You are on page 1of 26

ANALISA SITE
Lokasi kawasan berada di kota Palangkaraya, Kecamatan Jekan Raya (Belakang Kantor Gubernur) Tepatnya diantara Jln. G.
LOKASI
Obos dan Jln. RTA Milono. Luas Kawasan : ± 87.500 m². Berdasarkan Analisa Urban kawasan ini dapat di bagi 4 potensi yaitu
sebagai :
PERKANTORAN : 25%

PERMUKIMAN : 15 %

PERDAGANGAN : 8%

JASA : 5%

ALTERNATIF SITE I

ALTERNATIF SITE II Luas kawasan keseluruhan : 80.626 m²


Luas Alternatif Site I : 34.144 m²
ALTERNATIF SITE III
Luas Altenatif Site II : 16.731 m²
Luas Alternatif Site III : 27.951 m²
ANALISA SITE
 PENETUAN SITE TERPILIH

ALTERNATIF SITE KONDISI SITE KETERANGAN


 ALTERNATIF SITE I  Lokasi Blok  Aksbilitas
1. Jln. Wiliam A Samad 3. Jln. C.Bangas 1. Jln G.Obos
4 - Banyak terdapat aktifitas kendaraan yang terjadi di jalan ini
4 - Memudahkan bagi pegendara transportasi dalam melewati
medan tersebut
1 - Adanya drainase pada sisi kiri kanan jalan memudahkan
4 1 sirkulasi air bila musim hujan.
- Memudahkan aktifitas kendaraan pada malam hari
4 - Tanaman Pohon sebagai fasilitas peneduh bagi pengguna jalan
2. Jln Wiliam A Samad
1 2 - Jalan ini menghubungkan antara Jalan G.Obos dan Jalan RTA
3 Milono
1 2 - Adanya drainase pada sisi kiri kanan jalan memudahkan
3 sirkulasi air bila musim hujan.
- Memudahkan aktifitas kendaraan pada malam hari
2 2. Jln.C.Bangas III 4. Jln. G.Obos - Tanaman Pohon sebagai fasilitas peneduh bagi pengguna jalan.
3 3. Jln C.Bangas
2 - Jalan cukup untuk aktifitas kendaraan roda empat
3 - Adanya drainase pada sisi kiri langsung di alirkan ke drainase
kota sehingga memudahkan sirkulasi air.
- Memudahkan aktifitas kendaraan pada malam hari
- Tanaman Pohon sebagai fasilitas peneduh bagi pengguna jalan.
- GSB 13 meter
4. Jln.C.Bangas III
- Jalan cukup untuk aktifitas kendaraan roda empat
- Adanya drainase pada sisi kiri dan kanan jalan langsung di
alirkan ke drainase kota sehingga memudahkan sirkulasi air.
- Tanaman Pohon dan semak-semak yang tumbuh secara liar.

 Identitas kawasan
Kawasan di peruntukan untuk penunjang :
1. Kegiatan Fasilitas Permukiman :20%
2. Kegiatan Fasilitas Perkantoran : 15%
3. Kegiatan Fasilitas Perdagangan : 8%

 Potensi kawasan untuk menunjang kegiatan fasilitas permukiman,


fasilitas perkantoran dan fasilitas perdagangan adalah berupa bangunan
shopping mall karena peruntukan kegiatan fasilitas perdaganagan
disini hanya berupa pedagang-pedagang yang berada di pinggiran
4 jalan, bukan dengan fasilitas yang memadai.
 ALTERNATIF SITE I  Fasilitas Lahan
1. Fasilitas Permukiaman 3. Fasilitas Perdaganan
1

2
4 3
2. Fasilitas Perkantoran  Aksbilitas
1. Jln Wiliam A Samad
- Jalan ini menghubungkan antara Jalan G.Obos dan Jalan RTA
Milono
- Adanya drainase pada sisi kiri kanan jalan memudahkan
sirkulasi air bila musim hujan.
- Memudahkan aktifitas kendaraan pada malam hari
- Tanaman Pohon sebagai fasilitas peneduh bagi pengguna jalan
2. Jln.C.Bangas IV
- Jalan cukup untuk aktifitas kendaraan roda empat
- Adanya drainase pada sisi kiri dan kanan jalan langsung di
alirkan ke drainase kota sehingga memudahkan sirkulasi air.
 Lokasi Blok - Tanaman Pohon dan semak-semak yang tumbuh secara liar.
1. Jln. Wiliam A Samad 3. Jln. C.Bangas 3. Jln C.Bangas
- Jalan cukup untuk aktifitas kendaraan roda empat
- Adanya drainase pada sisi kiri langsung di alirkan ke drainase
kota sehingga memudahkan sirkulasi air.
- Memudahkan aktifitas kendaraan pada malam hari
- Tanaman Pohon sebagai fasilitas peneduh bagi pengguna jalan.
- GSB 13 meter
4. Jln.C.Bangas III
- Jalan cukup untuk aktifitas kendaraan roda empat
- Adanya drainase pada sisi kiri dan kanan jalan langsung di
alirkan ke drainase kota sehingga memudahkan sirkulasi air.
- Tanaman Pohon dan semak-semak yang tumbuh secara liar.

