Professional Documents
Culture Documents
ACARA III
OLEH :
NIM : J1A018073
KELOMPOK : 3
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ACARA III
ANALISIS KIMIA SENYAWA BERNITROGEN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi keasaman dan membedakan amina primer, sekunder, dan tersier.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 18 April 2019
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Amina adalah turunan organic dari amonia. Amina dapat disebut primer, sekunder,
atau tersier, bergantung pada jumlah gugus R yang melekat pada nitrogen. Istilah primer,
sekunder, atau tersier disingkat 1°, 2°, 3°. Di sini, primer, sekunder, dan tersier
mempunyai arti yang sangat berbeda dengan pada alcohol. Ingat bahwa pada alcohol
istilah ini merujuk pada jumlah gugus karbon yang melekat pada karbon pengemban
fungsi hidroksil; sedangkan pada amina merujuk pada jumlah gugus karbon yang melekat
pada nitrogen amina. Gugus karbon yang melekat pada nitrogen mungkin alifatik,
aromatik, atau kedua-duanya (Wilbraham dan Matta,1992:163).
Suatu nitrogen amina dapat memiliki empat gugus atau atom yang terikat padanya,
dalam hal ini nitrogen itu merupakan bagian dari suatu ion positif. Senyawa-senyawa ion
ini terbagi dalam dua kategori. Jika satu atau lebih yang terikat ialah H, maka senyawa itu
disebut garam amina. Jika keempat gugus itu alkil atau aril (tidak ada H pada N), maka
senyawa itu disebut garam amonium kuaterner (Fessenden, 1986:212).
Reaksi Hinsberg merupakan reaksi untuk membedakan antara amina primer,
amina sekunder, dan amina tersier. Caranya yaitu senyawa amina dikocok dengan
benzenasulfonil klorida dalam larutan kalium hidroksida, dan akan terjadi perubahan yaitu
amina primer bereaksi dengan benzenasulfonil klorida membentuk endapan yang dapat
larut dalam KOH atau NaOH. Amina sekunder dengan benzenasulfonil klorida
membentuk endapan yang tidak larut jika ditambahkan basa KOH atau NaOH, sedangkan
amina tersier tidak bereaksi dengan benzenasulfonil klorida (Riswiyanto, 2015:331).
Penentuan senyawa amina aromatic primer tidak tersulfonasi dilakukan melalui
reaksi diazotisasi dan kopling diazo dengan menggunakan senyawa garam natrium 2-
naftol-3,6 disulfonat sebagai pereaksi pengkopling. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan metode alternative pada penentuan kadar amina aromatic primer tidak
tersulfonasi dalam tatrazin, sebagai zat warna yang paling banyak digunakan di Indonesia
menggunakan 2-naftol sebagai pereaksi pengkopling (Kartasasmita dan Inayah, 2012).
Eksperimental Laboratoris menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu
faktoral masing-masing yaitu jenis, kadar sumber nitrogen, serta pH medium dengan
tahap penelitian terdiri dari peremajaan, validasi kemurnian isolate HTCUM6.2.2, produksi
ekstrak kasar protease isolate HTCUM6.2.2, uji aktivitas protease (Rahayu dan Susanti,
2017).
