Professional Documents
Culture Documents
KESEHATAN
TOPIK : CYCLE COUNTING DAN STOCK COUNTING
Disusun oleh:
Kelompok 4
Rachma Noor Kafila 101611133023
Riphyana Novayanti 101611133031
Eka Fitria Sari 101611133116
Sinta Nabilah Mulyawati 101611133133
Nadharuth Febrizhya A 101611133190
AKK 2019
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
1
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persediaan (inventory)
merupakan stok segala jenis barang dalam bentuk fisik yang dikelola oleh suatu
perusahaan, yang akan dijual atau dijadikan sebagai bahan dalam proses
produksi untuk memenuhi permintaan di masa yang akan datang.
b. Pengendalian
Mengutip dari pernyataan Singh dan Gupta (2018) dalam bukunya
yang berjudul Business Studies Latest Edition: With -disciplinary
Based Question, yang menjeaskan mengenai pengendalian dimana
pengendalian merupakan fungsi manajemen yang membuat kinerja sesuai
dengan rencana.
Sedangkan dalam buku Principal Of Management kaya Singla (2014)
pengendalian merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen yang dilakukan
setelah perencanaan, pengorganisasian, kepegawaian, dan pengarahan. Definisi
lain menyebutkan bahwa pengendalian merupakan proses memeriksa,
mengukur, dan mengatur kegiatan onging organisasi untuk memastikan bahwa
mereka sesuai dengan tanah yang ditentukan sebelumnya dan menghasilkan
hasil yang direncanakan (SBPD Editorial Board, 2014).
Pengendalian juga merupakan fungsi kompleks untuk diterapkan pada
suatu proyek Kliem dan Anderson (2016). Senada dengan pernyataan
tersebut, Thukaram (2007) mengemukakan pendapat mengenai definisi
pengendalian dalam bukunya yang berjudul Management Accounting dimana
pengendalian berkaitan dengan penyajian informasi akuntansi yang membantu
manajemen dalam perumusan kebijakan dan untuk memfasilitasi manajemen
dalam melaksanakan kegiatan sehari-harinya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah salah satu
proses untuk mengendalikan dan mengatur hal-hal yang berkaitan di dalam
bidang inventory management.
c. Pengendalian Persediaan
Sistem pengendalian persediaan (inventory control) merupakan suatu
sistem untuk mengetahui stock opname persediaan barang pada suatu tempat.
2
Pengendalian persediaan (inventory control) adalah proses yang digunakan
untuk memaksimalkan penggunaan perusahaan persediaan.
Tujuan dari pengendalian persediaan adalah untuk menghasilkan
keuntungan maksimum dari sedikitnya jumlah investasi persediaan tanpa
mengganggu atas tingkat kepuasan pelanggan. Mengingat dampak pada
pelanggan dan keuntungan, pengendalian persediaan adalah salah satu perhatian
utama dari bisnis yang memiliki investasi persediaan yang besar, seperti
pengecerdan distributor.
Menurut Bhar (2008) dalam bukunya yang berjudul Cost
Accounting Method and Problems, Bhar mendefinisikan
pengendalian persediaan sebagai alat untuk mengendalikan bahan baku,
toko, persediaan, suku cadang, peralatan, komponen, rakitan, barang dalam
proses dan barang jadi. Selain itu, pengendalian persediaan juga
merupakan keseluruhan perencanaan dan merancang prosedur untuk
mempertahankan tingkat optimal sumber daya ini. (Bose, 2006). Pengendalian
persediaan juga dapat diartikan sebagai aktivitas yang mengatur ketersediaan
barang untuk pelanggan organisasi (Gerald, 2015).