2. Jln.C.Bangas IV 4. Jln. C.Bangas III

 Identitas kawasan
Kawasan di peruntukan untuk penunjang :
1. Kegiatan Fasilitas Permukiman : 15%
2. Kegiatan Fasilitas Perkantoran : 20%

 Potensi kawasan untuk menunjang kegiatan fasilitas permukiman, dan


fasilitas perkantoran adalah berupa bangunan Apartemenkarena
peruntukan kegiatan fasilitas permukiaman disini padat sekali sehingga
peruntukan untuk tempat tinggal yang mewadahi fasilitas permukiman
harus lebih diperhatikan agar kegiatan fasilitas perkantoran tidak
terganggu.
 ALTERNATIF SITE III
4
 Fasilitas Lahan
1. Fasilitas Permukiaman 2. Fasilitas Perkantoran
1

2
3
4
 Aksbilitas
 Lokasi Blok 1. Jln Wiliam A Samad
1. Jln. Wiliam A Samad 3. Jln. C.Bangas - Jalan ini menghubungkan antara Jalan G.Obos dan Jalan RTA
Milono
- Adanya drainase pada sisi kiri kanan jalan memudahkan
sirkulasi air bila musim hujan.
- Memudahkan aktifitas kendaraan pada malam hari
- Tanaman Pohon sebagai fasilitas peneduh bagi pengguna jalan
2. Jln. RTA MILONO
- Banyak terdapat aktifitas kendaraan yang terjadi di jalan ini
- Memudahkan bagi pegendara transportasi dalam melewati
medan tersebut
- Adanya drainase pada sisi kiri kanan jalan memudahkan
sirkulasi air bila musim hujan.
- Memudahkan aktifitas kendaraan pada malam hari
- Kurang terdapat tanaman pohon karena kawasan ini banyak
2. Jln.RTA. MILONO 4. Jln. C.Bangas III terdapat fasilitas perdagangan dan jasa berupa pertokoan.

3. Jln C.Bangas
- Jalan cukup untuk aktifitas kendaraan roda empat
- Adanya drainase pada sisi kiri langsung di alirkan ke drainase
kota sehingga memudahkan sirkulasi air.
- Memudahkan aktifitas kendaraan pada malam hari
- Tanaman Pohon sebagai fasilitas peneduh bagi pengguna jalan.
- GSB 13 meter
4. Jln.C.Bangas III
- Jalan cukup untuk aktifitas kendaraan roda empat
- Adanya drainase pada sisi kiri dan kanan jalan langsung di
alirkan ke drainase kota sehingga memudahkan sirkulasi air.
- Tanaman Pohon dan semak-semak yang tumbuh secara liar

 Identitas kawasan
Kawasan di peruntukan untuk penunjang :
1. Kegiatan Fasilitas Permukiman : 20%
2. Kegiatan Fasilitas Perkantoran : 15%
 Fasilitas Lahan 3. Kegiatan Fasilitas Perdagangan : 8%
1. Fasilitas Permukiaman 2. Fasilitas Perdaganan 4. Kegiatan Fasilitas Jasa : 10%

 Potensi kawasan untuk menunjang kegiatan fasilitas permukiman,


fasilitas perkantoran, fasilitas jasa dan fasilitas perdagangan adalah
berupa bangunan Rental Office karena peruntukan kegiatan fasilitas
Jasa dan perkantoran lebih dominan di kawasan ini sehingga di
tawarkan jasa penyewaan bangunan kantor untuk menunjang kawasan
3. Fasilitas Perkantoran 4.Fasilitas Jasa ini.
ANALISA SITE
 SITE TERPILIH Jln. G.Obos dan Permukiman Bangunan di sekitar tapak :
 Utara : Jln.G.Obos dan permukiman penduduk
 Selatan : Pendestrian, dan Permukiman penduduk
 Barat : Jalan C.Bangas dan pendestrisan
 Timur : Jalan C.Bangas II dan perkantoran

Jln.C.Bangas dan Perkantoran


Potensi Tapak :
 Terdapat bangunan-bangunan kantor disekitar tapak sebelah timur.
 Jalan G. Obos didepan tapak ( Utara ) dilalui jenis kendaraan umum
sehingga mempermudah pengunjung dalam hal transfortasi
 Dekat dengan permukiman, Jalan disekitar tapak merupakan jalan
Pendestrian dan permukiman
lingkungan sehingga aktivitas kendaraan umum kurang disekitar kawasan
ini ( tidak padat ).

