You are on page 1of 15

Anatomi Persarafan Gigi1,2

Gambar 1. Persarafan gigi rahang atas.1

Gambar 2. Persarafan Gigi Rahang Bawah.1


Secara umum, persarafan gigi sulung tidak jauh berbeda dengan gigi permanen. Terdapat
tiga cabang saraf penting yang menginervasi gigi-gigi sulung rahang atas, antara lain n. alveolaris
superior anterior yang menginervasi gigi insisif hingga kaninus sulung, n. alveolaris superior
media yang menginervasi gigi molar sulung, serta n. nasopalatinus yang menginervasi gingiva
dan mukosa palatal insisif hingga molar sulung. Sementara itu, gigi-gigi sulung rahang bawah
diinervasi oleh n. alveolaris inferior yang menginervasi seluruh gigi rahang bawah, ligamen
periodontal, dan gingiva daerah fasial/bukal dari gigi insisif hingga molar sulung, n. lingualis yang
menginervasi gingiva dan mukosa sisi lingual seluruh gigi rahang bawah serta 2/3 anterior lidah,
dan n. bukalis yang menginervasi gingiva dan mukosa bukal dari gigi kaninus hingga molar
sulung.

Terdapat tiga cabang saraf penting yang menginervasi gigi molar satu permanen rahang atas,
antara lain n. alveolaris superior media yang menginervasi akar mesiobukal serta ligamen
periodontal dan gingiva daerah bukal, n. alveolris superior posterior yang menginervasi akar
distobukal serta ligamen periodontal dan gingiva daerah bukal, serta n. platinus mayus yang
menginervasi akar palatal serta mukosa dan gingiva daerah palatal dari gigi dm hingga batas
posterior palatum durum. Sementara itu, cabang saraf yang menginervasi gigi molar satu permanen
bawah antara lain n. alveolaris inferior yang menginervasi seluruh gigi rahang bawah, ligamen
periodontal, dan gingiva daerah fasial/bukal dari gigi premolar hingga insisif sentral, n. lingualis
yang menginervasi gingiva dan mukosa sisi lingual seluruh gigi rahang bawah serta dua per tiga
anterior lidah, serta n. bukalis yang menginervasi gingiva dan mukosa bukal dari gigi molar tiga
hingga kaninus.

SPACE MAINTAINER

Tujuan Pembuatan Space Maintainer3

Tujuan utama dari pembuatan space maintainer adalah untuk mempertahankan ruang dan
posisi gigi. Selain itu, space maintainer dapat juga berfungsi untuk mempertahankan fungsi
mastikasi yang dapat terganggu, misalnya pada kasus ekstraksi empat gigi insisif karena early
childhood caries, mempertahankan fungsi bicara, yaitu pada kasus kehilangan beberapa gigi

2
anterior saat usia anak belajar bicara yang dapat mengganggu lafal pengucapan, pengembalian
fungsi estetika, serta mencegah kebiasaan buruk (tongue thrusting).