Menurut Colin D. Lewis (2012) pengendalian persediaan ialah seni berbasis
ilmu untuk mengendalikan jumlah persediaan (atau stock) yang dimiliki dalam
berbagai bentuk pada suatu organisasi untuk memenuhi permintaan. Menurut
Hugo, Badenhorst-Weiss dan Van Rooyen (2006), pengendalian persediaan
adalah suatu metode untuk memastikan tingkat stok yang cukup dan permintaan
yang memuaskan dari segi kuantitas, kualitas, waktu dan tempat, serta untuk
mengendalikan harga.
Dengan demikian, dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa
pengendalian persediaan adalah penentuan kebijakan pemesanan, kapan bahan
itu dipesan dan berapa banyak bahan dipesan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen atau pengguna.
3
1. Mengoptimalkan Layanan Pelanggan
Layanan pelanggan dapat dipertimbangkan dalam beberapa cara,
tergantung pada jenis permintaan.
2. Mengoptimalkan Biaya Persediaan
Biaya Persediaan membutuhkan uang tunai minimum yang diikat dalam
persediaan.
3. Mengoptimalkan Biaya Operasional
Biaya operasional menjadi masalah karena fokus pada manajemen
persediaan. Tiga target tersebut harus ada dalam pengendalian
persedian. Pengendalian persediaan dilakukan agar tingkat persediaan
tetap terjaga pada tingkat yang optimal. Pengendalian persediaan juga
digunakan untuk menunjukkan tingkat persediaan yang sesuai dengan
kebutuhan dan dapat menjaga produksi dengan biaya yang ekonomis.
4
persediaan. Selain itu, mengenai apa, kapan dan berapa banyak pembelian
dan penetapan level minimum dan maksimum juga harus ditentukan untuk
periode waktu tertentu.
3. Determination of Lead Time
Lead time merupakan aktu yang hilang antara peningkatan indentasi oleh
toko-toko dan penerimaan bahan oleh mereka. Waktu tunggu sangat penting
mendasar dalam menentukan tingkat persediaan
4. Effectiveness towards running store
Penentuan kebijakan lokasi, tata letak dan bahan serta peralatan penanganan
penyimpanan tentu membantu kerja organisasi toko yang efektif.
5. Organization Structure
Struktur organisasi merupakan langkah selanjutnya untuk menentukan
lokasi, tata letak, dan jenis gudang. Hal tersebut memfasilitasi pergerakan
persediaan dan dengan demikian meminimalkan biaya penyimpanan.
6. Determination of Safety Stock
Safety Stock merupakan perbedaan antara jumlah stok yang dibutuhkan
untuk memenuhi permintaan selama interval waktu tertentu dan rata-rata
permintaan yang diharapkan untuk periode tersebut. Hal tersebut bertujuan
untuk memberikan perlindungan terhadap penipisan persediaan.
7. Minimum Material Handling and Storage Cost
Kegiatan organisasi diatur sedemikian rupa sehingga biaya untuk membawa
persediaan keluar dan masuk dari gudang, akan meminimalkan biaya
penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.
5
yang tidak mahal tetapi obat tersebut sangat vital untuk menyelamatkan jiwa
seseorang. Pentingnya obat ini tidak terlihat dari analisis ABC.
Menurut Quick (2012) klasifikasi VEN yaitu merupakan klasifikasi
yang digunakan untuk menetapkan prioritas pembelian obat dan
menentukan stok yang aman berdasarkan tingkat kekritisan obat. Kategori
dari obat tersebut menurut Quick (2012) adalah V (vital), E (essential) dan
N (non essential). Analisis VEN dilihat berdasarkan nilai kritis dan efek
medik atau terapi obat terhadap kesehatan pasien dengan
mempertimbangkan efisiensi penggunaan dana yang ada.
2. Metode VED
Metode VED merupakan sebuah metode analisis yang didasarkan pada
prioritas dan kepentingan terhadap kesehatan pasien (Gupta, 2010). Analisis
VED merupakan salah satu metode yang digunakan untuk melakukan
pengendalian persediaan, termasuk dalam pengendalian obat dan alat medis.