LUAS SITE : 10.514 m²

Lampu merah jln. G.Obos dan jln. Wiliam Kekurangan Tapak :


 Kepadatan dan sumber bising yang tinggi terdapat pada simpang
4 lampu merah jln G.Obos dan Jln Wiliam A Samad kepadatan ini
menyebabkan polusi udara.

Jln. C.Bangas dan Jln Wiliam A Samad  Pada jln. C.Bangas dan jln. Wiliam A Samad memiliki tingkat kepadatan
sedang sehingga sumber bising dan polusi kurang.
 Pada jln. G.Obos II dan Jln.C.Bangas II merupakan daerah permukiman
sehingga jalur jalan banyak di manfaatkan oleh kendaraan pribadi.
SITE TERPILIH
Jln. G.Obos II dan Jln.C.Bangas II  Pemilihan SITE berdasarkan fungsi kawasan sebagai pendukung fasilitas
perkantoran, permukiman, dan jasa, yaitu fasilitas perdagangan sebagai

LUAS SITE : 10.514 m² unsur pendukung di kawasan ini berupa Shopping Mall.

GSB : Depan ( 13 m), Belakang, Kiri dan kanan (13m)


ANALISA SITE
 ANALISA SIRKULASI ISSU : Bagaimana mendapatkan penataan pola sirkulasi yang baik bagi kendaraan maupun pejalan
kaki?
GOAL : Mendapatkan penataan pola sirkulasi yang baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki menuju
dan keluar site.
TEORI

 Menurut Teori ERNES NEUFERT ( Buku ARSITEKTUR Jilid 1)


Jalur pencapaian masuk dan keluar untuk kendaraan dan pejalan kaki harus di pisahkan, karena alasan
keamanan dan kelancaran lalu lintas.

 Menurut Teori JAMES. C. SYNDER ( Pengantar Arsitektur)


Sistem Sirkulasi disusun berdasarkan pola Sirkulasi. Pola Sirkulasi ini diantaranya yaitu :
SITE 1.Sirkulasi horizontal
 Linier
Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang. Jalan dapat
berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau
membentuk putaran (loop).

 Radial
Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat
bersama.

 Spiral (Berputar)
Suatu jalan tunggal menerus yang berasal dan titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan
jarak yang berubah.

 Grid
Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak
yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.

LUAS SITE : 10.514 m²


 Jaringan
Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam
GSB : Depan ( 13 m), Belakang, Kiri dan kanan (3m) ruang.

2. Sirkulasi Vertikal
Sirkulasi vertikal merupakan cara menghubungkan antara satu lantai dengan lantai berikutnya. Bisa
berupa tangga, escalator, lift maupun RAM.
ANALISA SITE
Tingkat Kepadatan Lalu Lintas yang tinggi
Parkir di atas jalan akibat
 KONDISI SITE kegiatan di taman kota
terletak di bundaran kota
penumpukan kendaraan umum karena
dengan
POTONGAN JALAN
perhentian lampu lalu lintas jalan

Tingkat Kepadatan Lalu JALAN PRIMER


Lintas yang tinggi karena
terdapat lampu lalu lintas
JALAN PRIMER jalan Parkir di atas jalan akibat
kegiatan di taman kota
Jalan primer sering dilalu oleh kendaraan umum,
dan aktifitas perkantoean serta sekolahan.
TAMAN KOTA
JALAN SEKUNDER

Jalan sekunder pada jalan Wiliam sering di lalui


oleh kendaraan aktifitas perkantoran. Sedangkan
pada jalan C. Bangas sering di lalui oleh kendaraan JALAN SEKUNDER
aktifitas permukiman Tingkat Kepadatan Lalu
Lintas yang tinggi karena
Ruang Terbuka Hijau terdapat lampu lalu lintas
jalan

 ALTERNATIF SIRKULASI KENDARAAN  ALTERNATIF PEJALAN KAKI  ALTERNATIF POLA PARKIR

Menjauhkan kegiatan lalu lintas pejalan kaki Parkir umum di letakan pada jalan primer yang
Untuk akses kendaraan dari kegiatan kendaraan umum
umum yang cepat maka sering dilalu oleh kendaraan umum, untuk
bukaan di letakan pada jalan akses yang cepat menuju tapak.
G Obos

Pertimbangkan trotoar beratap


Jalur Lambat untuk mengatasi SITE untuk penurunan penumpang
kepadatan pada Jln.Wiliam A dan penerima pejalan kaki
SITE SITE
Samad.