Sebagian besar reaksi dilakukan dalam larutan dengan air sebagai pelarut. Penting
untuk dicatat itu sebagian besar pelarut nonaqueous menghadirkan beberapa kesulitan
ketika penggunaannya dibandingkan dengan air sebagai pelarut. Beberapa pelarut
nonaqueous yang lebih penting adalah NH3, HF, SO2, SOCl2, N2O4, CH3COOH, POCl3,
dan H2SO4. Beberapa senyawa ini (NH3, HF, dan SO2) adalah gas di sekitar suhu dan
tekanan. Beberapa dari mereka juga sangat beracun. Beberapa senyawa keduanya
berbentuk gas dan beracun. Hampir tidak pernah nyaman menggunakan pelarut
nonaqueous seperti menggunakan air (Elsevier.2013).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Gelas kimia 30 mL
b. Gelas kimia 1000 mL
c. Pipet gondok 5 mL
d. Pipet tetes
e. Rak tabung reaksi
f. Rubber bulb
g. Sentrifugasi
h. Tabung reaksi
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O(l))
b. Es batu (H2O(S))
c. Lakmus merah
d. Larutan asam klorida (HCl) 6N
e. Larutan benzensulfonil klorida (C6H5SO2Cl)
f. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 10%
g. Sampel A
h. Sampel B
i. Sampel C (Senyawa tidak bernitrogen)
D. PROSEDUR KERJA
1. Pengujian pH
Dilarutkan beberapa tetes sampel cair atau beberapa mg sampel padat
dalam air
Untuk amina yang tidak larut dalam air, larutkan dalam larutan ethanol-air
Diuji dengan kertas lakmus
Hasil
Dibandingkan dengan pH senyawa lain yang tidak bernitrogen
2. Pengujian Hinsberg
5 mL NaOH 10 %
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
+ 5 tetes sampel cair atau 200 mg sampel padat
+ 10 tetes Benzensulfonil Chlorida
Ditutup tabung dengan gabus
Hasil
Hasil
didinginkan di penangas es
Diamati dan dicatat perubahannya
Hasil
Hasil
+ 5 ml air
Dikocok
Diamati presipitatnya
Hasil
Jika terdapat presipitasi, + 5 ml air
Dikocok dan diamati
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
1. Uji pH
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan
1. Tabung A
Ditambahkan beberapa tetes larutan sampel Basa
A kedalam tabung reaksi
Diuji dengan kertas lakmus merah.
2. Tabung B
Ditambahkan beberapa tetes larutan sampel B Basa
kedalam tabung reaksi
Diuji dengan kertas lakmus merah.
3. Tabung C
Ditambahkan beberapa tetes larutan sampel C Basa
kedalam tabung reaksi
Diuji dengan kertas lakmus merah.
2. Uji Hinsberg
Hasil pengamatan
No Prosedur percobaan Sampel A Sampel B Sampel C
1. - Dimasukkan 5 ml NaOH Warna larutan Warna larutan Warna larutan
10% bening bening bening
- Dimasukkan 5 tetes - - -
sampel bernitrogen
- Ditambahkan 10 tetes - - -
benzensulfonil klorida
Ditutup tabung dengan
gabus
2. Dikocok 5-10 menit Terdapat Terdapat Terdapat
sedikit banyak endapan paling
endapan endapan sedikit
3. Didinginkan di penangas Endapan Endapan Endapan tidak
es berubah warna berubah warna berubah
menjadi coklat menjadi coklat
kehitaman kehitaman
4. Diuji menggunakan Basa Basa -
lakmus merah
5. +5 ml air kemudian Terdapat Terdapat -
dikocok 5-10 menit endapan endapan
F. ANALISIS DATA
1. Uji pH
a. Amina Tersier (piridin) / sampel A
C5H5N (aq) + H2O (l) C5H5NH+ (aq) + OH-
+ H2O + OH-
N N
H+
b. Amina Primer (anilin) / sampel B
C6H5NH2 (aq) + H2O (l) C6H5NH3+ (aq) + OH- (aq)
2. Uji Hinsberg
a. Reaksi sampel A (Piridin)
Kartasasmita, Rahmana Emran dan Inayah. 2012. Modifikasi Metode Penentuan Amina
Aromatik Primer Tidak Tersulfonasi dalam Bahan Baku Zat Warna Tetrazin Dihitung
Sebagai Anilina Secara Spektofotometri UV-Sinar Tampak. Vol XXXVII (4):124.
Rahayu, Monika dan Evi Susanti. 2017. Optimalisasi Jenis dan Kadar Sumber Nitrogen Serta PH
Medium Untuk Produksi Protease dari Isolat HTcUM6.2.2 dari Tauco Surabaya. Jurnal
Kimia Reset. Vol 2 (2).
Wilbraham, Antony C dan Michael S. Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.
Institut Teknologi Bandung. Bandung.