You are on page 1of 23

BAB II

PEMBAHASAN

A. Institusi Organisasi Keperawatan


Institusi organisasi keperawatan terdiri dari berbagai macam diantaranya :

1. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional
yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
kesehatan lainnya. Perbandingan antara jumlah ranjang rumah sakit
dengan jumlah penduduk Indonesia masih sangat rendah. Untuk 10 ribu
penduduk cuma tersedia 6 ranjang rumah sakit.
Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :
a. Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,
b. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang
medis tambahan,
c. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman,
d. Melaksanakan pelayanan medis khusus,
e. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan
f. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi,
g. Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial,
h. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,
i. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat
tinggal (observasi),
j. Melaksanakan pelayanan rawat inap,
k. Melaksanakan pelayanan administratif,
l. Melaksanakan pendidikan para medis,
m. Membantu pendidikan tenaga medis umum,
n. Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,
o. Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,
p. Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,
Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan type rumah sakit
yang di Indonesia terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus,
kelas a, b, c, d. berbentuk badan dan sebagai unit pelaksana teknis
daerah. perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadii sehubungan
dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri
kesehatan indonesia melalui keputusan dirjen yan medik.
Beberapa jenis rumah sakit diantaranya yaitu :
1) Rumah sakit umum
Rumah sakit yang dijalankan organisasi National Health Service di
Inggris. Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya
memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat
darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan
memberikan pertolongan pertama.Rumah sakit umum biasanya
merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan
kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun
jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas
bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya.
Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai
kemampuan penyelenggaranya.

Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat
kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan
kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum
(klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu
rumah sakit.
2) Rumah sakit terspesialisasi
Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit
manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti
psychiatric (psychiatric hospital), penyakit pernapasan, dan lain-
lain.Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu
bangunan. Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan universitas atau
pusat riset medis tertentu. Kebanyakan rumah sakit di dunia didirikan
dengan tujuan nirlaba.
3) Rumah sakit penelitian/pendidikan
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang
terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas
kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi.
Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda,
uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru.
Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan
tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri
Dharma perguruan tinggi.
4) Rumah sakit lembaga/perusahaan
Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk
melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga
tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena
penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya
rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan
sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi
perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya
rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien
umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat
umum.
5) Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan
tertentu. Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat
atau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik
biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa
kumpulan klinik yang disebut poliklinik.
Ada beberapa jenis tipe Rumah Sakit yaitu :

B. Tipe-tipe Rumah Sakit

Berdasarkan Fungsinya, Ada beberapa jenis tipe Rumah Sakit yaitu :

1. Rumah Sakit Tipe A


Merupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan
Kedokteran Spesialis dan Subspesialis luas sehingga oleh pemerintah
ditetapkan sebagai tempat rujukan tertinggi (Top Referral Hospital)
atau biasa juga disebut sebagai Rumah Sakit Pusat.
2. Rumah Sakit Tipe B
Merupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan
Kedokteran Spesialis dan Subspesialis terbatas. Rumah Sakit ini
didirikan di setiap Ibukota Propinsi yang mampu menampung
pelayanan rujukan dari Rumah Sakit tingkat Kabupaten.

berdasarkan kemampuannya menangani pasien:

1. Rumah Sakit Tipe C


Merupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan
Kedokeran Spesialis terbatas. Rumah Sakit tipe C ini didirikan di
setiap Ibukota Kabupaten (Regency hospital) yang mampu
menampung pelayanan rujukan dari Puskesmas.

2. Rumah Sakit Tipe D


Merupakan Rumah Sakit yang hanya bersifat transisi dengan hanya
memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan Kedokteran
Umum dan gigi. Rumah sakit tipe C ini mampu menampung rujukan
yang berasal dari Puskesmas.
3. Rumah Sakit Tipe E
Tipe rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit Khusus (spesial
hospital) yang hanya mampu menyalenggarakan satu macam pelayan
kesehatan kedokteran saja, misalnya Rumah Sakit Kusta, Rumah
Sakit Paru, Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit
Ibu dan Anak, dll.
4. Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan
medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari
satu jenis tenaga kesehatan (perawat dan atau bidan) dan dipimpin
oleh seorang tenaga medis (dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau
dokter gigi spesialis).
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan
Klinik Utama. Kedua macam klinik ini dapat diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat:

1. Klinik Pratama

klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar. Klinik Utama


adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik
atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Sifat pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan bisa berupa rawat jalan, one day
care, rawat inap dan/atau home care.

Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:

a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;

b. ruang konsultasi dokter;

c. ruang administrasi;

d. ruang tindakan;

e. ruang farmasi;

f. kamar mandi/wc;

Prasarana klinik meliputi:

a. instalasi air;

b. instalasi listrik;

c. instalasi sirkulasi udara;

d. sarana pengelolaan limbah;

e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;


f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap dan
sarana lainnya sesuai kebutuhan.

Selain itu juga, klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan
nonmedis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang
diberikan. Syarat peralatan tersebut adalah:

 memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.


 memiliki izin edar.
 Harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi penguji
dan pengkalibrasi yang berwenang.

2. PIMPINAN KLINIK PRATAMA

a. Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi.


(2) Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua)
orang
dokter dan/atau dokter gigi.

3. KLINIK UTAMA

a. Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi


spesialis yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya
b. .Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu) orang
dokter spesialis dari masing-masing spesialisasi sesuai jenis
pelayanan
yang diberikan.
c. Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi
sebagai tenaga pelaksana pelayanan medis.

4. SURAT IZIN PRAKTIK

a. Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat


Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai
Surat Izin sebagai tanda registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat
Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. PERIJINAN

a. Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin


dari pemerintah daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan
rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
b. Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah klinik memenuhi
ketentuan persyaratan klinik dalam Peraturan ini.
c. Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:

1) surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;


2) salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan
perorangan;
3) identitas lengkap pemohon;
4) surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah
setempat;
5) bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin
penggunaan bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik
pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang
menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan;
6) dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL);
7) profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi
kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan
peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan
8) persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
9) Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6
(enam) bulan sebelum habis masa berlaku izinnya.
6. PELAYANAN RAWAT INAP

a. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap harus


menyediakan:

1) ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan;


2) tempat tidur pasien minimal 5 (lima) dan maksimal 10 (sepuluh);
3) tenaga medis dan keperawatan yang sesuai jumlah dan
kualifikasinya;
4) tenaga gizi, tenaga analis kesehatan, tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan dan/atau tenaga non kesehatan lain sesuai
kebutuhan;
5) dapur gizi;
6) pelayanan laboratorium Klinik Pratama.
7) Pelayanan rawat inap hanya dapat dilakukan maksimal selama 5
(lima) hari.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan ( Permenkes ) No. 28 Tahun


2011 salah satu persyaratan izin mendirikan dan menyelenggarakan klinik
harus melampirkan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); Karena Klinik merupakan suatu
usaha dan/atau kegiatan yang spesifik yang menimbulkan dampak
terhadap lingkungan. Setiap Klinik menghasilkan limbah medis dan non
medis baik dalam bentuk padat maupun cair. Maka Dinas Kesehatan
mengadakan Pertemuan antara Pemilik Sarana Kesehatan Swasta
dengan PT. Tenang Jaya Sejahtera untuk melakukan Perajnjian
Kerjasama dalam rangka Pembuangan Limbah Medis. .

C. Health Management Organization

1. Pengertian

Organisasi pemelihara kesehatan yang bertujuan untuk mengontrol


biaya pemeliharaan kesehatan. AHA mendefinisikan HMO sebagai
suatu organisasi yang memiliki tanggung jawab manajemen untuk
penyedia pelayanan kesehatan komprehensif berdasarkan
pembayaran di muka untuk anggotanya yang terdaftar secara
sukarela di dalam suatu populasi tertentu. (Huffman, K Edna, Health
Information Management)

Jenis-jenis model HMO, diantara:

a. Model staff. Para dokter bekerja hanya untuk fasilitas-fasilitas


yang ada dalam HMO karena mereka sering mempunyai bagian
rekam medis untuk HMO Model St Grup praktek dokter dengan
multi spesialis dalam satu fasilitas.Anggota akan menerima hampir
semua pelayanan dalam fasilitas dengan jumlah kecil copayment
pada setiap kunjungan, kecuali emergency.
b. Model Grup ( Kelompok )