 Memisahkan antara jalan masuk dan jalan


keluar menuju site yaitu pada jln G.Obos Fasilitas pejalan
kaki berupa ruang Menggunakan Vegetasi / Pohon yang
untuk mengatasi kepadatan sirkulasi mampu menyangga panas matahari yaitu
didalam site. terbuka hijau jalan. Tepat tunggu kendaraan Pola Parkir menyudut dengan sudut
dijalan G.Obos dan Jln G.Obos II
 Memisahkan jalan servis bagi kendaraan  Pohon yang digunakan adalah umum untuk menunjang
Untuk akses kendaraan servis 45º, ukuran 3x5m Dan jarak jalan
servis sehingga aktifitas kegiatan pohon tanjung aktifitas pejalan kaki
dipisahkan dengan kegiatan kendaraan servis tidak mengganggu Menggunakan jalur pejalan
V  Tinggi maksimal 15m sirkulasi 6m memudahkan pengguna
umum di letakan pada jalan aktifitas kendaraan privat dan kendaraan kaki langsung menuju pintu
G.Obos II karena kepadatan masuk bangunan didalam  Bentuk pohon berdaun lebat memarikirkan kendaraan.
publik. Yang berada pada Jln.G Obos,  Jarak antar pohon 2m
kurang karena pencapaiannya cepat tapak
ANALISA SITE
 SINTESA

Jln. Wiliam SINTESA


Jln G.Obos A Samad Jalur masuk dan keluar
kendaraan Privat  Sirkulasi menggunakan kisi-kisi radial sehingga pencapaiannya langsung dengan
pusatnya adalah bangunan.
Jalur masuk dan keluar
kendaraan Publik  Sirkulasi di atur menjadi beberapa jalur :
Jalur masuk dan keluar 1. Jalur masuk kendaraan privat dapat dilakukan melalui jalan G.Obos II karena
kendaraan Servis
parkir di letakan berdekatan dengan bangunan untuk fasilitas kendaraan
Jalur masuk dan keluar Pejalan karyawan dan jalur keluar di letakan pada jalan C.Bangas.
kaki
2. Jalur masuk dan keluar kendaraan publik berapada pada jalan G.Obos, untuk
PARKIR KENDARAAN PRIVAT
memudahkan pencapaian dan memisahkan antara jalur privat, servis dan pejalan
PARKIR KENDARAAN PUBLIK kaki untuk menghindari sirkulasi yang padat pada tapak/site.
PARKIR KENDARAAN SERVIS 3. Jalur servis di letakan di jalan G.Obos II berada jauh dari kegiatan privat dan
publik.
Jln C.Bangas
4. Jalur pejalan kaki di dukung dengan penggunaan atap tanaman untuk mehindari
panas matahari, dan jalurnya langsung menuju bangunan.
 Memberikan antisipasi kemacetan diluar tapak berupa Jalur lambat pada pintu masuk
bagian utara dan barat yaitu jalan G.Obos.
 Menambahkan beberapa pohon tanjung sebagai peneduh bagi pejalan kaki disebelah
timur dan utara yaitu jalan G.Obos dan jalan G.Obos II.
ZONING

PRIVAT

PUBLIK

SERVIS
ANALISA SITE
 ANALISA KEBISINGAN ISSU : Mencari solusi mengurangi kebisingan sehingga menciptakan suasana bangunan yang
nyaman dan tenang.
GOAL : Terciptanya ketenangan dalam lingkungan bangunan.
TEORI

 Sumber bising yang sangat


 Teori menurut EDWARD T.WHITE :
bising berasal dari
1. Menjauhkan letak bangunan dari kebisingan
kegiatan kendaraan umum
dan kendaraan pribadi
yang lalu lalang pada jln.
Wiliam A Samad

SITE
 Sumber bising dari 2. Mendirikan dinding akustik diantara kebisingan dengan ruang-ruang yang tenang
kendaraan pribadi dan
permukiman penduduk
insensitasi bisin g sedang

 Sumber bising kurang 3. Mengatur ruang-ruang yang tenang dari kebisingan


berasal dari permukiman
penduduk.

Data : 4. Menggunankan bentuk-bentuk lahan dan pepohonan sebagai penyangga kebisingan

 Sumber bising yang sangat bising berasal dari jalan G.Obos di sebelah utara di
akibatkan oleh aktifitas kendaraan umum dan kendaraan pribadi yang melakukan
aktifitasnya di sekitar jalan G.Obos,
 Kebisingan dengan insensitas sedang berasal dari jln. C.Bangas di sebelah barat dan
dari jln.G.Obos II disebelah Timur berasal dari permukiman penduduk dan aktifitas
kendaraan pribadi milik penduduk.
 Kebisingan dari sebelah selatan berasal dari permukiman penduduk sehingga
insensitas kebisingan rendah.
ANALISA SITE
 ANALISA SITE
Tingkat Kebisingan yang tinggi terletak di
bundaran kota dengan penumpukan
kendaraan umum karena perhentian lampu
lalu lintas jalan

Tingkat Kebisingan yang


 Sumber bising yang sangat
tinggi karena terdapat lampu
bising berasal dari kegiatan lalu lintas jalan
kendaraan umum dan kendaraan
pribadi yang lalu lalang pada
jln. Wiliam A Samad

 Sumber bising dari kendaraan


pribadi dan permukiman
penduduk insensitasi bising
sedang
Tingkat Kebisingan yang
tinggi karena terdapat lampu
lalu lintas jalan
 Sumber bising kurang berasal
dari permukiman penduduk.