Pertimbangan Pembuatan Space Maintainer2

Untuk mengaplikasikan space maintainer dalam perawatan gigi anak, perlu


dipertimbangkan beberapa hal. Insidensi kehilangan ruang perlu dihitung, yaitu potensi kehilangan
ruang yang dipengaruhi oleh gigi yang terlibat dan waktu gigi tersebut hilang. Waktu yang telah
berlalu sejak gigi sulung hilang perlu diketahui karena kehilangan ruang biasanya terjadi enam
bulan setelah kehilangan gigi dengan tendensi rahang atas lebih cepat dari pada rahang bawah.
Tahap perkembangan/usia dental pasien perlu untuk diperhitungkan karena kehilangan ruang akan
lebih berpotensi terjadi saat gigi di sebelah ruang sedang aktif erupsi. Jenis gigi yang hilang dalam
waktu tertentu juga memengaruhi tingkat keberhasilan perawatan karena besar ruang yang
berkurang akan bervariasi: kehilangan gigi molar dua sulung rahang atas (8 mm/kuadran); molar
dua sulung rahang bawah (4 mm/kuadran), molar satu sulung rahang atas dan rahang bawah. Arah
penutupan/pengurangan ruang berbeda antara rahang atas dengan rahang bawah dimana rahang
atas lebih cenderung pada gerakan mesial bodily dan rotasi mesiolingual pada akar palatal gigi
molar satu permanen, sedangkan rahang bawah lebih cenderung pada gerakan mesial tipping dari
gigi molar satu permanen dan gerakan ke distal dan retroinklinasi pada gigi anterior. Waktu erupsi
gigi pengganti sangat penting untuk diperhitungkan karena dapat lebih lambat atau lebih cepat
dengan adanya early loss, tergantung pada status perkembangan dan densitas tulang. Banyaknya
tulang yang menutupi benih gigi pengganti juga memengaruhi, dimana gigi pengganti akan masih
lama erupsi jika masih terdapat tulang alveolar di atasnya (berlaku jika tulang alveolar yang
menutupi benih gigi tetap tidak terinfeksi). Terakhir, eksistensi benih gigi pengganti menjadi salah
satu yang terpenting dalam pertimbangan pembuatan space maintainer karena pemertahanan
ruang merupakan tujuan utama agar gigi pengganti dapat erupsi dengan normal.

Indikasi Space Maintainer3,4

Space maintainer diindikasikan jika hilangnya gigi sulung lebih awal yang ruangnya tidak
dipertahankan dapat menyebabkan maloklusi, kebiasaan buruk, atau trauma fisik. Sebelumnya,
kekooperatifan pasien dan kebersihan mulut harus lebih dulu dapat dimaksimalkan. Space
maintainer diindikasikan jika hilangnya gigi sulung lebih awal yang ruangnya tidak dipertahankan

3
dapat menyebabkan maloklusi, kebiasaan buruk, atau trauma fisik. Sebelumnya, kekooperatifan
pasien dan kebersihan mulut harus lebih dulu dapat dimaksimalkan. Secara spesifik, kasus-kasus
yang dapat menjadi indikasi pemasangan space maintainer antara lain kasus gigi sulung hilang
(early loss) dan terdapat benih gigi tetap yang belum menunjukkan tanda-tanda erupsi dalam
waktu dekat, kehilangan gigi molar satu permanen saat gigi molar dua permanen telah erupsi atau
erupsi parsial jika dokter gigi merencanakan pemasangan fixed bridge, kehilangan gigi molar dua
sulung beberapa saat sebelum gigi molar satu permanen erupsi, serta kekurangan ruang untuk
erupsi gigi permanen, tetapi terdapat diastema antara gigi sebelah mesialnya.

Kontraindikasi Space Maintainer3,4

Space maintainer menjadi kontraindikasi jika persyaratan pembuatannya tidak dapat


terpenuhi seperti kebersihan mulut yang buruk dan pasien yang tidak kooperatif. Selain itu, jika
gigi pengganti akan segera erupsi yang ditandai dengan telah menembusnya benih gigi dari tulang,
space maintainer tidak menjadi indikasi.

Pada kasus gigi premolar dua agenesis, lebih baik biarkan gigi molar satu permanen
drifting ke mesial untuk mengisi ruang, tetapi keputusan ini lebih baik tidak diambil di awal karena
pertumbuhan dan perkembangan gigi premolar dua kanan dan kiri terkadang tidak simetris. Gigi
insisif dua permanen rahang atas sering kali agenesis, sehingga pilihan untuk membiarkan gigi
kaninus permanen drifting ke mesial untuk menutup ruang dapat menjadi pilihan dari pada
mempertahankan ruang untuk pemasangan fixed bridge. Pada kasus kehilangan gigi molar satu
permanen dengan waktu erupsi gigi molar dua masih lama, dapat direncanakan perawatan untuk
membiarkan benih gigi molar dua dapat bergerak maju dan menggantikan posisi gigi molar satu.