Mirip dengan HMO staff, namun tanpa fasilitas khusus dengan


sebutan HMO. Satu grup dokter multi spesialis kontrak dengan
HMO untuk melayani anggotanya. Pembayaran kembali dengan
system kapitasi ( Pembayaran bulanan dimuka dan independent
terhadap kenyataan pelayanan yang diberikan).Perkumpulan
Praktek Independen /Independent Practice Assosiation (IPA).
Mirip dengan model grup HMO karena dokter berpraktek di tempat
praktek mereka sendiri, Menjaga Rekam Medis sementara mereka
memberikan data praktek ke HMO untuk melakukan pemantauan.
(Huffman, K Edna, Health Information Management).

fungsi

 Mengelola perawatan melalui pemanfaatan review(


memantau dokter untuk melihat apakah saham
melakukan layanan lebih bagi pasien mereka)
 Memberikan perawatan pencegahan dengan biaya
lebih rendah / bahkan gratis
 Memastikan bahwa tidak ada dua penyedia
menyediakan perawatan yang tumpang tindih
 Untuk menjamin bahwa pasien menerima
pengobatan yang tepat sehingga kondisi pasien
tidak memburuk
 Rancangan HMO mencakup perlindungan
(coverage) terhadap pelayanan rawat inap,
pelayanan emergensi dan rawat jalan. Sebagai
tambahan, terdapat ketentuan mengenai
pemerikasaan medis yang teratur, imunisasi dan
tindakan pencegahan lain.

tujuan

 Semua rancangan yang mencakup perlindungan


(coverage), baik itu rawat inap atau rawat jalan,
kaca mata, alat bantu pendengaran dan alat-alat
prostetik semuanya ditunjukkan untuk
mempertahankan kesehatan yang baik

D. Home Health
1. Definisi home care
Home care (HC) menurut Habbs dan Perrin (1985) merupakan layanan
kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D dan Eric B.L, 1993)
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care
adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif
yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka
yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari penyakit.

Menurut Sherwen ( 1991 ) mendefenisikan perawatan kesehatan di


rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang di
lakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga, dan
masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang mereka hadapi.
Sedangkan menurut Stuart ( 1998 ) menjabarkan perawatan kesehatan di
rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang
merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan ( discharge planning ),
bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di
rumah ini biasanya dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula,
perawat komunitas dimana klien berada, atau tim khusus yang
menangani perawatn di rumah. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen
(2001) menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan
kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang
yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi
kesehatannya.

2. Tujuan home care


a. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan
kualitas hidup klien.
b. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota
keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.
c. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga.
d. Membantu klien untuk tinggal atau kembali ke rumah dan
mendapatkan perawatan yang di perlukan, rehabilitasi, atau
perawatan paliatim.
e. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.

3. Manfaat pelayanan home care


Menurut Ferry Efendi – Makhfudli, 2009 Perawatan kesehatan di
rumah juga memiliki manfaat baik untuk keluarga maupun perawat.
Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Manfaat untuk keluarga.
 Biaya kesehatan akan lebih terkendali
 Mempererat ikatan keluarga karena dapat
berdekatan dengan anggota keluarga yang lain
saat sakit
Merasa lebih nyaman karena berada di rumah
sendiri
b. Manfaat untuk perawat
 Memberikan variasi lingkungan kerja sehingga tidak jenuh
dengan lingkungan yang sama.
 Dapat mengenal lingkungan dan klien dengan baik
sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai
dengan situasi dan kondisi rumah klien.

4. Ruang lingkup pelayanan home care


Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan
home care adalah:
a. pelayanan medik; pelayanan dan asuhan keperawatan;
b. pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik;
c. pelayanan rehabilitasi medik dan keterapian fisik;
d. pelayanan informasi dan rujukan;
e. pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kesehatan;
f. higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan;
g. pelayanan perbantuan untuk kegiatan sosial.

