/BAK.
Kedua, orang tua harus menanamkan pemahaman betapa
pentingnya menjaga kebersihan dan menutup aurat. Dalam toilet training
harus selalu dijaga kondisi toilet yang selalu bersih sehingga anak akan
meniru pola hidup bersih. Sering anak merasa takut dikamar mandi, ini
dapat diantisipasi dengan menyalakan lampu kamar mandi dan
memberikan motivasi pada anak.
Ketiga, orang tua perlu memberikan pemaparan terkait dengan apa
yang harus dilakukan anak setelah BAB/BAK, misalnya menggunakan
sabun dan air sehingga anak membiasakan berperilaku bersih dan sehat.
Anak yang mampu mengungkapkan perasaannya adalah anak yang
mempunyai kecerdasan emosi, jadi toilet training merupakan salah satu
pembelajaran yang bermakna bagi anak. Pembelajaran toilet training
mungkin belum intens diajarkan di sekolah, oleh karena itu pemantauan
orang tua sangat diperlukan dalam membantu kecakapan anak dalam
menjaga kebersihan diri dan sangat diperlukan dalam membantu
kecakapan anak dalam menjaga kebersihan diri dan kesehatannya. Anak
yang dapat secara tertib mandiri dan bersih melakukan BAB/BAK
memiliki banyak potensi untuk mampu mengontrol diri dan memiliki
sikap mematuhi aturan. Kontrol diri yang kurang kuat dan sikap
melanggar norma, bisa jadi dikarenakan kurang berhasilnya toilet training
bagi anak.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik, pendidik, dan kepala sekolah
TPA Pelangi Nusantara Karang Luhur Kertek Wonosobo yang
dilaksanakan 06 November 2018.

B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan interpretatif yaitu menginterpretasikan data
mengenai fenomena atau gejala yang diteliti di lapangan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi yaitu melihat fenomena yang unik atau menarik untuk
dijadikan fokus penelitian
b. Wawancara yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam
mengenai fokus penelitian
c. Dokumentasi, untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan
yang lebih luas mengenai fokus penelitian

6
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian akan dibuat
tabulasi sebagai berikut :

Wawancara dengan Wawancara


Observasi Pengasuh dengan Dokumentasi
Pimpinan TPA
Anak-anak -Kami sudah -di lembaga kami -dalam
sudah tidak mengenalkan toilet mengembangkan kegiatan
mengompol training sedini toilet traing tertulis bahwa
saat berada di
mungkin pada anak sedini mungkin anak-anak
dalam kelas asuhan kami dengan dengan bisa kekamar
atau saat mengenalkan mengenalkan mandi saat
berada di fungsi/kegunaan fungsi kamar kegiatan atau
TPA kamar mandi/WC mandi dan juga saat transisi
pada mereka. menerapkan toilet
-Kami sudah training kepada
menerapkan anak-anak asuh
pendidikan toilet kami
training untuk anak-
anak asuhan kami.
Cara kami adalah
dengan melatih anak-
anak untuk meminta
bantuan ketika akan
buang air (membuka
celana, mengantar ke
kamar mandi dan
membersihkan diri
setelah buang air)
Banyak anak Memang belum Di lembaga kami Dalam
yang sudah semua anak mampu dengan adanya kegiatan
mandiri saat melaksanakan toilet training bahwa anak-
akan ke kegiatan toilet kami sudah anak bisa ke
kamar mandi training, ada banyak yang kamar mandi
namun masih beberapa faktor yang mandiri dalam saat kegiatan
ada beberapa memepengaruhi hal kebersihan atau transisi
anak yang kemandirian mereka. walaupun anak-
masih Faktir yang sangat anak yang
membutuhkan berpengaruh adalah dibawah umur 18
bantuan dari faktor usia. Usia bulan masih perlu
pengasuh sebelum 18 bulan bantuan pengasuh
masih membutuhkan