Analisis Perhitungan Ruang pada Periode Gigi Bercampur (Metode Moyers)5

Tujuan analisis hitung ruang pada gigi bercampur adalah untuk mengevaluasi besar ruang
yang tersedia pada lengkung untuk gigi permanen yang akan erupsi sehingga penting untuk
diketahui dalam pembuatan space maintainer. Terdapat faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam menentukan besar ruang yang dibutuhkan, antara lain ukuran seluruh gigi permanen anterior
hingga molar satu permanen, lingkar/garis keliling lengkung gigi, serta perubahan keliling yang
diinginkan yang dapat terjadi dengan pertumbuhan dan perkembangan.

4
Analisis ruang dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, salah satunya adalah
dengan Metode Moyers. Metode ini lebih menjadi pilihan banyak klinisi karena memiliki error
sistematik minimal dan kisarannya diketahui, dapat dilakukan dengan reliabilitas yang sama baik
oleh pemula maupun ahli karena tidak menduga dugaan klinis yang mutakhir, efisien, tidak
membutuhkan peralatan khusus atau proyeksi radiografis, dapat dilakukan di mulut langsung
dengan akurasi yang reasonable (meskipun paling baik dilakukan di model), dan dapat dilakukan
pada kedua lengkung gigi.

Acuan dari analisis ruang dengan Metode Moyers adalah gigi insisif tahang bawah karena
merupakan salah satu gigi permanen pertama kali erupsi, mudah dihitung secara akurat. Pertama,
ukur panjang terbesar mesiodistal dari setiap gigi insisif rahang bawah dengan alat ukur gigi atau
kaliper Boley dan catat ukuran yang didapat. Atur kaliper pada nilai jumlah lebar gigi insisif sentral
dan lateral pada satu sisi lalu letakkan satu titik kaliper pada midline dan titik lainnya pada garis
lengkung gigi kiri. Tandai titik di mana permukaan distal insisif lateral berada. Selanjutnya, hitung
panjang ruang yang tersedia dengan mengukur jarak dari titik yang ditandai pada garis lengkung
hingga permukaan mesial gigi molar permanen. Ukuran lebar mesiodistal dari gigi kaninus
permanen dan premolar dapat diprediksi berdasarkan Tabel Moyers.

Klinisi yang berpengalaman biasanya mengambil prediksi 50% karena pengalaman


estimasi yang lebih presisi, sedangkan klinisi yang belum berpengalaman atau tanpa sefalometri
biasanya mengambil prediksi 75%. Metode Moyers dimodifikasi oleh Tanaka dan Johntson agar
dengan perhitungan yang lebih singkat, yaitu dengan menjumlahkan lebar gigi insisif rahang
bawah lalu dibagi dua. Kebutuhan ruang gigi kaninus permanen dan premolar dalam satu kuadran
adalah nilai tersebut lalu ditambahkan dengan 10,5 mm untuk rahang bawah dan 11 mm untuk
rahang atas.

5
Gambar XX. Tabel Prediksi Moyers5

6
Analisis Perhitungan Ruang pada Periode Gigi Permanen (Metode Kesling)6

Metode Kesling merupakan metode perhitungan ruang pada periode gigi permanen dengan
memotong dan memasang kembali elemen gigi pada model studi. Pertama, klinisi perlu
menentukan garis tengah gigi, yaitu disesuaikan dengan garis tengah wajah. Selanjutnya, catat
inklinasi aksial mesiodistal gigi molar satu permanen, yaitu pada rahang atas pada cusp mesiobukal
dan rahang bawah pada buccal groove, lalu proyeksikan pada basis model. Jika gigi molar satu
tidak ada, dapat digantikan dengan molar dua atau molar tiga sebagai referensi.