5. Bentuk pelayanan home care


Berbagai bentuk pelayanan home care yang dapat dilakukan di
rumah. Tindakan tersebut antara lain:
a. pengukuran tanda-tanda vital;
b. pemasangan atau penggantian selang lambung (NGT);
c. pemasangan atau penggantian kateter;
d. pemasangan atau penggantian tube pernafasan;
e. perawatan luka dekubitus atau ulcer dan jenis luka lainnya;
f. penghisapan lendir dengan atau tanpa mesin;
g. pemasangan peralatan oksigen;
h. penyuntikan (IM, IV, Sub kutan);
i. pemasangan atau penggantian infus;
j. pengambilan preparat laboratorium (urin, darah, tinja, dll);
k. pemberian huknah;
l. perawatan kebersihan diri (mandi, keramas, dll);
m. latihan atau exercise, fisioterapi, terapi wicara, dan pelayanan
terapi lainnya;
n. transportasi klien;
o. pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan perawatan kesehatan;
p. konseling pada kasus-kasus khusus; konsultasi melalui telepon;
q. memfasilitasi untuk konsultasi ke dokter;
r. menyiapkan menu makanan;
s. menyiapkan dan membersihkan tempat tidur;
t. memfasilitasi terhadap kegiatan sosial atau mendampingi;
u. memfasilitasi perbaikan sarana atau kondisi kamar atau rumah.

6. Pemberi pelayanan home care


Pelayanan kesehatan ini diberikan oleh para professional yang
tergabung dalam tim home care. Menurut Setyawati (2004) tim
home care tersebut antara lain:
a. Kelompok profesional kesehatan, termasuk di dalamya adalah
ners atau perawat profesional, dokter, fisioterapis, ahli terapi
kerja, ahli terapi wicara, ahli gizi, ahli radiologi, laboratorium,
dan psikolog.
b. Kelompok profesional non kesehatan, yaitu pegawai sosial
dan rohaniawan atau ahli agama.
c. Kelompok non profesional, yaitu nurse assistant yang bertugas
sebagai pembantu yang menunggu untuk melayani kebutuhan
atau aktivitas sehari-hari dari klien. Kelompok ini bekerja di
bawah pengawasan dan petunjuk dari perawat.