Tingkat kekritisan dinyatakan fungsinya sebagai apa bahan tersebut dinilai
penting dalam proses produksi. Klasifikasi VED didasarkan pada kekritisan
persediaan, berbeda dengan klasifikasi ABC yang didasarkan pada nilai
konsumsi. Berdasarkan kritikalitasnya, item tersebut diklasifikasikan ke
dalam 3 (tiga) kategori yakni V (vital), E (essential), dan D (desirable).
3. Metode ABC
Metode ABC merupakan metode pengelompokan barang, kejadian,
atau kegiatan sesuai dengan kepentingan relatif. Metode ABC menjelaskan
jumlah item yang sedikit dengan nilai penggunaan besar akan memegang
peranan dalam inventori (Ravinder, 2014). Metode ABC dalam manajemen
persediaan digunakan untuk mengelompokkan stok menjadi beberapa
kelompok berdasarkan total pengeluaran tahunan disetiap item.
Metode ABC atau ABC Analysis dikenal sebagai “Always, Better,
Control” atau seuatu alat untuk mengidentifikasi item yang membutuhkan
perhatian lebih besar untuk dikontrol (Wandalkar,2013). Analisis ABC
merupakan metode dalam pengendalian persediaan untuk mengendalikan
jumlah barang yang dinilai kecil, tetapi memiliki nilai investasi tinggi.
Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama
6
Pareto Law atau Hukum Pareto (Ley de Pareto). Berdasarkan Hukum
Pareto, metode ABC dapat menggolongkan barang berdasarkan peringkat
nilai dari nilai yang tertinggi hingga terendah, kemudian dibagi menjadi
beberapa kelas besar, yang pada umumnya kelas A memiliki jumlah jenis
barang yang sedikit, namun memiliki nilai yang sangat tinggi. Analisis ABC
adalah adalah metode pengklasifikasian barang berdasarkan peringkat nilai
dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar
yang disebut kelompok A, B dan C. Analisis ABC membagi persediaan
yang menjadi tiga kelas berdasarkan besarnya nilai (value) yang dihasilkan
oleh persediaan tersebut. (Schroeder, 2010).
4. Metode Cycle Counting
Menurut Quaterman Lee (2006) cycle counting adalah suatu proses
yang dilakukan untuk dapat menemukan dan memperbaiki kesalahan dalam
pencatatan inventaris. Cycle counting memilih sampel yang kecil dari
barang inventaris secara acak untuk diperiksa setiap hari dan ketika
ditemukan suatu kesalahan, maka dapat segera diperbaiki. Cycle counting
juga dapat menghilangkan kesalahan dari sistem, seperti inventaris fisik,
tetapi memiliki keunggulan signifikan dibandingkan inventaris fisik
(metode umum lainnya untuk menemukan kesalahan yang ada). Sedangkan
Menurut John Mark McDougal (2013), cycle counting merupakan suatu
proses yang dirancang untuk menggantikan inventaris tahunan yang
komprehensif dengan jumlah yang lebih kecil yang dilakukan secara terus
menerus sepanjang tahun. Hal ini dapat dilakukan ketika kegiatan bisnis
dilakukan dalam sehari-hari dan menghilangkan kebutuhan untuk lembur
tahunan.
5. Metode Stock Counting
Stock counting dirasa sama dengan istilah stock taking yang berarti
inventarisasi (atau penghitungan stok) ketika suatu organisasi secara
manual mencatat semua inventaris yang dimiliki bisnis organisasi
tersebut saat ini. Hal ini merupakan bagian penting dari kontrol
inventaris organisasi, tetapi juga akan memengaruhi pembelian,
produksi, dan penjualan organisasi. Sama seperti aspek inventaris
7
lainnya, proses inventarisasi akan sangat bervariasi dari perusahaan ke
perusahaan. Definisi lain dari stock taking adalah pengambilan stok atau
pengecekan inventaris yang didalamnya terdapat proses penghitungan,
penimbangan, atau penghitungan semua item dalam stok dan pencatatan
hasilnya. Dari dua definisi tersebut dalam kami ambil kesimpulan bahwa
definisi dari stock counting atau stock taking adalah inventarisasi stok
yang ada dengan cara menghitung, menimbang, atau menghitung semua
item dalam stok dan mencatat hasilnya sebagai fungsi dari control
organisasi.