 ALTERNATIF I  ALTERNATIF II

 Jln G. Obos memiliki tingkat kebisingan tinggi


sehingga diberikan tumbuhan untuk menyaring
tingkat kebisingan dan dinding solid sebagai
 Jln G. Obos memiliki tingkat kebisingan tinggi pendukung memantukan sumber bising serta
sehingga diberikan tumbuhan untuk menyaring menjauhkan masa bangunan
tingkat kebisingan dan menjauhkan masa bangunan  Jln C Bangas dan jln G.Obos II diberikan tanaman
 Jln C Bangas dan jln G.Obos II diberikan tanaman untuk menyaring kebisingan karena kebisingan di sini
untuk menyaring kebisingan karena kebisingan di sini memiliki tingkatan yang sedang
memiliki tingkatan yang sedang

 Di daerah permukiman, untuk mehindari


 Di daerah permukiman, untuk mehindari kebisingan yang dii sebabkan oleh aktifitas
kebisingan yang di sebabkan oleh aktifitas kantor maka di batasi dengan tanaman untuk
bangunan maka di batasi dengan dinding akustik penyaring kebisingan karena tingkat kebisingan
berupa dinding solid berfungsi juga sebagai disini sangat rendah
mehindari kebakaran
ANALISA SITE
 SINTESA

 Jln G. Obos memiliki tingkat kebisingan


tinggi sehingga diberikan tumbuhan untuk
menyaring tingkat kebisingan dan
menjauhkan masa bangunan
 Jln C Bangas dan jln G.Obos II diberikan
tanaman untuk menyaring kebisingan karena
kebisingan di sini memiliki tingkatan yang
sedang

 Di daerah permukiman, untuk mehindari ZONING


kebisingan yang di sebabkan oleh aktifitas
bangunan maka di batasi dengan dinding
akustik berupa dinding solid berfungsi
juga sebagai mehindari kebakaran
ORIENTASI BANGUNAN

PENANGANAN KEBISINGAN TINGGI

PENANGANAN KEBISINGAN KURANG


ANALISA SITE
 ANALISA MATAHARI
KETERANGAN :
 UTARA : Jln. G.Obos,
 SELATAN : Daerah Permukiman
 BARAT : Jln C Bangas
 TIMUR : Jln C.Bangas II

ISSU :
SITE  Bagaimana cara mensiasati panasnya sinar matahari siang dan sore hari ?
 Bagaimana bangunan mampu mendapatkan pencahayaan yang baik?

GOAL :
 Menemukan cara untuk mensiasati panasnya sinar matahari siang dan sore hari
 Bangunan mampu mendapatkan pencahayaan yang baik.

TEORI

 Menurut EDWARD T. WHITE :


mengurangi tingkat cahaya matahari yang sangat menyengat menggunakan pepohonan sebagai
Data : penyangga cahaya matahari secara langsung.
 Bagian Utara, Jln. G.Obos memiliki insensitas terkena cahaya pagi yang menyejukan  Menurut ROBERT VALE, GREEN ARSITEKTUR FOR SUSTAINABLE FUTURE mengatakan
pada pukul 06.00 pagi hingga pukul 10.00 pagi. Sedangkan pada saat pukul 11.00 untuk mengurangi transmisi panas dari dinding massif yang terkena radiasi matahari langsung bisa
menggunakan :
siang hingga pukul 14.00 terkena insensitas panas matahari yang sangat panas dan
menyilaukan.  Dinding Lapis (Berongga) yang diberi ventilasi pada rongganya
 Bagian Timur Jln G.Obos II pada pagi hari memperoleh insetensitas cahaya matahari  Jika orientasi bangunan Lebih dominan terkena panas matahari maka orientasi ruang meletakan
yang menyejukan dan tidak mendapatkan cahaya matahari ketika sore hari. aktivitas ruang utama pada tengah atau arah timur bangunan dan di apit oleh ruang-ruang
servis.
 Bagian Barat, Jln C Bangas Pada pagi hari tidak memperoleh pencahayaan sinar
matahari namun dari pukul 11.00 hingga sore hari akan mendapakan tingkat panas
matahari yang tinggi dan menyilaukan.
 Bagian Selatan, permukiman penduduk memiliki kemungkinan terkena panas matahari
pada pukul 11.00 hingga sore hari pukul 15.00.
ANALISA SITE
 KONDISI SITE JUNI

65º
90º
Pada site matahari bergerak dari timur ke barat pada bulan
75º
– bulan tertentu matahari bergerak menjauhi garis ekuator 20º
yaitu pada:
 Pada tanggal 21 Maret, matahari tepat berada di garis 35º
ekuator.
 Tanggal 21 Juni matahari bergerak maksimal kearah
utara sebesar 23,50º LU SEPTEMBER DESEMBER
 kemudian kembali lagi ke garis ekuator pada tanggal
21 September.
 Kemudian tanggal 22 Desember matahari tepat berada
23,50º kearah lintang selatan Pada pukul 09.00 Pada pukul 15.00
intesitas matahari intesitas matahari
berkisar 65º ke 75º berkisar 75º ke
JUNI 65º
bangunan. bangunan.