Gambar ....A (kiri). Penentuan garis tengah gigi dan ....B (kanan). Pencatatan inklinasi aksia mesiodistal gigi molar
satu.6

Langkah selanjutnya adalah membuat pola lengkung gigi rahang bawah dengan menggunakan
guiding arch (misalnya kawat stainless steel) mengikuti incisal edge gigi anterior dan buccal cusp
gigi posterior. Gigi rahang atas disesuaikan dengan pola pada lengkung rahang bawah, yaitu
mengikuti 1/3 insisal untuk gigi anterior dan central groove untuk gigi posterior. Gigi insisif
rahang bawah kemudian dicatat posisinya dengan condensation cure silicon. Garis tengah dari
rahang bawah yang diproyeksikan ini akan menjadi panduan dari pemotongan di median.

Gambar XX. Pencatatan pola lengkung gigi rahang bawah.6

7
Gambar XX. Pencatatan gigi insisif rahang bawah.6

Model gigi kemudian dipasang pada okludator. Setiap elemen diberi nomor pada permukaan
lingual dan dipotong basisnya. Basis model kemudian dipasang wax pada daerah edentulous dan
potongan gigi disusun kembali berdasarkan rencana perawatan.

Gambar XXA (kiri) Pemotongan elemen gigi, B (tengah) pemasangan wax pada basis model, dan C (kanan)
penyususnan gigi pada model.6

Jenis-jenis Space Maintainer3,4

Space maintainer dapat digolongkan berdasarkan cara pemasangannya, fungsinya,


tujuannya, dan kombinasi. Berdasarkan cara pemasangannya, space maintainer dibedakan
menjadi removable, fixed, dan semi-fixed. Berdasarkan fungsinya, space maintainer dibedakan
menjadi fungsional, yaitu menggantikan elemen gigi yang hilang untuk fungsi mastikasi dan
nonfungsional, yaitu tidak menggantikan elemen gigi yang hilang. Sementara itu, berdasarkan

8
tujuannya, space maintainer dibedakan menjadi pasif, yaitu hanya untuk menahan ruangan yang
ada agar tidak berkurang/tertutup dan aktif (space regainer), yaitu berfungsi juga untuk
mendapatkan kembali ruangan.

Removable Space Maintainer

Space maintainer jenis ini merupakan space maintainer yang dapat dilepas-pasang sendiri
oleh pasien. Jenis space maintainer ini termasuk juga pada jenis space maintainer tanpa band.
Keuntungan dari desain ini adalah mudah dibersihkan sehingga kebersihan mulut dapat lebih
terjaga, menjaga dan memperbaiki dimensi vertikal, dapat dikombinasikan pada alat preventif lain,
dapat digunakan pada waktu tertentu sehingga tetap menjaga sirkulasi darah pada jaringan lunak,
estetis, memfasilitasi pengunyahan dan fungsi bicara, menstimulasi erupsinya gigi pengganti, lebih
mudah dalam deteksi karies, dan dapat menyediakan ruang untuk gigi pengganti yang erupsi tanpa
membuat alat baru. Namun, alat desian ini memiliki beberapa kerugian, yaitu lebih mudah hilang,
kesuksesan perawatan sangat bergantung pada kekooperatifan pasien, lebih mudah rusak, berisiko
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan rahang ke arah lateral, dan dapat mengiritasi
jaringan lunak.

Desain removable dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu tanpa kawat retensi dan dengan kawat
retensi. Desain tanpa kawat biasanya dipakai untuk kehilangan gigi simetris bilateral dengan
retensi didapat dari tepi servikal gigi. Desain dengan kawat retensi memiliki beberapa macam
kawat, antara lain labial bow sebagai retensi dan mencegah gigi anterior bergerak ke depan,
terutama pada rang atas, occlusal rest yang biasanya diaplikasikan pada gigi molar rahang bawah,
terutama jika rahang bawah tidak menggunakan labial bow, dan interproximal spurs untuk
menambah retensi.