Summary:
Inventory control is a management inventory process for all the items and
available inventory. There are so many methods for inventory control, such as VEN,
VED, ABC, cycle counting and stock counting. Cycle counting and stock counting
are something important for inventory control process. Cycle counting and stock
counting are the same, which means an inventory (or stock calculation) when an
organization records all of inventory. All the functions and methods are used to
control the inventory to fulfill the demand.
8
BAB II
STOCK COUNTING
9
(Momentum Software Solution). Sedangkan menurut Improving Business
Management, Stock Counting adalah pengambilan stok atau pengecekan
inventaris, verifikasi fisik jumlah dan kondisi barang yang disimpan dalam
gudang, memberikan angka terkait jumlah yang akurat terhadap item stok yang
dimiliki. Ini memungkinkan akuntan untuk memulihkan stok fisik ke catatan
inventaris, menyoroti varian (perbedaan), atau bahkan mengidentifikasi
masalah dengan manajemen stok dan control.
Kemudian menurut Steven Bragg (2018) Stock Taking adalah penghitungan
persediaan on-hand yang berarti mengidentifikasi, menghitung setiap item
yang ada dan merangkum jumlah item. Dalam Stock Taking juga
memungkinkan adanya langkah verifikasi, di mana hasil perhitungan
dibandingkan dengan jumlah unit inventaris dalam sistem computer
(pencatatan) perusahaan. Stock Taking adalah persyaratan umum dari sistem
persediaan periodik, dan mungkin juga diperlukan sebagai bagian dari audit
tahunan perusahaan.
Dari beberapa definisi tersebut dalam kami ambil kesimpulan bahwa
definisi dari Stock Counting atau Stock Taking adalah inventarisasi stok
yang ada dengan cara menghitung, menimbang, atau menghitung semua
item dalam stok yang ada melalui pembelian, produksi, penjualan dan
mencatat hasilnya serta memverifikasi apabila terdapat perbedaan antara
pencatatan dengan jumlah yang ada di gudang sebagai fungsi dari
manajemen kontrol organisasi atau perusahaan.
10
d. Untuk memberikan indikasi kepada manajemen apakah stok dikelola
dengan baik atau tidak, yaitu dengan mengungkapkan kelemahan.
e. Agar staf toko selalu waspada, mengetahui bahwa terkadang stok harus
dihitung perhitungan fisik dan ditunjukkan dalam neraca.
11
jalan, dan rawat inap dari farmasi dengan jumlah yang berbeda-beda untuk
menjadi stok di setiap unit. Maka untuk melakukan perhitungan jumlah stok
obat A yang ada di Rumah Sakit, akan dilakukan perhitungan stok di setiap
unit dimana unit A disediakan. Semisalm di unit rawat Inap diberikan 100 buah
obat A sebagai stok. Tetapi pada saat waktu perhitungan, belum tentu 100 buah
obat A sudah terpakai semuanya, sehingga harus dilakukan perhitungan
terhadap obat A yang masih tersedia di unit rawat Inap untuk kemudian
diakumulasikan dengan jumlah obat A di unit lain. Apabila sudah dilakukan
perhitungan stok di setiap unit, maka dapat diakumulasikan semuanya untuk
mendapat jumlah stok obat A yang tersedia di Rumah Sakit. Dalam prosesnya
tersebut, setiap stok yang tersedia dari setiap unit jumlahnya harus sama
dengan pencatatan yang dilakukan di unit tersebut.
