Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
1. Definisi
Sifilis ialah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum yang sangat
kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh,
dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke
Sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Treponema pallidum yang bersifat
kronis dan sistemik ditandai dengan lesi primer diikuti dengan erupsi sekunder pada kulit dan
selaput lendir kemudian masuk kedalam periode laten tanpa manifestasi lesi di tubuh diikuti
dengan lesi pada kulit, lesi pada tulang, saluran pencernaan, sistem syaraf pusat dan sistem
kardiovaskuler. Infeksi ini dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan (sifilis kongenital)
(Hutapea, 2010).
Jadi penyakit sipilis merupakan suatu penyakit disebabkan oleh infeksi Treponema
pallidum yang menyerang secara komprehensif dan sistemik dan biasanya terjadi pada genital
baik itu laki-laki maupun perempuan diakibatkan berhubungan seks dengan berganti-ganti
pasangan.
2. Etiologi
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang merupakan spesies Treponema
dari famili Spirochaetaceae, ordo Spirochaetales. Treponema pallidum berbentuk spiral, negatif-
Gram dengan panjang rata-rata 11 μm (antara 6-20 μm) dengan diameter antara 0,09 – 0,18 μm.
Treponema pallidum mempunyai titik ujung terakhir dengan 3 aksial fibril yang keluar dari
bagian ujung lapisan bawah. Treponema dapat bergerak berotasi cepat, fleksi sel dan maju
Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual.
Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat
Bintil – bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin.
Demam.
Ruam kulit, yang sering muncul sebagai luka, merah atau coklat kemerahan, ukuran kecil,
di manapun pada tubuh termasuk telapak tangan, telapak kaki, dan punggung.
Sakit tenggorokan.
Tanda-tanda dan gejala bisa hilang dalam beberapa minggu atau berulang kali datang dan
tidak nyeri (indolen), sekitar ulkus teraba keras (indurasi), dasar ulkus bersih dan bewarna merah
seperti plak, dan soliter (biasanya hanya 1-2 ulkus). Lokasi ulkus ini pada laki-laki biasanya
terdapat pada preputium, ulkus koronarius, batang penis dan skrotum. Pada wanita di labium
mayora dan minora, klitoris dan serviks. Ulkus bisa terdapat ekstra genital misalnya pada anus,
rektum, bibir, mulut, lidah, tonsil, jari, dan payudara (Barakbah, 2008).
Manifestasi klinis sifilis sekunder dapat berupa berbagai ruam pada kulit, selaput lendir,
dan organ tubuh. Dapat disertai demam, malaise. Juga adanya kelainan kulit dan selaput lendir
dapat diduga sifilis sekunder, bila ternyata pemeriksaan serologis reaktif. Lesi kulit biasanya
simetris, dapat berupa makula, papul, folikulitis, papulaskuomosa, dan pustul. Jarang dijumpai
keluhan gatal. Lesi vesikobulosa dapat ditemukan pada sifilis kongenital. Pada sifilis sekunder
yang mengalami relaps, lesi sering unilateral dan berbentuk arsiner. Pada kulit kepala dijumpai
alopesia yang disebut moth-eaten alopecia yang dimulai pada daerah oksipital (Daili, 2003).
3) Sifilis Laten
Sifilis laten merupakan stadium sifilis tanpa gejala klinis, akan tetapi pemeriksaan
Kecuali gumma, lesi sifilis lanjut berupa endarteritis obliterans pada bagian ujung arteriol
dan pembuluh darah kecil yang menyebabkan peradangan dan nekrosis (Daili, 2003). Pross
gumma juga terjadi pada laring, paru, gastrointestinal, hepar, dan testis. Pada kardiovaskuler,
sifilis III menyebabkan miokarditis, gangguan katup jantung dan aneurisma aorta (Barakbah,
2008).
4. Pemeriksaan
Dokter atau perawat akan memeriksa alat kelamin Anda. Untuk pria bagian yang
diperiksa yaitu penis, kulup dan uretra (lubang di ujung penis tempat keluarnya kencing). Pada
wanita pemeriksaan internal vagina juga akan dilakukan. Pemeriksaan anus juga akan dilakukan
a) Umum
Keadaan umum pasien: tingkat kesadaran, keadaan sakit yang diamati, perasaan dan sikap
Keluhan utama.
Pengkajian fisik:
Laki-laki
Inspeksi
rambut pubis, penyebaran rambut pubis, pola pertumbuhan rambut pubis, kulit,
Pada skrotum lihat adanya bila ada tanda kemerahan,bengkak, ulkus dan eksolerasi
Palpasi
Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan, benjolan, dan adanya cairan
teraba elastis, licin dan tidak ada benjolan atau massa dan ukuran 2-4cm.
Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunjuk. Saluran sperma biasanya ditemukan
pada puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih keras daripada epididimis.
Perempuan
Inspeksi
Amati kulit pada area pubis, lihat adanya lesi, eritema, fisura, leukoplakia, dan ekskoriasi.
Buka labia mayora, minora, klitoris dan meatus uretra. Perhatikan apabila ada
Masukkan jari pada lubang vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan atau tidak.