Sedangkan menurut Allender (1997) pemberi pelayanan


dalam home health care meliputi:
 pelayanan keperawatan dapat diberikan oleh
registered nurse, perawat vokasional, pembantu
dalam home health yang disupervisi oleh perawat;
 suplemental therapiest meliputi terapi fisik, terapi
wicara, terapi okupasional, dan terapi rekreasi;
 pelayanan pekerja sosial.Unsure perawatan
kesehatan di rumah(Ferry Efendi-Makhfudli,2009).
Perawatan kesehatan di rumah terdiri atas 3 unsur,
yaitu : pengelolah pelayanan, pelaksana
pelayanan, dan klien.
a. Pengelolah pelayanan. Merupakan individu,
kelomok, ataupun organisasi yang
bertanggung jawab terhadap seluruh
pengelolaan pelayanan kesehatan rumah
baik penyediaan tenaga, sarana dan
peralatan, serta mekanisme pelayanan
sesuai standar yang ditetapkan.
b. Pelaksana pelayanan. Merupakan tenaga
keperawatan profesional bekerja sama
dengan tenaga profesional lain terkait dan
tenaga non-profesional. Pelaksana
pelayanan terdiri atas koordinator kasus dan
pelaksana pelayanan.
c. Klien. Merupakan penerima perawatan
kesehatan di rumah dengan melibatkan
salah satu anggota keluarga sebagai
penanggung jawab yang mewakili klien.
Apabila diperlukan keluarga dapat juga
menunjuk sesorang yang akan menjadi
pengasuh yang melayani kebutuhan sehari-
hari klien
.
7. Mendirikan Home Care
a. Kelembagaan Home Care
Secara kelembagaan, home care melekat dengan Rawat Inap
(Palaran) sebagai salah satu bentuk layanan medis yakni Rawat
Inap yang memiliki hirarki baku. Dalam institusi layanan kesehatan
(dalam hal ini milik pemerintah) semua sistem ada aturannya, dan
sudah tentu kompetensi medis diserahkan kepada dokter.
Selanjutnya dokter dapat mendelegasikan tindakan medis kepada
paramedis berdasarkan indikasi dan protap (prosedur tetap). Ini
dimaksudkan untuk melindungi pasien dan petugas, sehingga jika
terjadi sesuatu berkenaan dengan tindakan medis, dapat
dipertanggung jawabkan sesuai undang-undang dan kompetensi.
Kecuali jika Homecare tidak ada tindakan medis, maka perawatan
bersifat follow up, bisa jadi tidak diperlukan penanggung jawab
dokter.
Adanya kelembagaan Home Care mengacu pada UU No. 12
Tahun 1992 dan UU No. 29 tahun 2004, kompetensi tindakan
medis (praktek, homecare, klinik, balai pengobatan, RS dan lain-
lain) adalah seorang dokter sesuai Ketentuan Konsil Kedokteran
Indonesia. Artinya penanggung jawabnya seorang dokter atau
dokter gigi (dalam hal perawatan kesehatan gigi dan mulut).
Health home care dilakukan oleh tiga kelompok lembaga
berwenang, yaitu: Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat
(certified home health agency / CHHA); Program Perawatan
Kesehatan di Rumah Jangka Panjang (the long-term home health
care program (LTHHCP); dan Lembaga Berlisensi. Rinciannya
adalah sebagai berikut:
1) Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (CHHA)
Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi
individu yang mengalami penyakit akut untuk
menerima perawatan terampil yang dibutuhkan di
rumah mereka sendiri. CHHA memenuhi kebutuhan
individu dengan memberi berbagai jenis pelayanan,
termasuk pelayanan keperawatan terampil, terapi
wicara, terapi fisik dan terapi okupasi, pelayanan sosial
medis, asisten perawatan kesehatan di rumah (HHA),
konseling nutrisi, transportasi, peralatan, dan terapi
pernapasan.
CHHA juga memiliki program khusus, seperti
pelayanan kesehatan mental, pelayanan pediatrik,
program untuk anak dan ibu, dan program AIDS,
terdapat juga pelayanan berteknologi tinggi seperti
terapi intravena, kemoterapi di rumah, dan
penatalaksanaan nyeri. CHHA dikenal sebagai
program jangka pendek karena pelayanan yang
diberikan biasanya singkat

2) .Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka


Panjang (LTHHCP)
Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka
Panjang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan individu
yang menderita penyakit kronis di rumah. Merupakan
program yang memberikan pelayanan sosial dan
kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan
perawatan kesehatan di rumah dalam waktu yang
lama. Biaya pelayanan kesehatan pasien tidak boleh
lebih dari 75% biaya rata-rata perawatan institusional
jangka panjang di wilayah setempat. Pelayanan
keperawatan yang diberikan meliputi terapi fisik,
okupasi, dan wicara, pelayanan sosial medis,
dukungan nutrisi serta pelayanan perawatan personal.