Gambar 12. Removable space mainainer dengan kawat retensi.4

9
Fixed Space Maintainer

Space maintainer jenis ini memiliki dua gigi penyangga untuk menjaga ruang. Desian fixed
space maintainer misalnya band and bar, crown bar. Desain bar and bar dapat digunakan pada
kasus kehilangan gigi molar sulung unilateral. Pada desain ini, dua gigi diantara ruang dipasang
band dan disambungkan dengan kawat yang dipatrikan pada keduanya. Modifikasi dari desain ini
salah satunya adalah crown and bar.

Gambar 13. Bar and bar space maintainer.4

Semi-fixed Space Maintainer

Desain semi-fixed memiliki satu gigi penyangga untuk menjaga ruang. Jenis dari desain ini
antara lain band and loop, lingual arch, dan distal shoe.

Desain and and loop bertujuan untuk mempertahankan ruang untuk satu gigi, digunakan pada
kasus kehilangan gigi molar satu sulung atau kehilangan gigi molar sulung bilateral sebelum gigi
insisif permanen erupsi. Modifikasi dari desain ini antara lain bonded band and loop (sementasi
dengan resin) dan crown and loop (untuk gigi penyangga yang memerlukan restorasi metal crown).

10
Gambar 14A. Band and loop (kiri) dan 14B. Crown and loop space maintainer pada rahang atas untuk menjaga
ruang dari kehilangan gigi molar satu sulung (kanan).2

Langkah pertama dalam pembuatan desain band and loop adalah memilih band yang sesuai
dengan gigi penyangga. Band harus terletak 1 mm di bawah marginal ridges mesial dan distal gigi.
Jika band tidak dapat masuk, dapat digunakan separator. Selanjtnya, cetak dan buat model kerja
dengan band terpasang. Lepaskan band dari gigi dan pasang band dengan hati-hati pada cetakan
dan tuang bahan model kerja. Selanjutnya, buat loop dan bentuk sesuai dengan kontur ridge. Loop
harus paralel dengan edentulos ridge 1 mm di atas gingiva. Lebar fasiobukal kira-kira 8 mm.
Setelah alat siap, cobakan pada pasien dan evaluasi kecekatan dan kontaknya terhadap gigi
sebelahnya dan gingiva. Terakhir, sementasi alat dengan zinc fosfat atau GIC. Lakukan kontrol
setiap 6 bulan sekali. Alat dapat dilepas jika gigi pengganti pada daerah edentulous menunjukkan
tanda-tanda erupsi.

Desain lingual/palatal arch digunakan pada pemertahanan ruang karena kehilangan gigi
kaninus sulung dan molar sulung bilateral pada rahang yang sama, terutama pada rahang atas.
Desain ini tidak disarankan pada rahang bawah jika gigi-gigi permanen anterior belum erupsi
karena dapat mengganggu jalan erupsi gigi permanen anterior tersebut. Pada kasus kehilangan gigi
molar sulung rahang atas, desain palatal arch dapat berbentuk Nance atau transpalatal.

Gambar 15A (kiri) dan 15B (kanan). Lingual arch space maintainer.2,3

11
Gambar 16A (kiri) dan 16B (kanan). Palatal arch space maintainer.3,4

Desain distal shoe digunakan pada kasus kehilangan gigi molar dua sulung sebelum gigi
molar satu permanen erupsi. Band disementasi pada gigi dm1 dan kawat disolder mengarah pada
daerah edentulous. Jika alat didesain setelah gigi molar dua sulung diekstraksi, gingiva harus
diinsisi saat alat akan dipasang karena proses penyembuhan dari daerah ekstraksi. Jika alat
dipasang sebelum gigi molar dua sulung diekstraksi, model kerja harus dimodifikasi untuk
pengkondisian sudah diekstraksinya molar dua sulung. Kawat ekstensi harus terletak 1 mm di
bawah mesial marginal ridge dari gigi molar satu permanen yang belum erupsi. Setelah gigi molar
satu permanen erupsi, alat dapat dilepas dan diganti dengan desain band and loop.