12
komputerisasi adalah dengan mencatat pembelian pada computer yang
sudah tersedia. Biasanya, apabila transaksi sudah tercata, stok obat pada
sistem akan otomatis berkurang sehingga dapat dilihat pengurangan stok
secara real dalam sistem yang sudah ada.
3. Safety stock
Dalam melakukan stock counting, safety stock sangat penting untuk
diperhatikan dalam rangka memenuhi kebutuhan barang ketika melakukan
perhitungan pada masa operasional sedang berjalan. Seringkali terjadi
situasi dimana stok barang perlu dihitung untuk memastikan ketersediaan
akibat permintaan barang yang mendadak atau dalam jumlah yang banyak.
Ketika melakukan perhitungan ini, tentu saja operasional pelayanan harus
tetap berjalan dan barang pun harus tersedia untuk diberikan kepada
konsumen, sedangkan stok barang lain harus dihitung dengan tepat. Maka
dari itu, diperlukan adanya safety stock untuk menjaga ketersediaan barang
bagi konsumen selagi stok barang yang lain dihitung.
13
1. Melengkapi data pada semua transaksi inventaris, sehingga data selalu
terbaharui.
2. Mencetak laporan data yang akan digunakan dalam stock counting,
data harus lengkap berisi dengan menyatakan lokasi barang yang akan
dihitung, dan informasikan ke staf gudang.
3. Membandingkan lokasi, deskripsi, dan jumlah yang tercantum dalam
laporan dengan apa yang ada di rak, dan sebaliknya.
4. Menyelidiki semua perbedaan yang ditemukan dan diskusikan dengan
manajer gudang, dan kemudian mentukan apakah ada pola kesalahan
yang mungkin memerlukan tindakan lebih lanjut.
5. Jika memerlukan tindakan lebih lanjut, maka harus mengubah
prosedur pelatihan kepegawaian, atau apa pun yang diperlukan untuk
menghilangkan kesalahan.
6. Melakukan audit inventaris secara berkala dan menghitung persentase
akurasi inventaris
b. Kerangka Konsep Perhitungan
Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan
menggeneralisasi suatu pengertian. Kerangka konsep merupakan bagan
yang menggambarkan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Pada
prosedur pelaporan stock counting, variabel yang digunakan adalah harga
pokok, harga jual satuan, persediaan awal, penjualan, barang masuk,
persediaan akhir (persediaan dalam pencatatan), persediaan barang safety
stock di gudang, persediaan barang non safety stock di gudang, persediaan
di unit pelayanan, persediaan akhir, dan selisih jumlah barang. Berikut
adalah kerangka konspetual pada stock counting :
14
Harga Jual Persediaan
Harga Pokok Penjualan
Satuan Awal
Non Safety
Safety Stock Persediaan Barang
Stock di
di Gudang Akhir Masuk
Gudang
Persediaan Selisih
Persediaan
di Unit Jumlah
Akhir
Pelayanan Barang
Persiapan
Menentukan
(menyisakan
lokasi untuk Persiapan
safety stock
membedakan Dokumen
agar pelayanan
persediaan
tidak berhenti)
Membuat Melaporkan
Menginterpretasikan
Laporan Stock hasil Stock
Selisih
Counting Counting
15
Gambar 2. Kerangka Operasional Stock Counting
d. Simulasi
1. Buatlah format seperti berikut :
16
Gambar 5. Langkah Ketiga Perhitungan Stock Counting
17
> Nilai Pencatatan). Hal ini berhubungan dengan “Status
Persediaan” “True” artinya selisih= 0, sedangkan “False” artinya
selisih>0 atau selisih<0. Kemudian hitung nilainya juga untuk
mengetahui besar keuntungan atau kerugian yang didapatkan.