Palpasi serviks dengan dua jari dan perhatikan posisi, ikuran, konsistensi,regularitas,
mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya serviks digerakkan tanpa rasa nyeri.
b) Pemeriksaan Penunjang
1) Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) / Serum atau Cerebrospinal Fluid (RPR)
Centers for Disease Control. Pemeriksaan VDRL serum bisa memberikan hasil negatif palsu
pada tahap late sipilis dan kurang sensitif dari RPR. Penyakit Pemeriksaan VDRL merupakan
pemeriksaan penyaring atau Skrining Test, dimana apabila VDRL positif maka akan dilanjutkan
tergantung pada stadium penyakit misalnya pada infeksi primer hasil pemeriksaan serologi
biasanya menunnjukkan hasil non reaktif. Troponema palidum dapat ditemukan pada chancre.
Hasil serologi akan menunjukan positif 1-4 minggu setelah timbulnya chancre. Dan pada infeksi
sekunder hasil serelogi akan selalu positif dengan titer yang terus meningkat. Pasien yang
terinfeksi bakteri treponema akan membentuk antibody yang terjadi sebagai reaksi bahan-bahan
untuk sifilis dan kurang sensitif bila digunakan sebagai skrining (tahap awal atau primer) sifilis.
Manfaat pemeriksaan TPHA sebagai pemeriksaan konfirmasi untuk penyakit sifilis dan
mendeteksi respon serologis spesifik untuk Treponema pallidum pada tahap lanjut atau akhir
sifilis. Untuk skirining penyakit sifilis biasanya menggunakan pemeriksaan VDRL atau RPR
apabila hasil reaktif kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan TPHA sebagai konfirmasi
(Vanilla, 2011).
TPHA merupakan tes yang sangat spesifik untuk melihat apakah adanya antibodi
terhadap treponema. Jika di dalam tubuh terdapat bakteri ini, maka hasil tes positif. Tes ini akan
menjadi negatif setelah 6 - 24 bulan setelah pengobatan. Bakteri-bakteri yang lain selain keluarga
treponema tidak dapat membuat hasil tes ini menjadi positif (Anonim, 2013).
akan bereaksi dengan antigen treponema yang menempel pada eritrosit sehingga terbentuk
aglutinasi dari eritrosit-eritrosit tersebut (Vanilla, 2011). Keunggulan metode TPHA untuk
Bakteri lain selain dari family Treponema tidak dapat memberikan hasil positif. Namun, metode
o Harganya mahal.
pemeriksaan.
o Serum atau plasma harus bebas dari sel darah dan kontaminasi mikrobiologi
o Jika terdapat penundaan pemeriksaan, serum disimpan pada suhu 2-80C dimana
dapat bertahan selama 7 hari dan bila disimpan pada suhu -200C, serum dapat
o Serum atau plasma yang beku sebelum dilakukan pemeriksaan harus dicairkan
o Reagen harus disimpan pada suhu 2-80C jika tidak digunakan dan jangan
disimpan di freezer.
o Uji TPHA menunjukkan hasil reaktif setelah 1-4 minggu setelah terbentuknya
chancre.
negatif.
Hasil positif (adanya antibodi) menunjukkan bahwa Anda terinfeksi sifilis atau Anda
pernah memilikinya. Hal ini karena antibodi dapat tetap berada dalam tubuh selama bertahun-
tahun, walaupun infeksi sifilis sebelumnya berhasil diobati. Sebuah hasil negatif tidak selalu
berarti bahwa tidak memiliki sifilis. Antibodi mungkin tidak terdeteksi sampai tiga bulan setelah
infeksi sifilis berlangsung. Mungkin akan disarankan untuk mengulang pemeriksaan dalam
waktu tiga bulan mendatang. Hasil tes darah tersebut dapat diketahui dalam 7 sampai 10 hari.
Jika terinfeksi dengan sifilis, tubuh akan memproduksi antibodi (protein yang dilepaskan sebagai
bagian dari respon sistem kekebalan tubuh) terhadap bakteri sifilis. Oleh karena itu, salah satu
cara untuk menentukan apakah anda memiliki sifilis adalah dengan menguji sampel darah
a. Terapi medis
Dalam terapi medis perawat dan dokter berkolaborasi dalam pemberian obat anti biotik
kepda pasien yang biasanya paling efektif untuk pnyaki sipilis yaitu penisllin. Bagi pasien alergi
selama 14hari, atau doksisiklin 2x100mg/hari selama 28hari.(Daili Fahmi Syaiful, 2003)
b. Terapi keperawatan
o Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang bahaya penularan dan
perawatan diri.
o Anjurkan kepada keluarga untuk ikut serta dalam memberikan dukungan kepada penderita.
Keperawatan
nyeri. nyeri
dan frekuensi.
dan sesudah.
- Kolaborasoi pemberian
nyeri.
hebat
RR:24x/menit) sianosis(kebiruan)
pusing penurun
panas(paracetamol)
pada kulit
- Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
perawatan alami
process diperlukan.
Knowledge: health - Sediakan informasi bagi
pemahaman tentang
penyakit, prognosis,
kesehatan.
mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar.
mampu
menjelaskanb
dijelaskan perawat
yang lain.
Diagnosis Keperawatan yang aktual
1. Nyeri akut b.d kerusakan jaringan sekunder.
2. Hipertermi b.d respon sistemik ulkus mole
3. Gangguan integritas jaringan kulit b.d adanya ulkus pada genitalia.
4. Resiko tinggi infeksi b.d ulkus merah pada penis dan anus serta demam subfebris
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan resiko penyebaran infeksi dan infeksi berulang
Diagnosis Keperawatan yang resiko