Pada pukul 09.00 Pada pukul 15.00


intesitas matahari intesitas matahari
DESEMBER berkisar 20º ke berkisar 20º ke
20º 35º
bangunan. bangunan.

DESEMBER
 ALTERNATIF I JUNI Pada pukul 09.00  ALTERNATIF II  Bukaan pada bagian Timur
intesitas matahari
berkisar 65º ke Pada pukul 09.00 memiliki intensitas cahaya
75º Pada pukul 09.00 intesitas matahari matahari yang bagus sehingga
bangunan. intesitas matahari
20º berkisar 20º ke bukaan bisa di maksimalkan
65º berkisar 65º ke bangunan.
bangunan. pada area ini.
 Menggunakan Penebalan dinding
JUNI pada bagian barat (Jln.C.Bangas)
35º karena bagian barat termasuk dalam JUNI
area matahari siang agar terik
matahari tidak langsung masuk
Pada pukul 15.00 kebangunan tetapi tersaring didalam
intesitas matahari rongga dinding lapis. Supaya
berkisar 20º ke didalam bangunan tidak menjadi
bangunan. gelap, pada dinding lapis maka
diberikan ventilasi yang membuat
DESEMBER cahaya matahari tetap bisa masuk
DESEMBER
kedalam bangunan dan bahan yang
DESEMBER
digunakan adalah bata merah.

 luas keteduhannya mencapai 125 meter persegi, buahnya bisa dimakan dan menarik
perhatian burung, usia pohon tanjung bisa mencapai 100 tahun, pohonnya tidak mudah  Ligh Shelves memeberikan perlindungan
mati oleh luka seperti akibat ditabrak kendaraan atau faktor lain. dan pencahayaan tidak langsung untuk
 Selain itu pohon tanjung juga memiliki daya serap yang baik terhadap pencemaran udara ruang dalam meningkatkan masuknya
yang mampu menyerap pencemaran udara hingga 70 %. jumlah cahaya matahari ke dalam ruangan
 Percabangan pohon tanjung juga cukup kuat sehingga tidak mudah patah oleh hembusan
angin yang kuat.
ANALISA SITE
 SINTESA  Untuk memberikan penghawaan yang alami
matahari tetap bisa masuk kebangunan namun di
batasi cahaya matahari langsung menuju ruang-
ruang di dalamnya salah satunya dengan
penebalan dinding berlapis ini dan pemanfaatan
ventilasi di berbagai sisi dalamnya pada lapisan
dinding kedua, sehingga cahaya matahari tetap
bisa masuk namun dalam proses pemantulan.

 Pemanfaatan tumbuhan tanjung sesuai data


disamping dapat menanggulangi tingkat
panas sinar matahari pada bagian barat
dengan tinggi hingga 15 m dan mampu  Ligh Shelves memeberikan perlindungan
memberikan luas keteduhan hingga 125 m dan pencahayaan tidak langsung untuk
persegi dan percabangan yang kuat ruang dalam meningkatkan masuknya
mendukung kekuatan serta tidak jumlah cahaya matahari ke dalam ruangan
menimbulkan bahaya.

ZONING

PENANGANAN MATAHARI SEDANG

PENANGANAN MATAHARI KURANG

PENANGANAN MATAHARI BAIK


ANALISA SITE
 ANALISA ANGIN & HUJAN
Desember - April

ISSU :
 Bagaimana cara mengatasi angin dari arah barat laut ke tenggara dengan membawa curah hujan yang
tinggi?
 Bagaimana cara mengatasi angin dari arah tenggara ke barat laut dengan membawa panas matahari
yang tinggi?
SITE
GOAL :
 Menemukan cara untuk mengatasi angin dengan tekanan tinggi yang membawa curah hujan.
 Bangunan mampu mendapatkan angin yang sejuk tanpa panas matahari.

DATA
Angin terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Angin musim barat (Desember – April )
Pada musim barat tekanan udara tinggi dan berhembus dari barat laut menuju tenggara. Angin musim
April - Oktober barat pada umumnya membawa membawa curah hujan yang tinggi.
2. Angin Musim Timur ( April-Oktober )
Pada musim timur tekanan udara rendah dan berhembus dari tenggara menuju barat laut. Angin musim
timur pada umumnya tidak banyak membawa uap air sehingga terjadi kekeringan.
ANALISA SITE
 KONDISI SITE Desember - April

 Bangunan dan pepohonan pada jalan G.Obos


mengurangi kecepatan angin yang tinggi namun
tapak bangunan tidak cukup terlindungi dari
curah hujan yang tinggi.  Bangunan kantor dan pepohonan pada jalan
G.Obos II mengurangi curah hujan yang tinggi
dan angin pun memiliki kapasitas yang sedang
karna terhalang bangunan kantor dan pepohonan.