b. Struktur Organisasi Home Care


Adapun susunan dari organisasi home care ini adalah:
1) Penanggung Jawab
a) Bertanggung jawab atas segala bentuk
pelayanan home care
b) Menerima konsultasi dari pelaksanaan home
care
c) Mengetahui segela bentuk perawtan bagi klien
2) Ketua Umum
a) Mengkoordinasikan tim pelayanan
b) Mengelola segala bentuk pelayanan yang
diberikan
c) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan
pembinaan terhadap kinerja pelayanan.
d) Membuat laporan kegiatan pelayanan
3) Ketua Pelayanan
a) Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan
perawatan
b) Menjalin komunikasi antar ketua pelaksanaan
Home Care
c) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan
pembinaan pelayanan Home Care.
4) Ketua Pelaksana 1, 2 dan 3
a) Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan
perawatan dengan timnya
b) Mengatur proses pelayanan Home Care
c) Menjalin kerjasama antar tim
d) Menyusun laporan kegiatan pelayanan
keperawatan di rumah
5) Pelaksana Pelayanan 1’
a) Melaksanakan pengkajian dan menentukan
diagnosa keperawatan
b) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan
c) Melaksanakan intervensi / tindakan
keperawatan sesuai rencana yang ditentukan
d) Mengevaluasi kegiatan/ tindakan yang diberikan
dg. berpedoman pada renpra.
e) Membuat dokumentasi tertulis pada rekam kep.
setiap selesai melaksanakan tugas
f) Memberikan pendidikan kesehatan
g) Melakukan usha promotif, preventif dan
edukasi.
6) Pelaksana Pelayanan 2
a) Memberikan terapi pada klien
b) Memantau perkembangan dan kemampuan
klien
c) Memberikan pengetahuan keluarga dan klien
tentang gizi yang tepat bagi klien
7) Pelaksana Pelayanan 3
a) Memberikan terapi medis yang sesuai
b) Menerima konsulan dari tim perawat
c) Mendiagnosa kemajuan klien.
c. Rencana Kegiatan Pelayanan Home Care
Rencana kegiatan meliputi beberapa fase, sebagai berikut :
1) Fase persiapan
Pada Fase pertama ini,perawat mendapatkan data tentang
keluarga yang akan dikunjungi dari Puskesmas atau Ibu
Kader.Perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk
kunjungan yang akan dilakukan.Kontrak waktu kunjungan
perlu dilakukan pada fase ini.
2) Fase Inisiasi (perkenalan)
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan.
Selama fase ini,perawat dan keluarga berusaha untuk
saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi
suatu masalah kesehatan.

3) Fase implementasi
Pada Fase ini,Perawat melakukan pengkajian dan
perencanaan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dimiliki oleh klien dan keluarga. Lakukan intervensi sesuai
rencana. Eksplorasi Nilai-nilai keluarga dan persepsi
keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan
kesehatan sesuai tingkat Pendidikan Klien dan keluarga
serta sediakan pula informasi tertulis
4) Fase terminasi
Fase ini perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan
berdasarkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan
bersama keluarga.Menyusun rencana tindak lanjut
terhadap masalah kesehatan yang sekarang di tangani
dan masalah kesehatan yang mungkin di alami oleh
keluarga sangat penting dilakukan pada fase terminasi.
5) Fase pasca kunjungan
Sebagai fase terakhir hendaknya perawat membuat
dokomentasi lengkap tentang hasil kunjungan untuk
disimpan di pelayanan kesehatan, dokumentasi tersebut
harus memenuhi aspek lengkap (komplit), jelas(clear), dan
dapat dibaca(legible). Adapun cara untuk melakukan
kunjungan yaitu:
a) angket
b) pertelepon
c) lewat email
d) Kunjungan

d. Penjadwalan Kunjungan
Penjadwalan kegiatan ditetapkan berdasarakan kesepakatan
bersama dengan klien. Jadwala pelaksanaan kegiatan ini
bisanya lebih sering dilakuakn pada saat pertama kemudian
secara bertahap akan berkurang seiring dengan kemajuan
klien. Akan tetapi pemantau perkembangan klien tidak dibiarka
begitu saja melainkan melalui via telepon dan kunjungan
bulanan saja. Mengenai jadwal kunjungan kami cantumkan
padalampiran

E. Public Health
kesehatan masyarakat adalah "ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui upaya
terorganisir dan pilihan informasi masyarakat, organisasi, publik dan
swasta, masyarakat dan individu."
Kesehatan Masyarakat adalah "Ilmu Seni dan mencegah penyakit,
memperpanjang Hidup dan Kesehatan meningkatkan Canada Upaya
terorganisir dan pilihan Masyarakat Informasi, Organisasi, dan Swasta
Publik, individu dan Masyarakat." (1920, CEA Winslow).
Hal ini terkait dengan ancaman terhadap kesehatan keseluruhan dari
masyarakat berdasarkan analisis populasi kesehatan. (1920, CEA
Winslow)
Ada 2 karakteristik yang berbeda dari kesehatan masyarakat:
1. Ini berkaitan dengan pencegahan daripada aspek kuratif
kesehatan Artikel Baru Ini berkaitan pencegahan kuratif daripada
Aspek Kesehatan
2. Ini berkaitan dengan tingkat populasi, bukan individu-tingkat
kesehatan masalah Ini berkaitan Artikel Baru tingkat populasi,
daripada tingkat individu