18
Summary:
Cycle Counting and Stock Taking are two things that cannot be
separated or can be said to be the same. Every turnover of goods in the company
is calculated on the number of items and adjusted for the recording that has
been done. This calculation and recording is called stock counting or stock
taking. then so that the adjustments between calculations and records are
always controlled by the company so that adjustments are made periodically or
become a cycle that is carried out continuously which can then be referred to
as a cycle counting. The purpose of this stock counting or stock taking and cycle
counting is to clarify if there is a difference between the number of existing
stocks in the warehouse and the number of stocks that have been recorded for
identification, verification and elimination of errors.
19
BAB III
CYCLE COUNTING
20
Lalu menurut Steven Bragg (2017) cycle counting melibatkan penghitungan
sejumlah kecil inventaris yang dilakukan setiap hari, dengan tujuan
memonitoring seluruh inventaris secara berkelanjutan. Kesalahan apa pun yang
ditemukan selama penghitungan pada penambahan kecil yang dilakukan harus
menghasilkan penyesuaian pada catatan akuntansi persediaan. Tidak hanya itu,
penyelidikan juga dilakukan apabila terdapat kesalahan yang ditemukan. Hasil
akhir dari proses ini berupa prosedur dan pelatihan terperinci yang
menghasilkan tingkat kesalahan transaksi yang sangat rendah dan tingkat
akurasi catatan persediaan yang tinggi.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa cycle counting
adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperbarui perhitungan dan
pencatatan produk-produk secara periodik guna menjaga catatan persediaan
agar selalu akurat dan menghindari penyesuaian persediaan tahunan.
21
counting tidak dijabarkan secara explisit dari beberapa buku dan jurnal yang
ada, namun kami mencoba menganalisis dan menentukan prinsip-prinsip
tersebut secara umum yang dapat menggambarkan hal penting dalam
melakukan cycle counting.
Dalam penghitungan cycle counting, organisasi menggunakan prinsip
”Pareto’s Rules” atau yang biasa disebut dengan 80-20 rule. Dalam prinsip ini
berarti 20 persen dari suatu nilai yang ada akan mempengaruhi 80 persen
sisanya, sedangkan 80 persen dari nilai yang lain hanya mewakili 20 persen
dari keseluruhan. Nilai yang digunakan dalam dari suatu nilai yang ada akan
mempengaruhi 80 persen sisanya, sedangkan 80 persen dari nilai yang lain
hanya mewakili 20 persen dari keseluruhan. Nilai yang digunakan dalam cycle
counting ini berdasarkan atas, uang, tingkat pemakaian, atau bisa keduanya.
Apabila berdasarkan atas nilai uang, maka 20 persen dari semuanya akan
mewakili 80 persen nilai mata uang dari semuanya, begitu juga halnya apabila
nilai yang digunakan berdasarkan atas tingkat pemakaian.
Prinsip selanjutnya dalam melakukan cycle counting adalah waktu yang
tepat dalam melakukan perhitungan sehingga bisa meminimalisisr kesalahan
ketika melakukan perhitungan dan agar cycle counting bisa dilakukan dengan
lebih cepat. Penghitungan dapat dilakukan ketika stok inventaris ada pada level
terbawah saat perputaran barang juga rendah. Berikut waktu yang tepat
dilakukannya penghitungan :
a. Diterimanya order untuk barang
b. Catatan inventaris yang sebenarnya ada pada level zero or negative
balance
c. Adanya tanda untuk reorder
d. Setelah melakukan banyak transaksi dalam satu kali waktu
Biasanya organisasi telah membuat schedule untuk melakukan perhitungan
inventaris dalam setahun, dengan tujuan agar dalam satu tahun setidaknya
semua barang sudah terhitung sebanyak satu kali, dan untuk barang yang
memiliki perputaran yang cepat sudah dihitung beberapa kali. Dengan begitu,
akan meminimalisir adanya perbedaan antara perhitungan yang dilakukan
dengan jumlah inventaris yang ada sebenarnya.