Gambar 17. Distal shoe space maintainer.3

KOREKSI ANTERIOR CROSSBITE

Anterior crossbite adalah hubungan abnormal labiolingual antara satu atau lebih gigi insisif
rahang atas dan bawah. Anterior crossbite dapat bersifat dental (ektopik), skeletal, atau fungsional7.
Ada pun, kompetensi dari dokter gigi umum adalah mengkoreksi anterior crossbite dental selama
periode gigi bercampur. Anterior crossbite dental dapat disebabkan karena persistensi gigi sulung,

12
adanya gigi berlebih, adanya trauma pada gigi sulung anterior yang menyebabkan benih gigi tetap
berubah arah tumbuhnya, panjang lengkung gigi kurang, serta malposisi benih gigi. 2,3

Alat untuk Koreksi Anterior Crossbite2,4

Tongue blade

Alat ini dapat digunakan saat gigi insisif rahang atas masih erupsi sebagian. Pasien dan
orang tua diinstruksikan untuk meletakkan ujung alat di permukaan palatal gigi atas yang
palatoversi dan ujung lainnya di permukaan labial gigi bawah lalu menekan tongue blade ke bawah
dengan tangan untuk mendorong gigi anterior atas ke depan. Gerakan ini dilakukan tiga kali sehari
sebelum makan dengan frekuensi 20 kali gerakan dalam lima hitungan. Alat ini sangat bergantung
dengan kekooperatifan pasien dan orang tua dan dapat terlihat hasilnya dalam 1—2 minggu.

Gambar 10. Tongue blade.3

Bite plane

Alat ini dipasang pada gigi anterior bawah dari gigi kaninus ke kaninus lainnya pada rahang
yang sama dengan sudut 45 derajat deari bidang horizontal gigi yang crossbite. Gigi atas akan
dipaksa untuk berada di depan gigi bawah dan mulut tidak dapat menutup rapat. Meskipun
demikian, open bite yang terjadi tidak boleh lebih dari 4—5 mm. Perawatan ini biasanya dapat
berhasil dalam 1—2 minggu.

13
Gambar 11. Bite plane.4

Steel crown

Alat ini berbentuk steel crown yang tidak atau hanya sedikit di-trim, biasa digunakan untuk
melindungi mahkota gigi yang fraktur dan sangat mudah dibuat.

Gambar 12. Steel crown.4

Hawley-type appliance atau Fixed transpalatal wires with springs

Alat ini dipasang pada rahang atas untuk mendorong gigi anterior ke arah labial, yaitu
dengan cara memperbesar loop/lus.

Gambar 13A (kiri) dan 13B (kanan). Hawley appliance.2,4

14
Daftar Pustaka

1. Norton NS, Ph D. Netter ’ s Head and Neck Anatomy for Dentistry. 2nd ed. Elsevier
Saunders; 2012.

2. Dean J, McDonald R, Avery D. McDonald and Avery’s Dentistry for the child and
adolescent, 9th edition [Internet]. 9th ed. Missouri: Mosby Elsevier; 2011. Available from:
http://www.nature.com/doifinder/10.1038/sj.bdj.2011.135

3. Pinkham JR, Casamassimo PS, McTigue DJ, Fields HWJ, Nowak AJ. Pediatric dentistry:
infancy through adolescence. 4th ed. Missouri: Elsevier; 2005.

4. Finn SB. Clinical Pedodontics. W. B. Saunders Company; 1973.

5. Moyers RE. Handbook of orthodontics. 4th ed. Year Book Medical Publishers Inc.; 1988.

6. Araújo TM De, Fonseca LM, Caldas LD, Costa-pinto RA. Preparation and evaluation of
orthodontic setup. Dental Press J Orthod. 2012;17(3):146–65.

7. Widmer RP, Cameron AC. paediatric dentistry.

15

You might also like