F. Struktur dan Fungsi Organisasi


1. Struktur organisasi
Adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan
bagian organisasi. Pada organisasi formal struktur direncanakan dan
merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara
berbagai komponen, sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif.
Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek
sistem yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat
interaksi peserta. Struktur organisasi-organisasi memberikan kerangka
yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan
dan penghubung antar posisi para anggota organisasi. Jika seseorang
memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat
mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.
Ada 5 bagian dasar organisasi yaitu :
a. The Operating Core.
Yang termasuk disini adalah para pegawai yang melaksanakan
pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi barang dan
jasa.
b. The Strategic Apex.
Yang termasuk di dalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak
(top management).
c. The Middle Line.
Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang
menjembatani manajer tingkat atas dengan bagian operasional.
d. The Technostructure.
Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi tugas
untuk menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk
standarisasi dalam organisasi.
e. The Support Staff.
Yang termasuk disini adalah orang-orang yang memberi jasa
pendukung tidak langsung terhadap organisasi ( orang-orang yang
mengisi unit staff).

Dalam kerja berorganisasi, kita biasa mengenal adanya struktur


organisasi. Struktur organisasi ini menggambarkan hirarki
tanggungjawab dan pembagian tugas dalam organisasi tersebut.
Kemahiran dan potensi setiap orang berbeda. Setiap orang memiliki
keunggulan dan kekurangannya sendiri. Dengan adanya positioning
yang tepat, keunggulan seseorang dapat menutupi kekurangan
orang lain dan demikian sebaliknya sehingga dapat terwujud suatu
tim yang solid. Tim yang solid bukan yang beranggotakan orang-
orang yang serba bisa, tetapi beranggotakan orang-orang yang
memiliki keahlian-keahlian tertentu tiap orangnya dan memiliki
positioning yang tepat.

2. Jenjang organisasi
a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPNI
b. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I) PPNI
c. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPP II) PPNI
d. Komisariat PPNI (pengurus pada institusi dengan jumlah anggota
25 orang)

3. Struktur organisasi tingkat pusat


a. Ketua umum
1) Ketua Pembinaan Organisasi
2) Ketua Pembinaan pendidikan dan latihan
3) Ketua Pembinaan pelayanan
4) Ketua Pembinaan IPTEK
5) Ketua Pembinaan kesejahteraan

b. Sekretaris Jenderal
Sekretaris berjumlah 5 orang yang dibagi sesuai dengan
pembidangan ketua-ketua dan Departemen
1) Departemen organisasi, keanggotaan dan kaderisasi
2) Departemen pendidikan
3) Departemen pelatihan
4) Departemen pelayanan di RS
5) Departemen pelayanan di puskesmas
6) Departemen penelitian
7) Departemen hubungan luar negeri
8) Departemen kesejahteraan anggota
9) Departemen pembinaan yayasan

4. Fungsi organisasi
Mengusahakan hubungan secara efektif antar orang-prang yang
melahirkan kerjasama yang efisien sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan. Dengan kata lain, suatu tugas yang dikerjakan secara
terorganisir seharusnya terselesaikan dengan lebih baik dan lebih
cepat daripada tugas yang sama yang dikerjakan dengan tidak
terorganisir.Maka jika kita “berorganisasi” tetapi hasil kerja kita
tidak lebih baik dan lebih cepat dibandingkan pekerjaan orang lain;
maka dapat dikatakan kita belum bisa berorganisasi.
Fungsi-fungsi pokok management berorganisasi :
 Perencanaan (Planning)
 Pengorganisasian (Organizing)
 Melaksanakan (Actuating)
 Pengawasan (Controling)
 Untuk : mencapai tujuan

5. Fungsi PPNI
a. Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak
sesuai dengan posisi jabatan, profesi dan lingkungan untukmencapai
tujuan organisasi
b. Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada program-program pembangunan manusia secara
holistic tanpa membedakan golongan, suku, keturunan,
agama/kepercayaan terhadap Tuhan YME
c. Menampung,memadukan,menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi
tenaga keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan
kesejahteraan tenaga keperawatan.

You might also like