22
Prinsip yang terakhir adalah tentang pelaksana cycle counting haruslah
orang yang tepat dan berkompeten untuk melakukannya dalam rangka
memaksimalkan RIA (Record Inventory Accuracy). Orang yang dapat
melakukan Cycle counting adalah meraka yang sudah terbiasa dan mengerti
dengan gudang barang, lokasi dari SKU (Stock Keeping Units), dan aktivitas
yang dilakukan dalam manajemen inventaris. Orang tersebut akan melakukan
perhitungan yang cukup banyak dan harus mencari penyebab yang pasti jika
terjadi perbedaan dengan inventaris yang sebenarnya, sehingga mereka harus
memiliki pengetahuan yang baik tentang setiap inventaris dan juga
perputarannya. Cycle counter juga merupakan seorang yang bertanggungjawab
terhadap perbedaan yang terjadi dan harus memiliki kemampuan dalam
menemukan solusi untuk memecahkan masalah perbadaan tersebut agar tidak
terjadi errors.
23
Pengukuran dari IRA ini sendiri adalah dalam proses melakukan transaksi,
menyimpan stok/barang, dan memindahkan stok/barang yang ada. Tujuan
dilakukannya proses IRA tidak lain adalah untuk mencegah terjadinya error
yang dapat merugikan organisasai maupun konsumen.
24
b. Location Audit
Pada metode ini, stockroom akan dibagi menjadi beberapa ruang
seperti rak, dan sebagainya. Kemudian di setiap hari perhitungan kita
akan menghitung barang yang ada di area tersebut. Setiap barang
diperlakukan dengan sama tanpa ada pertimbangan karakteristik
tertentu. Panjang siklus tergantung pada seberapa banyak area yang
dihitung. Misalnya, jika perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah rak,
satu rak perhari dan terdapat 45 rak, maka siklus keseluruhan adalah 45
hari.
25
hanya berapa barang yang dimiliki, tetapi juga di mana tempat
setiap lokasi penyimpanan dan berapa banyak barang di setiap
lokasi. Cara ini memaksa kita untuk tetap menghitung dan
mencatat jumlah secara akurat dan berkelanjutan.
2) Cara kedua adalah dengan menghitung stock keeping unit yang
sudah dipilih di semua lokasi yang mana kemungkinan terletak di
seluruh fasilitas. Misalnya, pada gambar di atas, kita menghitung
barang XYZ di rak 1 dan 10 serta di kedua penyimpanan massal.
c. Random Selection
Merode ini mungkin merupakan metode cycle counting yang paling
mudah. Barang-barang yang dihitung diseleksi secara acak. Namun
demikian, barang-barang yang diseleksi harus representatif terhadap
persediaan yang ada. Semua barang diperlakukan sama.
Siklus ini umumnya berlangsung satu tahun dengan jumlah stock
keeping unit yang signifikan secara statistik yang dihitung selama
jangka waktu tersebut. Misalnya :
Terdapat stock keeping unit dengan total 10.000,
Total hari perhitungan 200 hari
Sehingga, ada 50 barang/hari yang dihitung (10.000 : 200 = 50)
d. Deminishing Population
Metode ini merupakan pendekatan serbaguna. Metode ini dapat
digunakan sebagai prosedur yang berdiri sendiri atau digunakan sebagai
bagian dari pendekatan kategori produk atau pendekatan A-B-C.
Konsep dasar metode ini adalah untuk menghitung setiap benda dalam
sebuah populasi yang ditentukan sebelum menghitung barang apapun
lagi lalu mulai menghitung kembali. Metode ini memastikan semua
barang dihitung setidaknya sekali pada setiap siklus. Frekuensi
perhitungan barang keseluruhan selama satu tahun bergantung pada
ukuran total barang yang ada dan berapa hari kita mau untuk
menghitung. Semakin besar jumlah barang yang dihitung perhari maka
semakin banyak siklus dapat diselesaikan sepanjang tahun.