7
bantuan saat melepas
celana, berjalan
dengan hati-hati ke
kamar mandi
sehingga kami takut
dia terpeleset dan
membersihkan diri
setelah BAB/BAK.
Tetapi meski mereka
sudah mampu, kami
tetap mengawasi
demi keselamatan
mereka
Ada anak usia Memang benar masih Kami Dalam
diatas 3 tahun ada beberapa anak mengembangkan rencana
masih yang masih sikap mandiri kegiatan
menggunakan menggunakan sedini mungkin tertulis bahwa
pampers pampers, hal ini kepada anak-anak anak-anak
karena pendidikan asuh bisa ke kamar
toilet training di mandi saat
rumah tidak berjalan kegiatan atau
baik sehingga saat transisi
pengasuh sedikit
demi sedikit melatih
mereka mengenal dan
menggunakan toilet.

B. Analisi Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan
tentang kesiapan toilet training pada anak usia 18-24 bulan, kesiapan fisik,
kesiapan psikolagi dan kesiapan intelektual di TPA Pelangi Nusantara 09
Kertek, Wonosobo cukup baik. Diharapkan pengasuh lebih berupaya
memberikan pengertian tentang toilet training baik bagi asuhan maupun
orang tua. Juga pengertian kepada orang tua tentang tumbuh kembang
anak khususnya bimbingan dan pengarahan yang benar sehingga dapat
melakukan toilet training sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pada teori Freud tentang tahap perkembangan psikoseksual dimana fase
anak pada usia 1-3 tahun kenikmatan berpusat pada daerah anus dan
dubur. Disini rangsangan pada anus berkaitan dengan BAB dan BAK.
Pada walnya anak-anak masih merasa takut untuk melakukan toilet
training, tetapi peranan dan dukungan orang tua sangat penting untuk

8
mengajarkan anak tentang pentingnya menjaga kebersihan. Orang tua
harus sabar dan tekun dalam mengajarkannya.
Ada bebarapa cara agar anak tidak bosan atau takut melakukan :
a. Jangan terlalu dipaksa apabila anak belum siap
b. Berikan cerita-cerita menarik perhatiannya
c. Berikan pujian atau hadiah kecil bagi anak yang mampu
melakukannya
d. Hias kamar mandi dengan tokoh kartun kesukaan anak
e. Jangan pernah memarahinya dengan kasar

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
a. TPA PELANGI NUSANTARA, Kertek, Wonosobo mempunyai
program penerapan toilet training untuk anak asuhnya dimulai
sejak dini. Meski bukan pekerjaan yang mudah dan sederhana,
namun sebagai pengasuh harus tetap melatihnya sedini mungkin.
Konsep ini sudah dapat dikenalkan sejak usia 18-24 bulan. Jika
toi;et training diajarkan lebih dari usia 3 tahun dikhawatirkan akan
susah karena kebiasaan anak sudah menjadi perilaku.
b. DI TPA PELANGI NUSANTARA, Kertek, Wonososbo toilet
training diajarkan tanpa kemarahan dan santai. Pengasuh dan orang
tua perlu memahami bahwa tidak ada yang dapat mengontrol kapan
dan dimana anak ingin membuang air kecuali anak itu sendiri,
untuk itulah hindari pemaksaan yang berlebihan.
c. Kesiapan fisik, intelektual dan psikologis toilet training pada anak
usia 18-24 bulan di TPA PELANGI NUSANTARA, Kertek,
Wonosobo sudah cukup.
d. Kebijakan yang mendukung adalah RKH.

B. Saran
a. Meskipun bukan pekerjaan mudah dan sederhana, namun untuk
toilet training harus diajarkan sejak sedini mungkin.
b. Diharapkan pengasuh lebih berupaya meningkatkan pengetahuan
kepada anak orang tua tentang kesiapan toilet training dengan
memberikan pengertian pada orang tua tentang tumbuh kembang
anak khususnya bimbingan dan pengarahan yang benar sehingga
anak dapat melakukan toilet training.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://yulia-putri.blogspot.com/2010/05/toilet -training.html
http://www.klil-galamedia.com/toilet-training-untuk-paud
http://www.kiddiecarecenter.com/saluran-cerna/toilet-training-html
http://indonesia.burnwear.com/pages/toilet-training.php

11

You might also like