 ANGIN MUSOM BARAT Terjadi pada bulan


DESEMBER HINGGA APRIL .

 Angin membawa panas matahari dari tenggara menuju


barat laut panas matahari berkurang karena kawasan ini  ANGIN MUSOM TIMUR Terjadi pada bulan
cukup teduh dengan adanya pepohonan jalan. April - Oktober
APRIL HINGGA OKTOBER.

 ALTERNATIF I  ALTERNATIF II

Desember - April

 Tanaman Pohon dengan jenis tanjung di letakan SITE


SITE di sekitar kawasan site mengurangi curah hujan
\
dan angin yang tinggi, bangunan sekitar sudah
didukung oleh bangunan sekitar untuk
mengurangi curah hujan dan angin yang tinggi
 Memaksimalkan atap tanaman sehingga angin
yang membawa suhu panas matahari dapat
disaring oleh tanaman terlebih dahulu
menghasilkan udara yang sejuk.

April - Oktober

 Pada Bangunan memanfaatkan KNOPI untuk


 Memaksimalkan air hujan langsung menuju
mengurangi tingkat air masuk menuju bangunan
pipa pembuangan sehingga air hujan tidak
langsung ke dalam bangunan, agar tidak
merusak bangunan bagian dalam.
ANALISA SITE
 SINTESA

 Pada Bangunan memanfaatkan KNOPI untuk


mengurangi tingkat air masuk menuju bangunan

 Tanaman juga dimanfaatkan sebagai sumer


resapan untuk air hujan sehingga tidak terjadi
genangan air di kawasan tapak.
Desember - April

April - Oktober

 Memaksimalkan atap tanaman sehingga angin


yang membawa suhu panas matahari dapat
disaring oleh tanaman terlebih dahulu
menghasilkan udara yang sejuk.

ZONA BANGUNAN

PENANGANAN ANGIN YANG


MEMBAWA HUJAN DAN
SUHU PANAS MATAHARI
 Memaksimalkan air hujan langsung menuju
pipa pembuangan sehingga air hujan tidak
langsung ke dalam bangunan, agar tidak
merusak bangunan bagian dalam.
ANALISA SITE
 ANALISA VIEW
ISSU :
 Bagaimana mendapatkan view yang menarik dalam Site?
 Bagaimana mendapatkan view yang menarik dari luar Site?

GOAL :
 Memperoleh view yang menarik dari Site.
 Memperoleh view yang menarik dari luar site.

TEORI
Teori menurut Edward. T.White :
1. View From Site 2. View To Site
- Menaikan ruang untuk hubungan dengan Memperoleh daya tarik visual berdasarkan
pemandangan di atas penghalang - Posisi

- Pemandangan dari bodres tangga. - Mengarah ke fokus

Data :
 View ke arah Utara menghadap ke daerah parkir publik dan Jln. G.Obos
 View ke arah Barat menghadap ke jln.G.Obos dan perkantoran.
 View ke arah Timur menghadap ke jln C.Bangas, pendestrian dan permukiman
- Sediakan Hubungan untuk dek - Pertamanan
penduduk
pemandangan
 View ke arah selatan menghadap ke permukiman penduduk.
ANALISA SITE
 ANALISA

VIEW FROM SITE VIEW TO SITE

View dari dalam bangunan yang View dari luar bangunan


menarik

View dari dalam bangunan yang


kurang menarik

ALTERNATIF I :

 Mengarahkan Tampak depan bangunan pada ALTERNATIF I :


arah utarayang memiliki arah pandang yang
menarikdengan aktifitas kegiatan kendaraan  Memberikan taman pada utara bangunan untuk
yang berlalu lalang di kawasan jln. G.Obos, memberikan suasana yang menarik
 Memberikan bukaan terhadap view pandangan  Menjadikantampak depan bangunan sebagai fokus pandangan
yang menarik dan menaikan ruang untuk view yang menarik dengan menunjukan karakter fisik
keluar banguna yang lebih jelas tanpa terhalang bangunan.
oleh vegetasi atau parkir kendaraan yang berada
di depannya.
ALTERNATIF II :
ALTERNATIF II
 Memberikan bodres tangga pada sisi bagian barat  Meletakan posisi bangunan di tengah bangunan
Karena view pandanga bagian barat sangat menarik Untuk view kesegala arah dapat di maksimalkan.
dengan adanya pendestrian dan jalan C.Bangas yang Dan dekat dengan View yang paling bagus, view
memiliki aktifitas kendaraan pribadi dan banyak Bagian utara.
tumbuhan peneduh di pinggiran jalan, serta
terdapat Ruang Terbuka Hijau sebagai tempat
santai, namun di perhatikan antisifasi matahari yang
menyilaukan
ANALISA SITE
 SINTESA