26
Gambar 11. Konsep Metode Deminishing Population (Muller, 2019)
e. Product Categories
Pada metode ini, pihak organisasi menentukan kategori apa yang
ditempatkan berdasarkan karakteristik barang. Jumlah item yang akan
dihitung dapat bervariasi atau ditentukan oleh jumlah item dalam grup
dibagi dengan jumlah hari dalam siklus.
Contoh penentuan kriteria pertama adalah hanya berdasarkan item
cycle counting pada pembelian pesanan di hari itu. Keuntungan dari
kriteria ini adalah dapat memastikan barang yang dipesan memiliki
kuantitas yang tepat dan memungkinkan untuk menghitung ketika level
stok pada titik rendah sehingga lebih mudah untuk dihitung.
Kekurangan dari kriteria ini adalah hanya barang dengan pergerakan
yang cepat yang mendapat perhatian dan mengabaikan sepenuhnya
barang-barang yang tidak dipesan selama jangka waktu siklus tersebut.
Contoh penentuan kriteria yang kedua adalah hanya berdasarkan
barang yang ada di saldo nol atau negatif. Keuntungannya adalah saldo
negatif selalu memicu hitungan dan item nol mudah untuk diverifikasi.
Kekurangannya adalah tak satupun dari kriteria ini signifikan secara
statistik dan keduanya gagal mewakili semua item.
f. A-B-C Analysis
Pada metode ini, perhitungan dilakukan berdasarkan klasifikasi
barang. Kelompok A akan lebih sering dihitung dari Kelompok B, dan
27
Kelompok B akan lebih sering dihitung daripada kelompok C.
Klasifikasi barang tersebut dilakukan berdasarkan Hukum Pareto.
Langkah Cycle counting dengan metode ABC adalah sebagai berikut :
1) Kategorikan tiap barang menjadi kelompok A, B, dan C
2) Tentukan frekuensi perhitungan setiap kategori
3) Kalikan jumlah barang di tiap kategori dengan frekuensi
perhitungan masing-masing kategori untuk menetapkan jumlah
total perhitungan
4) Bagi total perhitungan dengan jumlah hari perhitungan untuk
menentukan jumlah item yang harus dihitung setiap harinya
5) Tanyakan pada diri sendiri apakah jumlah barang harian tersebut
sudah masuk akal? Jika iya, maka lakukan. Jika tidak, maka
ubahlah frekuensi perhitungan dan hitung ulang sampai
mendapatkan jumlah perhitungan yang masuk akal dalam satu
harinya.
6) Tentukan berapa banyak barang dari tiap kategori yang akan
dihitung setiap harinya.
28
Summary :
Cycle counting is a process that is carried out to periodically update and
record products to keep inventory records accurate and avoid annual inventory
adjustments. The purpose of cycle counting is to increase inventory accuracy. There
are several methods of cycle counting which determine frequent of counts, The key
point in cycle counting is the amount of physical stocks equal as the amount of
stocks recorded in inventory system.
29
BAB IV
CONCLUSION
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Muller, Max. 2019. Essentials of Inventory Management: 3rd Edition. New York:
HarperCollins Leadership
Pycraft, M., Singh, H., and Phihlela, K. 2010. Operations Management. 2nd
Edition. Cape Town: Pearson Education.
Quick, Jonathan D. 2012. Managing Drug Supply. 3rd Edition. Arlington:
Management Sciences Fo Health.
Ravinder, H., Misra, R. 2014. ABC Analysis For Inventory Management: Bridging
The Gap Between Research and Classroom. American Journal Of Business
Education – Third Quarter 2014 Volume 7, Number 3.
Wandalkar, P. (2013). ABC and VED analysis of the Drug Store of a Tertiary Care
Teaching Hospital. Indian Journal of Basic and Applied Medical Research,
Vol.3.
32