Memberikan taman pada utara bangunan


untuk memberikan suasana yang menarik

Memberikan bukaan terhadap view


pandangan yang menarik dan menaikan
ruang untuk view keluar banguna yang
lebih jelas tanpa terhalang oleh vegetasi
atau parkir kendaraan yang berada di
depannya dengan cara peninggian lantai
(Bertingkat)

Meletakan posisi bangunan di tengah


bangunan Untuk view kesegala arah dapat
di maksimalkan.Dan dekat dengan View
yang paling bagus, view Bagian utara.

Memberikan bodres tangga pada sisi


bagian barat Karena view pandanga
bagian barat sangat menarik dengan ZONING
adanya pendestrian dan jalan C.Bangas
yang memiliki aktifitas kendaraan pribadi
dan banyak tumbuhan peneduh di
pinggiran jalan, sertaterdapat Ruang
Terbuka Hijau sebagai tempat santai ORIENTASI BANGUNAN

VIEW DARI DALAM DAN LUAR


BANGUNAN
ANALISA SITE
 UTILITAS
ISSU :
 Bagaimana mendapatkan Utilitas yang mendukung site ?

GOAL :
 Mendapatkan Utilitas yang baik pada site.

DATA
 DRAINASE UTAMA terdapat di beberapa ruas Jln. G. OBOS, Jln. C.BANGAS, Jln WILIAM. A
SAMAD dan Jln. RTA. MILONO dengan lebar kurang lebih 1,50 m. Kondisi drainase dalam ke adaan
yang bagus dan pembuangannya pun langsung ke RIOL KOTA.

 DRAINASE SEKUNDER terdapat di beberapa ruas jalan lingkungan yaitu Jl. C. BANGAS I, Jl.
C.BANGAS II, Jl. C. BANGAS III, Jl. C. BANGAS IV, Jl. C. BANGAS V, Jln. C. BANGAS VI,
Jl.C.BANGAS VII dan Jl. G.OBOS II dengan lebar kurang lebih 1m, kondisi drainase tertutup oleh
tanaman rumput liar yang tumbuh di sekitar drainase tersebut, dan beberapa ada yang diperbaiki karena
drainase tertutup/tersumbat. Pembuangannya langsung di salurkan di RIOL KOTA yang berada Di antara
Jl. C. BANGAS dan Jl.RADEN SALEH.
RIOL KOTA KAWASAN
 RIOL KOTA KAWASAN berada di antara Jl.C.BANGAS dan Jl.RADEN SALEH dengan lebar kurang
DRAINASE UTAMA
lebih 4m, dengan kondisi yang masih bagus, dan tidak terdapat tumpukan-tumpukan sampah sehingga
DRAINASE SEKUNDER saluran pembuangan air lancar.
ANALISA SITE
 UTILITAS
1.00

0.80
1.50

1.00
POTONGAN DRAINASE SEKUNDER
( SKALA 1 : 10 )

POTONGAN DRAINASE UTAMA


( SKALA 1 : 10 )

4.00

2.00

POTONGAN PENGARINGAN
( SKALA 1 : 10 )

 ALTERNATIF I  ALTERNATIF II
Pembuangan air hujan dan air kotor Jaringan listrik sudah mendukung kawasan
langsung menuju real kota dan drainase ini karena merupakan kawasan perkantoran
utama. dan permukiman.

Meletakan bangunan di tanah yang tinggi


untuk menghindari masalah-masalah
Tempat utilitas diletakan dibelakang
drainase.
bangunan ( Tendon air dan pembangkit
tenaga listrik tambahan )
ANALISA SITE
 SINTESA

1.50

1.00

POTONGAN DRAINASE UTAMA


( SKALA 1 : 10 ) JARINGAN LISTRIK KAWASAN
4.00

2.00

POTONGAN PENGARINGAN
( SKALA 1 : 10 )

Pembuangan air hujan dan air kotor


langsung menuju real kota dan drainase
utama.

Tempat utilitas diletakan dibelakang


bangunan

1.00

0.80
ZONA BANGUNAN

p POTONGAN DRAINASE SEKUNDER PENANGANAN JARINGAN UTILITAS


( SKALA 1 : 10 )

PENANGANAN TEMPAT KONTROL


UTILITAS
ANALISA SITE

 ZONING SIRKULASI  ZONING KEBISINGAN  ZONING MATAHARI  ZONING ANGIN & HUJAN

 ZONING VIEW  ZONING UTILITAS


 ZONING MAKRO

PRIVAT

PUBLIK

SERVIS

You might also like